Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrean Alberto
"Perubahan sistem budidaya udang vaname dari sistem tradisional menjadi sistem intensif membawa dampak terhadap lingkungan. Penerapan budidaya secara intensif dapat meningkatkan produksi namun membawa dampak lain diantaranya pencemaran lingkungan oleh efluen tambak. Di BLUPPB Karawang efluen tambak langsung dibuang ke perairan umum tanpa dilakukan pengelolaan terlebih dahulu. Untuk melakukan pengelolaan diperlukan data analisis nilai fisik dan kimia perairan tambak. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 sampai dengan April 2016 di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya BLUPPB Karawang, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data analisis kondisi fisik dan kimia air pemeliharaan serta efluen tambak udang dan data analisis kandungan logam berat pada sedimen di saluran outlet tambak agar dapat dilakukakan pengelolaan. Sampel diambil pada 3 lokasi air pemeliharaan, efluen tambak dan sedimen di saluran outlet tambak dan dianalisis berdasarkan baku mutu yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter fisik dan kimia pada air pemeliharaan cenderung terjaga dengan baik, akan tetapi nilai parameter fisik TSS sebesar 203 ppm, kekeruhan sebesar 51 NTU dan paramater kimia BOD sebesar 46 ppm berada melebihi baku mutu yang ditetapkan dalam KEPMENKP NO:28/MEN/2004. Rata-rata hasil pengukuran logam berat pada sedimen di saluran outlet tambak untuk logam Zn sebesar 1,66 ppm, Cu sebesar 0,73 ppm dan Cr sebesar 1,74 ppm, ketiga logam berat tersebut berada dibawah batas maksimum yang di tetapkan dalam standar baku mutu IADC/CEDA 1997 . Kata kunci: Udang vaname, Tambak, Efluen, Logam berat, Baku mutu, BLUPPB Karawang.

Vaname shrimp culture system that changes from the traditional system into an intensive system had an impact on the environment. Application of intensive cultivation to increase production also bring other impacts including environmental pollution such as effluent ponds. In BLUPPB Karawang, pond effluent directly discharged into public waterways without any prior treatment. Ponds management physical and chemical parameters measurement are needed to maintain good quality of pond water in the effluent. The study was conducted from November 2015 until April 2016 at Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya BLUPPB Karawang, West Java. The purpose of this study was to obtain data on physical and chemical parameters in pond and effluent water, to analyze heavy metals content in sediment of the pond at outlet channel. Samples were taken at three locations pond, effluent ponds and pond sediments at the outlet channel . All values were compared with standart reference. The results showed that the value of physical and chemical parameters in pond water tend to be well maintained, but in the effluent the value of the physical parameters such as TSS was 203 ppm, turbidity was 51 NTU and parameters of chemical BOD was 46 ppm. This values exceeded the quality standards established by KEPMENKP NO 28 MEN 2004. The average results of the measurement of heavy metals in sediment in the pond outlet channel for the metal were 1.66 ppm for Zn, 0.73 ppm for Cu and 1.74 ppm for Cr. Those values of heavy metals are below the maximum limits set within the standards quality by IADC CEDA 1997 . Keywords Vaname shrimp, Pond, effluents, Heavy metals, Quality standards, BLUPPB Karawang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Alberto
"Perubahan sistem budidaya udang vaname dari sistem tradisional menjadi sistem intensif membawa dampak terhadap lingkungan. Penerapan budidaya secara intensif dapat meningkatkan produksi namun membawa dampak lain diantaranya pencemaran lingkungan oleh efluen tambak. Di BLUPPB Karawang efluen tambak langsung dibuang ke perairan umum tanpa dilakukan pengelolaan terlebih dahulu. Untuk melakukan pengelolaan diperlukan data analisis nilai fisik dan kimia perairan tambak. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 sampai dengan April 2016 di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data analisis kondisi fisik dan kimia air pemeliharaan serta efluen tambak udang dan data analisis kandungan logam berat pada sedimen di saluran outlet tambak agar dapat dilakukakan pengelolaan. Sampel diambil pada 3 lokasi (air pemeliharaan, efluen tambak dan sedimen di saluran outlet tambak) dan dianalisis berdasarkan baku mutu yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter fisik dan kimia pada air pemeliharaan cenderung terjaga dengan baik, akan tetapi nilai parameter fisik TSS sebesar 203 ppm, kekeruhan sebesar 51 NTU dan paramater kimia BOD sebesar 46 ppm berada melebihi baku mutu yang ditetapkan dalam KEPMENKP NO:28/MEN/2004. Rata-rata hasil pengukuran logam berat pada sedimen di saluran outlet tambak untuk logam Zn sebesar 1,66 ppm, Cu sebesar 0,73 ppm dan Cr sebesar 1,74 ppm, ketiga logam berat tersebut berada dibawah batas maksimum yang di tetapkan dalam standar baku mutu IADC/CEDA (1997).

Vaname shrimp culture system that changes from the traditional system into an intensive system had an impact on the environment. Application of intensive cultivation to increase production also bring other impacts including environmental pollution such as effluent ponds. In BLUPPB Karawang, pond effluent directly discharged into public waterways without any prior treatment. Ponds management (physical and chemical parameters) measurement are needed to maintain good quality of pond water in the effluent. The study was conducted from November 2015 until April 2016 at Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, West Java. The purpose of this study was to obtain data on physical and chemical parameters in pond and effluent water, to analyze heavy metals content in sediment of the pond at outlet channel. Samples were taken at three locations (pond, effluent ponds and pond sediments at the outlet channel). All values were compared with standart reference. The results showed that the value of physical and chemical parameters in pond water tend to be well maintained, but in the effluent the value of the physical parameters such as TSS was 203 ppm, turbidity was 51 NTU and parameters of chemical BOD was 46 ppm. This values exceeded the quality standards established by KEPMENKP NO: 28 / MEN / 2004. The average results of the measurement of heavy metals in sediment in the pond outlet channel for the metal were 1.66 ppm for Zn, 0.73 ppm for Cu and 1.74 ppm for Cr. Those values of heavy metals are below the maximum limits set within the standards quality by IADC / CEDA (1997)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Achmad
"Udang vaname merupakan komoditas unggulan dalam perikanan budidaya yang terus meningkat permintaannya. Budidaya udang vaname di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran dilakukan dengan teknologi semi-intensif, penerapan teknologi ini tidak berkelanjutan karena kurangnya fasilitas pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek fisik dan kualitas produksi serta status keberlanjutan juga menentukan strategi prioritas pengelolaan budidaya udang vaname yang berkelanjutan. Analisa status keberlanjutan dilakukan dengan survei dan wawancara dengan pembudidaya selanjutnya diolah dengan metode RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status Fisheries), untuk aspek fisik pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ dan pengujian di laboratorium dengan parameter yang diukur yaitu suhu, salinitas, DO, pH, nitrit dan amoniak. Sedangkan penyusunan program prioritas diolah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) menggunakan perangkat lunak Expert Choice. Hasil penelitian nilai parameter kualitas air untuk suhu, salinitas, pH, DO dan nitrit serta kualitas udang sesuai dengan nilai standar, tetapi parameter amoniak jauh dari batas normal. Tingkat keberlanjutan multidimensi pengelolaan budidaya udang vaname di Desa Batukaras memiliki indeks keberkelanjutan sebesar 60,00 yang berarti cukup berkelanjutan. Pilihan program prioritas utama untuk keberlanjutan budidaya udang vaname yaitu program rehabilitasi infrastruktur kawasan tambak dengan nilai rasio kepentingan sebesar 0,29.

Vaname shrimp is a superior commodity in aquaculture which continues to increase in demand. The farming of vaname shrimp in Batukaras Village, Cijulang Subdistrict, Pangandaran Regency is carried out with semi-intensive technology, the application of this technology is not sustainable due to lack of supporting facilities. This study aims to analyze the physical aspects and the quality of production and the sustainability status also determine the priority strategy for sustainable management of vaname shrimp. Analysis of sustainability status is carried out by surveys and interviews with farmers then processed using the RAPFISH method (The Rapid Appraisal of The Status Fisheries), for physical aspects measurement of water quality is carried out in situ and testing in the laboratory with measured parameters, namely temperature, salinity, DO, pH, nitrite and ammonia. While the preparation of priority programs is processed using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method using Expert Choice software. The results of the research are water quality parameter values for temperature, salinity, pH, DO and nitrite and the quality of shrimp according to standard values, but ammonia parameters are far from normal limits. The multidimensional sustainability level of vaname shrimp management in Batukaras Village has a sustainability index of 60.00 which means it is quite sustainable. The choice of the main priority program for the sustainability of vaname shrimp cultivation is the rehabilitation program for fishpond infrastructure with a value ratio of 0.29."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mohammad Adha Akbar
"ABSTRAK
Hampir 85% aktifitas perikanan tangkap di perairan Indonesia didominasi oleh perikanan skala kecil. Tingginya aktifitas penangkapan oleh nelayan skala kecil turut mempengaruhi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dan keberlanjutan usaha perikanan tangkap itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan usaha perikanan tangkap skala kecil dan keberlanjutannya di Desa Ciparage Jaya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan pencatatan. Analisis data keragaan perikanan dan perkembangan trend indeks kelimpahan menggunakan analisis indeks kelimpahan sumberdaya ikan, IMP dan regresi. Analisis keberlanjutan usaha perikanan menggunakan analisis R/C Ratio. Hasil analisis keragaan perikanan menunjukkan bahwa nelayan yang aktif dalam kurun waktu bulan Agustus-Desember 2018 sebesar 62-78%. Komposisi hasil tangkapan ikan pelagis kecil 68%, demersal 22%, cumi 6% dan pelagis besar 4%. Frekuensi panjang total ikan teri rata-rata 7,0 cmTF dan ikan tembang 16,1 cmTL Puncak musim ikan pelagis kecil dan pelagis besar terjadi bulan Oktober (IMP 1,7 dan 2,9), demersal bulan April (IMP 1,9) dan cumi bulan November (IMP 2,9). Hubungan curah hujan dan hasil tangkapan berkorelasi positif dengan nilai R2 sebesar 0,808 pada bulan Januari-Agustus, sedangkan bulan September-Desember berkorelasi negatif dengan nilai R2 sebesar 0,058. Perkembangan trend indeks kelimpahan sumberdaya ikan rata-rata mengalami penurunan. Tahun 2004 nilai indeks kelimpahan sebesar 268 ton/trip, kemudian menurun secara bertahap menjadi sebesar 115 ton/trip pada 2018. Total penerimaan usaha tahun 2017 Rp. 8.351.077.000. Rata-rata pendapatan perkapita per tahun Rp. 26.101.750. Sebanyak 87,8% pendapatan perkapita perbulan lebih rendah dari nilai UMK Karawang dengan rerata Rp. 2.000.000. Sedangkan 12,2%  diantaranya lebih besar dari nilai UMK Karawang dengan rerata Rp. 5.500.000. Nilai rasio penerimaan dan biaya (R/C Ratio) sebesar 0,70. Berdasarkan hal tersebut maka usaha perikanan tangkap skala kecil di desa Ciparage sudah tidak dapat diharapkan keberlanjutannya.

ABSTRACT
Nearly 85% of fishing activities in Indonesian waters are dominated by small-scale fisheries. The high fishing activities by small-scale fishermen also influence the level of utilization of fish resources and the sustainability of their capture fisheries business. This study aims to assess the performance of small-scale capture fisheries businesses and their sustainability in Ciparage Jaya Village. The data used are primary and secondary data that collected through interview, observation and recording techniques. Analysis of fisheries performance data using abundance indice analysis, IMP and regression. The sustainability analysis of fisheries business uses R/C Ratio analysis. The results of fisheries performance analysis show that fishermen who are active in the period August-December 2018 are 62-78%. The composition of small pelagic fish is 68%, demersal 22%, squid 6% and large pelagic 4%. The main catches of small pelagic fishes are fringerscale sardinella and anchovies. The average total length of anchovy is 7.0 cmTL and 16.1 cmTL for fringerscale sardinella. The peak season of small pelagic fish and large pelagic occurs in October (IMP 1.7 and 2.9), demersal in April (IMP 1.9) and squid in November (IMP 2.9). The relationship between rainfall and landing is positively correlated with R2 value of 0.808 in January-August, while September-December is negatively correlated with R2 value of 0.058.  The average annual abundance indice tend to gradually decreased  from of 268 tons/trip in 2004 then gradually decreased to 115 tons/trip in 2018. The estimate total business value in 2017 was Rp. 8,351,077,000. The average per capita income per year is around Rp. 26,101,750, as much as 87.8% per capita income per month which less than Karawang UMK value with an average of Rp. 2,000,000. While 12.2% among them are greater than the UMK value with an average of Rp. 5,500,000. The value of the revenue and cost ratio (R/C Ratio) is 0,70. Based on this, the sustainability of small-scale fisheries in Ciparage village can,t be expected."
2019
T53314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi Busyro
"Indonesia merupakan negara dengan potensi perikanan yang melimpah dengan garis pantai terpanjang terbesar kedua dunia setelah Kanada BPS . Dari potensi yang ada, potensi perikanan budidaya masih bisa terus dikembangkan karena pemanfaatannya yang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada yaitu baru sebesar 12 Kelautan Perikanan Dalam Angka, 2014. Program PUMP-PB merupakan terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya dan secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program PUMP-PB terhadap produksi perikanan budidaya dan untuk menganalisis kinerja kelompok penerima program PUMP-PB. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif menggunakan analisis deskriptif, penilaian kinerja kelompok penerima PUMP-PB dianalisis dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis IPA , sedangkan metode kuantitatif menggunakan analisa regresi linear berganda dengan data cross section. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer dengan menggunakan kuisioner kepada kelompok penerima dan bukan penerima PUMP-PB sebanyak 120 kelompok responden.
Berdasarkan hasil regresi dengan metode OLS, variabel benih, pakan, luas lahan dan PUMP-PB berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi perikanan, sementara pengalaman, tenaga kerja, komoditas dan kelas kelompok berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap produksi perikanan. Analisis kinerja kelompok menunjukkan bahwa aspek kinerja dan kualitas kinerja yang dinilai perlu dilakukan peningkatan kinerja adalah Pokdakan menyelenggarakan rapat/pertemuan pengurus secara rutin, pencatatan dan pembukuan.

Indonesia is a country with abundant fisheries potential of the longest coastlines world 39 s second largest after Canada BPS . Of the existing potential, potential for aquaculture can still continue to be developed because of its utilization is still very small compared to the potential that exists is about 12 of Marine Fisheries in Figures, 2014. PUMP PB program is a breakthrough Marine and Fisheries Ministry to boost aquaculture production and indirectly improve the welfare of the fish farmers.
This study aimed to analyze the influence of PUMP PB program on aquaculture production and to analyze the performance of the group receiving PUMP PB program. This study uses qualitative and quantitative methods. Qualitative methods using descriptive analysis, performance assessment PUMP PB recipient groups were analyzed using Importance Performance Analysis IPA , whereas quantitative methods using regression with Ordinary Least Square OLS analysis with cross section data. The data used are primary and secondary data, primary data using questionnaires recipients and non recipients PUMP PB total of 120 groups of respondents.
Based on the results of regression with OLS, variable seed, feed, land and PUMP PB positive and significant impact on fish production, while the experience, labour, commodities and the class group positive but not significant effect on fisheries production. Analysis shows that the group 39 s performance and the performance aspects of the quality of performance is considered necessary to improve performance is Pokdakan hold meetings committee meetings on a regular basis, recording and bookkeeping.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini wilayah pesisir Karimunjawa menghadapi tantangan berupa peningkatan tambak udang secara intensif. Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas tambak diduga berpotensi menimbulkan dampak pada wilayah pesisir. Pengolahan limbah yang ada tidak cukup baik sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya dampak pada wilayah pesisir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak pada wilayah pesisir dan menyusun strategi pengendalian tambak udang menggunakan bioindikator makrozoobenthos. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air terutama parameter TSS, nitrat dan fosfat. Indeks keanekaragaman genus makrozoobenthos di Karimunjawa termasuk kategori keanekaragaman sedang, yang menggambarkan kondisi perairan tercemar sedang. Dampak pada wilayah pesisir berupa penurunan populasi Tridacna, konversi ekosistem mangrove menjadi lahan tambak, terjadi konflik sosial/pro-kontra pada masyarakat dan masih sedikitnya pengunaan tenaga kerja lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi pengendalian tambak udang vaname menggunakan bioindikator makrozoobenthos yaitu pemantauan kualitas air budidaya tambak udang menggunakan Capitella sebagai bioindikator makrozoobenthos yang dilaksanakan oleh petambak, perbaikan performansi kinerja tambak dengan penebaran benur dan FCR yang sesuai standar serta perbaikan kualitas air tambak sehingga tercapai keberlanjutan tambak udang dan kelestarian wilayah pesisir.

Currently, the coastal of Karimunjawa is facing challenges in the form of an intensive increase in shrimp ponds. The problem in this research is that pond activities are suspected to have the potential to impact coastal areas. The existing waste treatment is not good enough, giving rise to concerns about the impact on coastal areas. The aim of the research was to determine the impact on coastal areas and develop strategies for controlling shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators. The method used is a mixed method (mixed method). The results showed that there has been a decrease in water quality, especially in the TSS, nitrate and phosphate parameters. The diversity index of the macrozoobenthos genus in Karimunjawa is included in the moderate diversity category, which describes the condition of moderately polluted waters. The impact on coastal areas is in the form of a decrease in the Tridacna population, the conversion of mangrove ecosystems into ponds, social conflicts / pros and cons in the community and the use of local workers is still minimal. The conclusion of this study is the strategy for controlling vannamei shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators, namely monitoring the quality of shrimp pond aquaculture water using Capitella as a macrozoobenthos bioindicator carried out by farmers, improving pond performance by stocking fry and FCR according to standards and improving pond water quality so that pond sustainability is achieved. shrimp and sustainability of coastal areas."
[Jakarta, Jakarta]: [Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia], 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Roma Purnomo
"Saat ini wilayah pesisir Karimunjawa menghadapi tantangan berupa peningkatan tambak udang secara intensif. Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas tambak diduga berpotensi menimbulkan dampak pada wilayah pesisir. Pengolahan limbah yang ada tidak cukup baik sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya dampak pada wilayah pesisir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak pada wilayah pesisir dan menyusun strategi pengendalian tambak udang menggunakan bioindikator makrozoobenthos. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air terutama parameter TSS, nitrat dan fosfat. Indeks keanekaragaman genus makrozoobenthos di Karimunjawa termasuk kategori keanekaragaman sedang, yang menggambarkan kondisi perairan tercemar sedang. Dampak pada wilayah pesisir berupa penurunan populasi Tridacna, konversi ekosistem mangrove menjadi lahan tambak, terjadi konflik sosial/pro-kontra pada masyarakat dan masih sedikitnya pengunaan tenaga kerja lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi pengendalian tambak udang vaname menggunakan bioindikator makrozoobenthos yaitu pemantauan kualitas air budidaya tambak udang menggunakan Capitella sebagai bioindikator makrozoobenthos yang dilaksanakan oleh petambak, perbaikan performansi kinerja tambak dengan penebaran benur dan FCR yang sesuai standar serta perbaikan kualitas air tambak sehingga tercapai keberlanjutan tambak udang dan kelestarian wilayah pesisir.

Currently, the coastal of Karimunjawa is facing challenges in the form of an intensive increase in shrimp ponds. The problem in this research is that pond activities are suspected to have the potential to impact coastal areas. The existing waste treatment is not good enough, giving rise to concerns about the impact on coastal areas. The aim of the research was to determine the impact on coastal areas and develop strategies for controlling shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators. The method used is a mixed method (mixed method). The results showed that there has been a decrease in water quality, especially in the TSS, nitrate and phosphate parameters. The diversity index of the macrozoobenthos genus in Karimunjawa is included in the moderate diversity category, which describes the condition of moderately polluted waters. The impact on coastal areas is in the form of a decrease in the Tridacna population, the conversion of mangrove ecosystems into ponds, social conflicts / pros and cons in the community and the use of local workers is still minimal. The conclusion of this study is the strategy for controlling vannamei shrimp ponds using macrozoobenthos bioindicators, namely monitoring the quality of shrimp pond aquaculture water using Capitella as a macrozoobenthos bioindicator carried out by farmers, improving pond performance by stocking fry and FCR according to standards and improving pond water quality so that pond sustainability is achieved. shrimp and sustainability of coastal areas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafril Brahim
"Budidaya udang di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1972. Lokasi tambak letaknya tidak jauh dan "Kota besar". Dalam penelitian ini adalah Jakarta, Bogor, Bandung dan Cirebon. Pada PELITA IV pemerintah mencanangkan untuk meningkatkan hasil pangan dan gizi masyarakat, yang mana salah satu peningkatan bidang pangan ini adalah peningkatan bidang perikanan dan hasil laut lainnya. Hal ini tercermin dengan Kenaikan konsumsi per kapita dari bidang perikanan dan kenaikan nilai ekspor udang niaga Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai garis pantai kurang lebih 81 000 kilometer (Soegiarto, 1978) yang sangat potensial untuk budidaya tambak udang. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui perkembangan wilayah tambak udang di Kabupaten Karawang , Jawa Barat Tahun 1980 sampai dengan tahun 1985. Masalah yang ingin diketahui adalah 1. Bagaimana perkembangan luas tambak udang di kecamatan kecamatan yang diteliti di kabupaten Karawang, tahun 1980-1985 ? 2. Bagaimana hubungan kesembilan faktor , yang mempengaruhi perkembangan Was tambak udang di kabupaten Karawang, Jawa Barat tahun 1980-1985 ? 3. Bagaimana hubungan kwalitas wilayah tambak udang dan perkembangan luas tambak udang yang terbesar (dalam hektar) per Kecamatan di kabupaten Karawang, Jawa Barat tahun 1980-1985? Hipotesa penelitian ini adalah, perkembangan wilayah tambak udang yang terbesar terdapat di wilayah yang mempunyai angka salinitas mendekati 3Ô per mil dan drainase yang baik. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai benikut: Perkembangan adalah adanya pertambahan dan pengurangan faktor tertentu dari tahun 1980 - 1985. Kwalitas tambak udang yang baik adalah wilayah tambak udang dengan jumlah matrik nilai yang terbesar per kecamatan. Tambak udang adalah tambak yang benihnya adalah benih udang dan iRan. Tambak yang menghasilkan ikan dan udang ini disebut dengan tambak udang. Tambak adalah kolam dengan air berkadar garam tertentu dan letaknya di tepi pantai. Sembilan faktor yang mempengaruhi perkembangan tambak udang adalah buruh tambak; Jumlah penyuluh; Tempat pelelangan ikan; pembibit benih udang; sarana perhubungan; saluran irigasi
korelasi antar peta dan analisa statistik adalah: -Perkembangan luas tambak udang di tiap Kecamatan tidak sama. Perkembangan luas tambak udang yang terbesar tedapat di kecamatan Batujaya dan kecamatan Pedes. - Faktor yang mempengaruhi perkembangan luas tambak udang di tiap kecamatan tidaK sama. Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan luas tambak udang di kecamatan-kecamatan yang diteliti tahun 1980-1985 adalah faktor penyuluh dan saluran irigasi tambak udang. - Hubungan kwalitas tambak udang dengan penkernbangan luas tambak udang adalab positip dan mempengaruhi. Kwalitas tambak udang yang baik terdapat di kecamatan di kecamatan Batujaya dan kecamatan pedes. Kwalitas tambak yang sedang tendapat di kecamatan tempuran dan kecamatan cilamaya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wahyularassati
"ABSTRAK
Kabupaten Indramayu merupakan wilayah yang sangat berpotensi untuk kegiatan budidaya tambak. Wilayah yang memiliki potensi produksi terbesar budidaya tambak berada di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Produksi yang besar di Kabupaten Indramayu ternyata tidak diikuti dengan daya beli dan tingkat konsumsi perikanan oleh masyarakat setempat sehingga pembudidaya butuh memasarkan produknya ke luar daerah Indramayu. Dalam kegiatan pemasarannya, produk perikanan tambak di Kabupaten Indramayu dihadapkan oleh masalah yaitu lemahnya posisi tawar karena adanya hubungan Patron-Klien dan hambatan dalam kegiatan pemasaran terkait dengan kurang baiknya infrastruktur jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana alur pemasaran dan pertambahan nilai yang terjadi pada tiap simpul mata rantai serta pengaruhnya pada keuntungan yang didapat. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam ke tiap pelaku pemasaran dan institusi terkait di Kabupaten Indramayu. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif dan analisis keruangan. Hasil dari penelitian ini adalah wilayah yang memiliki hubungan patron klien rendah memiliki variasi pemasaran lebih banyak yaitu 4 rantai pemasaran dan keuntungan tertinggi dibandingkan dengan wilayah dengan patron klien rendah Rantai terpanjang terbentuk dari pemasaran ke luar wilayah produksi dan rantai terpendek dari pemasaran di wilayah produksi. Semakin jauh lokasi pasar dan panjang rantai maka keuntungan yang diterima semakin kecil dan harga jual semakin tinggi.

ABSTRACT
Indramayu Regency is a region that is very potential for aquaculture activities. Areas that have the greatest production potential for pond aquaculture are in Karanganyar Village, Pasekan District and Cangkring Village, Cantigi District. The large production of Aquaculture product in Indramayu Regency was apparently not followed by purchasing power and the level of fisheries consumption by the local community. Because of that farmers need to sell their products to area other than Indramayu. In its marketing activities, aquaculture fisheries products in Indramayu Regency are faced with the problem of weak bargaining position due to Patron-Client relationships and obstacles in marketing activities related to poor road infrastructure. This study aims to analyze how marketing channels and value added occur in each chain node and its effect on the benefits obtained. The method of data collection is done by in-depth interviews with each marketing agent and related institutions in Indramayu Regency. Data were analyzed qualitatively descriptive and spatial analysis. The results of this study are regions that have a low patron client relationship bring more marketing variations, namely 4 marketing chains and higher profits compared to areas with low client patrons. The longest chain is formed from marketing outside the production area and the shortest chain of marketing in the production area. The farther the market location and the length of the chain, the lower the profit received and the higher the selling price."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>