Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasuly Cahyadi
"Fokus pembangunan ekonomi selain pertumbuhan ekonomi salah satunya mengurangi ketimpangan divergen . Ketimpangan dalam pembangunan ekonomi masih terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB antar provinsi yang sangat bervariasi. Penelitian didunia membuktikan sektor keuangan berperan sangat penting dalam pengentasan kemiskinan, mengurangi perbedaan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataan yang jauh berbeda dengan keadaan di Indonesia, dimana Perbankan di Indonesia terus maju tetapi banyak penduduk yang miskin.
Penelitian ini berusaha mengkaji perekonomian Indonesia menuju proses konvergensi atau divergensi, dan jika perekonomian Indonesia berkonvergen, bagaimana kontribusi perbankan terhadap proses konvergensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan koefisien variasi CV untuk mengetahui konvergensi sigma, dan menggunakan regresi data panel untuk konvergensi beta.
Hasil penelitian menggunakan koefisien variasi menunjukan ketimpangan pendapatan antar provinsi cenderung menurun atau mulai berkonvergen. Berdasarkan hasil regresi juga menunjukan bahwa pendapatan antar provinsi di Indonesia cenderung berkonvergen, dan sektor perbankan sangat signifikan dalam mempercepat laju konvergensi.

The focus of economic development besides economic growth is to reduce the inequality divergent . Inequality still happens in Indonesia. It is shown from the difference of economic growth and Gross Regional Domestic Product GRDP vary widely among provinces. Most research proves that financial sector plays an important role in reducing poverty, reducing income disparities and increasing economic growth. However the situation in Indonesia is rather different with the rapid growing of Indonesian Banking, people still live in poverty.
This study examines the economy of Indonesia towards the process of convergence or divergence and the contribution of banking to the convergence process. This study uses a quantitative approach using the coefficient of variation CV to determine the sigma convergence, and using panel data regression to determine beta convergence.
The coefficient of variation shows income inequality among provinces tend to decline or begin to converge. Meanwhile the regression result demonstrates that income among the provinces in Indonesia tend to converge, and the banking sector is significantly accelerating the pace of convergence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T46951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulfiqar Firdaus
"Tesis ini mengkaji kembali konvergensi regional dalam PDRB per kapita, pengeluaran rumah tangga per kapita, tingkat kemiskinan, dan rata-rata lama sekolah di Indonesia di tingkat distrik (Kabupaten dan Kota) selama 2000–2017 dengan menggunakan metode klub konvergensi. Tesis ini menemukan bahwa ketimpangan regional di Indonesia pada tingkat distrik dicirikan oleh lima klub konvergensi dalam PDRB per kapita, empat klub konvergensi dalam pengeluaran rumah tangga per kapita, empat klub konvergensi dalam kemiskinan, dan lima klub konvergensi dalam rata-rata tahun sekolah.

This thesis reinvestigates the regional convergence in GDP per capita, household expenditure per capita, poverty rate, and average years of schooling in Indonesia at the district level during 2000–2017 using the club convergence method. This thesis finds that regional inequality in Indonesia at the district level was characterized by five convergence clubs in GDP per capita, four convergence clubs in household expenditure per capita, four convergence clubs in poverty, and five convergence clubs in average years of schooling."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Hidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa ketimpangan regional antar kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Timur selama tahun 2000-2011. Peneliti menganalisa sigma konvergensi menggunakan koefisien variasi (CV) dan juga melakukan uji empiris beta konvergensi dengan dan tanpa memasukan efek spasial ke dalam regresi data panel. Hasilnya peneliti menemukan terdapat penurunan ketimpangan antarkabupaten/kota dengan semakin menurunnya peranan sektor migas. Sementara itu dengan melakukan uji beta konvergensi menggunakan data panel dinamis maka ditemukan telah terjadi konvergensi selama tahun 2000-2011. Menggunakan estimator FD GMM laju konvergensi dengan mengontrol spatial dependence lebih cepat dibandingkan model tanpa mengontrol spatial dependence.

In this study, we examine regional income inequality and GDP per capita growth convergence Kalimantan Timur during the period from 2000-2011. We examine regional income inequality using standar deviation of GDP per capita weighted coefficient of variation (CV) while we examine the GDP per capita growth convergence using panel data regression with or without spatial dependence. We find that regional income inequality as measured excluding oil and gas sector show a declining trend during the period. Meanwhile, the convergence analysis shows that during the period from 2000-2011 the GDP per capita growth convergence. We use FD GMM estimators for dynamics panels. Applying FD GMM estimator we obtain a speed convergence with spatial dependence is higher than speed convergence without spatial dependence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gun Gun Nugraha
"Studi ini bertujuan menyelidiki pengaruh kepadatan modal manusia (density of human capital) terhadap perkembangan konvergensi pendapatan per kapita antarkabupaten/kota di Indonesia tahun 2001-2013. Kepadatan modal manusia (density of human capital) dicurigai turut mempengaruhi laju konvergensi karena dalam "perjalanannya" variabel ini terbentuk akibat adanya kepadatan tenaga kerja (employment density) dan tingkat modal manusia (human capital) regional. Data dan teknik estimasi yang digunakan adalah data panel kabupaten/kota di Indonesia tahun 2001-2013 dan first-difference generalized method of moments (FD-GMM) pada model konvergensi dinamis.
Hasil studi menunjukkan bahwa kepadatan modal manusia (density of human capital) berpengaruh positif secara nyata terhadap konvergensi pendapatan per kapita kabupaten/kota di Indonesia dengan tingkat kontribusi kelajuan konvergensi mencapai 5,78 persen. Implikasi studi ini adalah pentingnya menyelaraskan antara tingkat kepadatan dan kualitas sumber daya manusia.

This study aims to investigate the impact of human capital density on per capita income convergence in Indonesia. Human capital density indicated of also influencing the convergence rate for the "journey" is formed by the employment density variable and the level of human capital regional. The data and estimation techniques used are panel data regencies/cities in Indonesia, 2001-2013 and the first-difference generalized method of moments (FD-GMM) on the model of the dynamic convergence.
The study results show that human capital density significantly positive effect on the convergence of per capita income regencies/cities in Indonesia with a contribution rate of speed of convergence reached 5.78 percent. The implication of this study is the importance of aligning between the density and quality of human resources.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritno Wahyu Wijanarko
"Salah satu pendorong terjadinya konvergensi pendapatan per kapita adalah ketersediaan dalam kualitas modal manusia yang sama antar wilayah. Untuk melihat pola konvergensi pendidikan dalam kaitannya dengan konvergensi pendapatan per kapita, dilakukan proses dekomposisi dari pendapatan per kapita yang dibagi dalam tiga komponen, yaitu : kuantitas pendidikan, harga pendidikan dan residu. Dengan pembagian komponen tersebut maka dapat dilihat kontribusi dari masing-masing komponen terhadap perubahan distribusi pendapatan per kapita. Pada konvergensi pendidikan yang dianalisis dalam tesis ini menggunakan dua tinjauan yaitu untuk tingkat pendidikan SMP dan SMA. Dari analisis didapatkan hasil kalau di wilayah Indonesia terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan. Pada tingkat regional di Kawasan Barat Indonesia (KBI) terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) tidak terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMP serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA. Jika ditinjau dari sebelum pelaksanaan otonomi daerah (1993 - 1999) dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah (2000 - 2004) dapat dilihat bahwa di Indonesia sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita dan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA namun setelah pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita maupun konvergensi pendidikan. Di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti dengan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti konvergensi pada harga pendidikan untuk tingkat pendidikan SMP. Sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMP dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jufli Irawan
"Ketika sebagian terjadi krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika Serikat, perekonomian Indonesia juga terkena dampaknya. Pasar keuangan dan pasar modal indonesia mengalami market recovery yang cepat sehingga tidak seburuk krisis keuangan pada tahun 1998. Namun demikian, pembiayaan macet di perbankan, khususnya perbankan syariah masih mengalami kenaikan melampaui target NPF Bank Indonesia yaitu 5 persen. Pada bulan September 2009, NPF bank syariah mencapai 5.72 persen, bahkan NPF di beberapa sektor eknomi lebih tinggi dari itu. Maka dari itu, tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal (suku bunga SBI dan bonus SWBI/SBIS) dan faktor internal (total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dan total pembiayaan dengan prinsip non bagi hasil) perbankan syariah terhadap NPF perbankan syariah per sektor ekonomi.
Faktor-faktor tersebut diperoleh melalui studi literatur, penelaahan terhadap teori, dan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari periode Maret 2004 sampai dengan September 2009. Data yang digunakan bersumber dari data Bank Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi dengan variabel bebas dummy karena metode ini dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat serta dapat membelikan informasi perbedaan nilai variabel terikat dari berbagai kategori yang dalam hal ini adalah sektor ekonomi.

During the global economic crisis in 2008 which was triggered by credit crunch in the United States of America, Indonesian economy was also impacted. Indonesian Capital and financial market recovered quickly fast and therefore did not reach worst condition as it was in 1998. However, non performing financing, particularly in syariah banks is increasing above the targeted NPF rate set out by the Central Bank of Indonesia i.e. 5 percent As of September 2009, NPF of syariah banks was 5.72 percent. NPF in some economic sectors even higher than this. Therefore, this paper is intended to analyze the effect of syariah’s banks extemal factors (interest rate, retum of SWBI/SBIS and GDP) and internal factors (size of profit-sharing-based financing and size of non-profit-sharing-based financing) to the NPF in each economic sector.
The above factors are derived from the studies of literature and theories as well as from the previous researches. This research uses the data from March 2004 to September 2009. The data is gathered from Central Bank of Indonesia and Indonesian Statistic Bureau. The method adopted for this research is regression with dummy independent variables because this method is able to inform the variation of value of the dependent variable from various categories which in this research is the economic sectors.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Putri Shafira Fauzal
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara perkembangan sektor keuangan
dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN-5, Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand, and Filipina. Tujuan dari ASEAN yang didirikan tahun 1967 adalah
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi para anggotanya. Penelitian ini akan
menggunakan data panel kuartalan (1990-2015) untuk menelusuri hubungan
jangka panjang antara perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi
per kapita dari negara-negara tersebut. Analisis panel statis dengan metode fixed
effect digunakan didalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan hubungan
positif antara sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi per kapita dalam jangka
panjang, menambahkan bukti pentingnya pengembangan sektor keuangan untuk
pertumbuhan ekonomi terutama di kawasan Asia Tenggara

ABSTRACT
This thesis take empirical approach to analyze the impact of financial
development on economic growth in ASEAN-5 countries, which are Indonesia,
Malaysia, Singapore, Thailand, and Philippines. The aim of ASEAN, which was
inaugurated in 1967, was to enhance economic growth of member countries. This
study will use quarterly panel data (1990-2015) to investigate financial
development and economic growth in selected countries, which allow the findings
to capture the long-term impact of financial development. A static panel analysis
using fixed effect model was conducted. The result implies a positive long-run
relationship between financial development and economic per capita growth,
which give a justification to encourage improvement on policies and reforms in
financial market to accelerate economic growth particularly in Southeast Asia
countries"
2016
S63851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said
"Dalam industri pertambangan mineral logam, smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak diinginkan. Sementara ini, material bawaan tersebut harus dibersihkan, selain itu juga harus dimurnikan pada smelter. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai kelayakan investasi dari pembangunan smelter tembaga, bijih besi, bauksit dan menentukan konsumsi perkapita mineral nasional pada tahun 2040. Metode untuk menentukan nilai kelatakan investasi adalah dengan metode Internal Rate of Return IRR dengan ketiga komponen yaitu Initial Cost IC , Operational Maintanance OM dan Revenue. Nilai Initial Cost dan Operational Maintanance pada penelitian didapat dari benchmarking sedangkan untuk revenue didapat dari perkalian antara kapasitas smelter dengan harga komoditas. Untuk menentukan konsumsi perkapita mineral forecast digunakan metode wawancara pakar, yaitu hasil dari wawancara pakar adalah dengan cara pembagian antara konsumsi mineral forecast dengan penduduk Indonesia forecast. Hasil dari penelitian ini adalah nilai Internal Rate of Return dari smelter tembaga yaitu sebesar 13,8 , untuk smelter alumunium sebesar 11,28 , sedangkan untuk smelter bijih besi sebesar 11,96 , sedangkan untuk konsumsi perkapita mineral besi sebesar 168,06 kg/orang/tahun, untuk mineral alumunium sebesar 21,55 kg/orang/tahun, untuk mineral tembaga sebesar 13,63 kg/orang/tahun.

In the metal mineral mining industry, smelters are part of a production process, minerals that are mined from nature are usually still mixed with impurities that are undesirable materials. Meanwhile, the material must be cleaned, but it must also be purified on the smelter. The purpose of this study is to determine the investment feasibility study of the construction of copper smelter, iron ore, bauxite and determine the national per capita consumption of mineral in 2040. The method to determine the investment feasibility study is by Internal Rate of Return IRR method with three components, Initial Cost IC , Operational Maintenance OM and Revenue. The value of Initial Cost and Operational Maintenance on the research is obtained from benchmarking, while revenue is obtained from multiplication of smelter capacity with commodity price. To determine the consumption of perkapita mineral forecast used expert interview method, that is result of expert interview is by way of division between mineral consumption forecast with population of Indonesia forecast. The result of this research is the value of Internal Rate of Return of copper smelter which is 13.8 , for aluminum smelter is 11.28 , while for iron ore smelter is 11.96 , while for per capita consumption of iron mineral is 168,06 kg person year, for aluminum mineral of 21.55 kg person year, for copper minerals of 13.63 kg person year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahril Kasim
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator penting dalam bidang kesehatan yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sebab bayi sangat sensitif terhadap perubahan dilingkungan sekitar. Jika masyarakat memiliki standar kehidupan yang buruk, maka bayi akan merespon lebih cepat dibanding kelompok usia lainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap angka kematian bayi di Indonesia. Dengan menggunakan korelasi Pearson, diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil terhadap IMR pada level signifikansi 5. Dengan menggunakan analisis regresi linear majemuk ditemukan bahwa variabel pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil secara parsial maupun simultan memeiliki pengaruh yang signifikan terhadap angka kematian bayi pada alpha sebesar 5.
Berdasrakan hasil tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menekan angka kematian bayi di Indonesia, pemerinta perlu untuk melakukan beberapa perbaikan diantaranya; menyediakan institusi pendidikan khusus ibu dan anak untuk menciptakan tenaga kesehatan terampil, meningkatkan kontrol terhadap alokasi dana kesehatan, merancang kebijakan untuk mengontrol demografi di Indonesia serta menekan angka buta huruf terutama bagi para wanita di pedesaan.

An infant mortality rate is one of the most important health indicator to measure socio economic well being of the society since the baby is very sensitive to the environmental changes. If the society has a bad standard of living so the baby will quickly responds compare to other age groups.
The objective of this research is to examine the influence of socio economic variables to infant mortality rates in Indonesia. By using Pearsons correlation it reveals that there is a strong and significant correlation between per capita income, health expenditure, skilled health staff, illiteracy rate to infant mortality rates at 5 level of significance. By using multiple linear regressions the author foundout that health expenditure, percapita income, illiteracy rate and skilled health staff are both simulteneously and partially significant at 5 level of significance.
Throughout this findings the author concludes that the government need to do few improvements in accordance to reduce infant mortality rates in Indonesia, such as increasing the availability of special educational institutions of parental and baby health cares, increasing the control of health expenditure and ensure the effectiveness of health budget allocation, preparing for a better demography policy to control the population problem and suppress the woman illiteracy rates, especially in rural areas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonnie Permana Negara
"Dengan menggunakan data panel 505 kabupaten/kota di Indonesia selama periode pelaksanaan desentralisasi dari tahun 2001-2017, penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang indikasi konvergensi perekonomian antar daerah di Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh kebijakan desentralisasi fiskal terhadap konvergensi pendapatan perkapita antar daerah di Indonesia. Indikator desentralisasi fiskal menggunakan indikator pendapatan dan indikator belanja daerah. Indikator pendapatan daerah terdiri dari pendapatatan asli daerah, dana bagi hasil, dan dana transfer. Indikator belanja daerah fokus pada belanja sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan sektor infrastruktur.
Menggunakan analisa konvergensi statis, penelitian ini menemukan bukti bahwa terjadi konvergensi pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Indonesia. Analisa konvergensi dinamis dengan model absolute convergence dan conditional convergence. Hasil estimasi model absolute convergence menunjukkan terjadinya konvergensi pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Indonesia dengan tingkat konvergensi sebesar 7 persen. Sedangkan hasil estimasi model conditional convergence menghasilkan tingkat konvergensi sebesar 19 persen ketika tenaga kerja, investasi, angka partisipasi pendidikan, dan indikator desentralisasi fiskal disertakan dalam model.

Using panel data of 505 regency/municipality in Indonesia during the implementation period of decentralization from 2001-2017, this study aims to examine indications of economic convergence between regions in Indonesia and to determine the effect of fiscal decentralization policies on the convergence of per capita income between regions in Indonesia. Fiscal decentralization indicators use income indicators and regional expenditure indicators. Regional income indicators consist of local revenue, revenue sharing funds and transfer funds. Regional expenditure indicators focus on spending on the education sector, the health sector, and the infrastructure sector.
Using a static convergence analysis, this study found evidence that there was a convergence of per capita income between regency/municipality in Indonesia. Analysis of dynamic convergence with absolute convergence and conditional convergence models. The absolute convergence model estimation results show the convergence of per capita income between regency/municipality in Indonesia with a convergence rate of 7 percent. While the estimation results of the conditional convergence model produce a convergence rate of 19 percent when labor, investment, education participation rates, and indicators of fiscal decentralization are included in the model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>