Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Hezty Ramadhana Retta
"Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kegiatan mengopi yang sedang gencar dilakukan oleh kalangan muda modern dapat dijadikan gambaran dari kelas sosial yang ada di dalam masyarakat. Kegiatan mengopi tersebut tidak lepas dari terbentuknya selera masyarakat terhadap kopi yang didasari dari rasa ingin tahu terhadap kopi. Rasa ingin tahu ini muncul dari media-media yang memberikan informasi sehingga menyebabkan berkembangnya informasi yang ada di masyarakat akan selera pada kopi tertentu. Keingintahuan ini juga memberikan peran baru bagi kedai-kedai kopi, yaitu menjadi tempat belajar dan mengetahui lebih banyak tentang kopi di masyarakat. Keingintahuan yang berkembang menjadi selera masyarakat memiliki dampak pada keberadaan kedai-kedai kopi independen dalam industri kopi. Tentu saja, ini akan membawa perubahan dalam dunia industri kopi. Keragaman preferensi individu terhadap kopi menciptakan klasifikasi sosial yang digambarkan oleh rasa kopi tertentu. Hal yang sama telah mengklasifikasikan masing-masing individu yang datang-dan-pergi di Saturday Coffee. Ekspresi diri dari perilaku masing-masing pelanggan ini yang menunjukkan preferensi dapat menggambarkan sebuah identitas. Tidak hanya pada mereka sebagai pelanggan individu, tetapi juga pada aspek yang lebih besar, yaitu adanya kelas-kelas sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam serta pengamatan terlibat kepada peminum kopi dan kedai kopi.

Coffee is a result of brewed coffee beans that have been roasted and mashed into a powder. Drinking Coffee as a trend in social life, especially in young and modern people, represents a social class in society. The activity is related to the public taste on the coffee based on their curiosity of the coffee itself. This curiosity arises from vast information in social media which build tendencies in the Society to a certain coffee flavor. This curiosity also provides new role for the coffee shops, that is became a place of learning and getting to know more about coffee in the Society. Curiosity which has developed into public taste has its impact on the existence of independent coffee shops in coffee industry. Certainly, this will bring changes in the world of coffee industries. The diversity of individual preferences for coffee creates social classification which is illustrated by a certain coffee flavor. The same thing has classified each individuals who come and go in Saturday Coffee Caf. Self expression of each costumer's behavior which indicates a preference seemed to describe an identity. Not only on for them as individual costumers, but also to the larger aspects, namely the existence of social classes. This study used qualitative research methods, with indepth interview and participant observation technique.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Ramadhanti Nendra Putri
"Berbagai bentuk pekerjaan baru hadir dan mengisi setiap ruang dalam era Post-Fordisme, terutama pekerjaan-pekerjaan immaterial yang tidak lagi menghasilkan produk berupa barang, tetapi jasa, pengetahuan, maupun perasaan. Sementara itu, meskipun pekerjaan- pekerjaan ini merupakan produk kerja modern, tetapi eksploitasi pekerja masih terus terjadi dan membuat para pekerja berada dalam situasi prekaritas yang menyedihkan. Namun alih-alih meratapi nasib, mereka berusaha membentuk subyektivitas yang bisa menunjang kehidupan mereka sehari-hari sekaligus mengukuhkan eksistensi diri mereka secara sosial. Mengambil kasus para pekerja barista di kedai-kedai kecil kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, tulisan ini berusaha mengeksplorasi bagaimana para barista berusaha membangun dan mengakomodasi subyektivitasnya dalam pekerjaan mereka untuk bertahan pada kondisi rentan yang dihadapinya saat ini. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatoris dan wawancara terlibat serta menganalisisnya secara deskriptif, saya berusaha memperlihatkan bagaimana para pekerja barista ini berusaha membangun subyektivitas mereka dalam praktik kerja yang mereka jalankan—yang diupayakan sebagai strategi penciptaan keuntungan.

Various new forms of work emerge and fill every space in the Post-Fordism era, especially immaterial jobs which no longer produce products in the form of goods, but services, knowledge, and feelings. Meanwhile, even though these jobs are products of modern labour, exploitation of workers continues to occur and leaves workers in a precarious situation. But instead of bemoaning their fate, they try to form a subjectivity that can support their daily lives and at the same time strengthen their sosial existence. Taking the case of barista in small shops in the Pondok Aren area, South Tangerang, this paper attempts to explore how baristas try to build and accommodate their subjectivity in their work to survive the vulnerable conditions they are currently facing. By using data collection techniques in the form of participation observation and in-depth interviews, and analyzing them descriptively, I try to show how these barista workers try to build their subjectivity in the work practices they carry out—which is pursued as a profit- making strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Anindya Fausta
"Proses menyangrai kopi untuk memperoleh mutu produk biji kopi yang konsisten dan sesuai dengan preferensi pasar terbilang cukup kompleks dan membutuhkan keahlian operator yang memiliki pengalaman bertahun-tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan pemodelan perhitungan kompleksitas sistem manufaktur proses sangrai kopi sebagai salah satu jenis alat ukur sebuah proses untuk menilai proses yang ada. Pemodelan ini nantinya berfungsi untuk mengestimasi biaya awal di tahapan desain sebelum meningkat pada otomatisasi proses sangrai. Peneliti mengadaptasi dan mengembangkan pemodelan perhitungan kompleksitas yang diusung oleh W. H. El Maraghy ke dalam ruang lingkup sangrai kopi, khususnya biji kopi Arabika Gayo dan Robusta Temanggung. Proses sangrai pada penelitian ini dilakukan dengan temperatur pre-heating 160°C dan waktu penyangraian selama 16 menit. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil, bahwa aspek penting yang paling mempengaruhi kompleksitas sangrai biji kopi berdasarkan tingkatan sangrai adalah warna sangrai, massa, dan dimensi yang dihasilkan dari profil sangrai biji kopi. Selain itu, variasi RPM akan memengaruhi temperatur turning point dan titik akhir temperatur biji. Indeks kompleksitas tertinggi didapatkan pada biji kopi Robusta Temanggung dengan RPM 90 dan memiliki tingkatan sangrai dark, yaitu sebesar 9,96.

The process of roasting coffee to obtain consistent coffee bean product quality under-market preferences is quite complex and requires the expertise of operators. This study aims to present a model for calculating the complexity of the coffee roasting process as a measurement tool to assess existing processes. This modeling will later function to estimate the initial costs at the design stage before moving on to the automation of the roasting process. The researcher adapted and developed the complexity calculation model carried out by W. H. El Maraghy to the scope of coffee roasting, especially Arabica Gayo and Robusta Temanggung coffee beans. The roasting process in this study was carried out with a pre-heating temperature of 160°C and a roasting time of 16 minutes. Based on this research, the results show that the most important aspects that influence the complexity of roasting coffee beans are roast color, mass, and dimensions resulting from the roasted coffee bean profile. In addition, variations in RPM will affect the temperature of the turning point and end point temperature of the beans. The highest complexity index was found in Temanggung Robusta coffee beans with an RPM of 90 and a dark roast level of 9.96."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tucker, Catherine M.
"The Anthropology of Stuff" is part of a new Series dedicated to innovative, unconventional ways to connect undergraduate students and their lived concerns about our social world to the power of social science ideas and evidence. Our goal with the project is to help spark social science imaginations and in doing so, new avenues for meaningful thought and action. Each "Stuff" title is a short (100 page) "mini text" illuminating for students the network of people and activities that create their material world. From the coffee producers and pickers who tend the plantations in tropical nations."
New York : Routledge, Taylor & Francis Group, 2017
394.12 TUC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Eva Sari
"ABSTRAK
Kabupaten Dairi merupakan kabupaten penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dimana produksi kopi robusta dan arabika sebagai komoditas utama perkebunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran tanaman kopi sehubungan dengan karakteristiknya. Luas wilayah kesesuaian lahan kopi robusta sebesar 15,09% dan arabika sebesar 36,36% dari luas total Kabupaten Dairi. Wilayah tanaman kopi diperoleh melalui pengolahan citra Landsat dan peta penggunaan tanah yang diverifikasi dengan survei lapang di sepuluh kecamatan penghasil kopi. Melalui analisis spasial deskriptif diperoleh kesimpulan bahwa persebaran kopi robusta lebih cenderung ke arah utara dan arabika lebih cenderung ke arah selatan dari Kabupaten Dairi.

ABSTRACT
Dairi is the largest coffee producer in North Sumatera where robusta and arabica coffee production as the main of the plantation. The purpose of this research is finding out coffee distribution which is related to characteristics of the coffee region. The total area of land suitability for coffee robusta is 15,09% and arabica is 36,36 % from the total area of Dairi. The area coffee plants obtained through image processing of Landsat and landuse map verified by surveys in ten coffee producer districts. Through descriptive analysis, concluded that the spatial distribution of Robusta coffee is more inclined towards the north and arabica is more inclined towards the south of Dairi."
2014
S53837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrisha Ramadhiani
"Minuman kopi merupakan salah satu sugar sweetened beverages, dibuat dari bubuk kopi, gula dan air melalui proses pemanasan. Konsumsi minuman kopi yang tinggi berkaitan dengan kandungan gulanya yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi tingkat konsumsi minuman kopi berdasarkan karakteristik individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 181 mahasiswa aktif S1 non-kesehatan tahun 2023. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melalui pengisian kuesioner secara mandiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden memiliki tingkat konsumsi minuman kopi yang tinggi (≥ 3-4 kali seminggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi signifikan konsumsi minuman kopi berdasarkan perilaku merokok, pengaruh teman, ketersediaan, serta aksesibilitas (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman adalah faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi minuman kopi mahasiswa. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak lingkungan pertemanannya untuk membatasi konsumsi minuman kopi. Peneliti juga menyarankan bagi institusi kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai batas aman konsumsi.

Coffee drinks are sugar-sweetened beverages made from coffee powder, sugar, and water, through a heating process. High consumption of coffee drinks is associated with the sugar content, which can increase the risk of obesity. The aim of this study was to determine the differences in coffee drinks consumption levels based on individual characteristics and environmental factors among non-health undergraduate students at the University of Indonesia in 2023. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample of 181 active undergraduate non-health students in 2023. Data were collected in June 2023 through self-administered. The results showed that 52.5% of the respondents had a high level of coffee drink consumption (≥ 3-4 times per week). Bivariate analysis revealed significant differences in coffee drinks consumption based on smoking behavior, peer influence, availability of coffee at home, and accessibility (p-value < 0.05). Multivariate analysis indicated that peer influence was the dominant factor influencing students' coffee drink consumption. The researchers suggest students increase their awareness and encourage their social circle to limit excessive coffee consumption. Additionally, relevant health institutions are advised to provide education, increase information about recommended limits of coffee consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyna Chairani
"Kopi luwak dikenal sebagai kopi spesialti Indonesia karena aromanya yang lebih harum dan rasa yang unik. Produksinya menggunakan Coffea arabica yang membutuhkan syarat tumbuh ketinggian dan iklim tropis; serta luwak (Paradoxurus hermaphroditus) yang hidup di wilayah tropis. Mayoritas lahan kopi nasional adalah perkebunan rakyat yang produktivitasnya rendah karena kopi ditanam pada kelas kesesuaian lahan yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan petani sulit mencapai keberlanjutan produksi. Hal lain adalah dalam pengelolaan kopi luwak selama ini lebih fokus pada pendekatan sektoral dan kurang menyeluruh dalam memadukan kesepakatan stakeholders untuk pengelolaan produksi dengan konservasi lingkungan.
Tujuan umum riset adalah melakukan sintesis keberlanjutan pengelolaan kopi luwak di lanskap riset. Sedangkan tujuan khusus meliputi  analisis kesesuaian lahan untuk kopi, habitat luwak dan pengelolaan kopi luwak Arabika; serta menilai dampak aspek lingkungan, sosial dan ekonomi untuk menentukan keberlanjutan dari 6 model pengelolaan kopi luwak di 3 kabupaten (Bandung, Bandung Barat dan Bangli).
Metodologi riset meliputi analisis multi-kriteria dan pemetaan tumpang susun dengan sistem informasi geografis untuk menentukan sebaran kesesuaian lahan; serta metode Life Cycle Analysis (LCA), Life Cycle Costing (LCC), Social Life Cycle Analysis (SLCA) dan Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) untuk menilai keberlanjutannya.
Hasil riset kesesuaian lahan kopi luwak Arabika tertinggi ditemukan di Bandung (75,24%), sedangkan terkecil di Bangli (40,39%). Pada permasalahan lingkungan berdasarkan kriteria pemanasan global, pengelolaan kopi luwak melalui penangkaran memberikan dampak yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengelolaan secara liar. Aspek keekonomian produksi kopi luwak liar lebih menguntungkan dibanding dengan pengelolaan secara kandang atau tangkar. Sedangkan hasil riset aspek sosial tidak dibedakan karena semuanya memberikan kontribusi terhadap masyarakat lokal dan konsumen. Secara umum tingkat keberlanjutan model luwak liar lebih baik dibandingkan dengan model luwak yang dikandangkan. Walaupun demikian, Model Kandang Bangli-3 memiliki tingkat keberlanjutan paling tinggi diantara 6 model pengelolaan yang diriset.

Civet Arabica coffee (kopi luwak) is an Indonesian prominent specialty coffee for its aroma and unique taste. The coffee production involves Coffea arabica that requiring growing conditions of altitude and tropical climate; and civet (Paradoxurus hermaphroditus) that lives in the tropical belts. The majority of the Country coffee plantation is owned by smallholder farmers. The issue of low productivity leads to the difficulty in achieving coffee production sustainability. Moreover, the management of civet coffee has been more focused on sectoral approach and less comprehensive in integrating stakeholder agreements on productivity and environmental conservation.
The research aims to synthesis the sustainability of civet coffee management in the landscape of research. Furthermore, the objectives include analyzing land suitability of Coffea Arabica, civet habitat, and civet Arabica coffee; and to assess its impact on environment, economic, and social/community.
The research employed the methods of multi-criteria analysis, and combined with weighted overlaying techniques for mapping land suitability; and Life Cycle Assessment (LCA), Life Cycle Costing (LCC), Social Life Cycle (SLCA), and Life Cycle Sustainability Assessment (SLCA) of 6 management models in 3 districts (Bandung, West Bandung and Bangli).
The research results reveal that Bandung area has the highest suitability for kopi luwak Arabica (75.24%) and the smallest is in Bangli (40.39%). On the environmental impact, caged models produce higher global warming than that of wild models. The economic aspect of wild models earned bigger profit than caged system. On the social impact, the entire models positively contribute to local community and consumer. It is, however, Model of caged Bangli-3 is the most sustainable among the others.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatkhurozi
"Penelitian ini membahas proses kewirausahaan sosial yang dilakukan penyandang disabilitas di Kopi Tuli dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Ableism yang dialami penyandang disabilitas Tuli. Penyandang disabilitas di Indonesia sering mendapatkan diskriminasi ketika melamar pekerjaan sehingga hanya sedikit dari mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini kemudian memunculkan sebuah usaha sosial bernama Kopi Tuli yang mempromosikan bahwa penyandang disabilitas khususnya Tuli dapat bekerja layaknya orang Dengar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses kewirausahaan sosial mulai dari anteseden, orientasi kewirausahaan, hingga outcomes yang dihasilkan oleh usaha sosial Kopi Tuli. Seluruh proses penelitian dilakukan sejak Oktober 2021 sampai Juni 2022. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara luring dan daring melalui Whatsapp dan Google Meet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anteseden usaha sosial Kopi Tuli antara lain: (a). peningkatan kondisi kesejahteraan disabilitas sebagai motivasi/misi sosial; (b). ide peluang usaha didasarkan pada minat, kondisi Tuli, dan peningkatan tren kopi; (c). akses permodalan menggunakan modal pribadi dan relasi keluarga; serta (d). Teman Tuli sebagai pemangku kepentingan utama. Orientasi kewirausahaan Kopi Tuli antara lain: (a). melakukan inovasi dengan mengubah Teman Tuli yang dianggap tidak mampu bekerja menjadi keunikan yang bernilai jual; (b). proaktif melaui kolaborasi dengan berbagai organisasi untuk mencapai tujuan usaha; (c). melihat kompetisi sesama usaha Tuli bukan sebagai saingan melainkan sebagai tujuan bersama; (d). memiliki otonomi yang luas karena menggunakan modal pribadi namun memiliki batasan dengan kolaborator lainnya; serta (e). berani mengambil resiko dengan menggunakan Tuli sebagai pekerja dan mengubah model bisnisnya menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19. Outcomes usaha Kopi Tuli antara lain: (a). menciptakan tiga nilai sosial yaitu kesadaran masyarakat bahwa Teman Tuli dapat bekerja, terjalinnya relasi Teman Dengar dengan Teman Tuli, dan ketertarikan untuk mempelajari bahasa isyarat bagi Teman Dengar yang kemudian mendorong masyarakat menuju inklusi sosial; (b). Teman Tuli merasa puas dalam bekerja di Kopi Tuli baik dari aspek ekonomi maupun sosial; serta (c). memberikan solusi yang berkelanjutan bagi kesejahteraan Teman Tuli namun perlu perbaikan dalam keberlanjutan sumber dayanya. Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa penyandang disabilitas di Kopi Tuli telah menjalankan proses kewirausahaan sosial dengan baik meskipun terdapat beberapa permasalahan yaitu pada bagian otonomi dalam orientasi kewirausahaan dan keberlanjutan solusi dalam outcomes.

This study discusses the process of social entrepreneurship carried out by persons with disabilities in Kopi Tuli from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by Ableism experienced by people with Deaf disabilities. People with disabilities in Indonesia are often discriminated against when applying for jobs, so only a few of them can find work. Kopi Tuli, a social enterprise which promote people with disabilities, especially the deaf would work with them and the hearing ones. This study aims to analyze the process of social entrepreneurship, from antecedents and entrepreneurial orientation to the outcomes produced by Kopi Tuli social enterprises. The entire research process was carried out from October 2021 to June 2022. Offline and online interviews carried out data collection via WhatsApp and Google Meet. The results of the study show that the antecedents of Kopi Tuli's social enterprises include: (a). improve disability welfare conditions as motivation/social mission; (b). business opportunity ideas based on interests, deafness, and increasing coffee trends; (c). access to capital using personal capital and family relations; and (d). deaf People as the primary stakeholders. Kopi Tuli's entrepreneurial orientation includes: (a). innovate by changing Deaf People who are considered unable to work into unique selling points; (b). proactively through collaboration with various organizations to achieve business goals; (c). acknowledge competition among Deaf businesses not as a rival but as a common goal; (d). has broad autonomy because it uses personal capital, but has limitations with other collaborators; and (e). dare to take risks by using Deaf as workers and change their business model to adapt to the conditions of the Covid-19 pandemic. The outcomes of the Tuli Coffee business include: (a). creating three social values, namely public awareness that Deaf People can work, establishing a relationship between Hearing People and Deaf People, and an interest in learning sign language for Hearing People. Thus, it encourages the community towards social inclusion; (b). Deaf People are satisfied with working at Kopi Tuli, both from an economic and social perspectives; and (c). provide sustainable solutions for the welfare of Deaf People, regardless of how this outcome also needs improvement in the sustainability of its resources. This study concludes that people with disabilities in Kopi Tuli have carried out the social entrepreneurship process well even though there are several problems, namely in the autonomy section in entrepreneurial orientation and sustainability of solutions in outcomes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirdyaningsih
Depok: Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhori, 2018
338.1 WIR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Muhamad Zuhuda
"Proses menyangrai kopi merupakan proses yang sederhana secara konsep namun kompleks dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan proses tersebut dilakukan dengan prinsip mengeluarkan cita rasa dari biji kopi tersebut, namun dalam pelaksanaannya banyak sekali parameter yang memengaruhi proses sangrai tersebut. Selain itu, untuk menghasilkan cita rasa yang konsisten membutuhkan keahlian dari penyangrai yang tentu membutuhkan pengalaman yang tidak bisa didapat dalam waktu yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan sebuah pemodelan dalam melakukan perhitungan kompleksitas sistem manufaktur dari proses sangrai kopi. Pemodelan ini berperan sebagai salah satu jenis alat ukur sebuah proses untuk menilai proses yang ada. Nantinya, pemodelan ini memiliki fungsi untuk melakukan estimasi biaya awal pada tahapan desain sebelum meningkat pada tujuan akhir yaitu otomatisasi proses sangrai kopi. Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi metode yang telah dikemukakan oleh W.H. El Maraghy terkait pemodelan kompleksitas dan mengembangkan pemodelan tersebut ke dalam ruang lingkup sangrai kopi, khususnya untuk biji kopi Arabika Solok Radjo dan Robusta Temanggung. Proses sangrai pada penelitian ini dilakukan dengan temperatur pre-heating 160OC dengan durasi penyangraian selama 16 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa aspek penting yang paling mempengaruhi kompleksitas sangrai biji kopi berdasarkan tingkatan sangrai adalah dimensi, massa, dan warna sangrai yang dihasilkan dari profil sangrai biji kopi. Selain itu, variasi RPM juga memengaruhi temperatur turning point dan titik akhir temperatur biji. Indeks kompleksitas tertinggi didapatkan pada biji kopi Robusta Temanggung dengan RPM 90 dan memiliki tingkatan sangrai dark, yaitu sebesar 9,99.

The process of roasting coffee is simple in principle yet complex in execution. This is happened because the process is carried out with the simple principle, that is to brings out the flavour of the coffee beans. But in practice, there are so many parameters that affect the roasting process. In addition, to produce a consistent taste requires expertise from the roaster which certainly requires experience that cannot be obtained in a short time. This research aims to present a model for calculating the complexity of the coffee roasting process manufacturing system. This model act as a type of measurement tool for a process to assess the existing process. Later, this model will have a function to estimate the initial costs at the design stage before increasing to the last goals, that is the automation of roasting process. In this research, writer adapted the method that was carried out by W. H. El Maraghy about the modelling the complexity and adapted it to the scope of coffee roasting, especially Arabica Solok Radjo and Robusta Temanggung coffee beans. In this research, the roasting process was carried out with a pre-heating temperature of 160°C with a roasting duration of 16 minutes. Based on this research, the results show that the important aspects that influence the complexity of roasting coffee beans are dimension, mass, and roast color resulting from the roasted coffee bean profile. In addition, the variations of RPM will affect the turning point temperature and the end point temperature of the beans. The highest complexity index was found in Robusta Temanggung coffee beans with the RPM of 90 and a dark roast level, that is 9.99."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>