Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusiana Rumintang
"ABSTRAK
Tesis ini mengaji variasi interpretasi, praktik, dan transmisi pengetahuan kesehatan kerja yang dilakukan oleh laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri atau janda Kampung Monggor, Kabupaten Pandeglang. Fokus kajian ini adalah variasi dalam menginterpretasi dan mentransmisikan pengetahuan kesehatan kerja. Sebelum mengikuti pelatihan kesehatan kerja, pasangan suami-istri dan janda di Kampung Monggor sudah melakukan perlindungan diri ketika bekerja dengan pestisida walau tanpa memerhatikan kesehatan bagi diri dan lingkungan. vegIMPACT mengadakan pelatihan kesehatan kerja dan memperkenalkan musuh alami dan penggunaan alat pelindung diri APD terstandar kesehatan kerja untuk menimbulkan kesadaran mengenai risiko penyemprotan pestisida di lahan terhadap kesehatan petani. Interpretasi, praktik, dan transmisi yang beragam dari pasangan suami-istri dan janda muncul karena adanya keyakinan diri, jenis hama, relasi kekuasaan, relasi sosial, dan kondisi sosial.

ABSTRACT
This thesis examines variations of interpretation, practice, and transmission of occupational health knowledge, which conducted by men as husbands and women as wives and widows in Monggor Kampong, Pandeglang Regency. This research is focused on the variations in interpreting and transmitting occupational health knowledge. Before joining the occupational health training, spouses and widows in Monggor Kampong have been doing personal protection while working with pesticides although without considering their personal health and the environment. vegIMPACT held the occupational health training and introduced health standardized personal protection equipment PPE to emerge the awareness on pesticide spraying risk in the farm to farmers rsquo health. Diversity in interpretation, practice, and transmission of knowledge emerged in spouses and widows from self confidence, types of pests, power relation, social relation, and social condition."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brebes Suhardi
"Salah satu produsen bawang merah di Kabupaten Brebes adalah Kelurahan Tanjungsari yang mempunyal penduduk ± 6.689 orang. 85,49% penduduk di Kelurahan ini adalah petani bawang merah. Dengan kondisi seperti itu, maka daerah ini adalah daerah yang sangat berpotensi sebagai produsen bawang merah, sekaligus juga menjadi daerah yang berpotensi untuk merusak lingkungan akibat praktek-praktek pemakaian pestisida yang biasa dilakukan oleh petani. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil produksi pertanian adalah melalui upaya pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida. Mengingat pestisida adalah racun yang dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, maka perlu penanganan yang baik dari mulai tahap pemilihan, penyimpanan, aplikasi, dan tahap pembuangan wadah bekas pestisida.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rancangan potong lintang (Cross sectional) pada 61 responden di - Kel.Tanjungsari, Wanasari, Brebes, tentang perilaku pemakaian pestisida, didapatkan bahwa 65,6/ memperlihatkan perilaku yang tidak baik dalam pemakaian pestisida. Perilaku tidak baik ditemui pada semua tahapan penanganan pestisida. Observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada responden meliputi faktor-faktor pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana aplikasi, harga pestisida, tempat penjualan pestisida, dan dukungan kawan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencegah terjadinya degradasi lingkungan akibat perilaku pemakaian insektisida oleh petani bawang merah, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian insektisida pada pertanaman bawang merah di Kabupaten Brebes. Manfaat dari penelitian ini sebagai acuan Pemerintah daerah dalam penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan pemakaian pestisida.
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan pada perilaku pemakaian pestisida adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, dan dukungan kawan. Hasil analisis regresi logistik ganda memperlihatkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh dengan perilaku pemakaian pestisida adalah sikap dengan OR sebesar 10,483 yang berarti bahwa responder mempunyai sikap negatif pada pestisida cenderung untuk berperilaku tidak baik sebesar 10,483 kali dibandingkan dengan responden yang bersikap positif pada pestisida.
Mengingat begitu dominannya pengaruh sikap pada perilaku pemakaian pestisida, maka disarankan bahwa sikap masyarakat harus diperbaiki, terutama anggapan yang mengatakan bahwa pemakaian pestisida adalah satu-satunya cara yang efektif untuk memberantas hama. Untuk itu perlu dianjurkan untuk memberantas hama dengan alternatif lain, yaitu sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu sistim pengendalian populasi hama yang serasi sehingga tidak menimbulkan kerugian ekonomi dan aman pada lingkungan.
Daftar Kepustakaan : 29 (1973-2000)

The study on pesticide use behavior using cross sectional design of 61 respondents at Tanjungsari village, Wanasari, Brebes, revealed that 65,6% of respondents tends to handle pesticide badly. Respondents handle pesticide badly at all the stages of pesticide handling. Observation and interview using questionnaire were conducted through factors, among other things are: education, knowledge, attitude, availability of equipments, and the price of pesticides, pesticide outlet, and peer support.
The objective of this study is to prevent environmental degradation due to insecticide use behavior by shallot farmer, and to identify factors influencing insecticide behavior at shallot plantation in Brebes Regency. The benefit of this study is as guidance for local government in designing policy related to counseling of pesticide use.
The result of Chi-square test shows that factors influencing significantly on pesticide use behavior are: education, knowledge, attitude and peer support, Multiple logistic regression analysis result shows that the most dominant factor influencing on pesticide use behavior is attitude with OR 10,483. It means that respondents having negative attitude on pesticide tend to behave badly 10,483 more than respondents having positive attitude.
Because attitude is very dominant factor influencing pesticide use behavior, it is suggested that public attitude be changed, especially their opinion saying that pesticide use is the most effective way to control pest. Therefore the authority needs to introduce another alternative of pest control, such as integrated pest control, namely a compatible pest control that doesn't bring about economic loss and environmental degradation.
Number of references: 29 (1973-2000)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annes Waren
"Latar Belakang: Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. Pengendara ojek memiliki risiko pterigium karena faktor risiko utamanya antara lain paparan sinar ultraviolet, iritasi kronis debu, angin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan face shield (helm) serta faktor lain yang berhubungan terhadap kejadian pterigium pada pengendara ojek.
Metode: Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, desain penelitian yang digunakan pada tahap pertama adalah potong lintang dan disain penelitian tahap kedua adalah kasus kontrol dengan matching kelompok umur, dan jumlah responden sebanyak 131 pengendara ojek yang diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan kuesioner (mengisi sendiri), daftar tilik (observasi), dan pemeriksaan fisik mata. Variabel yang digunakan meliputi umur, tingkat pendidikan, riwayat konsumsi antioksidan, kebiasaan merokok, masa kerja, lama kerja, jenis helm, pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan face shield (helm).
Hasil: Dari 131 responden diperoleh prevalensi pterigium sebesar 19.1%. Faktor yang mempengaruhi kejadian pterigium pada pengendara ojek adalah tingkat pendidikan (p=0.029, OR=3.310), riwayat konsumsi antioksidan (p=0.018, OR=5.087), pengetahuan penggunaan face shield helm (p<0.001, OR=10.286), perilaku penggunaan face shield helm (p<0.001, OR=11.156).
Kesimpulan dan Saran: Untuk mengurangi terjadinya pterigium pada pengendara ojek dapat dilakukan dengan penggunaan face shield (helm) dengan baik.

Background: Pterygium is triangle form of fibrovascular tissue that grows from conjunctiva to cornea in interpalpebra area. Ojek drivers are at risk of pterygium because its risk factors such as ultraviolet exposure, chronic irritation of dust, and wind. The aim of this study is to determine the effect of face shield (helmet) and other factors related to pterygium on ojek driver.
Method: The Research was conducted in two stages, the first stage was cross sectional study and the second stage was case control study with age group matching. The participant was 131 ojek driver taken from total sampling. Instruments used in data collection are self-administered questionnaires, check list (observation), and eye/cornea examination. The variables used in this study were age, level of education, history of antioxidant consumption, smoking habit, work period, time length of work, helmet type, knowledge, attitude and behavior of wearing face shield (helmet).
Result: The results showed that the prevalence of pterygium was 19.1%. Effecting factors of pterygium in ojek drivers were level of education (p=0.029, OR=3.310), history of antioxidant consumption (p=0.018, OR=5.087), knowledge of wearing face shield helmet (p<0.001, OR=10.286), behavior of wearing face shield helmet (p<0.001, OR=11.156).
Conclusion and Recommendation: To reduce the occurrence of pterygium on ojek drivers can be done with wearing face shield (helmet) properly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Nur Fitriana
"Caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta memiliki risiko tertular penyakit lansia yang ada di panti. Resiko ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan caregiver tentang APD. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver di PSTW Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan pada 99 caregiver di beberapa PSTW.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver (p = 0,377, x2 = 0,780). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD pada caregiver di PSTW Jakarta. Studi ini merekomendasikan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD tersebut.

Caregivers at the elderly social institutions have the high risk for infections. The risk can be higher to those who have insufficient knowledge about the use of PPE during care the elderly. The study aimed to identify the relationship between Knowledge and Behaviors of Caregivers in Using Personal Protective Equipment (PPE) at the Elderly Social Institutions in Jakarta. This research used quantitative with cross-sectional design, involving 99 respondents.
The result showed that there was no significant relationship between knowledge and behavior of caregivers in using PPE. (x2 = .78; p = .377). The study concluded that there was no relationship between knowledge and behaviors of caregivers in using PPE at the elderly social institution Jakarta. The study suggested further research concerning factors affecting behaviors of caregiver in using PPE.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Lutfiah Nurussabti
"Alat Pelindung Diri (APD) terutama sarung tangan dan masker sebagai bagian penting untuk menjaga keselamatan belum optimal digunakan oleh perawat dan mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan. Sebanyak 127 responden dilibatkan dalam penelitian ini, terdiri dari 88 perawat dan 39 mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun peneliti mengenai kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan responden yang patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 38,6 perawat dan 48,7 mahasiswa keperawatan. Kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan tidak terdapat perbedaan p = 0,288; ? = 0,05 . Perawat yang berpengalaman dalam dunia praktik diharapkan menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan, sehingga mahasiswa patuh terhadap penggunan sarung tangan dan masker.

Personal Protective Equipment (PPE), especially for safety treatments that have not been optimally used by nurses and nursing students. This research is intended to see the difference of PPE glove and mask use on nurses and nursing students. A total of 127 respondents were included in the study, consisting of 88 nurses and 39 nursing students. This study used a questionnaire prepared in accordance with the use of PPE gloves and masks. This research design use cross sectional with random sampling technique.
The results showed that respondents were obedient to the use of PPE as much as 38.6 nurses and 48.7 of nursing students, and no difference in the use of PPE gloves and masks on nurses and nursing students p 0,288 0,05 . Nurses who are experienced in the world of practice are expected to be role models for nursing students, so students adhere to the use of gloves and masks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Yustrianita
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja bagian finishing PT. X di Proyek Apartemen Serpong pada tahun 2014. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor internal meliputi sikap dan pengetahuan, faktor eksternal meliputi ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan dan peraturan APD. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Bagian finishing PT. X masih kurang, dari 50 responden didapatkan 36 responden (72%) tidak menggunakan APD.
Hasil uji statistik dengan Chi Square, menujukan pada faktor internal: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,623 > 0,05) dan sikap (p=0,311 > 0,05) dengan penggunaan APD. Faktor eksternal : terdapat hubungan yang bermakana antara ketersediaan APD (p=0,026 < 0,05), kenyamanan APD (p=0,039 < 0,05) dan pengawasan (p=0,036 < 0,05) dengan penggunaan APD dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,607 > 0,05) antara penggunaan APD dengan peraturan APD.

This study discusses the use personal Protective equipment of PT. X finishing workers in Apartement Serpong site, 2014. The variables studied were internal factor (knowledge and attitude) and external factor (availability of PPE, comforbility of PPE, supervision and regulation PPE). The result of this study show that 36 of 50 workers (72%) don?t use PPE.
The result of chi square test show that internal factor : there are no significant relationship between knowledge (p=0,623 > 0,05) and attitude (p=0,311 > 0,05) with the use personal protective equipment. External factor : there are significant relationship between availability of PPE (p=0,026 < 0,05), comfortability of PPE (p=0,039 < 0,05) and supervision (p=0,036 < 0,05) with the use personal protective equipment but there are no significant relationship between regulation PPE (p=0,607 > 0,05) with the use personal protective equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Apriyanti
"ABSTRAK
Rendahnya tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) kemoterapi menempatkan perawat pada risiko terpapar bahaya kemoterapi. Pengetahuan, motivasi, dan pelatihan merupakan faktor yang membangun perilaku kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan pelatihan dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian deskriptif-korelasi ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 81 perawat yang dipilih secara total sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan penggunaan APD (p:0,001, : 0,05). Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p: 0,404) dan pelatihan (p: 0,383) dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian lebih lanjut tentang kepatuhan penggunaan APD kemoterapi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik observasional. Rumah sakit dapat mendukung pemberian motivasi eksternal bagi perawat berupa pengembangan karir yang baik dan membantu menciptakan kondisi kerja yang kondusif sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal.
ABSTRACT
The low level of nurse compliance in the use of chemotherapy personal protective equipment (PPE) puts nurses at risk of being exposed to the dangers of chemotherapy. Knowledge, motivation, and training are factors that build compliance behavior. This study aims to determine the relationship of knowledge, motivation, and training with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. This descriptive-correlation study used a cross sectional approach involving 81 nurses who were selected by total sampling. The measuring instrument in this study is a questionnaire modified by the researcher which has been tested for validity and reliability. The results of the bivariate analysis using the Chi Square test showed that there was a significant relationship between motivation and adherence to the use of PPE (p: 0.001, : 0.05). In this study, there was no significant relationship between knowledge (p: 0.404) and training (p: 0.383) with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. Further research on adherence to the use of chemotherapy PPE can be done using observational techniques. Hospitals can support the provision of external motivation for nurses in the form of good career development and help create conducive working conditions so that nursing care can run optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Vitriansyah Putra
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja pengelasan industri Informan di jalan raya Bogor- Dermaga. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk melihat faktor faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD. Populasi Penelitian ini adalah seluruh pekerja pengelasan di Jalan Raya Bogor ? Dermaga. Penelitian ini sampel dipilih berdasarkan perilaku yang kurang baik dalam penggunaan APD. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 orang dari populasi 13 orang.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan juga observasi lansung. Pengolahan data diolah dalam bentuk tekstular dan tabel. Tekstular digunakan sebagai kutipan jawaban dari informan sedangkan tabel digunakan untuk jawaban yang telah disimpulkan dan juga dianalisa.
Penelitian ini mengacu pada konsep teori sosial kognitif dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor individu dan faktor lingkungan. Konsep ini digunakan dikarena cukup tepat dalam mengalisis perilaku penggunaan alat pelindung diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja pengelasan sektor informal masih tidak menggunakan APD dengan baik. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi perilaku pekerja pengelasan industri informal dalam penggunaan APD seperti peraturan, pengawasan dan fasilitas APD. Sedangkan faktor individu seperti pengetahuan, persepsi dan motivasi tidak begitu mempengaruhi perilaku pekerja dalam penggunaan APD.
This research was conducted aiming to see the behavior of the use of personal protective equipment (PPE) to workers in the welding industry informants highway Bogor - Dermaga.
This research is descriptive analysis using qualitative methods is to look at factor that influence the behavior of the factor the use of PPE. The study population as all workers welding on Jalan Raya Bogor - Dermaga. This study sample is selected on the basis of poor behavior the use of PPE. The sample in this study as many as eight people from the population of 13 people.
Techniques of data collection is done trough in-depth interview direct observation. Processing of data processed in the form tekstular and tables. Tekstular used as a quote answers from informans while the table is used for the answer that have been conclude and were also analyzed. This study refers to the concept of social cognitive theory in which behavior is influenced by the presence of individual factors and environmental factors. This concept is used in analysis quite appropriate personal protective equipment usage behavior.
The result showed that the majority of informal sector workers welding still do not use PPE properly. Environmental factor that most influence the behavior of the welding industry workers in the informal use of PPE such as regulation, supervision and facilities PPE. While individual factors such as knowledge, perception and motivation is not so affect the behavior of workers in the use of PPE.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atsni Kautsar Rahmawani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja (operator) dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada area Wood Working I PT Yamaha Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada periode Maret - April 2014 dengan jumlah responden 47 orang. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square menunjukan ada hubungan penggunaan APD terhadap sikap penggunaan APD (p-value = 0,013), pengawasan terhadap penggunaan APD (p-value= 0,023) dan penerapan peraturan penggunaan APD (p-value = 0,024). Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD (p-value = 1,000), ketersediaan APD (p-value = 0,312), dan kenyamanan dalam menggunakan APD (p-value = 0.100) dengan perilaku penggunaan APD pada pekerja di area Wood Working I.

This study aims to determine the factors related of workers (operators) in the use of personal protective equipment (PPE) in the area of Wood Working I PT Yamaha Indonesia. This research is a descriptive cross-sectional quantitative approach. This research was conducted in the period March-April 2014, with the number of respondents 47 people. Data analysis using Chi-Square statistical test showed no relationship to the attitude of the use of PPE use (p-value = 0.013), supervision of the use of PPE (p-value = 0.023) and the application of the rules of use of PPE (p-value = 0.024). In contrast, there was no significant relationship between knowledge of the APD (p-value = 1.000), availability of PPE (p-value = 0312), and convenience in use of PPE (p-value = 0.100) with the behavior of the use of PPE to workers in the area of Wood Working I.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nika Rustia
"Pestisida golongan organofofat banyak digunakan oleh petani sayuran. Pestisida ini dapat menghambat aktivitas enzim cholinesterase dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor risiko berdasarkan tiga jalur pajanan utama (inhalasi, ingesti, absorpsi) dan lama pajanan pada petani penyemprot sayuran terhadap penurunan aktivitas enzim cholinesterase. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui besarnya residu senyawa organofosfat pada air kali, air sumur, dan sayuran (sawi dan tomat).
Penelitian dilakukan pada Gabungan Kelompok Tani Kelurahan Campang tahun 2009 menggunakan studi analitik observasional dengan desain crosssectional. Dari pengambilan sampel secara simple random sampling, didapatkan jumlah sampel sebanyak 56 petani penyemprot. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran cholinesterase pada darah menggunakan The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, sedangkan pengukuran residu organofosfat pada air dan sayur menggunakan kromatografi gas dengan detektor ECD.
Hasil temuan penelitian menunjukan proporsi kejadian keracunan yang tinggi, yaitu 100% dengan 71,4% keracunan ringan dan 28,6% keracunan sedang. Persentase faktor risiko yang tinggi ditemukan pada petani yang tidak memiliki kebiasaan memakai masker (78,6%) saat menyemprot, tidak memiliki kebiasaan memakai sarung tangan (80,4%) saat menggunakan pestisida, dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian setempat (100%). Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna pada semua faktor risiko berdasarkan lama pajanan (lama menyemprot per minggu, lama bekerja sebagai petani penyemprot, dan waktu terakhir menyemprot), jalur pajanan inhalasi (kebiasaan memakai masker), jalur pajanan absorpsi (kebiasaan memakai sarung tangan, pakaian panjang, sepatu boot, dan kebiasaan mandi setelah menyemprot), dan jalur pajanan ingesti (kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian dan kebiasaan mencuci tangan setelah menyemprot) terhadap penurunan aktivitas cholinesterase dalam darah petani yang diteliti.
Pada sawi dan tomat ditemukan residu profenofos sebesar masing-masing 0,0004 dan 0,0057. Pada air sumur dan air kali tidak terdeteksi adanya residu organofosfat. Kebiasaan tidak memakai alat pelindung diri terutama sarung tangan dan masker pada petani penyemprot di Kelurahan Campang dapat memperbesar risiko keracunan. Untuk menekan angka keracunan, dibutuhkan peran pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai bahaya pestisida, cara penyemprotan yang aman, dan bantuan keringanan alat pelindung diri. Selain itu, pemantauan residu pada lingkungan secara berkala juga perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya kejadian keracunan pada masyarakat.

Organophosphate pesticides are commonly used by vegetable farmers. This pesticide group can inhibit blood cholinesterase in human body. This study wants to find association between risk factors which based on pathway to body (inhalation, dermal absorption, and ingestion) and length of exposure. This study also wants to measure OP pesticide residues in crops (tomato and mustard green, well, and river).
The study targeted mainly in the farmer community in Kelurahan Campang with analytic-observational study and cross-sectional design. There were 56 farmers which selected through simple random sampling. Data collection was carried out by interview, blood cholinesterase was measured using The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, and residues were analyzed by Gas chromatography with ECD detector. The result of this study showed that there were 100% sample with organophosphate poisonings, divided into 71.4% over-exposure probable and 28.6% serious-over exposure. High percentage of risk factors found in farmers which did not wear masker while spraying (78.6%), did not wear gloves while using pesticide (80.4%), and consumed crops everyday (100%).
The findings of the study indicated that there are no statistically significant association between risk factors which are based on exposure time (spraying time a week, last time spraying, and year of working as pesticide sprayer), inhalation portal entry (mask use), dermal absorption portal entry (gloves use, protective clothes use, boot shoes use, and take a bath after spraying), and ingestion portal entry (consume crops and wash hand after spraying) with poisoning level (over-exposure probable and serious-over exposure).
Profenofos (one of organophosphate active substance) residue was found in tomato and mustard green (0.0057 ppm and 0.0004 ppm). There is no organophosphate residue in well and river detected. Unprotected behavior among farmers, especially gloves and mask, could increase pesticide poisoning risk. Farmers need to be educated and trained how to use pesticide safely and get free personal protective equipment. Pesticide residue monitoring frequently need to be held to prevent poisoning spread in society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>