Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwin Satya Wairawan
"Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan objek wisata yang dikenal sampai macnanegara. Pada umumnya untuk dapat sampai ke objek wisata, wisatawan mengunakan alat transportasi udara. Tingginya penggunaan alat tranportasi udara di bandara silangit dengan objek wisata danau toba menjadi salah satu pelung untuk PT Pertamina untuk menjual avtur dengan skala besar di daerah tersebut. Penjualan avtur dengan skala besar membutuhkan tangki timbun yang digunakan untuk menampung bahan bakar avtur di bandara silangit. Pembuatan tangki timbun atau DPPU Depot Pengisian Pesawat Udara memiliki nilai investasi yang cukup tinggi dan membutuhkan studi kelayakan untuk menilai kelayakan investasi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 3 model kerjasama yang diberi nama KSO tipe A, KSO tipe B dan KSO tipe C miliki PT Pertamina untuk mengurani resiki dan biaya yang tinggi dalam investasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa KSO tipe B merupakan pilihan KSO yang memiliki nilai NPV tertinggi yaitu sebesar Rp 32.650.765.516 dengan IRR 25 dan Payback Period empat tahun satu bulan.

Indonesia has a lot of islands and tourism object already known to foreign tourists. In general, to be able to get to the attractions, tourists use air transportation. The high use of air transport at the airport Silangit with attraction of Lake Toba become an opportunity to PT Pertamina to sell aviation fuel on a large scale in the area. A large scale of aviation fuel rsquo s sales requires a storage tank used to fill up aviation fuel at the airport Silangit. Building the storage tank or DPPU Depot Filling Aircraft has an investment value is quite high and requires a feasibility study to assess the feasibility of the investment. This research was conducted by analyzing three models of cooperation that is named KSO type A, KSO type B, and KSO type C that owned by PT Pertamina to reduce risk and reduce the high cost of investment. The results of this study stated that KSO type B is the best option that has the highest NPV value of Rp 32,650,765,516 with an IRR of 25 and a payback period of four years and one month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal
"Pembangunan tangki avtur di DPPU Kertajati diperlukan sebagai tindak lanjut pemerintah terhadap pembangunan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Praktik keinsinyuran bertujuan untuk mendesain tangki avtur kapasitas 2000 KL. Tangki avtur berkapasitas 2000 KL didesain berdasarkan perhitungan yang mengacu pada Code dan Standard yang berlaku secara internasional API 650 dan JIG 2. Data dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil desain sesuai API 650, tangki avtur kapasitas 2000 KL yang akan dibangun di DPPU Kertajati memiliki diameter 18m dan tinggi 9.7m. Tebal plat bottom dan annular 8mm. Tebal shell pertama 8mm, kedua 8mm, ketiga 6mm, keempat 6mm. Tebal plat roof 6mm. Sedangkan desain tangki avtur berdasarkan JIG 2 harus dilakukan pengecatan pada sisi dalam tangki (internal coating), memiliki floating suction, memiliki tiga sampling point (upper, middle, lower) yang terkoneksi dengan sampling jar.

he construction of an avtur tank at the Kertajati DPPU is needed as a follow-up to the government's development of the West Java International Airport (BIJB) in Kertajati, Majalengka. The engineering practice aims to design an avtur tank with a capacity of 2000 KL. The avtur tank with a capacity of 2000 KL is designed based on calculations that refer to the internationally accepted Code and Standards API 650 and JIG 2. Data were analyzed using Microsoft Excel. Based on the design results according to API 650, the avtur tank with a capacity of 2000 KL, which will be built at the Kertajati DPPU, has a diameter of 18m and a height of 9.7m. The bottom and the annular plate thickness is 8mm. The first shell thickness is 8mm, the second 8mm, the third 6mm, and the fourth 6mm. The roof plate thickness is 6mm. While the avtur tank design based on JIG 2 must be coated on the inside of the tank (internal coating), have floating suction, and have three sampling points (upper, middle, lower) connected to the sampling jar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Faita Rizkiaputeri
"Manajemen risiko yang buruk adalah salah satu penyebab utama kegagalan sebuah proyek. Penelitian ini membahas pengukuran risiko teknis untuk proyek pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara DPPU di wilayah Sumatera Utara, khususnya wilayah Silangit, Sibolga, dan Gunung Sitoli. Pengukuran risiko dilakukan untuk menyusun strategi mitigasi risiko yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek. Metode pengukuran risiko dilakukan dalam empat tahapan, yaitu identifikasi risiko, pengukuran dampak dan probabilitas risiko, klasifikasi risiko, dan mitigasi risiko. Dari proses pengukuran risiko, didapatkan 65 faktor risiko yang kemudian dikelompokkan ke dalam empat kejadian risiko yaitu kerusakan sarana dan fasilitas pembangunan DPPU, keterlambatan pengerjaan pembangunan DPPU, kecelakaan kerja, dan kendala finansial. Strategi mitigasi yang diusulkan terkait dengan pemilihan jenis tangki yang digunakan, pemilihan pemasok material, kontraktor, dan moda transportasi material yang digunakan, penyediaan peralatan yang dibutuhkan, dan pelaksanaan pelatihan dan pengontrolan rutin.

Poor risk management is one of the main cause of project failure. This research is made to measure technical risk for the construction project of Aircraft Filling Depot in North Sumatra, especially Silangit, Sibolga, and Gunung Sitoli area. Risk measurement is done to create mitigation plans that need to be done in this project. The methods of measuring risk is done in four steps, which are risk identification, impact and probability measurement, risk classification, and risk mitigation. From the risk measurement process, 65 risk factors were identified and then classified to four risk events, which are facility damage, delay in construction project, work accident, and financial constrain. The proposed risk mitigation strategy includes the selection of storage tank type, selection of supplier, contractors, and material transportation method, provision of essential equipment, and implementation of routine training and monitoring."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairudin
"Pemanfaatan Pemanas air berbasis energi matahari atau dikenal Solar Water Heater mulai memasyarakar khususnya di Indonesia. Energi matahari sebagai pembangkit tenaga adalah energi yang tidalc memburuhkan biaya unruk mendapatkannya dan ramah Iingkungan Dengan demikian pengembangan pemanas air tersebut menjadi salah satu alternatif yang diminati konsumen.
Pada solar water terdapat dua komponen yang utama yaitu tangki penyimpanan dan koiektor. Pada umumnya tangki penyimpanan terbuat dari baja iahan karat sedangkan kolektor Ierbuat dari lembaga. Permasalahan yang terjadi adalah kegagalan pada tangki yaitu adanya kebocoran sebelum mosa umur pakai kurang dari 5 tahun.
Untuk mengetahui penyebab kebocoran, dilakukan prosedur analisa kegagalan terhadap sampel material solar water hearer sehingga dapat dilakukan iangkah-Iangkah pencegahannya yang dapa! memperpanjang umur pakai tangki lersebui.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi piring dan crevice pada base material akibat pengaruh media korosif yang mengandung ion khlorida serta temperatur yang relatjpanas (sekitar 80°C). Kecenderungan terjadinya piring ditunjukkan dengan pengujian kurva polarisasi siklik Pada kenaikan temperatur korosi pirting makin mudah terjadi yang ditunjukkan dengan menurunnya breakdown poteniial dari + 0,260 V vs kalomel pada Iemperalur ruang (28° C) menjadi - 0,130 V vs kalomel pada temperatur 80°C serra rapat arus pasU"dari sekitar 104 Amp/cm? pada temperarur ruang menjadi sekilar .105 Amp/cmz. Kebocoran yang diakibarkan oleh laorosi pitting dari bagian dalam tang/ci selanjutnya menyebabkan terjadinya korosi crevice pada bagian Iuar tangki.
Selain itu terjadi pula korosi retak tegang (SCC) yang berupa intergranular dan transgranular cracking di sekitar daerah lasan serta adanya sensitisasi pada daerah HAZ Hieat ajected zone) yang menyebabkan preszpirasi karbida di baras burir. Ha! ini terjadi akibar pengaruh prose: pengelasan pada saat fabrikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Suparto
"ABSTRAK
Pertamina merupakan perusahaan negara yang bertugas memenuhi kebutuhan minyak nasional. Salah satu tugasnya mendistribusikan minyak dari kilang pengolahan sampai ke konsumen. Distribusi minyak dilakukan melalui berbagai cara dan menggunakan berbagai moda transportasi. Minyak dari kilang dikirim ke terminal kemudian depot dan pengecer. Konsumen dapat menerima minyak dari pengecer maupun langsung dari terminal dengan menggunakan kereta api, truk tangki maupun kapal tanker.
Terminal P.Sambu merupakan bagian dari sistem distribusi minyak nasional yang melayani depot-depot di wilayah Indonesia bagian barat. Selain menerima input minyak dari kilang-kilang dalam negri, Terminal PS juga menerima minyak impor dari Singapura. Kegiatan lain ialah melaksanakan ekspor minyak dari "Floating storage". Seluruh kegiatan ini hanya dapat dilakukan dengan kapal tanker dan tongkang saja.
Masalah yang ingin ditinjau adalah bagaimana kondisi fasilitas Terminal PS baik dermaga dan tangki dalam melayani kebutuhan minyak dimasa mendatang karena diperkirakan kebutuhan minyak akan terus meningkat. Kedua fasilitas tersebut saat ini dalam kondisi baik dan dapat memenuhi semua permintaan minyak. Disamping itu apakah mungkin memindahkan stok minyak yang ada di floating storage ke darat.
Untuk keperluan diatas digunakan metode Holt-winters guna meramal kebutuhan minyak di masa mendatang berdasar pada data pemakaian minyak sejak tahun 1990 sampai 1997 dan membuat model Simulasi untuk mengetahui perilaku sistem sampai tahun 2001.
Pembuatan model Simulasi harus mempelajari sistem yang ada dan mengumpulkan data-data yang berhubungan. Data-data tersebut sangat menentukan keakuratan output. Data thn 1997 dijadikan basis. Pembuatan model menggunakan Bahasa SIMAN dan software ARENA. Kemudian dilakukan percobaan selama I tahun dimulai dari tahun 1998 sampai 2001 dengan melakukan 16 replikasi setiap tahunnya.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada tahun 2001 minyak IFO membutuhkan penambahan suplai sedangkan minyak ADO kelebihan suplai. Inventori minyak di floating storage dapat dipindahkan ke darat karena kapasitas tangki yang tersedia masih cukup besar. Namun perlu adanya penambahan dermaga untuk melayani pergerakan kapal yang semakin bertambah. Dengan pemindahan tersebut dapat dihemat US$ 2,280,000.00 pertahun.
Kesemua hasil diatas tentunya dengan keterbatasan data input yang diperoleh dan beberapa asumsi yang digunakan dalam pembuatan model dan melaksanakan percobaan. Tesis ini dapat dilanjutkan untuk mempelajari kemungkinan meningkatkan waktu pelayanan dermaga yang terkait dengan jumlah penambahan dermaga Baru."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Maulana Miraza
"Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta berdampak pada kebutuhan transportasi udara sehingga dibangun bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo, Yogyakarta. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar Avtur Jet A1 di YIA, PT. Pertamina Patra Niaga (PPN) selaku penyuplai membangun Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang berlokasi di area bandara YIA Kulon Progo. Pekerjaan Project Pembangunan Aviation Hydrant System dan Depot Pengisian Pesawat Udara Kulon Progo milik PPN ini dibangun menggunakan kontraktor yaitu PT. JGC Indonesia (JIND). Untuk memenuhi kebutuhan daya listriknya, DPPU mendapat suplai tegangan 20 kV dari PT. Angkasa Pura (AP). Disalurkan ke panel Medium Voltage (MV) Switchgear 20 kV, kemudian diturunkan tegangan nya menjadi 400 V menggunakan transformator daya 20 kV / 400 V, 1600 kVA. Lalu disalurkan ke panel Low Voltage (LV) Switchgear 400 V. Panel ini terbagi menjadi 2 busbar, busbar A mendapat suplai 20 kV dari AP, busbar B mendapat suplai 400 V dari 2 buah Diesel Engine Generator dengan kapasitas masing-masing 800 kVA. Dari panel ini, peralatan-peralatan di DPPU mendapat suplai daya. Transformator daya menjadi salah satu komponen utama dalam sistem kelistrikan di DPPU, sehingga harus terjaga kualitas dan kehandalan dalam menjalankan operasinya. Sehingga untuk menjamin mutu tersebut, maka perlu dilakukan inspeksi (pemeriksaan) baik dokumen, fisik secara visual, maupun fungsinya, sesuai dengan spesifikasi peruntukannya. Pembuktian kehandalan dilakukan dengan melakukan serangkaian pengujian transformator dengan acuan standar IEC 60076-1. Dan hasil pengujian menunjukan lolos acceptance criteria sehingga transformator layak dioperasikan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan telah diselesaikan secara profesional dengan menjalankan prinsip dasar kode etik insinyur serta memperhatikan aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan (K3LL).

The rapid economic growth in Yogyakarta has had an impact on the need for air transportation, so the new Yogyakarta International Airport (YIA) airport was built in Kulon Progo, Yogyakarta. To fulfil the need for Avtur Jet A1 fuel at YIA, PT. Pertamina Patra Niaga (PPN) as the supplier built an Aircraft Filling Depot located in the YIA Kulon Progo airport area. Construction of Project Pembangunan Aviation Hydrant System dan Depot Pengisian Pesawat Udara Kulon Progo that belongs to PPN, was built by contractor PT. JGC Indonesia (JIND). To cover its electrical power needs, DPPU receives a 20 kV voltage supply from PT. Angkasa Pura (AP). Lined to the 20 kV Medium Voltage (MV) Switchgear panel, then the voltage is reduced to 400 V using a 20 kV / 400 V, 1600 kVA power transformer. Then it is distributed to the 400 V Low Voltage (LV) Switchgear panel. This panel is divided into 2 busbars, busbar A gets a 20 kV supply from the AP, busbar B gets a 400 V supply from 2 Diesel Engine Generators with a capacity of 800 kVA each. From this panel, the equipment in the DPPU gets a power supply. The power transformer is one of the main components in the electrical system at DPPU, so quality and reliability must be maintained in carrying out its operations. So, to guarantee the quality, it is necessary to carry out inspections (examinations) of both documents, physical visuals, and functions, in accordance with the specifications. Proving reliability is carried out by carrying out a series of transformer tests with reference to the IEC 60076-1 standard. And the test results show that it passes the acceptance criteria so that the transformer is suitable for operation according to requirements. Activities have been completed professionally by implementing the basic principles of the engineer's code of ethics and paying attention to aspects of Safety, Occupational Health and Environmental Protection (K3LL)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Atikarani
"Peningkatan jumlah penumpang dengan menggunakan pesawat terbang berdampak kepada penambahan jumlah ataupun rute pesawat yang ada saat ini. Seiring dengan hal ini juga terdapat komponen penting yang akan mengalami peningkatan, yaitu bahan bakar avtur. Dalam distribusi avtur sendiri terdapat beberapa tipe pengantaran distribusi. Salah satunya dengan dengan menggunakan mobil tangki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rute pendistribusian bahan bakar avtur yang optimal dalam sisi harga minimum pendistribusian dengan menggunakan model optimasi. Sehingga dengan ditentukannya model optimasi pendistribusian akan menghasilkan harga yang paling minimum dengan menggunakan pemilihan kapasitas mobil tangki dalam proses pengantaran.
Penelitian ini menggunakan metode Integer Linear Programming dalam menentukan biaya bahan avtur yang paling minimal dan menggunakan Excel Solver dalam penyelesaian pengolahan data. Dari hasil pengolahan data menghasilkan rute baru untuk pendistribusian dan keputusan menggunakan salah satu tipe kapasitas mobil tangki. Model penelitian ini akan menjadi rekomendasi untuk meminimumkan biaya distrubusi pengantaran bahan bakar avtur atau jenis bahan bakar yang lainnya.

Increasing the number of passengers using the airccraft have the impact of adding a routes the aircraft recently. In a row with this situation also have a critical component will be increase, there is aviation fuel. In aviation fuel distribution itself have a several types of delivery distribution . One of them is using a vehicle tank. This research purpose to determine optimize route of distribution aviation fuel with the aspect of minimize the cost of distribution using the optimization model. With the result that determines model for optimize distribution will give the output the minimum price by using one of type a vehicle tank in process delivery.
This research using a integer linear programming method to determining minimum cost of distribution aviation fuel and using Excel Solver to completed processing the data. Output from processing data give a new route to distribute and decision to using one type of vehicle tank based on capacity. This research model will be recommendation to minimize the cost to distribution aviation fuel or another type of fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felisa Dwi Pramesthi
"Penggunaan batubara yang dikategorikan sumberdaya tak terbarukan sebagai bahan bakar tanur semen memberikan kontribusi emisi CO2 sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan energi terbarukan dengan pemanfaatan limbah dalam rangka penurunan konsumsi batubara dan penurunan emisi CO2. Kajian mendalam mengenai pemanfaatan kembali energi yang terkandung pada limbah dengan teknologi co-processing dilakukan di Plant 8, PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk, Citeureup. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2009 untuk menganalisis penggunaan bahan bakar alternatif (BBA) pada periode 2007-2008. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa co-processing memenuhi unsur-unsur keberlanjutan seperti economically profitable, socially acceptable dan environmentally sound manageable. Secara khusus, kesimpulannya yaitu: (1) Kriteria pemilihan BBA dalam industri semen: nilai kalori, kandungan air dan kemudahan penanganan, (2) Kendala pemanfaatan BBA: kualitas biomassa yang fluktuatif, kuantitas limbah yang memenuhi syarat belum mencukupi dan kendala berupa biaya investasi serta operasional yang tinggi, (3) BBA jenis sekam, cangkang kelapa sawit dan limbah industri memiliki keberlanjutan pasokan relatif stabil, sedangkan serbuk gergaji tidak dapat mencukupi konsumsi BBA di masa mendatang. Perkiraan kontinuitas pasokan BBA ini tidak memperhitungkan penggunaan BBA sebagai bahan bakar rumah tangga dan bahan dasar pupuk organik, (4) Penggunaan BBA (2007-2008) mampu mensubstitusi kalor sebesar 9,69% dan memberikan penurunan biaya bahan bakar sebesar 8,95%, (5) Pemanfaatan biomassa yang dikategorikan memiliki energi bebas CO2 (2007-2008) memberikan penurunan emisi CO2 sebesar 7,49%, (6) Teknologi co-processing pada tanur semen, memberikan penerimaan (kompensasi) untuk tiap LB3 yang masuk sebesar US$ 5-30/ton, sesuai dengan karakteristik limbah. Selain itu, lumpur minyak ITP juga dapat diolah secara mandiri sehingga mengurangi biaya yang seharusnya dikeluarkan jika pengolahanya diserahkan kepada instansi pengolah limbah"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mulyono
"Sejalan dengan perkembangan kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri, maka permasalahan dalam suplai dan distribusi bahan bakar minyak akan semakin komplek, karena besar dan luasnya jangkauan distribusi yang harus dilayani. Mengingat Indonesia negara kepulauan, maka peranan armada tanker (transportasi laut) dalam suplai dan distribusi BBM dalam negeri, memegang peranan yang sangat vital dan strategis, hal ini terlihat hampir 70% kebutuhan BBM disuplai dan didistribusikan dengan armada tanker/tongkang.
Pola suplai distribusi BBM yang menitik-beratkan terjaminnya ketersediaan BBM dengan jumlah, kualitas dan waktu yang tepat atau dikenal dengan "security of supply", dimana mendatang tentu tidak dapat dipertahankan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan kajian (optimasi) atas pola suplai distribusi yang diterapkan, untuk mencapai pola suplai yang optimum.
Optimasi pola suplai distribusi BBM dalam negeri terpusat pada pemilihan rute pengiriman produk (BBM) dari sumber ke tujuan dalam jaringan distribusi, sehingga total biaya transportasi dapat diminimumkan. Optimasi dimulai dengan melihat gambaran verbal pola suplai distribusi yang ada, menentukan tujuan yang hendak dicapai, memperhatikan kendala yang dihadapi (variabel transportasi), kemudian diterjemahkan kedalam matrik transportasi dan diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak (program komputer) Quantitative System For Business (QSB). Pola suplai distribusi BBM dalam negeri akan selalu berubah secara dinamis mengikuti perubahan yang terjadi pada variabel transportasi yaitu suplai BBM kilang, permintaan dari depot, kapasitas tangki timbun, kapasitas dermaga, jarak antara supply point dan discharges point, kondisi geografis dan lokasi dummy (lokasi floating storage untuk menampung BBM impor).
Dari hasil optimasi, terlihat bahwa pola suplai distribusi yang diterapkan saat ini masih belum optimal, maka untuk tahap pertama perlu segera diterapkan pola suplai distribusi existing dimana potensi efisiensi yang dapat dilakukan sebesar US $ 21,933,222 atau Rp. 175.465.776.000,- per tahun tanpa adanya investasi. Mengingat pola suplai distribusi existing bukan merupakan pola suplai distribusi optimum, maka langkah selanjutnya adalah merubah dari pola suplai distribusi existing ke pola suplai distribusi optimum (diperlukan investasi), dimana potensi efisiensi sebesar US $ 32,997,862 atau Rp. 263.982.896.000,- per tahun.
Lokasi dummy (floating storage) di Tlk. Semangka dan Kalbut, masih dapat dipertahankan apabila total biaya sewa lebih kecil atau sama dengan US $ 14,130,040.0 per tahun. Bila biaya sewa floating storage lebih besar dari US $ 14,130,040.0 per tahun, maka fungsi floating storage tersebut dapat digantikan oleh transit terminal Tanjung Gerem dan transit terminal Manggis (diperlukan investasi untuk mengembangkan kedua transit terminal tersebut).

The trend of oil Fuel's demand in domestic always increases, hence the problem in supply and distribution of oil fuel will become more complex because of the scope of area which must be served. Indonesia is an archipelago country, so sea transportation has significant contribution in supply and distribution of oil fuel. It can be seen that almost 70% oil fuel's demand is supplied and distributed by tanker.
The model of oil fuel's supply and distribution, which based on security of supply, in the future will be obsolete. It needs to be evaluated to get optimum model.
Optimizing process will be focused in choosing route for distributing oil fuel from supply points to discharge points, to get minimum total transportation cost. Optimizing will be started with evaluating existing model, set up the objective, considering constrains (transportation variables), transfer it into transportation matrix, and will be solved by Quantitative System for Business (QSB). The optimum model always change following the change of transportation variables for instance supply from refinery, demand from depot, storage capacity, jetty capacity, distance between supply point and discharge point, geography condition, and dummy location (floating storage location for import oil fuel).
The existing model has not fully applied (uses tramper model). Subsequently the first step is doing fully applied existing model which has potential efficiency about US$ 21,933,222 or Rp 175.465.776.000,- per year without any investment. The existing model is not an optimum one; therefore it will be followed by second step that is change the existing model into optimum model (it needs investment), which has potential efficiency around US$ 32,997,862 or Rp 263.982.896.000,- per year.
Floating storage location in Teluk Semangka and Kalbut still optimum if its total rent cost is US$ 14,130,040 or less per year. On the other hand, if total rent cost of floating storage is more than US$ 14,130,040 per year, floating storage must be changed by expansion of Transit Terminal Tanjung Gerem and Transit Terminal Manggis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>