Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pranaya Ganendra Putra
"Baja adalah salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia. Baja digunakan dalam berbagai aplikasi seperti, otomotif, gadget elektronik, bahan struktural, dll. Dengan demikian, dibutuhkan bijih besi dalam jumlah yang besar untuk diolah demi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Bijih besi kadar tinggi menjadi langka karena produk mereka menghasilkan produk besi bermutu tinggi. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah dengan memanfaatkan bijih besi kadar rendah. (Fe total <60% massa). Dalam penelitian ini, bijih besi kadar rendah dari Lampung, Indonesia direduksi menggunakan batubara subbituminous dari Kalimantan, Indonesia. Dengan memanfaatkan reduksi langsung, pig iron nugget berhasil diproduksi. Terak pig iron nugget kemudian diperiksa lebih lanjut dengan XRD, XRF, SEM-EDAX. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari dua elemen, suhu dan waktu. Variabel yang disebutkan adalah: 1450 & 1400 ° C untuk variabel suhu dan 40 & 30 menit untuk waktu holding. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa terak yang telah dihasilkan cukup mirip dari segi morfologi dan mikro, tetapi hanya sample1.400°C / 30 menit yang memiliki perbedaan. Sample tersebut memiliki pori-pori di dalamnya dan memiliki jumlah tertinggi karbon dan Fe (wt%) di dalamnya. Fase dalam terak juga sebagian besar amorphous kecuali sample 1450°C / 30 menit yang menyatakan bahwa slag memiliki fase SiO2 dan memiliki carbon didalamnya.

Steel is one of the most important aspects in the human lives. Steel is used in many applications such as, automotive, electronic gadgets, structural materials, etc. Thus, needing large amounts of iron ores to be processed for that demands. High-grade iron ores has become scarce due to its high-grade iron products. One of the solution for this problem is by utilizing low-grade iron ores (total Fe < 60 mass%). In this research, a low grade iron ore from Lampung, Indonesia was reduced using a subbituminous coal from Kalimantan, Indonesia. By utilizing direct reduction, pig iron nugget was successfully produced. The pig iron nuggets slag was then further examined using XRD, XRF, and SEM-EDAX. In this research, the controlled variables which are used consists of two elements, temperature and time. The variables mentioned are: 1450 & 1400°C for the temperature variable and 40 & 30 minutes for the holding time variable. From this research, it was found that the slags which has been produced are quite similar in morphology and microstructure, besides the 1400°C/30 minutes which has pores in it and has the highest amount of carbon and Fe wt% in it. The phases in the resulted slags are also mostly amorphous except the 1450°C/30 minutes which states that the slag has a SiO2 phase and also has carbon reside in it.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhavira Yasmine
"Inokulasi dan penambahan elemen paduan umum digunakan dalam industry besi tuang (cast iron) untuk mendapatkan mikrostruktur tertentu. Silicon adalah salah satu elemen paduan yang paling penting dan sering ditambahkan dalam bentuk FeSi. Untuk menyelidik efek ini, potongan besi tuang dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan dicairkan untuk dicelupkan sampel FeSi. Dalam eksperimen ini, temperature pencelupan yang dipilih adalah 1350 ̊C, 1420 ̊C dan 1490 ̊C. Analisa dari mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM) menunjukkan bahwa penambahan FeSi menghasilkan perbedaan kurva pendinginan dan pembentukan zona reaksi. Studi mikrostruktur menunjukkan bahwa penambahan FeSi menghasilkan pembentukan grafit.

Inoculation and adding alloying elements are commonly used in cast iron industry in order to obtain certain microstructure. Silicon is one of the most important alloying elements and often added by FeSi. To investigate these effects, cast iron scraps were cut into smaller sizes and melted for the FeSi samples to be dipped into. The dipping temperatures chosen for the experiment are 1350 ̊C, 1420 ̊C and 1490 ̊C. Optical microscope and scanning electron microscope analysis does show that FeSi addition resulted in different cooling curves and formation of reaction zones. Microstructural studies show that FeSi addition resulted in graphite formation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ramadhan Putra
"Inovasi terhadap memproses bijih besi sangat banyak. Dalam proses reduksi, banyak orang cenderung memilih bijih besi kadar tinggi. Di Indonesia, bijih besi yang ada memiliki kadar rendah. Dibutuhkan perhatian khusus agar dapat memproses bijih besi ini. Dengan memanfaatkan bijih besi asli Indonesia, kita dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Bijih besi asal Lampung di reduksi dengan memanfaatkan batu bara yang juga berasal dari Indonesia Kalimantan . Proses reduksi dilakukan dengan memvariasikan temperatur dan waktu. Sampel yang sudah dicampur batu bara, bentonite, dan CaCO3, dimasukkan kedalam furnace sampai temperatur yang diinginkan. Setelah sampai pada temperatur yang diinginkan, temperatur ditahan sesuai waktu yang telah ditentukan. Setelah proses reduksi selesai, produk diteliti dengan menggunakan SEM, XRD. Berdasarkan tes XRD, keempat produk sukses membuat metallic iron. Derajat reduksi akan meningkat dengan semakin naiknya temperature. Namun hal ini masih bergantung pada hasil yang didapatkan. Derajat metalisasi sudah sesuai dengan literatur. Semakin naik temperatur, derajat metalisasi semakin bertambah. Yield of metallic iron juga sesuai dengan literatur. Semakin naik temperatur, Yield of metallic semakin bertambah. Mikrostruktur menghasilkan hasil yang seragam, kecuali pada temperature 1400 C dan temperature 30 menit. Waktu dan temperature nampaknya tidak cukup untuk mereduksnya.

There are many innovations in processing the iron ore. In the reduction process, many people tend to choose high grade iron ore. In Indonesia, the existing iron ore has low grade. Special attention is required in order to process this iron ore. By utilizing the native Indonesian iron ore, we can improve the economy of Indonesia. We use iron ore from Lampung in the reduction by utilizing coal which is also from Indonesia Kalimantan . The reduction process is done by varying the temperature and time. Samples that were mixed with coal, bentonite, and CaCO3, is inserted into the furnace to the desired temperature. Having reached the desired temperature, we hold the temperature in accordance with the predetermined time. After the reduction process is complete, we examine the product using SEM, XRD. Based on XRD tests, four products successfully make metallic iron. The degree of reduction would be increased with the rise of temperature. However, it is still dependent on the results obtained. Metallization degrees are in accordance with the literature. With the increase of temperature, the degree of metallization also increase. The yield of metallic iron is also in accordance with the literature. With the increase of temperature, the increasing yield also increase. All product produce the same microstructure, except for temperatures of 1400 C and holding time 30 minutes. Time and temperature does not seem enough to do the reduction process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Herawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaklerislik austenit sisa pada ADI dengan paduan 0,261% Mn dan 0,25% Mn hasil proses austemper 400°C selama 60 menit dengan variasi temperatur austenisasi 850°C dan 900°C selama 90 menit. Dimana kestabilan austenit salah satunya dipengaruhi oleh temperatur austenisasi.
Sampel setelah mengalami perlakuan panas austenisasi 850°C dan 900°C selama 90 menit dan austemper 400°C selama 60 menit dilakukan pengujian mekanis rolling dengan variasi redulrsi 5%, 10%, dan 15%. Sampel sebelum dan setelah rolling kemudian diteliti % fraksi volume austenit sisanya dengan menggunakon metode difraksi sinarX dan point counting. Untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat mekanis dilakukan uji kekerasan.
Hasil penelitian menunjukkan austenite sisa pada temperatur austenisasi 850°C adalah 21,6% fraksi volume, sedangkan pada temperatur austenisasi 900°C adalah 32,52% fraksi volume. Pada pengujian kekerasan, sampel dengan temperatur austenisasi 850°C sebelum dirolling memiliki kekerasan sebesar 275 BHN. Pada temperatur austenisasi 900°C, kekerasan sampel sebelum dirolling adalah 244 BHN. Seiring dengan penambdhan redriksi, kekerasan sampel pun turut meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Is Prima Nanda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T41236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Firman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Tri Pujatmo
"Besi Tuang Nodular merupakan jenis besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, dimana dengan bentuk grafit yang bulat ini, Besi Tuang Nodular mempunyai sifat mekanis yang Iebih baik dibandingkan besi tuang jenis lain. Untuk meningkatkan sifat mekanisnya, pada Besi Tuang Nodular ini dilakukan proses perbaikan matriks dengan proses perlakuan panas austemper dan atau dengan penambahan unsur paduan tertentu seperti Nikel dan Molybdenum. Kondisi perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini adalah sustenisasi pada temperatur 800°c selama 1 jam dan temperatur celup 400°C dengan waktu tahan 15, 30, 45 menit, sedangkan unsur paduan yang ditambahkan adalah 1% Nikel dan 0,16% Molybdenum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan kekerasan paling tinggi diperoleh dari kondisi as-cast FCD 50 + 1%Ni, 0,16%Mo yaitu 66,61 kg/mm² dan 244,3 BHN, sedangkan nilai regangan tertinggi adalah 20,43% dicapai dari kondisi perlakuan panas 600°C-400°C-15 menit PCD 50 + 1%Ni, 0,16%Mo."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ritonga, Chaidir
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriati Djaprie
"ABSTRAK
Besi tuang nodular (BTN) adalah salah satu jenis besi tuang, dan merupakan bahan baku teknik yang memiliki potensial untuk dikembangkan penggunaannya di dalam negeri. Sesuai dengan tujuan pemakaian, BTN harus memiliki karakteristik mudah diproses, mudah diolah dalam permesinan, memiliki sifat mekanik mencakup kekuatan tarik, keuletan, ketangguhan, ketahanan aus, ketahanan fatik, yang baik.
Untuk meningkatkan sifat mekanik BTN tersebut, dapat dilakukan usaha perlakuan panas austemper.
Sifat mekanik yang didapatkan melalui austemper tergantung pada variabel proses metalurgi tersebut, termasuk temperatur dan waktu austenitisasi, serta temperatur dan waktu austemper. Efek dari variabel metalurgi terhadap struktur dan sifat mekanik dibahas dalam penelitian ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>