Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anika Nabila
"Pembuangan Lumpur Sidoarjo yang mengandung konsentrasi fenol yang tinggi ke Kali Porong akan berdampak negatif pada ekosistem perairan Kali Porong dan ancaman bagi kelangsungan usaha budidaya perikanan di wilayah hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur konsentrasi fenol di Kali Porong akibat pembuangan lumpur ke Kali Porong, menganalisis seberapa besar pengaruh konsentrasi fenol di Kali Porong pada konsentrasi fenol di tambak, dan mengkaji pengaruh pembuangan Lumpur Sidoarjo pada keberlanjutan pemanfaatan air di Kali Porong berdasarkan konsentrasi fenol. Pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan metode kuantitatif.
Hasil penelitian, yaitu rata-rata konsentrasi fenol yang terukur di 10 titik sampling Kali Porong sebesar 20,25 g/l, melebihi baku mutu sungai kelas III berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengaruh konsentrasi fenol di Kali Porong pada konsentrasi fenol di tambak hasil perhitungan p-value >0,01, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara konsentrasi fenol di Kali Porong dan konsentrasi fenol di tambak. Pemanfaatan Kali Porong sebagai media budidaya dari aspek lingkungan telah tercemar fenol, dari aspek ekonomi mengalami penurunan hasil produksi, penurunan pendapatan petani tambak, dan menambah biaya operasional, serta menyebabkan petani tambak melakukan adaptasi dari aspek sosial. Kesimpulannya adalah air Kali Porong yang dimanfaatkan sebagai media budidaya perikanan memiliki konsentrasi fenol yang melebihi baku mutu, sehingga pemanfaatan air Kali Porong menjadi tidak berkelanjutan.

The disposal of Sidoarjo mud which is containing high concentration of phenol into Kali Porong will have negative impact on aquatic ecosystem and it will be threat to sustainability of aquaculture in the downstream of Porong River. The purpose of this study are to measure the concentration of phenol in Kali Porong due to disposal of mud into the Kali Porong, analyze how many influence the concentration of phenol in Kali Porong on the concentration of phenol in the pond, and assess the effect of the disposal of the Sidoarjo Mud on the sustainable use of water in the Porong River based on the concentration of phenols. This research use quantitative research approach and quantitative methods.
The results of the study, which are the average concentration of phenol were measured at 10 sampling points is 20,25 g l, exceeded the quality standard of class III river under PP. 82 of 2001 on the Management of Water Quality and Water Pollution Control. The results of calculations influence phenol concentration in Porong River to the concentration of phenol in the pond is p value 0,01, there is no significant relationship between phenol concentration in Porong River to the concentration of phenol in the pond. Utilization Porong as media cultivation in environmental aspect has phenol polluted, the economic aspect has decreased production, fish farmers income, and increase operational costs, as well as affecting fish farmers to do the adaptation of the social aspect. The conclusion is Kali Porong water is used as a medium of aquaculture has a phenol concentration that exceeds quality standards, so that the use of water Porong River become not sustainable.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanelis Prasenja
"Lokasi penelitian ini di pulau buatan di Muara Sungai Porong, Sidoarjo. Daerah ini memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut untuk pengembangan pariwisata berbasis konservasi. Tujuan penelitian untuk menganalisis potensi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat Dusun Tlocor, potensi dan kondisi ekosistem mangrove, kondisi fisik Pulau dan potensi ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya melalui konservasi berbasis budidaya perikanan dan wisata pulau kecil.
Penelitian ini menggunakan gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dimana pendekatan kualitatif dengan analisa Strength Weakness Opportunities Threats SWOT dan Quantitative Strategis Planning Matrixs QSPM, sedangkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisa citra dan foto udara serta pengukuran lapangan. Berdasarkan pengamatan awal, hipotesis dari penelitian ini adalah lokasi dan kondisi Pulau Lumpur berpengaruh pada pertumbuhan mangrove dan potensi wisata.
Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi sosial ekonomi masyarakat, masih terdapat ketimpangan faktor ekonomi yang cukup signifikan, dengan penghasilan perbulan masyarakat Rp. 1.500.000 - 2.000.000. Selanjutnya hasil analisis kondisi ekosistem mangrove di Pulau Lumpur dinyatakan sesuai untuk dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata dan minawisata mangrove. Hasil analisis SWOT terdapat empat strategi alternatif yang dijabarkan kedalam program-program pengelolaan ekowisata dan minawisata di Pulau Lumpur Sidoarjo. Sedangkan, analisis QSPM menghasilkan dua strategi fungsional dengan skala prioritas tertinggi yang dapat diimplementasikan di Pulau Lumpur Sidoarjo yaitu ekominawisata, dan peningkatan keterampilan dan kualitas SDM.

The location of this research on an artificial island in the estuary of Porong River, Sidoarjo. This regions have potential coastal and marine resources for development of conservation based tourism. The purposes of research were to analyze the potensial economic and social condition of Dusun Tlocor, potential and condition of mangrove ecosystem, the physical condition of the Island and economic potential of the utilization of resource through conservation based sylvofishery tourism of small island.
This research uses a combination of qualitative and quantitative approach, the qualitative approach takes the analysis Strength Weakness Opportunities Threats SWOT and Quantitative Strategic Planning Matrixs QSPM , meanwhile the quantitative approach uses image analysis, aerial photographs and field measurements. Based on preliminary observations, the hypothesis of this research is the location and condition of the Pulau Lumpur affect growth of mangrove and potential of tourism.
The results indicating the socio economic conditions of society there is inequality significant economic factor, with a monthly income between Rp. 1.500.000 - 2.000.000. Furthermore the anaysis resultof mangrove ecosystem condition in the Lumpur Islandare suitable for cultivate as ecotourism and mangrove fisherytourism. According to SWOT analysis, there are four strategies described into ecotourism and fishery tourism cultivation in Sidoarjo Lumpur Island. QSPM analysis results two functional strategies with high priority level, which are implemented by namely ecofisherytourism, and increasing the skills and quality of human resources.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanto
"ABSTRAK
Tesis ini tentang "Penanganan akibat bencana luapan lumpur panas PT. Lapindo Brantas di Kecamatan Porong oleh Polres Sidoarjo" Yaitu : tindakan-tindakan manajerial maupun operasionaI yang dilakukan oleh Polres Sidoarjo dalam menangani akibat yang ditimbulkan oleh bencana luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Kecamatan Porong. Fokus penanganan yang dilakukan adalah warga masyarakat yang menjadi korban bencana luapan lumpur. Tesis ini disusun berdasarkan penelitian yang menggunakan pendekatan kwalitatif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, pengamatan terlibat, wawancara dengan pedoman serta pemeriksaan dokumen.
Gambaran umum daerah penelitian yaitu : Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Sebelum terjadinya bencana semburan lumpur, kecamatan ini merupakan wilayah yang sangat potensial. Kondisi sosial ekonomi, tidak kurang 123 industri terdapat di tiga kecamatan tersebut. Di sektor pertanian dan perkebunan wilayah tersebut merupakan wilayah yang subur, lahan pertanian dan perkebunan ditanami padi dan tebu. Sektor perikanan, di tiga kecamatan tersebut juga terdapat tambak yang cukup luas. Sektor pertambangan, terdapat eksplorasi gas bumi milik PT Lapindo Brantas sebanyak 19 sumur gas. Di sektor perdagangan, terdapat pertokoan dan pasar bahkan sudah banyak minimarket. Sosial budaya, terdapat sekolah SD s/d SLTA juga sekolah agama. Kegiatan keagamaan terutama agama Islam untuk mernperkuat ukuwah Islamiyah serta menumbuhkan suasana kekerabatan sesama warga masyarakat tumbuh subur di daerah tersebut.
Bencana luapan Lumpur telah menciptakan 4 macam kerugian yaitu kerugian materiil yang sifatnya permanen, kerugian fisik, kerugian mental, dan kerugian sosial. Masyarakat setempat meminta PT Lapindo Brantas sebagai penyebab terjadinya bencana untuk bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Ada 4 tanggungjawab yang ditanggung oleh PT Lapindo Brantas yaitu tanggungjawab kemanusiaan, tanggungjawab kerugian, tanggungjawab penutupan semburan dan luapan lumpur serta tanggungjawab hukum.
Upaya penanganan bencana yang dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo, Pokes Sidoarjo serta instansi terkait lainnya didasarkan pada SK Bupati Sidoarjo nomor: 18816891404.1.1.312006 tanggal 15 Juni 2006 tentang Pembentukan Tim Terpadu Penanganan Bencana Luapan Lumpur Di Kecamatan Porong dan Sekitarnya Tahun 2006. Selain berpedoman pada SK Bupati tersebut Polres Sidoarjo juga telah menyusun organisasi penanganan bencana melalui Operasi "Rencana Kontijensi Khusus" Penanganan Dampak Luapan Lumpur Porong Sidoarjo. Prinlak Ops Polres Sidoarjo "Rencana Kontijensi Khusus Tentang Penanganan Dampak Luapan Lumpur Porong Sidoarjo " No.Pol : RlPrinlak Ops/591LX12006. Penanganan bencana dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap sebelum kejadian bencana, tahap saat terjadinya bencana, tahap setelah kejadian bencana serta adanya rehabilitasi mental korban bencana. Mengingat banyaknya instansi pemerintah yang terlibat dalam penanganan bencana sebagaimana SK Bupati tersebut maka diperlukan adanya koordinasi dan hubungan tata cara kerja yang baik antara Pokes Sidoarjo dengan beberapa instansi terkait lainnya. Namun Koordinasi dan HTCK ini kurang terlaksana dengan baik.
Penanganan bencana yang dilakukan oleh Polres Sidoarjo dan instansi terkait lainnya secara garis besar telah mempedomani 6 siklus Disaster Management yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, respon, pemulihan dan pembangunan. Namun pada tindakan pemulihan pada bencana luapan lumpur tidak bisa dilakukan karena korban menderita kerugian materiil yang sifatnya permanen. Pada penanganan bencana tersebut juga dilaksanakan Simulasi menghadapi ancaman jebolnya tanggul penahan luapan lumpur. Simulasi bertujuan untuk memberikan gambaran penanganan bencana agar masyarakat yang menjadi korban tidak panik dan aparat kepolisian serta instansi terkait lainnya memahami tentang apa yang harus dikerjakan dalam melakukan penanganan bencana.
Hubungan tata cara kerja dan koordinasi antara instansi terkait kurang berjalan dengan baik. HTCK dan koordinasi masih terpengaruh oleh sistem birokrasi pemerintahan yang bersifat Patrimonial. Koordinasi yang dilakukan hanya bersifat reaktif saja. Ini yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penanganan bencana sehingga penanganan bencana menjadi parsial. Masing-masing instansi melakukan penanganan sesuai kebijakan pimpinan masing-masing yang sifatnya temporer.

ABSTRACT
The thesis is about the handling of the impact of hot mud of PT Lapindo Brantas in Porong Sub-district by Sidoarjo Resort Police. The thesis discusses the managerial and operational action conducted by Sidoarjo Resort Police in handling the impact of hot mud of PT Lapindo Brantas in Porong Sub-district. The focus of the thesis is the handling the community as the victims of the disaster. The writer employs qualitative approach and data is collected by using several methods, such as observation, involved observation, interview, and document review.
As we all know that before the disaster happened, Porong Sub-district had been known as a potential area There were at least 123 factories or manufacturers, large areas of agriculture, fisheries, oil and gas exploration in which some of them belong to PT Lapindo Brantas. The disaster caused by the hot mud has created four kinds of loss: (1) permanent material losses, (2) physical loss, (3) mental loss, and (4) social loss. The local community has asked PT Lapindo Brantas as the party which caused the disaster to be responsible for the disaster. There are four responsibilities that must be borne by PT Lapindo Brantas: (1) humanity responsibility, (2) losses responsibility, (3) the responsibility of closing the hole and the overflow of the mud, and (4) law responsibility.
The handling efforts conducted by Sidoarjo Local Government, Sidoarjo Resort Police as well as other related agencies are based on the decree of Sidoarjo Regent, No. 18816891404.1.1.312006 dated 15 June 2006 regarding the establishment of the Integrated Team for the Handling of the Overflow of the hot mud in Porong Sub-district and its surroundings. In addition, Sidoarjo Resort Police has set up the organization of such handling through an operation called "Special Contingency Plan", No. Pol.: R/Prinlak Ops1591IX12006. Such handling is classified into three stages: (1) before the disaster, (2) when the disaster happened, and (3) after the disaster as well as the rehabilitation of the victims' mental.
The results of the research reveal that the coordination and working organization among the agencies have not run well yet. Such coordination and working organization among the agencies are still influenced by patrimonial system of the government bureaucrat. Coordination is still conducted in a reactive way. Each agency does the handling based on the temporary policies of their administrators.
"
2007
T20739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunggi Wasi Bomantara
"Penelitian bertujuan mengetahui peranan strategi negosiasi Polda Jatim dalam pencegahan terjadinya konflik skala besar kasus Lapindo. Metode penelitian kualitatif, sifat penelitian deskriptif kualitatif Data diperoleh melalui; wawancara mendalam satu narasumber (key informan) yaitu Kapolda Jatim, studi kepustakaan, kajian literatur terkait, observasi, mengumpulkan artikel di media cetak yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian menyimpulkan strategi negosiasi yang diterapkan ialah strategi negosiasi level atas, pencapaian tujuan akhir negosiasi strategis. Dengan strategi negosiasi level atas, konflik skala besar sampai sekarang dapat diredam. Penelitian merekomendasikan untuk melakukan penelitian strategi negosiasi level menengah atau bawah dengan pencapaian tujuan akhir negosiasi berbeda, taktis dan teknis.

This research is to know the function of negotiation strategy in East Java Police Department to prevent big scale of conflict in Lapindo’s case. Using a qualitative descriptive interpretive. The exploration data by depth interview to one single source which is Head Office of East Java Police Department, librarian study, literature theories, observation, and articles in print media connected with the research. The research concluded that negotiation strategy in high level has been used with the strategic achievement as on The big scale conflict has been reduced with the use of negotiation strategy high level. The research recommended thal therc should be another research in middle and low level negotiation strategy with different achievement on il, tactical and technical."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25743
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Bukti
"ABSTRAK
Dalam proses modernisasi dan pembangunan ekonomi selama ini menunjukkan korporasi sebagai pelaku pembangunan semakin memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Namun seiring dengan semakin besarnya peranan korporasi dalam pembangunan ekonomi, realitas menunjukkan bahwa banyak terjadi dampak yang merugikan masyarakat akibat aktivitas-aktivitas yang tidak bertanggungjawab dengan berbagai modus operandi yang dilakukan oleh korporasi, khususnya terhadap pencemaran lingkungan hidup. Semenjak adanya kasus pencemaran lingkungan, permasalahan, apakah sebuah korporasi dapat dibebani suatu pertanggungjawaban menjadi suatu hal yang menarik untuk diperdebatkan. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH), telah diatur tentang tuntutan pertanggungjawaban perdata yang dapat diajukan oleh masyarakat yang menjadi korban pencemaran lingkungan maupun tuntutan pertanggungjawaban pidana dan sanksinya terhadap badan hukum yang melakukan pencemaran juga terhadap mereka yang memberi perintah atau yang menjadi pemimpin dalam perbuatan tersebut. Selama ini dalam kejadian kasus pencemaran/perusakan lingkungan yang diajukan ke Pengadilan, yang menjadi tersangka adalah persoon, sementara korporasi dan Direksi tidak tersentuh oleh penegak hukum. Dalam konteks tersebut, Penulis melakukan penelitian dan berusaha menganalisis tanggungjawab pengurus perusahaan/direksi dan pemegang saham Lapindo Brantas Inc., balk pertanggungjawaban perdata maupun pertanggungjawaban pidana. Di akhir penelitian tesis, penulis menarik kesimpulan bahwa pertanggungjawaban perdata maupun pidana dalam peristiwa semburan lumpur panas di Porong Sidoarjo tidak sebatas pada persoon teknisi lapangan tetapi juga menjangkau perusahaan, para direksilpengurus perusahaan dan para pemegang saham. Dalam penelitian ini juga, penulis mencoba mengkaji penerapan strict liability pada peristiwa semburan lumpur panas di Porong Sidoarjo tersebut."
2007
T19320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Lumongga Hakim
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S24811
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mundakir
"Bencana lumpur Lapindo yang terjadi sejak 29 Mei 2006 hingga sekarang ini merupakan bencana terlama yang terjadi di Indonesia. Bencana ini telah menimbulkan berbagi kerusakan, kehilangan dan perubahan yang berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat korban. Salah satu dampak yang terjadi akibat bencana lumpur ini adalah dampak psikososial.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dampak psikologis, dampak sosial, dan harapan untuk penyelesaian masalah serta layanan kesehatan yang dibutuhkan. Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sampai dengan terjadi saturasi data sebanyak 7 orang. Prosedur sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan menggunakan tehnik key person. Prosedur pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam dengan bentuk pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara direkam menggunakan Voice Record Digital, kemudian dilakukan transkrip verbatim dan dianalisis dengan menggunakan metode langkah - langkah Colaizi (1978, dalam Daymon & Dolloway, 2008).
Hasil penelitian ini teridentifikasi 9 tema inti dan 2 tema tambahan. Sembilan tema inti tersebut adalah perubahan emosi, perubahan kognitif, mekanisme koping, perubahan fungsi keluarga, perubahan hubungan sosial kemasyarakatan, dukungan social, harapan penyelesaian masalah kepada pemerintah dan kepada PT Lapindo, kebutuhan layanan kesehatan fisik dan kesehatan psikologis. Sedangkan dua tema tambahan yaitu resiko dan gangguan perkembangan, dan distres spiritual.
Kesimpulan penelitian ini adalah masyarakat korban lumpur Lapindo mengalami dampak psikosoial dan berharap kepada pemerintah dan PT Lapindo menyelesaikan pembayaran tahap II (80%) serta menyediakan layanan kesehatan fisik maupun psikososial. Penelitian ini merekomendasikan perlunya intervensi psikososial kepada masyarakat korban dan penelitian lanjutan setelah masyarakat korban menempati rumah baru.

Lapindo mud disaster that occurred since 29 May 2006 is considered as the longest disaster that occurred in Indonesia. This disaster has caused damage and lost of property which has been affecting the viability of the residents of the affected areas. Psychosocial well being is one af the impacts of disaster.
Research was conducted using qualitative design with descriptive phenomenology method. The purpose required of this research was to identify the psychological impact, social impact, and hope for the settlement of problems and health services. Number of participants were involved in this research based on the saturation of data was 7 people. This study used purposive sampling technique using the key informant. Procedure of data collection techniques using depth interviews with a semi-structured form of used questions. The Digital Voice Record was utilized to record the interviews, and verbatim transcripts made and analyzed using the methods of Colaizi (1978, in Daymon & Dolloway, 2008).
This study revealed 9 theme of core and 2 additional theme. Nine the core theme is emotional changes, cognitive changes, coping mechanism, changes in family function, changes in social relationships, social support, hope to the problem to the government and PT Lapindo, physical health service needs and psychological health. While two additional theme that is risk and growth trouble, and distres spiritual.
Conclusion of this research society of victim of mud of Lapindo experience of impact of psikosoial and hope to government and PT Lapindo settle the payment phase II (80%) and also provide service of health of physical and also psikososial. This research recommend the importance of intervention of psikososial to society of victim and research of continuation after society of victim take possession of new residences."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn Firdausi
"Semburan lumpur panas Lapindo Sidoarjo kerap dikeluarkan secara konsisten dari retakan lapisan tanah dan mulai menenggelamkan tutupan lahan di sekitarnya, seperti rumah, bangunan sekolah, pabrik, lahan pertanian, dan vegetasi. Lumpur panas Lapindo merupakan lumpur panas vulkanik yang keluar akibat adanya retakan pada lapisan tanah di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, dan diteliti memiliki kandungan senyawa logam berat dan suhu yang tinggi. Hal ini menyebabkan adanya perubahan biodiversitas vegetasi pada region lumpur Lapindo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak pusat semburan lumpur Lapindo Sidoarjo terhadap karakteristik fisik lingkungan dan distribusi spasial vegetasi di sekitarnya. Metode yang digunakan adalah metode transek untuk pengambilan sampel vegetasi dan snowball sampling untuk pengambilan informan sebagai pendukung kondisi vegetasi di wilayah penelitian. Data observasi dan wawancara yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan regresi linier berganda. Analisis yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa jarak pusat semburan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap distribusi suhu udara dan suhu permukaan. Namun, jarak pusat semburan berpengaruh pada keasaman (pH) tanah dengan persentase pengaruh sebesar 41,2%. Pada analisis statistik juga dibuktikan bahwa karakteristik fisik region lumpur Lapindo tidak berpengaruh pada keragaman jenis life form. Selain itu, analisis yang dilakukan pada penelitian ini juga menghasilkan enam jenis life form vegetasi yang terdiri dari herba, semak, pohon, merambat, epifit, dan akuatik, yang tersebar secara acak di seluruh wilayah penelitian yang berupa region lumpur Lapindo. Keberadaan life form vegetasi tidak ditentukan melalui karakteristik fisik region lumpur Lapindo, melainkan dipengaruhi oleh karakteristik lokasi relatifnya, seperti vegetasi akuatik yang tumbuh akibat adanya badan air dan vegetasi herba yang dapat tumbuh pada setiap lahan terbuka. Dapat disimpulkan bahwa munculnya fenomena lumpur panas Lapindo di Sidoarjo hanya berpengaruh pada keasaman tanah. Selain itu, fenomena ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada distribusi spasial vegetasi di sekitarnya.

Hot mudflows from Lapindo Sidoarjo are often released consistently from cracks in the soil layer and begin to submerge the surrounding land cover, such as houses, school buildings, factories, agricultural land, and vegetation. Lapindo hot mud is hot volcanic mud that comes out due to cracks in the soil layer in Siring Village, Porong District, Sidoarjo Regency and has been researched to contain heavy metal compounds and high temperatures. This causes changes in vegetation biodiversity in the Lapindo mud region. This research aims to analyze the influence of the distance to the center of the Lapindo Sidoarjo mudflow on the physical characteristics of the environment and the spatial distribution of surrounding vegetation. The method used is the transect method for taking vegetation samples and snowball sampling for taking informants to support vegetation conditions in the research area. The observation and interview data obtained were then processed and analyzed quantitatively descriptively using multiple linear regression. The analysis carried out shows that the distance from the center of the burst does not have a significant influence on the distribution of air temperature and surface temperature. However, the distance from the center of the spray influences the acidity (pH) of the soil with an influence percentage of 41.2%. In statistical analysis, it was also proven that the physical characteristics of the Lapindo mud region did not affect the diversity of life form types. Apart from that, the analysis carried out in this research also produced six types of vegetation life forms consisting of herbs, bushes, trees, vines, epiphytes, and aquatic, which were distributed randomly throughout the research area in the form of the Lapindo muddy area. The existence of vegetation life forms is not determined by the physical characteristics of the Lapindo mud region but is influenced by the relative location characteristics, such as aquatic vegetation that grows due to the presence of water bodies and herbaceous vegetation that can grow on any open land. It can be concluded that the emergence of the Lapindo hot mud phenomenon in Sidoarjo only affects soil acidity. Moreover, this phenomenon does not have a significant influence on the spatial distribution of surrounding vegetation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sofi Ulfiasari
"Fenomena lumpur Sidoarjo yang dikenal sebagai LUSI muncul tahun 2006 di Porong, Sidoarjo. Fenomena LUSI merupakan salah mud volcanoes terbesar didunia yang menyemburkan material panas mengandung salah satu gas rumah kaca metana, aerosol garam dan uap air. Metana yang terlepas ke lapisan atmosfer 72 kali jauh lebih mematikan dibandingkan CO2 selama lebih dari 20 tahun dan dapat menyebabkan percepatan pemanasan global yang sangat sulit dikontrol Semakin tinggi suhu, semakin banyak air yang menguap dan semakin besar potensi turunnya hujan deras. Hujan deras dengan intensitas lebih dari atau sama dengan 50 mm merupakan salah satu indikasi hujan ekstrem. Daerah penelitian meliputi 30 km jarak dari kolam lumpur Sidoarjo, dengan menggunakan perhitungan variabilitas dan kecenderungan Mann Kendall tampak secara spasial hujan ekstrem pada periode 2007-2014 lebih berfluktuatif dibandingkan dengan periode 1980-2006, terutama pada jarak 10-20 km dari kolam lumpur Sidoarjo.

Sidoarjo Mud phenomenon known as LUSI appeared in 2006 in Porong, Sidoarjo. The phenomenon of LUSI mud volcanoes is one of the largest physical blow hot material contains one of the greenhouse gases methane, the salt aerosol and water vapor. The methane atmospheric layers apart 72 times far more deadly than the CO2 for over 20 years and can lead to the acceleration of global warming very difficult controlled the higher the temperature, the more water evaporates and the greater the potential decline in heavy rain. Heavy rain with intensity greater than or equal to 50 mm is one indication of extreme rainfall. The research area covers 30 km distance from mud Sidoarjo, using the calculation of variability and trends of Mann Kendall looks in extreme rainfall spatial in the period 2007-2014 more fluctuate compared to the period 1980-2006, especially at a distance of 10-20 km from mud Sidoarjo."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>