Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Ardi Wibawa
" ABSTRAK
Skripsi ini membahas situasi keamanan perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau yang berfokus pada fenomena bajak laut modern. Keberadaan bajak laut di perairan ini sendiri sudah ada sejak masa kolonial, namun penemuan mesin uap dan perkembangan teknologi kapal laut sempat membuat bajak laut tidak lagi nampak. Terhitung sejak berakhir Perang Dunia II, bajak laut kembali muncul dan bertransformasi dalam bentuk modern dilihat dari persenjataan, strategi dan sasarannya. Bajak laut modern di Selat Malaka dan Kepulauan Riau menjadi suatu fenomena mengingat perairan ini merupakan kawasan paling rawan selama periode 1990an hingga awal 2000an. Skripsi ini menjelaskan bagaimana negara-negara selat, khususnya Indonesia dalam merespon ancaman ini melalui kebijakan dan kerjasama selama periode 1982 mdash;2005. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan studi pustaka melalui buku, jurnal dan surat kabar sezaman.
ABSTRACT This thesis discusses about security situation in the Malacca Strait and Riau Islands which focuses on the phenomenon of modern pirates. The existence of pirates in these waters itself has existed since colonial times, but the invention of the steam engine and the development of marine technology could make the pirates no longer appears. Since the end of World War II, pirate re emerged and transformed into modern views by its weaponry, strategy and objectives. Modern pirates in the Malacca Strait and the Riau Islands became a phenomenon considering these waters is the most vulnerable region during the period of the 1990s to early 2000s. This thesis describes how straits countries, particularly Indonesia to response this threat through policies and regional cooperation during 1982 mdash 2005. The method used is the historical method with literature studies through books, journals and current newspapers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Depok: Komunitas Bambu, 2014
959.8 SUS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hang, Xing
"The Zheng family of merchants and militarists emerged from the tumultuous seventeenth century amid a severe economic depression, a harrowing dynastic transition from the ethnic Chinese Ming to the Manchu Qing, and the first wave of European expansion into East Asia. Under four generations of leaders over six decades, the Zheng had come to dominate trade across the China Seas. Their average annual earnings matched, and at times exceeded, those of their fiercest rivals: the Dutch East India Company. Although nominally loyal to the Ming in its doomed struggle against the Manchus, the Zheng eventually forged an autonomous territorial state based on Taiwan with the potential to encompass the family's entire economic sphere of influence. Through the story of the Zheng, Xing Hang provides a fresh perspective on the economic divergence of early modern China from western Europe, its twenty-first-century resurgence, and the meaning of a Chinese identity outside China."
United Kingdom: Cambridge University Press, 2015
e20528828
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
La Malihu
"ABSTRAK
Informasi mengenai pelayaran tradisional di Buton telah disinggung dalam Ligtvoet (1878), Dick (1975a, 1975b, 1985, 1987), Horridge (1979a, 1981), Hughes (1984), Evers (1985), Schoorl (1985), Liebner (1990), dan Southon (1995). Bagian terbesar dari kajian mereka, kecuali Southon, masih menempatkan pelayaran tradisional Buton dalam kerangka kajaian umum, balk secara spasial maupun tematis. Secara spasial perhatian mereka terutama diarahkan pada kegiatan pelayaran di Kepulauan Tukang Besi, terutama Wanci dan Kaledupa, kecuali Southon yang memusatkan perhatian pada Desa Gerak Makmur di Kecamatan Sampolawa, Secara tematis mereka melihat pelayaran terutama dari aspek kegiatan ekonominya, sementara aspek perkembangan dan kemundurannya masih luput dari perhatian.
Studi ini mencoba mengisi "celah" tersebut dengan mencoba menganalisis tradisi maritim serta perkembangan dan kemunduran pelayaran tradisional di Buton Timur, dengan fokus perhatian pada Kecamatan Pasarwajo. Untuk keperluan ini beberapa pendekatan teori, seperti pendekatan Mentaliteit (Ladurie 1986), pendekatan ekologi (Steward 1955, Binford 1967, dan Geertz 1993), pendekatan Sea System (Braude! 1971, Chauduri 1985, Lapian 1987, Leirissa 1996), serta teori pemilihan kerja (Hommans 1961), teori modernisasi (Tipps 1973) dan teori invohrsi (Geertz 1993), digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang relevan.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa orang Buton sesungguhnya berakar dari suatu masyarakat dengan tradisi maritim yang sangat kuat. Hal ini diindikasikan oleh, antara lain: (1) pola pemukirnan penduduk yang terkonsentrasi di pinggiran pantai, (2) pandangan ideologis yang menempatkan "laut" pada tataran yang seimbang dengan "darat", (3) ideologi barala yang diilhami oleh keseimbangan pada perahu bercadik ganda, (4) konsep pertahanan kerajaan yang ditekankan pada matra laut, dan (5) berkembangnya pelayaran yag secara konkrit dapat diidentifikasi sejak abad ke-17.
Wilayah Buton Timur tumbuh menjadi pusat pelayaran tradisional terkait dengan (1) kondisi lingkungan geografisnya yang terdiri dari ratusan pulau, (2) keadaan alamnya yang kering dan tandus, dan (3) letak geografisnya di tengah jalur pelayaran yang menghubungkankawasan barat dan timur Indonesia.
Perahu lambo -- perahu yang digunakan dalam pelayaran -- dilihat sebagai sesuatu yang bermakna simbolik. Lamho dipersepsikan seperti manusia, sehingga dalam kesetaraannya dengan rumah, dipersepsiskan sebagai "suami". Desain dan konstruksinya merupakan paduan antara desain barat dengan metode konstruksi tradisional.
Pelayaran tradisional di Pasarwajo berkembang seiring dengan dinamika perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan; baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Pembatasan-pembatasan yang didterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menjamin monopoli KPM, misalnya, telah membuat pelayaran tradisional makin tersisih dalam perebutan pangsa angkutan barang (dan penumpang); bahkan mengalami stagnasi sema sekali setelah masuknya Jepang pada Maret 1942 hingga Agustus 1945.
Demikian pula gejolak politik selama beroperasinya DIITII di Sulawei Tenggara sepanjang tahun 1950-an dan awal 1960-an, yang terus berlanjut hingga pecahnya G.30S serta proses penumpasan dan pembersihannya sejak akhir 1965 hingga 1967.
Kemajuan berarti baru dapat dicapai setelah memasuki Repelita I, ketika keadaan ekonomi, sosial, dan politik mulai membaik; dan mencapai puncaknya pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an. Namun memasuki paruh kedua dasawarsa 1980-an terjadi apa yang oleh Geertz disebut involusi, yang disebabkan terutama oleh merosotnya harga dua komoditas unggulannya, yaitu kopra dan cengkeh; adanya saingan perahu layar motor; kelangkaan kayu; terjadinya alih profesi menjadi nelayan penangkap ikan; dan kurang positifnya pandangan generasi muda terhadap pelayaran tradisional. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medan: Balai Arkeologi, 2009
930.1 JEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Rido Miduk Sugandi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
909.09 BAT l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Indah Kartika
"Skripsi ini mengenai pelabuhan Ende dalam jaringan pelayaran di kawasan Laut Sawu dan Sekitarnya sejak tahun 1839-1930. Sejak dibuka sebagai sebuah pelabuhan perdagangan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1839, kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Ende terus berkembang sampai tahun 1929. Perkembangan tersebut didukung oleh indutri kapal tradisional di Pulau Ende, tersedianya komoditas perdagangan, berbagai kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial, dan pelayaran yang dilakukan oleh orang Ende. Kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Ende telah membentuk sebuah jaringan yang luas. Pada tahun 1930, kedudukan pelabuhan Ende dalam jaringan pelayaran mengalami penurunan akibat depresi ekonomi.

Abstract
The focus of this study is about the Ende port in shipping network of Sawu Sea region and outers since 1839-1930. Soon after the Netherlands East Indies colonial government declared Ende Port as the trade port in 1839, that was the development of Ende port until 1929. The development of Ende port supported by the traditional ship industry in Ende Island, the raising of Ende_s shipping and trading commodities, and the new policies are ruled by the Netherlands East Indies colonial government. In 1930, it happened the decreasing of trade that was caused by economic depression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: The University of Chicago Press, 2018
909.08 JMH
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Brenda Ralph
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017
910.45 LEW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Utomo
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
623.88 BAM w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>