Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astra Suryani Putri
"ABSTRAK
Kanker kolon merupakan penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Penelitian inibertujuan untuk melihat efek hambatan ekstrak biji kedelai dan bungkil padatahap awal karsinogenesis kolon. Mencit Swiss Webster berusia 12 minggudiinduksi dengan azoksimetan 10 mg/kg BB diikuti dengan pemberian dextransodium sulfat 2 melalui air minum. Ekstrak biji kedelai dosis 75, 150, dan 200mg, bungkil dosis 75, 150, dan 200 mg, dan aspirin 0,39 mg diberikan per oralselama 4 minggu. Efek hambatan karsinogenesis dinilai dengan mengkuantifikasijumlah radang, rerata sel goblet, rerata angiogenesis pada jaringan kolon yangdiwarnai hematoksilin-eosin. Aktifitas proliferasi dihitung sebagai mean AgNOR.Penurunan bermakna jumlah radang terjadi pada pemberian ekstrak biji kedelaidosis 150 maupun 200 mg, bungkil dosis 150 mg, dan aspirin p

ABSTRACT
Colon cancer is the fourth cause of cancer death worldwide. The present studywas aimed to investigate the effect of soybean and soybean meal extract on earlycolon carcinogenesis.In this study, male Swiss Webster mouse was induced byazoxymethane 10 mg kg body weight followed by administration of 2 dextransodium sulfate during a week. Soybean, soybean meal extract at each dose of 75,150, and 200 mg daily and aspirin 0,39 mg kg body weight daily administeredorally for 4 weeks. Histopathological examination of the colon tissue hematoxyllin eosin staining was done by counting the number of inflammationspot, goblet cells and angiogenesis. Proliferation activity was calculated as meanAgNOR. Soybean extract 150 and 200 mg , soybean meal extract 150 mg andaspirin are significantly reduce the number of inflammation spot p"
2017
T47007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindini Winda Amalia
"ABSTRAK
Kanker colorektal merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa kedelai memiliki kemampuan kemopreventif dan anti kanker. Penelitian ini menyelidiki hambatan karsinogenesis ekstrak biji kedelai EK dan bungkil kedelai EB yang mengandung lunasin pada model kanker kolon in vivo. Pada penelitian ini menggunakan mencit jantan Swiss Webster berusia 12 minggu yang diinduksi azoxymethane AOM 10 mg/kg dan dextran natrium sulfat DSS 2 . Apoptosis, displasia, hiperplasia dan mitosis merupakan penanda terjadinya karsinogenesis kolon. Hasilnya pemberian ekstrak biji dan bungkil kedelai meningkatkan apoptosis p= 0,001 , dengan efek terbaik ditunjukkan oleh EK2 150 mg/ 20gr BB p= 0,009 dan EB1 75 mg/ 20gr BB p =0,436 . Pemberian ekstrak biji dan bungkil kedelai menurunkan displasia 0,024 , dengan efek terbaik ditunjukkan oleh EK3 200 mg/ 20gr BB p=0,0002 dan EB3 200 mg/ 20gr BB p= 0,003 . Pemberian ekstrak biji dan bungkil kedelai menurunkan hiperplasia 0,000 , dengan efek terbaik ditunjukkan oleh EK3 200 mg/ 20gr BB p=0,000 dan EB3 200 mg/ 20gr BB p= 0,002 . Pemberian ekstrak biji dan bungkil kedelai menurunkan mitosis 0,008 , dengan efek terbaik ditunjukkan oleh EK3 200 mg/ 20gr BB p=0,003 dan EB1 75 mg/ 20gr BB p= 0,173 . Pemberian ekstrak biji dan bungkil dapat menghambat karsinogenesis kolon ditinjau dari meningkatnya apoptosis serta berkurangnya displasia, hiperplasia, dan mitosis sel.

ABSTRACT
Colon cancer is major public health problems. Many research prove that soybeans shown chemopreventive and anti cancer effect. This study investigates the inhibition of carcinogenesis soybean seed extract EK and soybean meal extract EB containing lunasin in colon cancer models in vivo. In this study use male Swiss Webster mice aged 12 weeks induced azoxymethane AOM 10 mg kg and dextran sodium sulfate DSS 2 . Apoptosis, dysplasia, hyperplasia and mitosis is a marker of colon carcinogenesis. The result is the provision of soybean seed and soybean meal increase apoptosis p 0.001 , with the best effects shown by EK2 150 mg 20gr BB p 0.009 and EB1 75 mg 20gr BB p 0.436 . Soybean seed and soybean meal extract decrease dysplasia p 0.024 , with the best effect shown by EK3 200 mg 20gr BB p 0.0002 and EB3 200 mg 20gr BB p 0.003 . Soybean seed extract and soybean meal extract decrease hyperplasia p 0.000 , with the best effects shown by EK3 200 mg 20gr BB p 0.000 and EB3 200 mg 20gr BB p 0.002 . Soybean seed and soybean meal extract decrease mitosis p 0.008 , with the best effect shown by EK3 200 mg 20gr BB p 0.003 and EB1 75 mg 20gr BB p 0.173 . Soybean seeds and soybean meal extract can inhibit colon carcinogenesis in terms of increase apoptosis and decrease dysplasia, hyperplasia and mitosis."
2017
T47534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijiasih
"ABSTRAK
Berbagai laporan menunjukkan terjadinya kenaikan kasus kanker kolon yang dipicu oleh perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, konsumsi tinggi lemak dan rendah serat serta konsumsi makanan yang dibakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak biji dan bungkil kedelai terhadap ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS pada kolitis kolon mencit yang diinduksi dengan azoksimetan AOM dan dekstran sodium sulfat DSS . Mencit Swiss Webster diberi dosis tunggal AOM 10 mg/kg BB secara intraperitoneal dan setelah 7 hari diberikan DSS 2 melalui air minumnya selama satu minggu. Ekstrak biji dan bungkil kedelai diberikan secara peroral dengan dosis masing-masing 75 mg/20 g BB, 150 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB selama 4 minggu. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan terhadap kolon mencit untuk melihat ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS. Sel epitel yang positif mengekspresikan COX-2, ?-katenin atau iNOS dihitung/1000 sel epitel. Hasil menunjukkan kedua ekstrak mampu menurunkan ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS secara signifikan dibandingkan kontrol negatif. Ekstrak menurunkan ekspresi COX-2 dengan kecenderungan dose-dependent, sedangkan terhadap ?-catenin dan iNOS menunjukkan kecenderungan dose-independent. Pemeriksaan HPLC menunjukkan kandungan lunasin pada ekstrak biji dan bungkil kedelai masing-masing adalah 0,823 mg/g ekstrak dan 0,623 mg/g ekstrak.

ABSTRACT
Several studies shows an increase in colon cancer case which is triggered by lifestyle changes in society such as smoking, obesity, high fat diet, consumption of burned food and lack of fiber consumption. This study objective is to evaluate the inhibition activities of soybean seed extract and soybean meal extract on COX 2, catenin and iNOS expressions in mice colon colitis induced by azoxymethane and dextran sodium sulfate. Swiss Webster mice are injected intraperitoneally by single dose of 10 mg kgBW azoxymethane and after 7 days followed by administration of 2 dextran sodium sulfate in their drinking for a week. Both extracts are administered orally in three different doses 75 mg 20 gBW, 150 mg 20 gBW and 200 mg 20 gBW daily for 4 weeks. Immunohistochemical examination is conducted to see the cells with the expression of COX 2, catenin and iNOS in every 1000 epithelial cells. The result shows both the extracts decreases the expression of COX 2, catenin and iNOS at all three doses significantly with P "
2017
T47323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Zalianti Putri
"Latar belakang: Kanker payudara (KP) termasuk penyebab umum kematian pada wanita di dunia. Salah satu tumor marker yang digunakan sebagai penanda proliferasi sel kanker payudara yakni Ki-67. Ki-67 merupakan protein yang mudah diekspresikan di inti sel selama siklus sel, ekspresi Ki-67 yang tinggi menandakan semakin banyak sel yang berproliferasi. Terapi KP yang dijalani sekarang masih banyak ditemukan efek samping sehingga dibutukan terapi adjuvant dalam pengobatan KP yakni kedelai, kedelai dipilih karena murah, mudah dijangkau serta diyakini mampu menurunkan angka kejadian KP. Riset ini dilakukan untuk mengetahui efek lunasin dalam menurunkan ekspresi Ki-67 pada kelenjar payudara tikus. Metode: : Tikus jenis Sprague dewlay (SD) berjumlah 25 ekor dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok yakni kelompok normal, kelompok kontrol negatif atau hanya dinduksi DMBA saja, kelompok tamoksifen, kelompok lunasin + tamoksifen dan kelompok lunasin kuratif. Setiap sedian jaringan kanker payudara diberi pewarnaan immunohistokimia terhadap Ki-67 kemudian akan dilihat dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x,perhitungan jumlah sel dilakukan pada 5 lapang pandang untuk menilai ekspresi Ki-67.Perhitungan jumlah sel dengan menggunakan aplikasi Image J dan IHC profiler Hasil: Lunasin mampu menurunkan ekspresi Ki-67. Terdapat perbedaan bermakna pada setiap kelompok uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,000). Akan tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok tamoksifen dengan kelompok terapi lunasin+ tamoksifen (p=0,961). Kesimpulan: Pemberian lunasin, tamoksifen dan lunasin+tamoksifen mampu menurunkan ekspresi Ki-67 pada sel kanker payudara tikus SD yang diinduksi DMBA. Kata kunci: DMBA, kanker payudara, lunasin, kedelai, protein Ki-67, tamoksifen.

Introduction: Background: Breast cancer (KP) is a common cause of death in women around the world. One of the tumor markers used as a marker for breast cancer cell proliferation is Ki-67. Ki-67 is a protein that is easily expressed in the cell nucleus during the cell cycle, high Ki-67 expression indicates more cells are proliferating. There are still many side effects of KP therapy currently being carried out, so adjuvant therapy is needed in the treatment of KP, namely soybeans, soybeans were chosen because they are cheap, easy to reach, and are believed to be able to reduce the incidence of KP. This research was conducted to determine the effect of lunasin in reducing the expression of Ki-67 in the breast glands of rats. Method: 25 Sprague dewlay (SD) rats were randomly divided into 5 groups namely the normal group, negative control group or DMBA-induced only, tamoxifen group, lunasin + tamoxifen group and curative lunasin group. Each breast cancer tissue preparation was given immunohistochemical staining of Ki-67 and then viewed under a light microscope with 400x magnification, cell counts were performed in 5 fields of view to assess Ki-67 expression. Cell counts were performed using Image J and IHC profiler applications. Result: Lunasin was able to reduce the expression of Ki-67. There was a significant difference in each test group when compared to the negative control (p=0.000). However, there was no significant difference between the tamoxifen group and the lunasin + tamoxifen therapy group (p=0.961). Conclusion: Administration of lunasin, tamoxifen and lunasin+tamoxifen was able to reduce Ki-67 expression in DMBA-induced SD rat breast cancer cells. Keywords: DMBA, breast cancer, lunasin, soybean, Ki-67 protein, tamoxifen"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessa
"ABSTRAK
Inflammatory bowel disease IBD merupakan kondisi yang menggambarkan peradangan saluran cerna kronik. Peradangan kronis yang terjadi di kolon dapat berkembang menjadi kanker kolon. Lunasin telah diketahui dapat menekan reaksi inflamasi yang diinduksi lipopolisakarida secara in vitro. Peran lunasin sebagai antiinflamasi secara in vivo masih belum banyak diketahui. Pada penelitian ini dianalisis efek lunasin kedelai dalam menghambat inflamasi dengan melihat ekspresi COX-2, iNOS, dan ?-katenin. Mencit sebanyak 30 ekor dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok normal adalah mencit yang tidak diinduksi DSS. Kelompok lain diinduksi dengan DSS 2 melalui air minum selama 9 hari. Hari berikutnya mencit kelompok kontrol negatif tidak menerima perlakuan sedangkan kelompok yang menerima perlakuan diberikan lunasin dosis 20mg/kgBB, dosis 40mg/kgBB dan lunasin komersil serta kontrol positif diberikan aspirin. Perlakuan dilakukan selama 5 minggu. Pemeriksaan histopatologi kolon yang mengalami inflamasi dan skor hasil pewarnaan imunohistokimia protein COX-2, iNOs dan ?-katenin dianalisis menggunakan uji statistik. Lunasin dosis 20mg/kgBB dan dosis 40mg/kgBB mampu menurunkan inflamasi secara signifikan p

ABSTRACT
Inflammatory bowel disease IBD is a condition describing chronic gastrointestinal inflammation. Chronic inflammation that occurs in the colon can develop into colon cancer. Lunasin has been known to resist inflammatory reactions induced by lipopolysaccharide in vitro. The role of lunasin as antiinflammatory in in vivo is not widely known. In this study we analyzed the effect of lunasin from soybean to decrease the risk of inflammation by analyzing the expression of COX 2, iNOS, and catenin. 30 mice are divided into 6 groups. Normal group was not induced by DSS. The other groups were induced by 2 DSS through drinking water for 9 days. After 9 days, negative control group did not receive any treatment, beside the other groups received treatment given lunasin dose 20mg kgBB and 40mg kgBB, commercial lunasin and positive control given aspirin. Treatment was performed for 5 weeks. Inflammatory colon histopathologic examination and immunohistochemical score of COX 2, iNOs and catenin proteins were analyzed using statistical tests. Lunasin dose 20mg kgBW and 40mg kgBB were able to significantly reduce inflammation p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Tamara
"Kanker kolorektal menyumbang 9,7% dari seluruh kasus kanker dan kejadiannya berhubungan dengan inflamasi kronik. Oleh karena terapi kanker saat ini masih memiliki banyak kekurangan, peptida dalam makanan semakin banyak diteliti karena murah, mudah didapat, toksisitas rendah, dan berpotensi mencegah kanker. Riset dilakukan untuk mengetahui apakah lunasin dari kacang kedelai dapat menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi TNF-I±  pada epitel kolon. Sebanyak 30 ekor mencit Swiss Webster dibagi ke dalam enam kelompok secara acak. Satu kelompok normal, sementara lima kelompok lainnya diinduksi karsinogenesis dengan azoxymethane dan dextran sodium sulfate, kemudian ada yang dibiarkan (kontrol negatif), diberi aspirin (kontrol positif), dan ekstrak kedelai kaya lunasin dalam tiga dosis berbeda (250, 300, dan 350 mg/kgBB) selama 4 minggu. Jaringan kolon distal diambil untuk diwarnai imunohistokimia dan diamati di bawah mikroskop cahaya pada pembesaran 400x untuk menghitung sel epitel berdasarkan intensitas warnanya. Indeks dihitung berdasarkan optical density score. Ekstrak kedelai kaya lunasin dapat menurunkan ekspresi TNF-I±. Perbedaan antara kontrol negatif dengan ekstrak bermakna pada dosis 300 mg/kgBB (p=0,016) dan 350 mg/kgBB (p=0,009), tetapi tidak bermakna dengan dosis 250 mg/kgBB (p=0,754). Penelitian ini menunjukkan penurunan ekspresi TNF-I± signifikan pada dosis ekstrak kedelai 300 mg/kgBB atau lebih.

Colorectal cancer contributes to 9.7% of all cancer and its pathogenesis is related to chronic inflammation. Because of there are some lacks in current cancer therapy, peptide in food becomes popular among researchers because it is cheap, easy to get, low toxicity, and a promising cancer preventing agent. This research aimed to investigate whether lunasin from soybean can reduce the expression of pro-inflammatory cytokine TNF-I± in colonic epithelial cell. 30 Swiss Webster mice randomly allocated to six groups. One group was normal and five groups were induced carcinogenesis using azoxymethane (AOM) and dextran sodium sulfate (DSS), then was given nothing (negative control), aspirin (positive control), and lunasin-rich soybean extract in three different doses (250, 300, and 350 mg/kgBW) for four weeks. Distal colon tissue was immunohistochemically stained and then observed under light microscope with 400X magnification to count epithelial cell based on its colour. Index was calculated using optical density score. Lunasin-rich soybean extract can decrease expression of TNF-I±. There are statistically significant between negative control and dose 300 mg/kgBW (p=0.016) and 350 mg/kgBW (p=0.009), yet not significant with dose 250 mg/kgBW (p=0.754). This research shows that reduction of TNF-I± expression is significant with dose 300 mg/kgBW or higher."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Tannia
"Latar Belakang: Meningkatnya tren kasus kolitis ulseratif (KU) di Asia, komplikasi penyakit, dan efek samping terapi yang digunakan saat ini menyebabkan munculnya ide untuk memberdayakan tanaman herbal sebagai terapi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terenkapsulasi nanopartikel kitosan sebagai agen antiinflamasi yang dapat memperbaiki deplesi sel Goblet pada mencit yang diinduksi dekstran sodium sulfat (DSS).
Metode: Pada penelitian ini dilakukan analisis histopatologi, dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE), untuk menilai deplesi sel Goblet pada 24 sampel jaringan kolon mencit dari penelitian sebelumnya. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok: normal (N), kontrol negatif (NC)—diinduksi kolitis dengan DSS 2%, MD25—diinduksi kolitis dan diberikan 25 mg/kg berat badan (BB) larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa, MD12,5—diinduksi kolitis dan diberikan 12,5 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa, NPMD12,5—diinduksi kolitis dan diberikan 12,5 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa terenkapsulasi nanopartikel kitosan, dan NPMD6,25—diinduksi kolitis dan diberikan 6,25 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa terenkapsulasi nanopartikel kitosan. Jumlah sel Goblet dihitung secara manual dan dianalisis secara statistik.
Hasil: Seluruh perlakuan dengan ekstrak daun Phaleria macrocarpa dapat memperbaiki deplesi sel Goblet secara signifikan terhadap kontrol negatif (NC) [MD25 (p=0,021), MD12,5 (p=0,043), NPMD12,5 (p=0,021), and NPMD6,25 (p=0,021)].
Kesimpulan: Ekstrak daun Phaleria macrocarpa, baik terenkapsulasi maupun tidak terenkapsulasi nanopartikel kitosan, dapat memperbaiki deplesi sel goblet pada kolon yang diinduksi DSS

Background: The increasing cases of ulcerative colitis (UC) in Asia, its intestinal and extraintestinal complications, and side effects of current therapy urges the search of alternative therapy with minimal side effects. The study aims to prove the antiinflammatory effect of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticles to ameliorate goblet cell depletion in dextran sodium sulphate (DSS)-induced mice colon.
Methods: 24 previously-made tissue samples, stained with hematoxylin-eosin (HE), underwent histopathological examination to analyze Goblet cell depletion. Mice were divided into 6 groups: normal (N), negative control (NC)—given DSS 2% treatment to induce colitis, MD25—given DSS 2% and 25 mg/kg body weight (BW) of Phaleria macrocarpa leaf extract, MD12,5—given DSS 2% and 12,5 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract, NPMD12,5—given DSS 2% and 12,5 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticle, and NPMD6,25—given DSS 2% and 6,25 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticle. Goblet cell was counted manually and statistically analyzed.
Results: Phaleria macrocarpa leaf extract treatment, in both forms, improve Goblet cell depletion in all groups compared to negative control [MD25 (p=0,021), MD12,5 (p=0,043), NPMD12,5 (p=0,021), and NPMD6,25 (p=0,021)].
Conclusion: Phaleria macrocarpa leaf extract, either encapsulated or not encapsulated by nanoparticle chitosan, is able to ameliorate Goblet cell depletion in DSS-induced mice colon.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vannessa Karenina
"Latar belakang : Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker dengan peningkatan insidensi yang paling pesat dalam dekade terakhir. Peningkatan terbesar diperkirakan akan terjadi di negara berkembang akibat perubahan gaya hidup. Pilihan tata laksana kanker kolorektal yang ada saat ini, seperti pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi, diketahui belum mampu memberikan efek yang diinginkan. Dengan mempertimbangkan ketersediaan, harga, dan efek toksik, kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang berpotensi menjadi terapi adjuvan. Hal ini dikarenakan zat aktif yang terkandung dalam kedelai, yaitu protein lunasin, diketahui memiliki efek antiinflamasi dan antikanker yang bermanfaat pada kasus kanker kolorektal.
Metode : Sebanyak 30 ekor mencit Swiss Webster dipisahkan menjadi enam kelompok. Lima dari enam kelompok mencit diinduksi dengan azoksimetan (AOM) dan dekstran sodium sulfat (DSS). Ekstrak kedelai kaya lunasin dengan dosis 250 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 350 mg/kgBB diberikan pada tiga kelompok mencit selama 6 minggu. Pewarnaan imunohistokimia terhadap COX-2 kemudian dilakukan pada jaringan kolon distal mencit yang telah dikorbankan, lalu diamati di bawah mikroskop. Hasil interpretasi ekspresi COX-2 dinyatakan dalam bentuk optical density score (ODS).
Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok negatif dengan kelompok intervensi ekstrak kedelai kaya lunasin pada dosis 300 mg/kgBB (p=0,047) dan 350 mg/kgBB (p=0,016).
Kesimpulan : Pemberian ekstrak kedelai kaya lunasin menghambat ekspresi COX-2 pada sel epitel kripta kolon distal mencit yang diinduksi AOM dan DSS.

Background : Colorectal cancer is one of the fastest growing incidences of cancer in the past decade. The highest increase is expected to occur in developing countries due to lifestyle changes. The choice of colorectal cancer management currently available, such as surgery, radiation therapy, and chemotherapy, is known to have not been able to give the desired effect. Taking into account the availability, price and toxic effects, soybeans are one of the food ingredients that have the potential to become adjuvant therapy. This is because the active substance contained in soybeans, namely lunasin protein, is known to have anti-inflammatory and anticancer effects that are beneficial in colorectal cancer cases.
Method : A total of 30 Swiss Webster mice were separated into six groups. Five of the six groups of mice were induced with azoximethane (AOM) and dextran sodium sulfate (DSS). Extracts of lunasin-rich soybean with a dose of 250 mg / kgBB, 300 mg / kgBW, and 350 mg / kgBB were given to three groups of mice for 6 weeks. Immunohistochemical staining of COX-2 was then carried out on the distal colon tissue of mice that had been sacrificed, then observed under a microscope. The results of interpretation of COX-2 expression are stated in the form of optical density score (ODS).
Result : There was a significant difference between the negative group and the intervention group of lunasin-rich soybean extract at a dose of 300 mg/kgBW (p = 0.047) and 350 mg/kgBW (p = 0.016).
Conclusion : Administration of lunasin-rich soy extracts inhibit COX-2 expression in cryptic epithelial cells of distal colon of mice induced by AOM and DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Numlil Khaira Rusdi
"Latar belakang: Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman yang sedang dikembangkan aktivitasnya sebagai antikanker. Salah satu senyawa aktifnya adalah Lunasin. Permasalahannya harga lunasin komersial sangat mahal karena biaya sintesis lunasin yang besar dan lama. Pada penelitian ini akan dikembangkan sediaan ekstrak tertarget Lunasin (ET-Lun) dengan tujuan untuk membuktikan aktivitas antikanker payudara ET-Lun secara in silico dan in vivo.
Metode: Uji In silico, senyawa aktif pada kedelai sebagai ligan dilihat ikatannya terhadap protein ERα, ERβ, HER2, dan EGFR. Pengujian in vivo dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok kuratif dan preventif. Pada kelompok kuratif, tikus SD diinduksi dengan DMBA 20 mg/kg BB sebanyak 11 kali, 2 kali dalam seminggu kecuali kontrol normal (NOR). Setelah terbentuk nodul dengan volume 1-2 cm3, tikus diberikan perlakuan selama 8 minggu dengan tamoksifen 10 mg/kg BB (TAM), ET-Lun 500 mg/kg BB (ET- Lun), kombinasi ET-Lun dan tamoksifen (ADJ). Pada kelompok kontrol negatif (DMBA) pertumbuhan tumor diamati selama 8 minggu. Kelompok preventif (PREV), diberikan ET-Lun 1 minggu sebelum, selama, dan setelah induksi DMBA selama 24 minggu. Setelah perlakuan, tikus diterminasi, dan diambil tumornya. Volume tumor diukur, dan dilakukan pemeriksaan eskpresi ERα, ERβ, HER2, dan EGFR secara imunohistokimia dan qPCR.
Hasil: Uji in silico menunjukkan Genistein dan Lunasin mempunyai afinitas terbesar terhadap ERα, ERβ, dan EGFR. Uji in vivo menunjukkan ET-Lun kelompok preventif dapat menekan pertumbuhan tumor sebesar 80%, sedangkan kelompok kuratif, terjadi perlambatan pertumbuhan tumor dibandingkan kelompok DMBA yaitu 0,31 kali pada kelompok ET-Lun; 0,37 kali pada tamoksifen; dan 0,15 kali pada kelompok adjuvan selama 8 minggu perlakuan. Secara molekuler, ET-Lun kelompok preventif dan kuratif dapat menurunkan ekspresi protein dan mRNA ERα, serta ekspresi protein EGFR jika dibandingkan kelompok DMBA. Kesimpulan: ET-Lun berpotensi sebagai kandidat antikanker pada pencegahan dan perlambatan karsinogenesis payudara tikus SD yang diinduksi DMBA.

Background: Soybean (Glycine max (L.) Merr.) is a plant that is being developed for its anticancer activity. One of the active compounds is Lunasin. The problem is that the price of commercial lunasin is very expensive because of the high cost of synthesizing lunasin and it takes a long time. In this study, the soybean extract with targeted lunasin (ET-Lun) will be developed with the aim of proving the anti-breast cancer activity of ET-Lun in silico and in vivo.
Method: In silico study, the active compounds in soybean as a ligand was seen for their binding to ERα, ERβ, HER2, and EGFR. In vivo assay, the rat was randomized into 2 major groups, namely curative and preventive groups. In the curative group, the SD rats were induced with DMBA 20 mg/kg BW 11 times, 2 times a week, except for normal controls (NOR). After forming nodules with a volume of 1-2 cm3, the rats were treated with tamoxifen 10 mg/kg BW (TAM), ET-Lun 500 mg/kg BW (ET-Lun), a combination of ET-Lun and tamoxifen (ADJ), for 8 weeks. For negative controls (DMBA), tumor growth in rats was observed in 8 weeks. In the preventive group (PREV), was given ET- Lun 1 week before, during, and after DMBA induction for 24 weeks. After treatment, all the rats were terminated, and the tumors were taken. Tumor volume was measured, and ERα, ERβ, HER2, and EGFR expression were examined by immunohistochemistry and qPCR.
Results: In silico study showed the Genistein and Lunasin had the greatest affinity for ERα, ERβ, and EGFR. In vivo study showed ET-Lun in the preventive group could suppress tumor growth by 80%, while in the curative group, ET-Lun could delay tumor growth by 0,31 times DMBA, tamoxifen 0,37 times DMBA, and adjuvant group 0,15 times DMBA, in 8 weeks of treatment. Molecularly, ET-Lun in the preventive and curative group, could decrease the expression of ERα protein and mRNA, as well as the expression of EGFR protein when compared to the DMBA group. Conclusion: ET-Lun has potential as an anticancer candidate for the prevention and delays of tumor growth in the DMBA-induced breast cancer rat model.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Tombe
"Latar Belakang: IBD saat ini merupakan epidemi global. Prevalensi IBD di Indonesia adalah 1,16% hingga 26,5%. Mucin-1 melindungi permukaan epitel usus besar. Namun inflamasi menyebabkan terjadinya overekspresi Mucin-1 dan berkontribusi pada progresi kanker. Lunasin dari kedelai telah terbukti dapat mengurangi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah Lunasin dapat menurunkan kadar Mucin-1. Metode: Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster, jantan, usia 12 minggu, BB 25 g yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu Normal, Negatif (Terinduksi DSS 2%), Kelompok Perlakuan 1 dan 2 merupakan kelompok yang diinduksi DSS dan diberi terapi Lunasin 12,5 mg atau 25 mg/hari. Setelah 6 minggu perlakuan, mencit dimatikan dan jaringan usus besarnya diambil. Pewarnaan imunohistokimia akan memberikan coklat kekuningan untuk Mucin-1. Kemudian pewarnaan ini akan difoto menggunakan mikroskop cahaya dan program Indomikromme. Setelah itu, kadar Mucin-1 akan dianalisis menggunakan plugin profiler IHC ImageJ. ‘ Hasil: Uji ANOVA p<0,05. Tes post hoc kelompok normal dengan tiga kelompok lainnya nilai p<0.05. Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1 menunjukkan nilai p=0.168 dibanding pada kelompok perlakuan 2 dengan nilai p=0.045. Kelompok perlakuan 1 dan 2 memperlihatkan nilai p=0.872. Kesimpulan: Lunasin dosis menurunkan konsentrasi dan kuantitas Mucin-1 pada sel epitel kolon Crypts of Lieberkühn , namun tidak terlalu berpengaruh pada dosis yang diberikan.

Background: IBD is a global epidemic. Indonesia has a 1.16-26% IBD prevalence. IBD can cause colorectal cancer. Mucin-1 protects the large intestine epithelium. However, inflammation overexpresses Mucin-1, which promotes malignancy. Soybean rich-lunasin decreases colitis. This study measures Mucin-1 levels to see if Lunasin reduces colon Mucin-1. Methods: Swiss Webster mice, 12 weeks old, 25 g, were utilised as experimental animals and separated into four groups: Normal, Negative (2 % DSS-induced), Treatment Groups 1 and 2, induced by DSS and administered Lunasin, 12.5 mg or 25 mg/day respectively. The lege artist method uses mice with large intestinal tissue on glass slides. Mucin-1 positive, H&E-stained slides are yellowish-brown. Next, we will photograph the staining with a light microscope and Indomicromme. Next, the IHC ImageJ plugin profiler will check Mucin-1 levels. Result: This study used unpaired numerical comparison. Normality, ANOVA, and post hoc tests were used on the four groups. Shapiro-Wilk normality test p>0.05. P<0.05 in ANOVA. The post hoc test compared the standard group to the other three groups with a p<0.05. The negative group's p-value for treatment group 1 was 0.168, whereas group 2's was 0.045. p=0.872 for treatment groups 1 and 2. Conclusion: Lunasin dose lowered Mucin-1 expression in Crypts of Lieberkühn colonic epithelial cells but did not significantly affect the dose."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>