Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paulus Anthony Halim
"Latar belakang: Azoxymethane AOM dan dextran sodium sulfate DSS adalah senyawa kimia yang sering digunakan untuk menginduksi kanker kolorektal pada tikus. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa azoxymethane dan DSS juga menyebabkan nefrotoksisitas. Omega 3 yang ditemukan pada minyak ikan diketahui memiliki efek protektif pada ginjal. Namun, omega 3 minyak ikan kaya masih sangat kurang dimanfaatkan di Indonesia. Untuk mempelajari fitur histopatologi ginjal pada tikus yang diinduksi AOM DSS setelah pemberian omega 3 minyak ikan kaya.
Metode: Mencit eksperimental yang telah diinduksi menggunakan AOM 10 mg kg dan DSS 2 selama 2 minggu dialokasikan secara acak ke dalam 4 kelompok sebagai berikut. Kelompok Kontrol tikus tidak menerima minyak ikan, tikus Kelompok Dosis Rendah menerima 1,5 mg minyak ikan, tikus kelompok Dosis Menengah menerima 3 mg minyak ikan, tikus Kelompok Dosis Tinggi menerima 6 minyak ikan mg hari. Minyak ikan kaya omega 3 diberikan selama 12 minggu. Pemeriksaan patologi dilakukan untuk menilai degenerasi tubular dan kongesti vaskular.
Hasil: Gambaran histopatologis yang ditemukan di ginjal adalah peradangan, degenerasi tubular, nekrosis, dan kongesti vaskular. Persentase 3 tubular degenerasi berat pada kelompok yang diberi minyak zaitun kaya omega 3 rendah, menengah, dan tinggi lebih rendah sebesar 17,5, 25, dan 37,5 masing-masing dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemberian omega 3 minyak ikan kaya menunjukkan persentase yang lebih sedikit dari tingkat kongesti 2 pembuluh darah moderat dibandingkan dengan kelompok kontrol namun, peningkatan dosis omega 3 minyak ikan kaya tidak menunjukkan persentase yang berbeda dari kemacetan pembuluh darah moderat di antara kelompok-kelompok.
Kesimpulan: Hasil menunjukkan efek omega 3 minyak ikan kaya untuk mencegah nefrotoksisitas pada tikus yang diinduksi oleh azoxymethane dan DSS.

Background: Azoxymethane AOM and dextran sodium sulfate DSS are chemical compounds frequently used to induce colorectal cancer in mice. Previous studies have shown that azoxymethane and DSS also cause nephrotoxicity. Omega 3 found on fish oil is known to have protective effect on kidney. However, omega 3 rich fish oil is still very underutilized in Indonesia.Aim To study the histopathologic features of kidney on mice induced AOM DSS after the administration of omega 3 rich fish oil.
Method: The experimental mice that had been induced using AOM 10 mg kg and DSS 2 for 2 weeks were allocated randomly into 4 groups as follows Control Group mice recieved no fish oil, Low Dose Group mice recieved 1.5 mg day fish oil, Medium Dose Group mice recieved 3 mg day fish oil, High Dose Group mice recieved 6 mg day fish oil. The omega 3 rich fish oil were given for 12 weeks. Pathology examination was done to grade tubular degeneration and vascular congestion.
Result: The histopathologic features found in the kidney were inflammation, tubular degeneration, necrosis, and vascular congestion. The percentage of severe 3 tubular degeneration on groups given low, medium, and high dose omega 3 rich olive oil were lower by 17.5 , 25 , and 37,5 respectively compared to control group. The administration of omega 3 rich fish oil showed less percentage of moderate 2 vascular congestion degree compared to control group however, increasing dose of omega 3 rich fish oil did not show different percentages of moderate vascular congestion among groups.
Conclusion: The result indicates the effect of omega 3 rich fish oil on preventing nephrotoxicity in mice induced by azoxymethane and DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Buana Wangi
"Kerusakan hati pada pasien dengan kanker kolorektal memberikan kontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas pada kelompok pasien ini. Minyak ikan kaya omega 3 memiliki efek imunomodulator dan antiinflamasi yang mungkin dapat menekan kerusakan hati pasien kanker kolorektal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian minyak ikan kaya omega-3 terhadap kerusakan hati pasien kanker kolorektal dengan menggunakan model mencit yang diinduksi dengan azoksimetan AOM dan dekstran sodium sulfat DSS.
Metode: Dua puluh empat ekor mencit balb/c dinduksi dengan AOM dosis 10 mg/kgBB dan larutan DSS 2 intraperitoneal. Mencit kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan: kelompok kontrol; kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis rendah 1,5mg/hari ; Kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis sedang 3mg/hari ; Kelompok yang diberi minyak ikan kaya omega-3 dosis tinggi 6mg/hari. Mencit dikorbankan setelah 10 minggu. Hati mencit kemudian diwarnai dengan hematoxylin eosin dan dilihat histopatologinya nekrosis, steatosis, inflamasi, displasia, dan obstruksi vena sentral menggunakan mikroskop cahaya.
Hasil: Terdapat perbedaan histopatologi yang bermakana kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi suplementasi minyak ikan kaya omega-3 pada jumlah fokus nekrosis p=0,029 untuk dosis rendah, p=0,001 untuk dosis sedang

Background Liver injury in colorectal cancer contributes to not only morbidity but also mortality in these patients. Omega 3 rich fish oil may reduce the liver injury by immune and inflammation modulation, the basis of liver injury in these patients.
The objective of this study is to find the effect of omega 3 rich fish oil supplementation to liver injury in colorectal cancer patient using mice model induced by azoxymethane AOM and dextran sodium sulfate DSS.
Method Twenty four balb c mice induced with AOM dose 10 mg kgBW and DSS 2 solution intraperitoneally. Mice were then divided into 4 group control group mice received low dose of omega 3 rich fish oil 1,5mg day group Mice received medium dose of omega 3 rich fish oil 3mg day group mice received high dose of omega 3 rich fish oil 6mg day group. The mice were sacrificed after 10 weeks. The livers smeared and observed under light microscope with histopathology indicator necrosis, steatosis, inflammation, displasia, and central vein obstruction.
Results There were significant histopathologic difference between control and mice that received omega 3 rich fish oil supplementation on the number of necrosis foci p 0.029 for low dose, p 0.001 for medium dose
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto Khiputra
"Kanker kolorektal merupakan kanker keempat paling umum di dunia. Azoxymethane dan dextran sodium sulfate umumnya digunakan untuk menginduksi kanker kolorektal pada tikus tetapi zat ini dapat menyebabkan nekrosis, steatosis mikrovesikular dan pembentukan nodul tumor pada jaringan hati. Ekstrak kedelai yang disebut lunasin dapat mencegah kanker terjadi tetapi masih sedikit atau tidak ada bukti pengaruhnya terhadap hati.
Tujuan Untuk mengetahui efek dari lunasin pada histopatologi hati yang diinduksi dengan AOM dan DSS.
Metode Sebuah penelitian eksperimental dilakukan menggunakan 20 tikus Balb c laki-laki disuntik dengan AOM dan DSS. Ada 4 kelompok kontrol, 20 mg kgBB dosis lunasin, 30 mg kgBB dosis lunasin dan 40 mg kgBB dosis lunasin. Sampel dari setiap hati tikus yang selamat kemudian diamati di bawah mikroskop dengan kekuatan pembesaran 400 kali. Jumlah fokus nekrotik, fokus steatosis dan fokus displastik kemudian dikuantifikasi.
Hasil dalam percobaan ini ekstrak lunasin dengan dosis 30 mg kgBB menghasilkan nekrosis yang lebih rendah 9,0 3,4 dibandingkan dengan kelompok kontrol 14,0 0,8 p 0,017 dan juga fokus steatosis yang lebih rendah 3,8 1,3 dibandingkan dengan kelompok kontrol 11,5 1,9 p 0,002. Tidak ada fokus displastik ditemukan pada sampel tikus.
Kesimpulan lunasin dapat mencegah perkembangan fokus nekrotik dan steatosis pada hati tikus yang diinduksi dengan AOM dan DSS.

Background Colorectal cancer is the fourth most common cancer in the world. Azoxymethane and dextran sodium sulfate are commonly used to induce colorectal cancer on mice but these substances could cause necrosis, microvesicular steatosis and formation of tumour nodule in liver tissue. An extract of soybean called lunasin could prevent cancer from happening but there is still little to no evidence of its effect on liver.
Aim To know the effect of lunasin on liver's histopathology induced with AOM and DSS.
Method An experimental study is carried out using 20 male Balb c mice injected with AOM and DSS. There are 4 groups control, 20 mg kgBW dose of lunasin, 30 mg kgBW dose of lunasin and 40 mg kgBW dose of lunasin. The sample of each surviving mice's liver is then observed under microscope with magnification power of 400 times. The number of necrotic foci, steatotic foci and dysplastic foci are then quantified.
Result in this experiment lunasin extract with dose of 30 mg kgBW resulted in lower necrotic foci 9,0 3,4 compared to control group 14,0 0,8 p 0.017 and also lower steatotic foci 3,8 1,3 compared to control group 11,5 1,9 p 0.002 . No dysplastic foci is found on mice's sample.
Conclusion lunasin could prevent the development of necrotic and steatotic foci on liver of mice induced with AOM and DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvan Wiyarta
"

Pendahuluan: Kanker kolorektal (KKR) merupakan salah satu jenis kanker dengan insiden yang tinggi di dunia. Pada 2012, tercatat sekitar 614.000 perempuan dan 746.000 laki-laki terdiagnosis KKR. Dari populasi tersebut, 694.000 orang meninggal karena KKR. Di Indonesia, KKR masuk ke dalam 10 besar jenis kanker dengan insiden tertinggi. Saat ini, banyak teknik terapi yang dikembangkan (radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi) untuk KKR. Akan tetapi, teknik tersebut belum memberikan hasil memuaskan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji terapi alternatif tatalaksana KKR dengan menggunakan minyak ikan, karena sampai saat ini belum ada penelitian in-vivo tentang penghambatan ekspresi TNF-α setelah pemberian minyak ikan pada sel KKR. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dari material biologis mencit  penelitian sebelumnya. Jaringan kolon mencit diinduksi AOM dan DSS dan dikelompokkan dalam 6 kelompok (normal (N), kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), kontrol pelarut (KPel), dosis 6mg/kgBB/hari (D1), dan dosis 3mg/kgBB/hari (D2)). Hasil dan Pembahasan: Hasil uji Tukey menunjukkan terdapat perbedaan antara K- dengan N (p<0,01**), N dengan D2 (p<0,05*), N dengan KPel**, K+ dengan K-**, K+ dengan KPel*, K- dengan D1**, K- dengan D2*, dan D1 dengan KPel*. Perbedaan bermakna antara D1 dan D2 terhadap K- (p<0,01 dan p<0,05) menunjukkan minyak ikan dapat menurunkan ekspresi TNF-α. Kesimpulan: Administrasi minyak ikan sebesar 6mg dan 3mg mampu menghambat ekspresi TNF-α pada sel epitel kolon mencit yang diinduksi AOM dan DSS.

 


Introduction: Colorectal cancer (CC) is one type of cancer with a high incidence in the world. In 2012, about 614,000 women and 746,000 men were diagnosed with CC. Of these, 694,000 people died because of the CC. In Indonesia, cancer is among the top 10 cancers that have the highest incidence. At present, many therapeutic techniques have been developed (radiotherapy, chemotherapy, and immunotherapy) for CC. However, this technique has not yet yielded satisfactory results. Therefore, this study wants to examine alternative therapies using fish oil., because until now there has been no in-vivo study about inhibition of TNF-α results after receiving fish oil on CC cells. Method: This research is a experimental study using the biologic material mice from previous studies. Colon tissue of mice was induced by AOM and DSS and grouped into 6 groups: normal (N), negative control (K-), positive control (K +), solvent control (KPel), dose 6mg/kgBW/day (D1), and dose 3mg/kgBW/day (D2)). Result and Dicussion: Tukey's test results show there are differences between K- with N (p <0.01**), N with D2 (p <0.05*), N with KPel **, K + with K - **, K + with KPel *, K- with D1 **, K- with D2 *, and D1 with KPel *. Significant differences between D1 and D2 on K- (p<0,01 dan p<0,05) indicate that fish oil can reduce TNF-α expression. Conclusion: Fish oil administration on 6mg and 3mg were able to inhibit the expression of TNF-α on mice’s colonic tissue induced with AOM and DSS.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avicenna Akbar
"Kanker kolorektal merupakan kanker dengan angka insidensi tertinggi ketiga di Indonesia. Kemoterapi, radioterapi, maupun operasi konvensional adalah terapi standar untuk kanker kolorektal. Sayangnya, banyak efek samping yang dilaporkan setelah diberikan terapu-terapi tersebut. Penelitian sebelum ini menemukan bahwa lunasin, suatu zat alami yang berasal dari kacang kedelai memiliki efek anti kanker. Namun, efek specifik lunasin dalam menghambat pertumbuhan jaringan kanker pada rektum masih tidak diketahui.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi lunasin dalam menghambat perkembangan histopatologi dari kanker kolorektal pada rektum tikus. 24 mencit diinjeksi dengan Azoxymethane AOM dan Dextran Sodium Sulphate DSS sebagai penginduksi kanker. Lunasin didapat dari ekstraksi kacang kedelai. Sampel mencit dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, kelompok lunasin dosis rendah 20mg/kg , dosis sedang 30mg/kg , dan kelompok dosis tinggi 40mg/kg . Spesimen rektum diambil setelah menerima perlakuan lunasin. Tanda-tanda inflamasi, hiperplasia, dan angiogenesis diamati menggunakan mikroskop. Lunasin terbukti dapat secara signifikan mengurangi inflamasi dan hiperplasia meski hanya menggunakan dosis rendah p

Colorectal cancer is a cancer with the third highest incidence rate in Indonesia. Chemotherapy, radiotherapy, and surgery are the standard treatment of colorectal cancer. Unfortunately, various side effect has been reported following those treatment. Lunasin is a natural substance in soy that have been reported to have anti cancer effect. However, the effect of lunasin to inhibit the progression of colorectal cancer in rectum is still unknown.
The aim of this study is to determine the inhibitory potential of lunasin against the progression of colorectal cancer in rectum of mice. 24 mice were injected with Azoxymethane AOM and Dextran Sodium Sulphate DSS intraperitoneally as cancer inducer. Lunasin was obtained from the extraction of soybean. The samples were divided into control group, low dose lunasin 20mg kg, medium dose lunasin 30mg kg, and high dose lunasin 40mg kg. The rectum specimen was taken following the lunasin treatments. Inflammation, hyperplasia, and angiogenesis in rectum specimens that represented histopathological signs were observed microscopically. The number of inflammation and hyperplasia were significantly reduced after low dose of lunasin p
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euginia Christa
"Latar Belakang: Dalam dekade terakhir, insidensi kanker usus halus telah meningkat lebih dari empat kali lipat. Insidensi ini diperkirakan akan terus meningkat akibat perubahan pola hidup. Terapi definitif dan utama saat ini adalah reseksi radikal segmen yang terserang kanker, dengan risiko yang cukup signifikan selama dan setelah terapi. Kemoterapi dan terapi neoadjuvan yang tersedia tidak menghasilkan efek yang diinginkan. Lunasin, peptida yang terkandung dalam kacang kedelai, dikenal dapat meningkatkan kesehatan sel secara epigenetik dan mengurangi inflamasi. Berangkat dari hal tersebut, ada kemungkinan bahwa ekstrak lunasin dapat menjadi terapi neoadjuvan yang efektif untuk kanker usus halus.
Metode: Sebanyak 20 ekor mencit jenis Balb/c dibagi ke dalam empat kelompok. Semua mencit diinduksi dengan azoxymethane dan dextran sodium sulfat. Selama enam minggu setelahnya, mencit akan diberi ekstrak lunasin dalam konsentrasi yang berbeda (0, 20, 30, dan 40 mg/ kgBB). Delapan minggu setelah induksi, mencit akan dikorbankan. Sel usus halus mencit akan diproses dan diwarnai dengan hematoxyllin-eosin, kemudian jumlah hiperplasia, displasia, angiogenesis, fokus inflamasi, dan sel goblet akan diamati di bawah mikroskop.
Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam jumlah displasia (p=0,000) dan angiogenesis (p=0,009) dalam kelompok-kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Namun, tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam jumlah hyperplasia, fokus inflamasi, dan sel goblet di antara kelompok-kelompok dengan pemberian lunasin dengan konsentrasi berbeda.
Kesimpulan : Pemberian ekstrak lunasin dapat meningkatkan hasil jumlah dysplasia dan angiogenesis secara non dose-dependent, namun tidak mempengaruhi faktor-faktor yang lain dalam proses karsinogenesis usus halus.

Background : Within the last decade, incidence of small bowel cancer has increased by more than fourfold. It is predicted that due to shift in diet and lifestyle, the numbers of incidence will steadily rise. The primary and only definite therapy for small intestine cancer is radical segmental resection, which carries side effects and risks during and after surgery. At the moment, available chemotherapy and neoadjuvant therapy do not exert significant result. Lunasin, a novel peptide originated from soybean, is believed to promote cellular health epigenetically and reduce inflammation. Thus, there is possibility that the lunasin extract may come off as a new and effective adjuvant therapy for small intestine malignancies.
Method: A total of 20 Balb/c mice were divided into four groups. The mice were induced with azoxymethane and dextran sodium sulfate. For the next six weeks, each group was given different concentration of lunasin extract. After eight weeks since the induction, the mice were sacrificed and the small intestinal tissue was harvested and stained using hematoxyllin-eosin. After that, the amount of hyperplasia, dysplasia, angiogenesis, inflammatory foci, and goblet cells will be observed under the microscope.
Results: There is significant difference in the amount of dysplasia (p=0.000) and angiogenesis (p=0.009) among the groups that receive different concentrations of lunasin. However, there is no effect of lunasin administration to the amount of hyperplasia, inflammatory foci, and of goblet cells.
Conclusion: Non dose-dependent administration of lunasin extract improves dysplasia and angiogenesis, but not other factors in small intestine carcinogenesis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Tamara
"Kanker kolorektal menyumbang 9,7% dari seluruh kasus kanker dan kejadiannya berhubungan dengan inflamasi kronik. Oleh karena terapi kanker saat ini masih memiliki banyak kekurangan, peptida dalam makanan semakin banyak diteliti karena murah, mudah didapat, toksisitas rendah, dan berpotensi mencegah kanker. Riset dilakukan untuk mengetahui apakah lunasin dari kacang kedelai dapat menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi TNF-I±  pada epitel kolon. Sebanyak 30 ekor mencit Swiss Webster dibagi ke dalam enam kelompok secara acak. Satu kelompok normal, sementara lima kelompok lainnya diinduksi karsinogenesis dengan azoxymethane dan dextran sodium sulfate, kemudian ada yang dibiarkan (kontrol negatif), diberi aspirin (kontrol positif), dan ekstrak kedelai kaya lunasin dalam tiga dosis berbeda (250, 300, dan 350 mg/kgBB) selama 4 minggu. Jaringan kolon distal diambil untuk diwarnai imunohistokimia dan diamati di bawah mikroskop cahaya pada pembesaran 400x untuk menghitung sel epitel berdasarkan intensitas warnanya. Indeks dihitung berdasarkan optical density score. Ekstrak kedelai kaya lunasin dapat menurunkan ekspresi TNF-I±. Perbedaan antara kontrol negatif dengan ekstrak bermakna pada dosis 300 mg/kgBB (p=0,016) dan 350 mg/kgBB (p=0,009), tetapi tidak bermakna dengan dosis 250 mg/kgBB (p=0,754). Penelitian ini menunjukkan penurunan ekspresi TNF-I± signifikan pada dosis ekstrak kedelai 300 mg/kgBB atau lebih.

Colorectal cancer contributes to 9.7% of all cancer and its pathogenesis is related to chronic inflammation. Because of there are some lacks in current cancer therapy, peptide in food becomes popular among researchers because it is cheap, easy to get, low toxicity, and a promising cancer preventing agent. This research aimed to investigate whether lunasin from soybean can reduce the expression of pro-inflammatory cytokine TNF-I± in colonic epithelial cell. 30 Swiss Webster mice randomly allocated to six groups. One group was normal and five groups were induced carcinogenesis using azoxymethane (AOM) and dextran sodium sulfate (DSS), then was given nothing (negative control), aspirin (positive control), and lunasin-rich soybean extract in three different doses (250, 300, and 350 mg/kgBW) for four weeks. Distal colon tissue was immunohistochemically stained and then observed under light microscope with 400X magnification to count epithelial cell based on its colour. Index was calculated using optical density score. Lunasin-rich soybean extract can decrease expression of TNF-I±. There are statistically significant between negative control and dose 300 mg/kgBW (p=0.016) and 350 mg/kgBW (p=0.009), yet not significant with dose 250 mg/kgBW (p=0.754). This research shows that reduction of TNF-I± expression is significant with dose 300 mg/kgBW or higher."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vannessa Karenina
"Latar belakang : Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker dengan peningkatan insidensi yang paling pesat dalam dekade terakhir. Peningkatan terbesar diperkirakan akan terjadi di negara berkembang akibat perubahan gaya hidup. Pilihan tata laksana kanker kolorektal yang ada saat ini, seperti pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi, diketahui belum mampu memberikan efek yang diinginkan. Dengan mempertimbangkan ketersediaan, harga, dan efek toksik, kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang berpotensi menjadi terapi adjuvan. Hal ini dikarenakan zat aktif yang terkandung dalam kedelai, yaitu protein lunasin, diketahui memiliki efek antiinflamasi dan antikanker yang bermanfaat pada kasus kanker kolorektal.
Metode : Sebanyak 30 ekor mencit Swiss Webster dipisahkan menjadi enam kelompok. Lima dari enam kelompok mencit diinduksi dengan azoksimetan (AOM) dan dekstran sodium sulfat (DSS). Ekstrak kedelai kaya lunasin dengan dosis 250 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB diberikan pada tiga kelompok mencit selama 6 minggu. Pewarnaan imunohistokimia terhadap COX-2 kemudian dilakukan pada jaringan kolon distal mencit yang telah dikorbankan, lalu diamati di bawah mikroskop. Hasil interpretasi ekspresi COX-2 dinyatakan dalam bentuk optical density score (ODS).
Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok negatif dengan kelompok intervensi ekstrak kedelai kaya lunasin pada dosis 300 mg/kgBB (p=0,047) dan 350 mg/kgBB (p=0,016).
Kesimpulan : Pemberian ekstrak kedelai kaya lunasin menghambat ekspresi COX-2 pada sel epitel kripta kolon distal mencit yang diinduksi AOM dan DSS.

Background : Colorectal cancer is one of the fastest growing incidences of cancer in the past decade. The highest increase is expected to occur in developing countries due to lifestyle changes. The choice of colorectal cancer management currently available, such as surgery, radiation therapy, and chemotherapy, is known to have not been able to give the desired effect. Taking into account the availability, price and toxic effects, soybeans are one of the food ingredients that have the potential to become adjuvant therapy. This is because the active substance contained in soybeans, namely lunasin protein, is known to have anti-inflammatory and anticancer effects that are beneficial in colorectal cancer cases.
Method : A total of 30 Swiss Webster mice were separated into six groups. Five of the six groups of mice were induced with azoximethane (AOM) and dextran sodium sulfate (DSS). Extracts of lunasin-rich soybean with a dose of 250 mg / kgBB, 300 mg / kgBW, and 350 mg / kgBB were given to three groups of mice for 6 weeks. Immunohistochemical staining of COX-2 was then carried out on the distal colon tissue of mice that had been sacrificed, then observed under a microscope. The results of interpretation of COX-2 expression are stated in the form of optical density score (ODS).
Result : There was a significant difference between the negative group and the intervention group of lunasin-rich soybean extract at a dose of 300 mg/kgBW (p = 0.047) and 350 mg/kgBW (p = 0.016).
Conclusion : Administration of lunasin-rich soy extracts inhibit COX-2 expression in cryptic epithelial cells of distal colon of mice induced by AOM and DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pater Dean Adare
"ABSTRAK Kanker kolorektal adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di beberapa negara di dunia. Inflamasi telah diketahui sebagai salah satu etiologi kanker kolorektal. Omega-3 diketahui memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi minyak ikan kaya omega-3 pada inflamasi kolon mencit yang diinduksi Azoksimetan AOM dan dextran sodium sulfat DSS dengan cara melihat ekspresi siklooksigenase-2 COX-2 , inducible nitric oxide synthase iNOS , dan -katenin. Pada studi ini 30 ekor mencit Swiss Webster dibagi menjadi 6 kelompok: 1 Kelompok kontrol negatif KN ; 2 Kelompok obat uji minyak ikan kaya asam lemak omega-3 dengan dosis 3 mg/hari Dosis-I ; 3 kelompok obat uji minyak ikan kaya asam lemak omega-3 dengan dosis 1,5 mg/hari Dosis-II ; 4 Kelompok kontrol pelarut minyak jagung KP ; 5 Kelompok kontrol positif aspirin ASP ; 6 Kelompok normal KNO . Kelompok 1-5 diinduksi dengan AOM 10 mg/kgBB intraperitoneal sekali, lalu 1 minggu kemudian diikuti dengan pemberian DSS 2 ad lib dalam air minum selama 7 hari. Setelah masa induksi dilanjutkan waktu perlakuan obat uji sesuai kelompok diatas selama 6 minggu. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok obat uji Dosis-I dan Dosis-II P>0.05 terkait ekspresi COX-2, INOS, dan -katenin dibandingkan dengan semua kelompok kontrol negatif. Perbedaan bermakna dalam ekspresi COX-2, INOS, dan -katenin dijumpai dengan membandingkan semua kelompok perlakuan dengan kelompok normal p

ABSTRACT
Colorectal cancer is one of the leading causes of cancer deaths in some countries of the world. Inflammation has been recognized as one of the etiologies of colorectal cancer. Omega 3 is known to have anti inflammatory properties. The aim of this tudy was to investigate the anti inflammatory effect of omega 3 enriched fish oil on inflammation of mice rsquo s colon by induction of azoxymethane AOM and dextran sodium sulfate DSS by analyzing the expression of cyclooxygenase 2 COX 2 , inducible nitric oxide synthase iNOS , and katenin. In this study we use 30 Swiss Webster mice divided into 6 groups 1 Negative control group KN 2 test group of fish oil with a dose of 1.5 mg day Dosis I 3 test group of fish oil with a dose of 3 mg day Dosis II 4 solvent control group of corn oil KP 5 Positive control group of aspirin ASP 6 Normal group KNO . Group 1 5 was induced with AOM 10 mg kgBB intraperitoneally once, then 1 week later followed by administering 2 ad lib DSS in drinking water for 7 days. After the induction period, continued treatment time based on group above for 6 weeks. There were no significant diffenrence in the test group Dosis I dan Dosis II p 0.05 related to COX 2, INOS, and catenin expression compared with all control groups. Significant differences in the expression of COX 2, INOS, and catenin were found by comparing all treatment groups with the normal group p
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Tjoa
"

Kanker kolorektal (KKR) merupakan kanker terbanyak ke-3 dengan mortalitas terbesar ke-2 di dunia. Penelitian menunjukkan KKR dapat terjadi melalui jalur inflamasi/colitis associated cancer (CAC). Zat antiinflamasi, seperti aspirin untuk mencegah CAC telah digunakan. Namun, efek samping yang timbul mendorong pencarian zat antiinflamasi alternatif, salah satunya adalah minyak ikan dengan kandungan omega-3. Penelitian Kusmardi, menunjukkan minyak ikan hasil limbah memiliki kandungan omega-3 yang cukup tinggi sebagai antiinflamasi. Penelitian menggunakan materi biologi tersimpan dari 30 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 1 kelompok normal/N dan 5 kelompok induksi KKR dengan AOM/DSS: kontrol positif/KP (aspirin), kontrol negatif/KN (salin fisiologis), dosis satu/D1 (minyak ikan 6mg/kgBB), dosis dua/D2 (minyak ikan 3mg/kgBB), dan kontrol pelarut/Kpel (minyak jagung). Mencit diterminasi setelah minggu ke-6 dan jaringan kolon diwarnai dengan imunohistokimia anti IL-6. Sepuluh lapang pandang untuk masing-masing spesimen diambil menggunakan mikroskop cahaya (400x) dan dianalisis menggunakan ImageJ® untuk mendapatkan persentase ekspresi IL-6. Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 24.0. Ekspresi IL-6 tidak berdistribusi normal (p<0,05). Uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil signifikan (p<0,05). Uji Mann-Whitney menunjukkan hasil signifikan antara KN dengan KP, N, dan D1 (p<0,05). Tidak ada perbedaan signifikan antara KP dengan kelompok N (p=0,15). Efek terapi minyak ikan 6mg/kgBB serupa dengan aspirin (p=0,69). Sementara itu, kelompok D2 (p=0,016) dan Kpel (p=0,008) berbeda signifikan dengan kelompok D1. Minyak ikan produk limbah dalam dosis 6mg/kgBB dapat menurunkan ekspresi IL-6 pada jaringan kolon mencit yang diinduksi KKR.


Colorectal cancer (CRC) is the world’s third most and second deadliest cancer. Studies show that CRC can result from inflammation, known as colitis-associated cancer (CAC). Anti-inflammation substances, such as aspirin are being used as CAC chemoprevention. However, its adverse effects lead to the searching for alternative anti-inflammation agents. One of them is omega-3 containing fish oil. Kusmardi and Tedjo studied that omega-3 level of industrial waste fish oil can be used as anti-inflammation agent. This experimental preclinical study was done using preserve mice colon tissue. Thirty male Swiss Webster mice are grouped into six different treatments consist of  one normal group/N and five AOM/DSS induced CRC group: positive control/PC (aspirin), negative control/NC (physiological saline), higher dose/D1 (fish oil 6mg/kgBW), lower dose/D2 (fish oil 3mg/kgBW), dan solvent control/SC (corn oil). Termination was done following six weeks of treatment and colon tissue was stained using anti IL-6. Ten colon’s histological images were taken by microscope (400x) and analysed for the IL-6 expression by ImageJ®. Statistical analysis was done using SPSS 24.0. Data are not normally distributed (p<0,05). Kruskal-Wallis test is significant (p<0,05) in addition to Mann-Whitney test shows N, PC, and D1 group has significant difference compare to NC group (p=0,008). No difference between PC and N group (p=0.15). Fish oil in 6mg/kgBW dosage is comparable to aspirin (p=0.69). In addition, lower dose (p=0,016) dan and solvent control (p=0,008) differs significantly to D1. Industrial waste fish oil in dosage of 6mg/kgBW can lower IL-6 expression in mice colon tissue induced CRC.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>