Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihya Chair
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun kluwih terhadap spermatogenesis mencit jantan galur DDY. Sebanyak 24 ekor mencit terbagi kedalam 4 kelompok, yakni kelompok kontrol KK yang diberikan akuades, kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 yang diberikan infusa daun kluwih dengan dosis berturut-turut, yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg BB. Infusa daun kluwih diberikan selama 36 hari. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap berat basah testis, pengamatan dengan angka penilaian Johnsen, dan pengukuran diameter tubulus seminiferus. Data rerata berat testis pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah 0,307 0,030 g, 0,268 0,014 g, 0,223 0,016 g, dan 0,239 0,020 g. Data rerata diameter tubulus seminiferus KK 205,17 3,79 ?m, KP1 200,97 4,82 ?m, KP2 203,78 3,96 ?m, dan KP3 189,79 3,82 ?m. Data rerata angka penilaian metode Johnsen pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut adalah 9,71 0,12 , 9,63 0,08 , 9,38 0,10 , dan 9,34 0,11 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kluwih Artocarpus camansi Blanco berpengaruh terhadap spermatogenesis mencit jantan pada dosis 2,5; 5; dan 10 g/kg BB.

The research has been done to determine the effect of Kluwih leaf rsquo s infusion intake on spermatogenesis of male mice DDY strain. 24 males mice have divided into 4 experimental group control group which only given aquades and treament group which given infusion with doses 2,5 5 10 g kg bw. Test material administated for 36 consecutive days. Then measured the weight of testis, observations with numerical of Johnsen scores, and the diameter of the tubules seminiferous. Mean of testes weigth KK 0,307 0,030 g, KP1 0,268 0,014 g, KP2 0,223 0,016 g, and KP3 0,239 0,020 g. Mean of diameter of tubules seminferous KK 205,17 3,79 m, KP1 200,97 4,82 m, KP2 203,78 3,96 m, and KP3 189,79 3,82 m. Mean of numerical of Johnsen score KK 9,71 0,12 , KP1 9,63 0,08 , KP2 9,38 0,10 , and KP3 9,34 0,11 . Based on LSD test."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labiqa Hilda Ismara
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) terhadap penurunan kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus) jantan galur DDY. Sebanyak 24 ekor mencit dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu: kelompok kontrol (KK), kelompok perlakuan yang diberikan infusa daun kluwih dengan dosis berturut-turut, yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg BB (KP1, KP2, dan KP3). Infusa daun kluwih diberikan selama 36 hari. Kemudian dilakukan analisis kuantitas dan kualitas spermatozoa. Data rerata jumlah spermatozoa per militer (x106) pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturutturut ialah (42,92± 3,28), (39,57± 2,08), (36,49± 2,73), dan (33,37± 1,26) spermatozoa per mililiter. Data rerata persentase motilitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (82,92 % ± 1,74) , (68,54 % ± 6,32), (61,23 % ± 7,13), dan (46,12 % ± 3,90). Data rerata persentase abnormalitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (37,63% ± 1,32), (52,24 % ± 0,95), (61,93 % ± 1,26), dan (68,83% ± 0,66). Hasil uji LSD (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol KK. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit jantan pada dosis 2,5; 5; dan 10 g/kg BB.

The present study was done to determine the effect of Kluwih's leaf's infusion on the quantity and quality of spermatozoa of male mice DDY strain. 24 male mice have divided into 4 experimental group; control group and treament group which were given infusion with doses 2,5;5;10 g/kg bw. Test material administated for 36 consecutive days. Mean of sperm total per militer: KK (42,92± 3,28), KP1 (39,57± 2,08), KP2 (36,49± 2,73), and KP3 (33,37± 1,26) sperm/ml. Mean of percentage of sperm motility: KK (82,92 % ± 1,74) , KP1(68,54 % ± 6,32), KP2(61,23 % ± 7,13), and KP3(46,12 % ± 3,90). Mean of percentage of sperm abnormality: KK (37,63% ± 1,32), KP1(52,24 % ± 0,95), KP2(61,93 % ± 1,26), and KP3 (68,83% ± 0,66).Based on LSD test (P<0.05) the result showed that the data has differences between treatment and control group. The result indicated that the treatment group have impact on quantity and quality of spermatozoa of male mice with doses 2,5;5;10 g/kg bw."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labiqa Hilda Ismara
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) terhadap penurunan kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus) jantan galur DDY. Sebanyak 24 ekor mencit dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu: kelompok kontrol (KK), kelompok perlakuan yang diberikan infusa daun kluwih dengan dosis berturut-turut, yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg BB (KP1, KP2, dan KP3). Infusa daun kluwih diberikan selama 36 hari.
Kemudian dilakukan analisis kuantitas dan kualitas spermatozoa. Data rerata jumlah spermatozoa per militer (x106) pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturutturut ialah (42,92± 3,28), (39,57± 2,08), (36,49± 2,73), dan (33,37± 1,26) spermatozoa per mililiter. Data rerata persentase motilitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (82,92 % ± 1,74) , (68,54 % ± 6,32), (61,23 % ± 7,13), dan (46,12 % ± 3,90). Data rerata persentase abnormalitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (37,63% ± 1,32), (52,24 % ± 0,95), (61,93 % ± 1,26), dan (68,83% ± 0,66).
Hasil uji LSD (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol KK. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit jantan pada dosis 2,5; 5; dan 10 g/kg BB.

The present study was done to determine the effect of Kluwih’s leaf’s infusion on the quantity and quality of spermatozoa of male mice DDY strain. 24 male mice have divided into 4 experimental group; control group and treament group which were given infusion with doses 2,5;5;10 g/kg bw.
Test material administated for 36 consecutive days. Mean of sperm total per militer: KK (42,92± 3,28), KP1 (39,57± 2,08), KP2 (36,49± 2,73), and KP3 (33,37± 1,26) sperm/ml. Mean of percentage of sperm motility: KK (82,92 % ± 1,74) , KP1(68,54 % ± 6,32), KP2(61,23 % ± 7,13), and KP3(46,12 % ± 3,90). Mean of percentage of sperm abnormality: KK (37,63% ± 1,32), KP1(52,24 % ± 0,95), KP2(61,93 % ± 1,26), and KP3 (68,83% ± 0,66).
Based on LSD test (P<0.05) the result showed that the data has differences between treatment and control group. The result indicated that the treatment group have impact on quantity and quality of spermatozoa of male mice with doses 2,5;5;10 g/kg bw.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitri
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui bahwa pemakaian ganja dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terutama terjadi penurunan sekresi LH, FSH dan testosteron melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis, reduksi ukuran testis, dan regresi sel Leydig. Hal ini diduga dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Tetapi belum diketahui apakah pemberian ekstrak daun ganja dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak daun ganja secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonik dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina. Ekstrak daun ganja dibuat secara maserasi dalam petrolium eter (titik didih 40-60°C), kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator, selanjutnya dikeringkan dalam desikator. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 40 hari dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,3 mL CMC 1%, yang diberikan satu kali sehari, setiap hari selama 40 hari. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan data parameter spermatogenesis antara lain jumlah sel spermatogonia A, sel spermatosit primer preleptoten, jumlah sel spermatosit primer pakhiten, jumlah sel spermatid, konsentrasi sel spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina normal.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak daun ganja pada semua dosis kelompok perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia A, jumlah sel spermatosit primer preleptoten, dan jumlah anak yang dilahirkannya dibandingkan dengan kelompok control. Sedangkan dosis ekstrak daun ganja mulai 100 sampai 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatid dan jumlah sel spermatozoa vas deferens dibandingkan dengan kontrol. Sementara dosis 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatosit primer pakhiten."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ekatiwi
"[ ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa daun keluwih
(Artocarpus camansi Blanco) terhadap pematangan spermatozoa mencit (Mus
musculus L.) jantan di epididimis. Sebanyak 24 ekor mencit jantan dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu kelompok kontrol (KK) yang diberikan perlakuan berupa
akuades, kelompok perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2), dan
kelompok perlakuan 3 (KP3) yang diberikan infusa daun keluwih dengan dosis
berturt-turut yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg bb selama 8 hari. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan persentase motilitas spermatozoa pada kelompok
perlakuan dosis 2,5 g/kg bb dan peningkatan persentase motilitas serta
abnormalitas pada dosis 5 g/kg bb dan 10 g/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan persentase viabilitas spermatozoa pada kelompok perlakuan
dosis 2,5 g/kg bb; 5 g/kg bb; dan 10 g/kg bb. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pemberian infusa daun keluwih (Artocarpus camansi Blanco) memiliki pengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas spermatozoa mencit jantan
ABSTRACT The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa., The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf’s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf’s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.]"
Universitas Indonesia, 2016
S62726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Aulia
"Telah dilakukan uji teratogenik ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap morfologi fetus mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Tiga puluh ekor mencit betina bunting dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Pembedahan dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5 mg/kg bb tidak menimbulkan resorpsi dan malformasi eksternal. Pada dosis 5 mg/kg bb ditemukan resorpsi (6,15%) dan fetus kelopak mata terbuka (1,63%). Pada dosis 50 dan 500 mg/kg bb ditemukan resorpsi (7,69%; 9,34%) dan fetus hemoragi (1,63%; 1,47%).
Meski demikian, secara statistik (P > 0,05) pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb selama periode organogenesis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan morfologi fetus mencit.

This research was conducted to observe the teratogenic potential of S. polyanthum ethanol extract on morphology of fetal mice strain DDY. Thirty pregnant female mice were divided into 5 groups, consisting of normal group and treatment groups with dose 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw. The extract was given orally from 6th to 15th day of gestation.
The results showed that the effect of S. polyanthum ethanol extract at a dose of 0.5 mg/bw did not cause resorption and external malformation. At a dose of 5 mg/bw extract given, there were resorption (6.15%) and fetal eyelids open (1.63%). Resorption (7.69%; 9.34%) and fetal hemorrhage (1.63%; 1.47%) were found in mice given doses of 50 and 500 mg/bw.
However, statistic test (P> 0.05) showed that the treatment of S. polyanthum ethanol extract at doses of 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw during the period of organogenesis did not have a significant influence on morphology of fetal mice strain DDY.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurnadi
"Telah dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh pemajanan medan elektrostatik terhadap konsentrasi spermatozoa dan keadaan sel-sel spermatogenik testis mencit albino (Mus musculus L.) Strain Swiss Webster BPMSOH. Pemajanan dilakukan pada dosis 6 kV dan 7 kV selama 4 jam/hari dengan lama pemajanan selama 54 hari atau sampai pada satu generasi (F1).
Berdasarkan penelitian Soeradi (2), pemajanan medan elektrostatik yang dimulai dari dosis 6 kV dan 7 kV selama 1 jam/hari secara langsung terhadap testis tikus menimbulkan kerusakan pads sel epitel seminiferus, maka perlakuan yang diberikan pads penelitian ini dimulai dari dosis 6 kV ke atas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 macam dosis perlakuan, yaitu : Kontrol (0 kV), tegangan 6 kV (P I), tegangan 7 kV (P II) yang diberikan selama 4 jam/hari hingga melahirkan keturunan pertama (FA), pemajanan dilakukan secara rutin setiap hari secara tegak lurus yang akan mengenai seluruh tubuh mencit. Sebaliknya untuk mencit kelompok kontrol (0 kV) hanya dikandangkan saja, dikawinkan sampai melahirkan keturunan yang pertama (F7). Setelah mencit dewasa dilakukan pengamatan terhadap mencit F dengan parameter sebagai berikut :
1. Konsentrasi spermatozoa vas deferen
2. Diameter tubules seminiferus
3. Jumlah sel spermatogonium A
4. Jumlah sel spermatosit primer pre-leptoten
5. Jumlah sel spermatosit primer pakhiten
6. Jumlah sel spermatid
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemajanan medan elektrostatik pada dosis 6 kV dan 7 kV tidak mempengaruhi konsentrasi spermatozoa vas deferen.
2. Pemajanan medan elektrostatik pada dosis 6 kV dan 7 kV tidak mempengaruhi diameter tubulus seminiferus.
3. Pemajanan medan elektrostatik pada dosis 6 kV dan 7 kV tidak mempengaruhi keadaan sel-sel spermatogenik seperti jumlah sel spermatogonium A, sel spermatosit primer per-leptoten, sel spermatosit primer pakhiten, dan sel spermatid."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Santoso
"Ruang Lingkup Penelitian : Rendahnya partisipasi pria dalam program KB disebabkan terbatasnya pilihan kontrasepsi pria. Agar lebih mendorong kaum pria dapat berperan aktif dalam mengikuti program KB, kiranya sangat tepat untuk menyediakan berbagai alternatif jenis kontrasepsi pria. Salah satu alternatif jenis kontrasepsi pria adalah penggunaan bahan alam yaitu tanaman. Hal ini sejalan dengan anjuran petnerintah melalui GBHN 1993 tentang obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan. Dalam rangka usaha mencari bahan kontrasepsi pria yang bersumber pada tanaman telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak total akar Bikat (Gneium gnemonoides Brongn) terhadap spermatogenesis dan kesuburan mencit jantan (Mus musculus L) galur Swiss Webster. Dari hasil penelitian tentang kandungan bahan kimia tanaman, ternyata ekstrak total akar Bikat mengandung senyawa saponin, tanin, dan kuinon. Saponin adalah glikosida triterpen dan sterol_ Saponin merupakan senyawa aktif seperti sabun yang mampu menurunkan tegangan permukaan membran sel, dan menghemolisis sel darah merah. Didasarkan dari sifat senyawa saponin tersebut, diduga ekstrak total akar Bikat dapat menghambat spermatogenesis dan menurunkan kesuburan mencit jantan perlakuan.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian untuk ketiga dosis yaitu 1,5 mg/kgBB, 3,0 mg/kgBB, dan 6.0 mg/kgBB yang diberikan selama 10 hari 20 hari. dan 40 hari dapat menurunkan sel spermatogonia A. sel spermatosit PL, sel spermatosit P dan sel spermatid sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01). Tetapi pada dosis 1.5 mg/kgBB jumlah sel spermatid tidak menurun secara bermakna dibanding kontrol. Sebaliknya pada dosis 1.5 mg/kgBB dan 3.0 mg/kgBB jumlah spermatozoa vas deferen. viabilitas spermatozoa vas deferen, bentuk normal spermatozoa vas deferen menurun nyata dibanding kontrol (P<0,05), sedangkan pada dosis 6.0 mg/kgBB menurun sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01). Demikian juga jumlah anak hasil perkawinan dengan mencit betina normal pada semua dosis yaitu 1.5 mg/kgBB. 3.0 mg/kgBB. dan 6,0 mg/kgBB menurun sangat nyata dibanding kontrol (P<0,01) bahkan untuk dosis 6,0 mg/kgBB tidak mempunyai anak.
Kesimpulan : Ekstrak total akar Bikat yang diberikan selama l0 hari, 20 hari. dan 40 hari dengan dosis 1,5 mg/kgBB, 3,0 mg/kgBB, dan 6.0 mg/kgBB dapat menghambat spermatogenesis dan menurunkan kesuburan mencit jantan (Mus musculus L)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Mirafraditya Puspita Anggraini
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa penipisan zona pelusida dengan Laser Assisted Hatching dapat membantu dalam perkembangan dan viabilitas kultur embrio pascavitrifikasi. Embrio uji yang digunakan dalam penelitian yaitu embrio blastokista awal pascavitrifikasi yang dibagi menjadi lima perlakuan KK 1, KK 2, KP 1, KP 2, dan KP 3 dengan lima kali ulangan. KK 1 merupakan kelompok kontrol normal yang divitrifikasi tanpa penipisan zona pelusida dan dikultur selama 72 jam, KK 2 merupakan kelompok kontrol perlakuan tanpa vitrifkasi dengan penipisan zona pelusida dan dikultur selama 72 jam, KP 1, KP 2, dan KP 3 merupakan kelompok perlakuan blastokista awal yang divitrifikasi dan diberikan perlakuan penipisan zona pelusida masing-masing dengan ukuran dari keliling zona pelusida, keliling zona pelusida dan 2/3 keliling zona pelusida secara berurutan. Berdasarkan hasil penelitian persentase viabilitas, hatched embryo, dan degenerasi secara berturut KK 1 68,33 ;13,33 ;31,67 , KK 2 80,00 ;30,00 ;20,00 , KP 1 66,67 ;11,67 ;28,33 , KP 2 78,33 ;23,33 ;21,67 , dan KP 3 65,00 ; 6,67 ;35,00. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran penipisan keliling zona pelusida KP 2 merupakan ukuran yang paling efektif untuk membantu meningkatkan perkembangan kultur dan viabilitas blastokista awal karena ukuran tersebut mendekati perkembangan embrio pada KK2. Kata kunci : Blastokista awal, Laser Assisted Hatching, penipisan zona pelusida, vitrifikasi xiv 102 halaman : 22 gambar; 24 lampiran; 7 tabelBibliografi : 101 1969 ndash; 2016.

ABSTRACT
The aim of this study was to find out that the zona thinning of embryo with Laser Assisted Hatching can assist in the development and viability of embryo culture post vitrification. The embryo test used in the study was early blastocyst post vitrification divided into five treatments KK 1, KK 2, KP 1, KP 2, and KP 3 with five replications. KK 1 is a normal control group that is vitrified without thinning of the zona pellucida and cultured for 72 hours, KK 2 is a treatment control group without vitrification with zona thinning of zona pellucida and cultured for 72 hours, KP 1, KP 2, and KP 3 are blastocyst treatment groups A vitrified and thinning of pellucida zone treatment of each of the of the pellucida zone, of the pellucida zone and 2 3 of the pellucida zone in succession. Based on the results of the research, the percentage of viability, hatched embryo, and degeneration are respectively KK 1 68,33 13,33 31,67 , KK 2 80,00 30,00 20,00 , KP 1 66.67 , 11.67 , 28.33 , KP 2 78.33 23.33 21.67 and KP 3 65.00 6, 67 35.00 . The results of this study indicate that the thinning of the zona pellucida KP 2 is the most effective measure to help improve the development of early blastocyst culture and viability as it approximates embryonic development in KK2. Keywords Early Blastocyst, Laser Assisted Hatching, thinning zona pellucida, vitrification. xiv 102 pages 24 appendixes 22 pictures 7 tablesBibliography 101 1969 ndash 2016. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubin Camin
"Keberhasilan pembangunan nasional di sektor industri telah melahirkan konsentrasi pabrik-pabrik di daerah-daerah tertentu. Hal ini akan menimbulkan masalah dalam penanganan dan pembuangan limbah serta peningkatan resiko pemaparan manusia terhadap bahan buangan beracun, termasuk di dalamnya logam berat yang banyak digunakan dalam proses produksi atau merupakan komponen dalam produksi itu sendiri.
Salah satu logam yang banyak digunakan dalam industri adalah timbal. Timbal banyak dipergunakan dalam industri aki, cat, pikmen, karet dan pelapis kabel. Timbal dalam bentuk tetraetiltimbal banyak digunakan sebagai campuran untuk bahan bakar, yang saat ini merupakan sumber utama pencemaran timbal melalui gas buangan kendaraan bermotor (Lin-Fu, 1982).
Timbal merupakan pencemar lingkungan dengan efek toksik yang luas baik pada manusia maupun pada hewan. Timbal mengganggu sintesis hem dan mempunyai efek merusak pada ginjal, saluran pencernaan dan sistem saraf (Hammond, 1977). Pemaparan timbal telah lama dikaitkan dengan penurunan fertilitas pada pekerja dan peningkatan aborsi spontan pada istri para pekerja tersebut. Landsdown (1983) melaporkan bahwa pekerja pria di industri baterai diketahui mempunyai jumlah spermatozoa di bawah normal dan didapati adanya peningkatan spermatozoa abnormal.
Gangguan spermatogenesis dilaporkan terjadi pada tikus yang diberi timbal asetat 0,3 mg/kgBB selama 30 hari (Hilderbrand dkk., 1973). Namun pemaparan dengan dosis tiga kali lipat selama satu tahun dilaporkan tidak mengganggu histologi testis, walaupun kadar timbal darah mencapai 70 ug/dL (Der dkk., 1976; Fahim & Khare, 1980). Demikian pula hasil penelitian pengaruh timbal terhadap jumlah, motilitas dan persentase spermatozoa abnormal (Stowe & Goyer, 1971; Wyrobeck & Bruce, 1978; Krasoviskii dkk., 1979).
Adanya hasil yang berbeda dapat terjadi karena faktor jenis hewan percobaan, umur, makanan (Rose & Quarteman, 1987), jenis senyawa timbal (Hammond, 1982), cara pemberian dan dosis (Sokol, 1990). Dalam hal jenis hewan percobaan misalnya, diketahui adanya perbedaan kepekaan sistem saraf tikus dan mencit terhadap pemaparan timbal. Tikus ternyata kurang lebih empat kali lebih peka dibanding mencit (Reiter, 1982)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>