Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasmaratantra Dhaneswara
"Perkembangan harga dari PV belakangan ini telah membuat teknologi PV semakin terjangkau. Harga dari modul PV di US sudah menurun dari 60c/watt menjadi 40c/watt dalam 3 bulan belakangan ini., dan diperkirakan akan semakin menurun sampai sekitar 35c/watt kedepannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari karakteristik dari rugi-rugi pada saluran yang disebabkan oleh penetrasi PV dan mendapatkan lokasi optimum dan kapasitas PV optimum. Simulasi alliran daya dilakukan pada grid pulau sumba timur menggunaka software DIgSILENT Power factory 15.1. Pemasangan PV pada sistim distribusi radial dengan lokasi optiPerkembangan harga dari PV belakangan ini telah membuat teknologi PV semakin terjangkau. Harga dari modul PV di US sudah menurun dari 60c/watt menjadi 40c/watt dalam 3 bulan belakangan ini., dan diperkirakan akan semakin menurun sampai sekitar 35c/watt kedepannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari karakteristik dari rugi-rugi pada saluran yang disebabkan oleh penetrasi PV dan mendapatkan lokasi optimum dan kapasitas PV optimum. Simulasi alliran daya dilakukan pada grid pulau sumba timur menggunaka software DIgSILENT Power factory 15.1. Pemasangan PV pada sistim distribusi radial dengan lokasi optimum dan kapasitas optimum dapat mengurangi rugidaya aktif hingga 50 . Lokasi optimal dan persentase penetrasi optimal untuk sistim distribusi radial di Sumba Timur system Waingapu terletak di bus Kambajawa dengan penetrasi 40.

Recent price wars of the PV technology have made PV technology become more accessible. The price of solar modules in the US has already fallen from around 60c watt to 40c watt in the last quarter alone, and is expected to fall further to around 35c watt in the current quarter. The objectives of this research are to get the characteristic of line losses caused by PV penetration and get the optimum location and optimum PV penetration percentage. Load flow simulation was done on East Sumba Grid by using software DIgSILENT Powerfactory 15.1. Installation of PV in radial distribution system with optimum location and optimum percentage penetration able to decrease the active power losses up to 50 . Optimal location and penetration capacity percentage for radial distribution system in East Sumba Waingapu System Grid located in Kambajawa bus with 40 Penetration."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa El Hakim
"Pada dasarnya, penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menekan permasalahan yang muncul akibat penggunakan pembangkit listrik konvensional, salah satunya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Namun, umumnya sistem PLTS hanya memiliki efisiensi sebesar 15-20%. Pada rentang nilai ini, dianjurkan untuk sistem tersebut mendapatkan nilai yang tertinggi yang dapat sistem tersebut capai. Penelitian ini berisikan studi aliran daya yang bertujuan untuk menganalisis lokasi optimum untuk implementasi jaringan PLTS dengan cara mengevaluasi nilai dari rugi-rugi yang terjadi pada sistem yang dijadikan objek penelitian (dalam hal ini jaringan kelistrikan Lombok). Studi ini dilakukan dengan cara membuat model (biasa disebut dengan SLD) dari jaringan kelistrikan Lombok. Studi ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Electrical Transient Analysis Program (ETAP) versi 12.6.0 untuk melakukan simulasi, kalkulasi, dan memproses data bedasarkan metode Newton-Raphson sebagai acuan dasar perhitungan. Dengan perangkat lunak tersebut, dilakukan simulasi interkoneksi jaringan PLTS sebesar 5 MWp dengan jaringan PLN Lombok. Simulasi tersebut dilakukan beberapa kali dengan variable bebas berupa titik lokasi untuk melakukan interkoneksi tersebut. Ada total 4 titik uji (beruba bus gardu induk) yang dapat di bandingkan keluaran rugi-ruginya. Dari hasil perhitungan dan pemrosesan simulasi tersebut, didapatkanlah hasil perhitungan aliran beban untuk jaringan kelistrikan yang diuji. Hasil perhitungan tersebut berisikan banyak hal, salah satunya adalah susut tegangan dan rugi daya yang dihasilkan terjadi. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan skema interkoneksi sistem PLTS dengan sistem jaringan kelistrikan PLN yang dilakukan pada bus Kuta adalah skema yang menghasilkan susut tegangan terkecil, yaitu sebesar 0,17%. Namun, untuk skenario dengan kontribusi PLTS terbesar adalah skenario Paokmotong dengan kontribusi sebesar 99,91%.

Practically, Renewable energy sources have been used as one of the numerous solutions to suppress the problems that occur due to electrical conventional generation, one of the renewable energy is photovoltaic (PV) solar plant. Nevertheless, the photovoltaic system has an average efficiency of around 15-20%. With this range of value, it is highly recommended for the system to gain the maximum efficiency possible. This research consists of load-flow study that aims to analyze the optimum location for solar PV implementation by evaluating the losses of the examined system. The study is performed by modeling the power system of the Lombok electrical network. This study was conducted by modelling the single line diagram (SLD) of Lombok electrical network and by operating the Electrical Transient Analysis Program (ETAP) version 12.6.0 to calculate, simulate, and process the data based on Newton-Raphson's method as the references of the calculation. With that software, the simulations of 5 MWp PV solar panel interconnection on Lombok electrical network model was conducted. The simulations was tried several times with the loaction of the interconnection ad the independent variable. In total, there are 4 possible locations (in the form of substation busses) which losses of each scheme can be compared. By the simulations and calculations are done, the final result of the load flow analysis of the observed systems can be obtained. The final result consist of many things, one of them are voltage-drop and power losses, not only per busses, but also the total of the system. Based on the calculations and simulations of each schemes, shows that the best location for PV implementation on grid-solar power plant interconnected system in Lombok electrical network is on Kuta substation with 0,17% voltage-drop apprears. Nevertheless, the scenario with the highest power contribution is Paokmotong scenario with 99,91% of total power contributed to the load."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Adi Candra
"Pemerintah ditargetkan untuk bauran energi terbarukan minimal 23%. Kontribusi kapasitas pembangkit dari energi surya setara sebesar 6,5 GW dari total kapasitas pembangkitan energi terbarukan sebesar 45 GW pada 2025. Energi surya memiliki potensi lebih dari 200 GW dengan efisiensi teknologi photovoltaic yang tersedia saat ini. Namun, pemanfaatan energi surya dalam pembangkitan listrik masih kurang dari 100 MW. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis selisih biaya tagihan litrik sebelum dan sesudah pemasangan PLTS, menentukan kecepatan pengembalian investasi pemasangan PLTS atap, mendeskripsikan dampak pemasangan PLTS atap terhadap pelanggan, PLN dan pemerintah. Hasil penelitian pada pelanggan daya 450 VA sebelum PV = Rp. 63.154, sesudah PV = Rp. 78.085 dan pada pelanggan daya 900 VA sebelum PV = Rp. 110.413, sesudah PV = Rp. 112.240. Skema export-import yang paling optimal adalah 85%. Potensi pengalihan subsidi listrik berjumlah Rp46.433.637.049.601 untuk pemasangan PLTS sebanyak 1.797.612 unit.

The government is targeted to a renewable energy mix of at least 23%. The contribution of generating capacity from solar energy is equivalent to 6.5 GW of the total renewable energy generation capacity of 45 GW by 2025. Solar energy has the potential of more than 200 GW with the efficiency of photovoltaic technology currently available. However, the use of solar energy in electricity generation is still less than 100 MW. The aim of this study was to analyze the difference in the cost of electricity bills before and after PLTS installation, determine the speed of return on investment in PLTS installation, describing the impact of PLTS installation on customers, PLNs and the government. Research results on 450 VA power customers before PV = Rp. 63,154, after PV = Rp. 78.085 and at 900 VA power customers before PV = Rp. 110.413, after PV = Rp. 112.240. The most optimal export-import scheme is 85%. The potential for the shifting of electricity subsidies is Rp. 46,433,637,049,601 for the installation of 1,797,612 PLTS units."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdhi Rhazhya Ramadhan
"

Penggunaan energi baru terbarukan di dunia semakin meningkat, begitu juga dengan Indonesia. Ketertarikan ini didukung oleh sifatnya yang ramah lingkungan dan salah satu cara yang efektif untuk melawan pemanasan global. PLTS adalah pembangkit listrik yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energy listrik menggunakan panel surya.Namun,PLTS memiliki ketergantungan pada energy surya,ini karena energi surya dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi awan yang mungkin bisa berubah dalam waktu singkat.Tentu di saat ada perubahan pada energi surya maka keluaran dari panel surya pun juga berubah. PLTS pada umumnya memiliki komponen elektronika daya yaitu inverter. Inverter digunakan untuk mengubah keluaran panel surya yang berupa arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC).Penggunaan komponen elektronika daya seperti inverter, ditambah keluaran panel surya yang cenderung fluktuatif merupakan disturbansi.Pada umumnya, inverter mempunyai frekuensi switching di atas 1Khz, atas dasar ini pada rentang 9-150 Khz inverter bisa menghasilkan disturbansi pada sistem PLTS.Namun, standardisasi untuk persyaratan emisi yang ada untuk inverter pada frekuensi 9 kHz-150 kHz kurang. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dilakukan penelitian mengenai karakteristik disturbansi pada frekuensi 9kHz-150 kHz pada sistem PLTS On-Grid di SPBU Kuningan. Pengukuran dilakukan di sisi keluaran dari inverter dan sisi output grid-tie inverter. Berdasarkan hasil dari pengolahan data, nilai disturbansi pada frekuensi ini cenderung konstan terhadap daya atau irradiasi, namun jika perubahan terjadi secara cepat maka nilai disturbansi juga mengalami perubahan.

 


The usage of renewable energy is increasing in many countries, Indonesia included. This spike of interest is supported by its environmental-friendly nature and the fact that it is one of the most effective ways to combat global warming.Solarpower plants are electricy generators with the ability to convert solar energy to electricity by using solar panels.However, solar power plants are indubitably dependent on solar energy, which can cause a fluctuation of output because solar energy is affected by weather and the clouds condition.Generally, solar power plants have a power electronics component called an inverter. Inverters are used to convert the output of solar panels, the direct current (DC), to alternating current(AC). The usage of power electronics such as inverters plus the fluctuation of the solar panelcommonly cause disturbansis.Invertes usually have a switching rate higher than 1 Khz, which can cause disturbansis in the range of 9-150 Khz throughout the whole system.However, there is little to none standardization regarding how much emission it is allowed to radiate at the 9-150Khz. With the aforementioned concerns in mind, this writing discusses research regarding the characteristics of disturbansis on the 9-150Khz frequency on the On-Grid solar power plants located at SPBU Kuningan.Measurement is done on the output side of the bidirectional inverter and the output side of the grid-tie inverter. The results of this disturbansi research shows that the disturbansi produced remains constant in correlation with changes in irradiance or power, however the disturbansi produced increases as the power output changes during a short interval.

 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Kevin Samuel Ivan Siantra
"Energi listrik merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan manusia hingga saat ini. Oleh karena itu, apabila terdapat suatu kawasan yang telah menjadi pemukiman masyarakat, maka sangat mendesak tempat tersebut untuk mendapatkan suplai energi listrik yang sesuai dengan kebutuhan. Namun, ada beberapa daerah di Indonesia yang masih belum mendapatkan pasokan listrik. Salah satu daerah yang belum mendapat pasokan listrik yang cukup adalah Kalimantan Barat. Masih ada beberapa daerah di Kalbar yang pasokan listriknya belum memenuhi kebutuhan, terutama saat terjadi beban puncak. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia melalui PLN mengadakan kesepakatan untuk mengimpor listrik dari Sarawak, Malaysia. Penulis melihat ada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan listrik yaitu dengan memanfaatkan energi terbarukan. Posisinya yang dilintasi garis khatulistiwa menjadikan pembangkit listrik tenaga surya sebagai salah satu solusi alternatif yang dapat ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik Kalbar. Dalam tugas akhir ini, penulis merancang konfigurasi sistem pembangkit listrik tenaga surya dan mengkaji lebih jauh aspek keekonomiannya dibandingkan dengan daya eksisting yang dipasok dari Malaysia. Analisis tekno-ekonomi akan dilakukan untuk menganalisis sistem tenaga energi terbarukan dengan sumber surya. Dengan demikian dapat dilihat dan dianalisis perbandingannya dari segi biaya keseluruhan, keandalan, kelayakan, dan efektivitas. Aspek optimasi penelitian ini adalah, net present cost (NPC), renewable penetration, dan cost of energy (COE). Tesis ini akan memberikan evaluasi kinerja keuangan dan energi dari solusi yang diusulkan menggunakan HOMER Pro. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan penerapan photovoltaic dapat menekan biaya produksi energi karena separuh produksinya berasal dari energi terbarukan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan sistem PV on-grid dapat mempercepat penyediaan listrik di Kalimantan Barat.

Electrical energy is one of the most important factors in human life until this day. Therefore, if there is an area that has become a community settlement, it is urgent for that place to get the supply of electrical energy as needed. However, there are some areas in Indonesia that still have not received electricity supply. One of the areas that has not received sufficient electricity supply is West Kalimantan. There are still several areas in West Kalimantan where the electricity supply has not met demand, especially when peak loads occur. To overcome this, the Indonesian government through PLN entered into an agreement to import electricity from Sarawak, Malaysia. Author sees there are another alternative option to meet electricity needs which is by utilizing renewable energy. Its position which is crossed by the equator makes solar power plants one of the alternative solutions that can be set to fulfill West Kalimantan's electricity needs. In this thesis, author designed a configuration of solar power plant system and investigate further about the economical aspect comparing to existing power that supplied from Malaysia. Techno-economic analysis will be conducted to analyze the renewable energy power system with solar sources. By that way, it can be seen and analyzed the comparison in terms of overall cost, reliability, feasibility, and effectiveness. The aspects of optimizing this research are, net present cost (NPC), renewable penetration, and cost of energy (COE). This thesis will provide a financial and energy performance evaluation of the proposed solution using HOMER Pro. The result of the simulation shows that by implementing photovoltaic it can reduce the cost of energy since the half of production comes from renewable energy. The result of this research also shows that implementing on-grid PV system can accelerate electricity provision in West Kalimantan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibadurrahman Ramadhan
"ABSTRAK
Pulau Tunda yang terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang terdiri dari 2000 penduduk saat ini tidak mendapat pasokan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Nasional). Kebutuhan listrik sehari-hari diperoleh dari generator diesel 100 kW yang dioperasikan selama 10 jam per hari dikarenakan biaya operasional yang tinggi pada bahan bakar, itupun dengan harga solar bersubsidi. melihat potensi dari energi matahari yang begitu besar dan kemajuan di bidang panel surya saat ini serta banyaknya lahan yang tersedia, Pulau Tunda memiliki potensi yang besar akan pemanfaatan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan. Dengan menggunakan perangkat lunak Pvsyst terlihat bahwa penerapan sistem PLTS di Pulau Tunda sangat cocok untuk diterapkan. Dengan total beban sebesar 735 kWh perhari dibutuhkan sistem dengan total 240 kWp panel surya dengan luas total 1441 m2. Biaya yang dibutuhkan untuk penerapan sistem sejumlah Rp 4.858.915.000 yang jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya, net present cost dengan jangka waktu proyek selama 10 tahun maka akan jauh lebih murah..

ABSTRACT
Tunda Island, which is located in Serang Regency, Banten Province, which consists of 2000 residents currently does not get electricity from the National Electric Company (PLN). Daily electricity needs are obtained from a 100 kW diesel generator that is operated for 10 hours per day due to high operational costs on fuel, and even then with the price of subsidized diesel. Seeing the enormous potential of solar energy and the progress in the field of solar panels today and the large amount of land available, Tunda Island has a large potential for the utilization of new and renewable energy power plants. By using Pvsyst software, it is seen that the application of the PV-VP system on Tunda Island is very suitable to be implemented. With a total load of 735 kWh per day a system with a total of 240 kWp of solar panels with a total area of 1441 m2 is needed. The cost needed to implement the system is Rp 4.858.915.000 which, compared to the previous system, the net present cost with a project period of 10 years, will be much cheaper."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Saepudin Wahab
"Persyaratan untuk sumber energi terbarukan terus dikembangkan untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas. Salah satu sumber energi terbarukan adalah sinar matahari, yang sampai sekarang terus mengembangkan penggunaannya sebagai sel surya. Pengembangan sel surya intensif adalah sel surya peka warna (DSSC), jenis sel surya fotoelektrokimia yang menggunakan pewarna untuk mentransfer sinar matahari ke energi listrik. DSSC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991 oleh ilmuwan Brian O'Reagan dan Michael Gratzel. DSSC terdiri dari oksida konduktif transparan (TCO), semikonduktor (termasuk nanometer ZnO), pewarna, elektrolit, dan penghitung elektroda. Berbagai perbaikan telah dikembangkan untuk meningkatkan nilai efisiensi konversi daya DSSC (PCE). Bahan yang diharapkan dapat meningkatkan nilai efisiensi sel surya adalah berkurangnya graphene oxide (rGO).
Dalam penelitian ini, rGO digunakan dalam struktur DSSC untuk: (i) peningkatan pewarna, (ii) peningkatan photoanode, dan (iii) peningkatan counter elektroda. Sebagai patokan (standar) digunakan struktur DSSC tanpa rGO. RGO diproduksi dari sintesis graphene oxide (GO) dengan metode Hummers, sedangkan ZnO nanorod dihasilkan dari sintesis pengendapan bath kimia (CBD). ZnO, GO, dan rGO dikarakterisasi dengan SEM, XRD, spektroskopi UV-Vis, dan spektroskopi FTIR, dan mikroskop optik. Sementara pengujian PCE DSSC dilakukan oleh alat simulator matahari. Dari hasil pengujian PCE, nilai efisiensi tertinggi dari setiap peningkatan (i), (ii), dan (iii) masing-masing adalah 0,02%, 0,0025%, dan 0,1%. Nilai PCE tertinggi dari semua variasi peningkatan diperoleh dari peningkatan counter electrode sebesar 0,1%. Sedangkan nilai PCE standar DSSC adalah 0,005%.

The requirements for renewable energy sources continue to be developed for replacing fossil fuels such as petroleum, coal and gas. One of the renewable energy sources is sunlight, which until now continues to develop its use as solar cells. The intensive solar cell development is dye sensitized solar cell (DSSC), a type of photoelectrochemical solar cell that uses dye to transfer sunlight to electrical energy. DSSC was first introduced in 1991 by scientists Brian O'Reagan and Michael Gratzel. DSSC is composed of transparent conductive oxide (TCO), semiconductors (including ZnO nanorods), dyes, electrolytes, and electrode counters. Various improvements have been developed to increase the value of DSSC power conversion efficiency (PCE). The material that is expected to increase the value of solar cell efficiency is reduced graphene oxide (rGO).
In this study, rGO was used in the DSSC structure for: (i) dye improvement, (ii) photoanode improvement, and (iii) counter electrode improvement. As a benchmark (standard) was used a DSSC structure without rGO. RGO was produced from the synthesis of graphene oxide (GO) with the Hummers method, while ZnO nanorods were produced from chemical bath deposition (CBD) synthesis. ZnO, GO, and rGO were characterized by SEM, XRD, UV-Vis spectroscopy, and FTIR spectroscopy, and optical microscope. While PCE DSSC testing was carried out by a sun simulator tool. From the results of PCE testing, the highest efficiency values ​​of each improvement (i), (ii), and (iii) were 0.02%, 0.0025%, and 0.1% respectively. The highest value of PCE from all variations of improvement was obtained from the improvement of counter electrode by 0.1%. While the standard PCE value of DSSC was 0.005%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Aufar Yudithio
"ABSTRAK
Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik untuk dapat menyediakan tenaga listrik di masa yang akan datang maka diperlukan suatu perencanaan operasi sistem tenaga listrik. Salah satu bagian utama yang harus disiapkan oleh penyedia tenaga listrik PLN adalah bagian pembangkitan, dalam merencanakan pembangkitan tenaga listrik harus selaras dengan besar beban puncak pada waktu tertentu. Kemudian, diperlukan pula suatu faktor keandalan yang berhubungan dengan pembangkitan dan besar beban puncak yaitu reserve margin, yang merupakan persentase besar cadangan pembangkit terhadap besar beban puncak. Dalam penelitian ini, penulis menemukan suatu permasalahan yaitu besar reserve margin yang sangat besar pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 yaitu sebesar 55 dan 49 berdasarkan perencanaan PLN pada RUPTL 2017-2026. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan peramalan beban hingga tahun 2020 menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan, lalu mencoba menentukan berapa reserve margin yang seharusnya diperlukan dan akan muncul berapa besar pembangkitnya sehingga perencanaan pembangkit dapat lebih efisien. Didapatkan hasil peramalan beban menggunakan JST pada tahun 2017 adalah 26,419 MW, tahun 2018 adalah 28,001 MW, lalu tahun 2019 adalah 29,716 MW, dan pada tahun 2020 adalah 30,779 MW. Dari beberapa variasi reserve margin, penulis memilih merekomendasikan reserve margin sebesar 30 . Sehingga, total pembangkit yang akan beroperasi pada tahun 2017 menjadi sebesar 34,345 MW, tahun 2018 sebesar 36,401 MW, lalu pada tahun 2019 sebesar 38,631 MW, dan pada tahun 2020 sebesar 40,013 MW.

ABSTRACT
In the operation of electric power system to provide electric power in the future it is necessary to have a planning operation of electric power system. One of the main components that must be prepared by the provider of electricity PLN is the generation component, in planning the generation of electricity must be in line with the peak load at a certain time. Then, a reliability factor associated with the generation and the peak load called reserve margin, which is a percentage of the generating reserves against the peak load. In this study, the authors found a problem that is the value of the reserve margin is very large in 2019 and in the year 2020 that is equal to 55 and 49 based on PLN planning in RUPTL 2017 2026. Therefore, the author tries to forecast the load until 2020 using Artificial Neural Network ANN , then the author try to determine how much is the reserve margin should be required and how much is the power plants needed, so that the planning can be more efficient. After doing a forecast and calculation, it can obtained from load forecasting results using ANN in 2017 the peak load is 26,419 MW, 2018 is 28,001 MW, then year 2019 is 29,716 MW, and in the year of 2020 is 30,779 MW. From several variations of reserve margin, the author has choosen to use a reserve margin of 30 . Thus, the total power plant to be installed in 2017 will be 34,345 MW, in 2018 of 36,401 MW, then in 2019 by 38,631 MW, and by 2020 by 40,013 MW. "
Lengkap +
2017
S70071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Aryo Utomo Sudranto
"Secara letak geografis, Indonesia terletak tepat pada garis ekuatorial sehingga paparan sinar mataharinya memiliki intensitas yang optimal selama 12 jam sepanjang tahunnya. Dengan memiliki letak geografis yang cukup strategis untuk menangkap paparan sinar matahari, Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW. Besarnya potensi tersebut, energi surya dapat dimanfaatkan dalam pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menghasilkan energi listrik Pada skripsi ini akan dibahas perancangan PLTS atap on-grid pada bangunan apartemen Ariama Service Residence yang memiliki kapasitas listrik sebesar 81,6 kVA. Salah satu metode untuk mengurangi biaya energi listrik pada apartemen tersebut adalah dengan melakukan pemasangan PLTS atap yang dapat berkontribusi untuk menyuplai energi listrik sehingga biaya listrik apartemen dapat berkurang. Perancangan PLTS atap dilakukan dengan dua perancangan, yaitu perancangan PLTS atap on-grid tanpa baterai dan PLTS atap on-grid dengan battery back-up. Hasil dari kedua rancangan tersebut akan dianalisis secara teknis dan ekonomi untuk dilihat kelayakan dari perancangan yang telah dilakukan. Dari hasil perancangan yang dilakukan, PLTS atap on-grid tanpa baterai dikatakan layak untuk dilakukan pemasangan. PLTS atap on-grid tanpa baterai dapat melakukan pembangkitan energi sebesar 54 kWh per hari dan berkontribusi sebesar 27,8% dari total rata-rata kebutuhan energi apartemen 81,6 kVA sebesar 194,16 kWh. Dari aspek ekonomi, PLTS atap on-grid tanpa baterai memiliki nilai LCOE sebesar Rp.880,266/ kWh di mana nilai tersebut di bawah nilai LCOE dari PT. PLN (Persero) sebesar Rp.1.119/kWh dan modal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp.309.099.000 yang dapat dikembalikan dalam waktu 11 tahun. Penghematan biaya energi listrik dari hasil pembangkitan dalam jangka waktu 20 tahun adalah sebesar Rp.926.119.656 dengan rata-rata penghematan biaya energi listrik per tahun sebesar Rp.46.309.982,8.

Geographically, Indonesia is located right on the equatorial line so that the sun's exposure has an optimal intensity for 12 hours throughout the year. By having a strategic geographical location to capture sun exposure, Indonesia has a solar energy potential of 207,898 MW. Given the large potential, solar energy can be utilized in the installation of Solar Power Plants to generate electrical energy. This study will discuss on the design of on-grid rooftop solar power plants in the Ariama Service Residence apartment building which has an electrical capacity of 81.6 kVA. One method to reduce the cost of electrical energy in the apartment is to install rooftop solar power plants that can contribute to supplying electrical energy so that the apartment's electricity costs can be reduced. The design of the rooftop solar power is carried out with two designs, the on-grid rooftop solar power plants without a battery and the on-grid rooftop solar power plants with a battery back-up. The results of the two designs will be analyzed technically and economically to see the feasibility of the designs that have been carried out. From the results of the design, the on-grid rooftop solar power plants without batteries are said to be feasible for installation. The on-grid rooftop solar power plants without batteries can generate energy of 54 kWh per day and contribute 27.8% of the total average energy requirement of an 81.6 kVA apartment of 194.16 kWh. From the economic aspect, the on-grid rooftop solar power plants without batteries have a LCOE value of Rp.880,266/ kWh where the value is below the LCOE value from PT. PLN (Persero) of Rp.1,119/kWh and the required investment capital is Rp.309.099.000 which can be returned within 11 years. The savings in electrical energy costs from the generation of a 20-year period is Rp.926,119,656 with an average electricity cost savings of Rp.46,309,982.8 per year."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Bonardo Jonathan
"EBT di Indonesia merupakan sumber daya yang menjanjikan karena terletak di sekitar garis khatulistiwa dan iklim tropis.Potensi yang tinggi dan juga ambisi yang tinggi dari pemerintah terhadap EBT tidak sebanding dengan pelaksanaan RUEN sejak pertama kali dikeluarkan yaitu mengenai bauran energi 23 pada tahun 2025. Kurangnya minat investor dan banyaknya proyek yang mangkrak merupakan gambaran pelaksanaan yang tidak sesuai. Feed-in Tariff FiT seharusnya menjadi perangsang masyarakat dan investor untuk berinvestasi, tetapi malah sebaliknya, investor ditekan untuk menjual dengan harga murah.
Penilaian FiT PLTS Fotovoltaik ini mencakup wilayah yang dikeluarkan kementrian ESDM, sehingga pemerintah dapat sadar bahwa nilai FiT yang lebih baik perlu untuk menaikkan investasi EBT, khususnya PLTS Fotovoltaik. Perhitungan FiT menggunakan metode LCOE, berdasarkan penelitian terkait dan spesifikasi peralatan dengan kondisi sekarang dan juga kondisi penurunan efisiensi kapasitas dan harga pv modul. Nilai discount rate dan Energi yang dihasilkan merupakan parameter sensitivitas karena berpengaruh terhadap kebijakan.
Berdasarkan perhitungan FiT, daerah terluar Indonesia, bukan ibukota provinsi atau wilayah Jawa-Bali merupakan daerah dengan sarana dan situasi yang menarik untuk melakukan investasi PLTS Fotovoltaik.Pentingnya penentuan asumsi keekonomian, teknologi yang digunakan dan tata cara instalasi / maintenance PLTS supaya kebijakan yang selanjutnya dapat dikeluarkan dapat tepat sasaran.

RE in Indonesia is a promising power resource because it lies around the equator and tropical climate. The high potential and high ambition of the government against RE is not comparable with the implementation of RUEN since first issued regarding the energy mix is 23 in 2025. The lack of investor interest and the number of projects that faded is a description of implementation that is not appropriate. Feed in Tariff FiT should be a stimulant for investors to invest, but instead, investors are pressed to sell at a bargain price. The Photovoltaic FiT location assessment is issued by the ESDM ministry, so the government can be aware that better FiT values are necessary to raise EBT investments.
FiT calculation use LCOE method, based on related research and equipment specification with current condition and also condition of decreasing efficiency of capacity and price of pv module. The value of the discount rate and the energy generated are sensitivity parameters, because it affects the policy.
Based on the calculation of FiT, the outer regions of Indonesia, not the provincial capital or the region of Java Bali is an area with interesting facilities and situations to invest in Solar PV Power. The importance of the determination of economic assumptions, technology used and procedures PLTS installation maintenance so that the policy can be issued can be on target.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>