Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Mughnisari
"Banyaknya jumlah aset wakaf di Indonesia tidak menunjukkan keberhasilan negara ini dalam pengelolaan wakaf. Prediksi pemanfaatan tanah wakaf pada sektor produktif hanya berkisar 1 dari jumlah aset. Ini menandakan bahwa besarnya potensi wakaf belum diimbangi dengan pengelolaan wakaf secara profesional. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi baru dalam pengelolaan wakaf diantaranya dengan memanfaatkan instrumen sukuk sebagai alternatif investasi wakaf uang dan pengembangan tanah wakaf. Keberhasilan negara lain seperti Singapura dalam mengelola aset wakaf melalui sukuk dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan wakaf produktif di Indonesia. Dukungan pemerintah juga dapat dilihat dalam menyusun model sukuk berbasis wakaf dalam rangka memanfaatkan aset wakaf di Indonesia. Penggunaan instrumen sukuk dalam pengelolaan wakaf memberikan manfaat yang besar dalam sektor ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan nazhir dalam menginvestasikan dan mengelola aset wakaf dengan menggunakan sukuk secara profesional. Penelitian ini menggunakan metode Analitic Network Process untuk menganalisa dan memahami permasalahan apa saja yang akan ditemui oleh para nazhir agar dapat mengelola wakaf dengan instrumen sukuk. Hasil analisa ANP menunjukkan bahwa dari tiga cluster permasalahan yaitu manajemen, regulasi, dan sumber daya insani maka, permasalahan utama yang dihadapi oleh para nazhir adalah permasalahan regulasi. Untuk itu diperlukan solusi dan strategi yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut.

The amount of awaqf assets in Indonesia does not demonstrate country success in the development of waqf. Prediction on waqf land utilization in the productive sector is only about 1 of total assets. It indicates that the magnitude of the potential waqf has not been matched with professional waqf management. Therefore, it takes a new innovation in management of waqf such as by using sukuk instrument as an alternative investment of cash waqf and development of waqf land. Other countries success experiences such as Singapore in managing waqf assets through Sukuk can be used as a benchmark for the development of productive waqf in Indonesia. Government support can also be seen by proposed a model waqf based sukuk in order to take advantage of waqf assets in Indonesia. The use of sukuk instruments in waqf management have been of great benefit in the economic and social sectors. Therefore, nazhir readiness is required to invest and manage waqf assets by using sukuk instrument professionally. This study uses Analytic Network Process to to analyze and understand any problems that will be encountered by the Nazhir to manage waqf with sukuk instruments. The results of ANP analysis indicates that there are three clusters of problems namely management, regulatory, and human resources therefore, the main problem faced by the nazhir are regulatory issues. It requires an effective solution and strategy to overcome these problems.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlin Darliawati Asy Arie
"ABSTRAK
Perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang progresif.
Pertumbuhan secara signifikan terjadi sejak diterapkannya Undang-Undang No.
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah diiringi oleh bertambahnya jumlah
bank dan kantor jaringan sehingga layanan perbankan syariah dapat mencakup
masyarakat lebih luas. Selain itu, kinerja perbankan syariah semakin meningkat
seiring dengan hal tersebut utamanya peningkatan total aset, DPK dan
pembiayaan. Namun demikian, komposisi DPK perbankan syariah masih
didominasi oleh simpanan jangka pendek sedangkan peningkatan pembiayaan
perbankan syariah meningkat melebihi peningkatan DPK. Akibatnya FDR
perbankan syariah mencapai lebih dari 100% pada satu semester terakhir. Hal ini
membuat perbankan syariah memiliki potensi risiko likuiditas yang tinggi. Saat
ini, perbankan syariah memiliki alat-alat likuid berupa GWM, SBIS, FASBIS,
SIMA, SIKA, dan SBSN. Namun penggunaan alat likuid tersebut belum optimal
dan tergantung kepada preferensi kebijakan dari masing-masing bank. Instrumen
syariah yang likuid dan belum banyak dimanfaatkan oleh perbankan syariah
adalah sukuk (SBSN) untuk mengatasi risiko likuiditas. Berdasarkan analisis
industri berdasarkan data dari Desember 2008 hingga Desember 2012 dan survey
lapangan serta wawancara mendalam yang dilakukan pada Maret hingga Juni
2013 untuk mengetahui persepsi, kebijakan dan ekspektasi dari industri perbankan
syariah dalam menempatkan dana pada instrumen sukuk, ditemukan beberapa hal
penting seperti: kinerja industri, kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan likuiditas,
serta kemungkinan menggunakan SBSN sebagai instrumen manajemen likuiditas.
Sementara itu, bank-bank syariah mensyaratkan beberapa hal di dalam
menempatkan dana pada SBSN. Sebaiknya perbankan syariah lebih
menggunakan sukuk khususnya SBSN dalam memitigasi resiko likuiditas, karena
selain merupakan instrumen yang likuid, sukuk juga merupakan instrumen
investasi sehingga penempatan dana pada sukuk dapat menjadi aset produktif.

ABSTRACT
The development of Islamic Banks in Indonesia has increased progressively. The
growth is shown since enactment of the act of no. 21/2008 about Islamic Banking.
The number of banks and the number of branch office are increased so that the
Islamic Banking can serve widely. Some indicators to improve Islamic Banking
performance are concise of increasing in assets, third party fund and financing.
Composition of third party funds Islamic Banking dominated by short term
deposits. In the other hand the increase in Islamic Banking financing increases
exceed rising third party funds, so FDR Islamic Banking reached more than
100%. Therefore, Islamic Banking has high potential liquidity risk. To overcome
liquidity risk, Islamic Banking have liquidity instrument among GWM, SBIS,
FASBIS, SIMA, SIKA and SBSN. However the use of that instruments depending
on the preference policy from each bank. Nevertheless, the Indonesian Islamic
Banking industry does not use SBSN optimally in addressing the liquidity risk.
The data collection and analysis method in this research use a combination of
quantitative and qualitative methods because this research involving perception,
policy and expectations of Islamic Banking Industry management. Hopefully,
these methods can reach the objectives of this research. Secondary data analysis
using data from Bank Indonesia statistics from December 2008 to December 2012
to measure the performance of the industry, the liquidity needs and fulfillments
the liquidity needs. The primary data obtained from survey results and in depth
interview to a number of Islamic Banking conducted in March to June 2013.
Based on findings in this research, Islamic Banking has a high liquidity risk, to
overcome that, there is a very liquid instruments, which available on the market,
the value of absorption and related to the real sector. The financial instrument is
Islamic state bond (SBSN). Islamic banking should optimalizing uses of sukuk as
an instrument to mitigated liquidity risk because in the other hand, sukuk are
investment instruments so that funds placed in sukuk can be a productive assets."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Novita Pramesti
"Wakaf uang, sebagai salah satu jenis wakaf yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, memiliki manfaat yang besar, yaitu dapat dilakukan oleh orang yang memiliki dana terbatas dan dapat mengisi aset-aset wakaf berupa tanah dengan pembangunan sarana yang lebih produktif untuk kepentingan umat. Agar manfaat wakaf uang berjalan optimal, diperlukan nazhir yang profesional dalam mengelolanya. Sebagai nazhir, Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa mengelola wakaf uang yang berasal dari Alumni ESQ Training. Sebelum mengetahui bagaimana cara pengelolaan wakaf uang di Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa dan apakah pengelolaan tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana peran nazhir dalam pengelolaan wakaf uang menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan bentuk penelitian kepustakaan dan melakukan pendekatan analitis. Peran nazhir dalam pengelolaan wakaf uang menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia memiliki hubungan yang saling berkaitan, yaitu terdiri dari penghimpunan wakaf uang, pengembangan wakaf uang, dan pendistribusian hasil pengembangan wakaf uang kepada mauquf ?alaih. Peran nazhir tersebut dilakukan oleh Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa, yaitu dengan melakukan penghimpunan wakaf uang secara langsung maupun tidak langsung, mengembangkan wakaf uang melalui investasi langsung di Menara 165, dan mendistribusikan hasil pengembangan wakaf uang secara tidak langsung kepada fakir miskin dan dhuafa.
Pengelolaan wakaf uang di Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menghimpun wakaf uang, masih menggunakan bank konvensional serta rekening bank syariah berbentuk rekening mudharabah, belum berbentuk rekening wadi?ah. Sertifikat wakaf uang juga masih diterbitkan sendiri, bukan oleh Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) sehingga mengakibatkan pelaksanaan ikrar wakaf uang maupun pendaftaran wakaf uang yang seharusnya dilakukan melalui LKS-PWU menjadi belum terlaksana. Pengembangan wakaf uang yang dilakukan juga belum diasuransikan pada asuransi syariah dan tidak ada persentase wakaf uang yang diinvestasikan di bank syariah.
Cash waqf, as one type of waqf is regulated in Indonesia legislation, have great benefits, which can be done by people who have limited funds and can fill waqf assets such as land with a more productive development tools for the benefit of the people. In order that the benefits of cash waqf running optimally, it would require professional nazhir to manage it. As a nazhir, Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa manages cash waqf derived from alumni of ESQ Training. Before knowing cash waqf management in Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa and whether the management has been in accordance with Indonesia legislation, it is important to know the role of nazhir in cash waqf management according to Indonesia legislation.
This research is a normative legal research using literature research and analytical approach. Role of nazhir in cash waqf management, according to the legislation in Indonesia, is related each other, which consist of collecting cash waqf, developing cash waqf, and distributing results of cash waqf development to mauquf ?alaih. The role of nazhir is performed by Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa, consists of collecting cash waqf directly and indirectly, developing cash waqf through direct investment in Menara 165, and distributing results of cash waqf development indirectly to poor people.
Cash waqf management in Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa has not been entirely in accordance with Indonesia legislation. In collecting cash waqf, still use conventional banks and mudharabah account, not wadi?ah account. Certificate of cash waqf is still self-issued, not by Sharia Financial Institution-Receiving Cash Waqf (LKS-PWU). Because of that, the implementation of waqf pledge and registration of cash waqf, that should be done through LKS-PWU, have not done yet. The developing of cash waqf has not insured with sharia insurance and there is no percentage of cash waqf which invested in sharia bank.<.i>
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dahnila Dahlan
"Penelitian ini dilakukan untuk memperkuat implementasi model sukuk BI, menentukan dan merekomendasikan strategi lelang sukuk serta mengukur dampak moneternya. Pendekatan yang digunakan pada tesis ini adalah gabungan darimetode kualitatif dan kuantitatif. Metodekualitatif dengan analisis aplikasi model Sukuk BI dan metode kuantitatif dengan simulasi statisoutstanding SBSN milik BI pada bulan Agustus 2018dengan dua skema lelang yaitu (i) mekanisme poolingSBSN berdasarkan total outstanding nilaiSBSN milik BI dan (ii) mekanisme pooling SBSN berdasarkan tenorsetiap SBSN milik BI.
Thesis ini menemukan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan dari simulasi terhadap dua skema tersebut.Berdasarkan temuan dan analisis, thesis ini menyimpulkan bahwa penguatan implementasi dapat dilakukan dengan mengkombinasikan kedua strategi lelang untuk mendapatkan hasil yang optimal. Strategi lelang dengan mekanisme pertama memungkinkan untuk dilakukan lelang setiap minggu dan yield curve yang dihasilkan lebih lengkap serta akumulasi nilai kontraksi yang lebih besar. Strategi lelang dengan mekanisme kedua dapat menghemat biaya operasi moneter dikarenakan underlying SBSNditempatkan sesuai tenornya sehingga defisit biaya moneter dapat dihindari dan memungkinkan untuk terjadinya zero cost. Rata-rata nilai kontraksi yang dihasilkan per bulan untuk strategi pertama adalah Rp5,23 triliun deangan akumulasi Rp130,79 triliun. Nilai kontraksi rata-rata per bulan untuk strategi kedua Rp5,86 triliun dengan akumulasi Rp70,38 triliun.

The objectives of the thesis are to strengthen the implementation of sukuk BI, to analyse and determine the ideal auction strategy as well as to measure its monetary impact. The research used triangulation method which is a combination of qualitative and quantitative methods. The qualitative method is proceeded through analysis of Sukuk BI implementation and quantitative method is via static simulations of the outstanding SBSN owned by BI (at the end of August 2018) with two schemes, namely: (i) pooling mechanism based on total outstanding value of SBSN owned by BI and (ii) pooling mechanism based on tenor of SBSN owned by BI.
This thesis concludes that strengthening implementation can be done by combining the two auction strategies to get optimal results. The auction mechanism with the first mechanism allows auction every week and the yield curve is more complete and the contraction value is greater. The auction strategy with the second mechanism can save monetary operations costs because the underlying SBSN is placed according to its tenor so that the monetary cost deficit can be avoided and allows for zero costs. The average contraction value generated per month for the first strategy is IDR 5.23 trillion and accumulated IDR 130.79 trillion. The average contraction value per month for the second strategy is IDR 5.86 trillion with an accumulation of IDR 70.38 trillion.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abbad Salahudin Abbad
"ABSTRAK
Wakaf tumbuh dan berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan
yang ada dalam masyarakat di Indonesia, difasilitasi oleh hukum positif yang
berlaku di Indonesia demi terciptanya ketertiban dan kepastian hukum dalam
masyarakat. Ketidaksempurnaan peraturan hukum positif serta pelaksanaannya di
lapangan sering menjadi penghalang terpenuhinya hak dan kewajiban setiap
induvidu dalam masyarakat dengan baik. Yayasan (Stichting) telah ada sebelum
adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Yayasan dan bagi
Yayasan yang telah ada tersebut diharuskan untuk menyesuaikan anggaran
dasarnya agar tetap berstatus badan hukum. Nazhir wakaf berupa Yayasan yang
tidak memiliki status badan hukum tidak dapat menerima wakaf. Pokok
permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah peran Notaris dalam Wakaf dikaitkan dengan Nazhir yang tidak
berbadan hukum. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan yang bersifat yuridis normatif dengan bentuk penelitian preskriptif
analitis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Notaris dapat berperan
dengan cara memberikan saran untuk dibuatnya suatu perikatan antara pihak yang
hendak mewakafkan harta bendanya dengan pihak yang nantinya akan mengelola
harta benda tersebut. Bentuk perikatannya berupa perjanjian dalam wujud akta
Notaris sehingga memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan dapat
dilaksanakan.

Abstract
Wakaf grow and evolve with the expansion of needs that exist in society in
Indonesia, facilitated by the positive law in force in Indonesia for the
establishment of order and rule of law in the society. Imperfections of positive law
and its implementation on the field is often found as a barrier to the fulfillment of
individual rights and obligations in the community. Foundation have existed
before the regulations on the Foundation are made and for the existing Foundation
is required to adjust their statutes in order to keep their legal entity. Nazhir wakaf
in the form of Foundation that doesn?t have legal entity cannot receive wakaf. The
issue raised by the authors in this study is how the role of notary in the course of
wakaf associated with nazhir wakaf which has no legal entity. The research
method used is literature study which is normative juridical in the form of
prescriptive analytical research. Based on the study it is revealed that the notary
may play a role in the implementation of wakaf by giving an advice to a
commitment made between parties who want to hand over their possessions and
who will manage the property. The form of engagement is in the form of a
notarial deed which has the perfect strength of evidence and can be implemented."
2012
T31881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Elsye
"Tanah wakaf di Indonesia perlu dibangun dan dikembangkan secara lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu sumber pembiayaan yang dapat digunakan dalam pembangunan dan pengembangan tanah wakaf tersebut adalah melalui penerbitan sukuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi sukuk berbasis wakaf di Indonesia.
Hasil penelitian merekomendasikan penggunaan mekanisme/akad musharakah wa ijarah dan mudarabah wa ijarah dengan underlying berupa tanah wakaf. Lebih lanjut formulasi dari mekanisme/akad tersebut menunjukkan bahwa nilai sukuk harus lebih kecil atau sama dengan nilai tanah wakaf dengan periode penerbitan sukuk antara jangka menengah sampai dengan jangka panjang.
Simulasi menunjukkan dengan proporsi pembagian keuntungan antara Pemerintah dan investor sebesar 60 : 40 dan dengan periode sukuk selama 9 tahun, maka rental rate yang diperoleh investor adalah sama dengan 8.33%. Dengan akad yang direkomendasikan tersebut, investor juga tidak akan menerima pendapatan selama masa konstruksi, namun demikian investor akan menerima pendapatan dengan rate yang lebih tinggi setelah masa konstruksi, pokok investasi yang dibayarkan secara periodik serta sukuk yang bersifat tradable.

Awqaf properties in Indonesia needs to be constructed and developed in a more productive and useful way for the society. One source of funding that can be used in construction and development of awqaf properties is through the issuance of sukuk. This study aims to construct an awqaf based sukuk in Indonesia.
The result of the study recommends the usage of mechanism/contract musharakah wa ijarah and mudarabah wa ijarah with the underlying of waqf properties. Further formulation of the mechanism/contract shows that the value of sukuk must be less than or equal to the value of awqaf properties in the period between the mid-term sukuk issuance and the long-term one.
Further, simulations show that the proportion of profit sharing between government and investors could be 60 : 40 for the 9 year Sukuk, whilst the rental rate obtained by investors is equal to 8.33%. With the recommended contract, the investors will not receive income during the construction period, but they will receive income at a higher rate after the construction period and the principal investment is paid periodically with tradable sukuk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriansyah Yoes Ramadhan Putra
"Wakaf merupakan instrumen ekonomi Islam yang sifatnya dapat dikembangkan tanpa mengurangi harta pokok wakaf. Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk beragama Islam terbesar di dunia, memiliki potensi wakaf yang besar. Namun potensi tersebut belum diimbangi dengan kemampuan nazhir dalam mengelola harta wakaf. Mayoritas nazhir di Indonesia belum melaksanakan tugasnya secara profesional. Sehingga potensi tersebut belum dikembangkan secara maksimal. Tulisan ini membahas tentang perkembangan hukum wakaf di Indonesia, kriteria nazhir yang mampu mengelola wakaf secara produktif di Indonesia, serta pengelolaan wakaf produktif di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data bersifat yuridis-normatif. Untuk memaksimalkan potensi wakaf, maka nazhir harus memiliki lima modal dasar serta tiga prinsip yang memenuhi kriteria nazhir profesional. Selain itu nazhir juga harus mengelola harta wakaf secara produktif, agar manfaat harta wakaf dapat dirasakan masyarakat.

Waqf is an Islamic economy instrument which is the assets can be developed without
reducing the main assets of waqf. Indonesia as the biggest Islamic population in the world
have a great potential in waqf. However, that potency is not supported yet by the capacity
and skill from the Nazhir who manage that waqf assets. A lot of nazhir in Indonesia is not yet
doing their job profesionally. So that the potency of waqf in Indonesia is not yet maximally
developed. This thesis discuss about the development of waqf law in Indonesia, requirement
of nazhir who can manage the assets of waqf productively in Indonesia, and also the
management of waqf productive in Indonesia. The methode of this thesis use the qualitative
approaching, also collecting the data technique which is use the yuridis-normative method.
To reach the goal of waqf, nazhir at least must have the five basic and three principal of the
professional nazhir requirement. Beside that, nazhir should manage the assets of waqf
productively, so that the benefit of that waqf assets can be felt and distribute to the society.
"
2016
S62566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nizar
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih besarnya gap realisasi penghimpunan wakaf uang terhadap perhitungan potensi wakaf uang di Indonesia. Berdasarkan penelitian sebelumnya, salah satu penyebabnya adalah persepsi masyarakat terhadap wakaf uang. Untuk itu, perlu di analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wakif terhadap wakaf uang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-korelasional (kausal), yang melihat hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, mazhab yang diikuti dan media informasi wakaf uang sebagai variabel bebas dan persepsi wakif tentang wakaf uang sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik. Penelitian ini dilakukan di Badan Wakaf Indonesia dengan melibatkan 50 wakif sebagai responden.
Berdasarkan analisis data diketahui bahwa dari empat variabel bebas yang diuji tingkat pendidikan memiliki probabilitas yang lebih besar di bandingkan variabel lainnya (tingkat pendapatan, mazhab yang diikuti, media informasi) dan signifikan secara statistik. Hasil ini karena responden dengan pendidikan lebih tinggi mampu mengolah informasi yang diterima secara lebih baik dibandingkan tingkat pendidikan yang lebih rendah sehingga membentuk pemahaman yang lebih baik.

The research was motivated by the realization of the gap is still big money to the calculation of the accumulation potential of cash waqf in Indonesia. Based on previous research, one reason is the perception wakif of cash waqf. For that, it is necessary in the analysis of the factors that influence perceptions of the cash waqf wakif. This research is a kind of descriptive-correlational research (causal).
This study looked at the relationship between education level, income level, mazhab and the information media cash waqf as independent variables and perceptions of the cash waqf wakif as the dependent variable. The method used is descriptive analysis and logistic regression. The research was conducted in Indonesia with the Waqf Board involving 50 wakif as respondents.
Based on data analysis wakif known that perception is influenced by level of education. Respondents (wakif) with higher education have a higher probability to accept or agree with cash waqf than those with lower education.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumi Raniri
"Penelitian ini membahas efisiensi kegiatan pengumpulan dan pengelolaan aset wakaf yang dilakukan oleh Organisasi Pengelola Wakaf di Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan Data Envelopment Analysis dengan Badan Wakaf Al-Quran BWA, Inisiatif Wakaf Indonesia IWI, Tabung Wakaf Indonesia TWI dan Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa YWBNB sebagai objek penelitian. Data yang digunakan adalah data primer dari pengisian tabel di kuisioner yang dilakukan pada orang-orang yang terlibat secara langsung dalam praktik pengumpulan dan pengelolaan aset wakaf di objek penelitian dan data sekunder yang berasal dari literatur-literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumpulan aset wakaf efisien dilakukan oleh BWA pada tahun 2016, TWI pada tahun 2017 dan YWBNB pada tahun 2015. Selain itu, setiap organisasi pengelola wakaf yang diteliti pengelolaan asetnya memiliki DMU yang efisien. BWA mencapai titik efisiensi 100 pada tahun 2013 dan 2014. TWI mencapai titik efisiensi 100 pada tahun 2014 dan 2017. YWBNB mencapai titik efisiensi 100 pada tahun 2013, 2014 dan 2017.

This study discusses the efficiency of collection and management of the assets of the Waqf done by Nazir organizations in Jakarta. The method used in this study is the quantitative methods using Data Envelopment Analysis with Badan Wakaf Al Quran BWA, Inisiatif Wakaf Indonesia IWI, Tabung Wakaf Indonesia TWI dan Yayasan Wakaf Bangun Nurani Bangsa YWBNB as objects of research. The data used are the primary data with the help of questionnaire filled by people who are directly involved in the collection and management of the assets of the Waqf in the research objects and secondary data derived from related literatures. The results showed that the collection of the Waqf assets efficiently carried out by BWA in 2016, TWI in 2017 and YWBNB in 2015. In addition, each Nazir organization has efficient DMUs in the waqf management rsquo s efficiency test. BWA reaches the point of 100 efficiency in 2013 and 2014. TWI reaches the point of 100 efficiency in 2014 and 2017. YWBNB reaches the point of 100 efficiency in 2013, 2014 dan 2017.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajaya
"Pemberdayaan aset wakaf menjadi hal yang perlu untuk dikembangkan ditengah masih banyaknya tanah wakaf yang sampai dengan saat ini masih belum diberdayakan secara produktif. Minimnya pendanaan untuk mengembangkan aset wakaf menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Nazhir, pengelola aset wakaf, selain kurangnya pengalaman dan rendahnya kompetensi Nazhir dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi terhadap aset wakaf. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh suatu skema pembiayaan aset wakaf yang tepat melalui sukuk bank syariah sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendanaan untuk mengatasi kebutuhan pembiayaan dalam rangka memberdayakan aset wakaf yang tidak produktif serta meningkatkan produktifitas aset wakaf potensial untuk berkembang. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan analisis struktur sukuk ijarah khususnya merancang skema Sukuk Ijarah Bank Syariah berbasis aset wakaf, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan merancang formula kuantitatif dan simulasi dari Nazhir, Investor dan Bank Syariah dalam pelaksanaan Sukuk berbasis aset wakaf. Simulasi dari skema Sukuk ijarah bank syariah mencakup simulasi pembiayaan dan pengembalian investasi terhadap rencana pembiayaan aset wakaf produktif Nazhir. Hasil dari penelitian menghasilkan: (i) usulan skema pembiayaan aset wakaf dengan menggunakan sukuk ijarah bank syariah, (ii) formula Sukuk ijarah bank syariah dapat diaplikasikan (menjadi rujukan) pihak-pihak yang terlibat di dalam skema Sukuk ini, (iii), hasil simulasi menunjukkan kelayakan skema pembiayaan dari sisi keuangan bagi para pihak yang terlibat yaitu Nazhir dan Investor Sukuk. Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan tersebut, penelitian ini merekomendasikan sukuk ijarah sebagai salah satu sumber pembiayaan aeset produktif dalam rangka pemberdayaan tanah wakaf.

Empowerment of waqf assets is a thing that needs to be developed amidst the many waqf lands which until now are still not productively empowered. The lack of funding to develop waqf assets is one of the problems faced by Nazhir, a waqf asset manager, in addition to lack of experience and low Nazhir competence in carrying out activities that can generate economic added value to waqf assets . This research is conducted to obtain an appropriate waqf asset financing scheme through Islamic bank sukuk so that it can become one of the funding sources to overcome financing needs in order to empower unproductive waqf assets and increase asset productivitypotential waqf to develop. The approach taken in this study is a combination of qualitative and quantitative methods. Qualitative methods are carried out by analyzing the structure of the ijarah sukuk in particular designing the waqf asset-based Islamic Bank Sukuk Ijarah scheme, while the quantitative analysis is carried out by designing quantitative formulas and simulations from Nazhir, Investors and Islamic Banks in implementing waqf asset-based Sukuk. The simulation of the Islamic Bank Sukuk Ijarah scheme includes a simulation of financing and return on investment to Nazhir's productive waqf asset. The results of the study resulted in: (i) the proposed scheme of financing waqf assets using Islamic Bank Ijarah Sukuk, (ii) the Islamic Bank Sukuk Ijarah formula can be applied (as a reference) to the parties involved in this Sukuk scheme, (iii), results simulation shows the feasibility of the schemefinancial financing for the parties involved, Nazhir and Sukuk Investors. Based on the results of the simulation and discussion, this study recommends sukuk ijarah as a productive source of financing in order to empower waqf land .
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>