Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hosea, Fransiscus Nikodemus
"ABSTRAK
Latar belakang: Cancer stem cells CSC merupakan sel kanker yang memiliki karakteristik sel punca. Kepuncaan CSC berperan dalam menjaga kestabilan jaringan tumor, sifat resisten terhadap terapi dan memicu kejadian relaps. Kepuncaan CSC diduga dapat ditarget secara non-protein specific dengan mengganggu berbagai jalur pensinyalan yang berperan dalam mempertahankan kepuncaan sekaligus menghambat microenvironment. Proses glikosilasi protein berperan dalam kestabilan, transportasi, dan maturasi protein. Glukosamin diduga dapat berpengaruh terhadap interaksi CSC dengan Cancer-associated fibroblast CAF melalui penghambatan glikosilasi. CAF merupakan sel fibroblast di microenvironment yang direkrut oleh sel kanker ke jaringan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek glukosamin terhadap penurunan sifat kepuncaan sel punca kanker payudara ALDH dan hubungannya dengan penanda CAF pada stroma.Metode: Sel punca kanker payudara ALDH ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosamin selama 24 jam. Conditioned medium yang diperoleh dari sel ALDH CSC-CM atau sel ALDH yang diberi perlakuan glukosamin CSC-CM G digunakan untuk menumbuhkan sel stroma payudara selama 48 jam. Nilai ekspresi gen relatif ALDH1, Oct-4, dan IGF-1 pada CSC, dan gen penanda CAF, ?-SMA dan FAP pada sel stroma diperiksa menggunakan Quantitative Real-Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Hasil: Perlakuan glukosamin konsentrasi 4 mM selama 24 jam menyebabkan penurunan ekspresi ALDH1, gen marker CSC pada sel ALDH dan ekspresi Oct-4, gen karakteristik kepuncaan. Ekspresi gen Oct-4 tetap menurun walaupun glukosamin telah dikeluarkan dari medium kultur. Conditioned-medium CM yang diperoleh dari sel punca kanker payudara ALDH dapat memicu peningkatan ekspresi ?-SMA pada sel stroma. Peningkatan ekspresi gen ?-SMA dan FAP pada sel stroma yang diinduksi oleh CSC-CM dapat ditekan oleh CSC-CM G.Kesimpulan: Penghambatan N-glikosilasi oleh glukosamin menyebabkan penurunan ekspresi gen penanda CSC dan gen karakteristik kepuncaan pada sel punca kanker payudara ALDH Perlakuan glukosamin dapat mempengaruhi pensinyalan parakrin CSC-CAF melalui ekspresi gen penanda CAF.

ABSTRACT
Background Cancer stem cells CSC is known as a subpopulation of cancer cells with stem cell like characteristics. CSC stemness is responsible for tumor maintenance and relapse. A therapeutic agent that is non protein specific yet intensely uptaken by CSC can be a good approach to disrupt the coordinated network in stemness maintenance and simultaneously affect corrupt stromal cells in tumor microenvironment. Glucosamine inhibits post translational glycosylation, essential for sustaining protein stability, trafficking, and maturation. Cancer associated fibroblast CAF differentiation and recruitment to tumor microenvironment is induced by CSC derived growth factors. This study investigated the effect of glucosamine on stemness in ALDH breast cancer stem cell and its ability to interact with stromal cells.Methods ALDH breast cancer stem cell were cultured in medium containing glucosamine for 24 h. Breast stromal cells were culture in conditioned medium obtained from ALDH cells CSC CM or glucosamine treated ALDH cells CSC CM G . Relative expression of ALDH1, Oct 4, and IGF 1 gene in CSC, and SMA and FAP gene in stromal cells were analyzed using Quantitative Real Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Results Upon treatment with 4 mM glucosamine for 24 h, ALDH breast cancer stem cell showed significant decrease in expression of ALDH1, a marker of breast cancer stem cell. Under similar condition, Oct 4 stemness gene was also found to be downregulated. Downregulation of Oct 4 expression was maintained after removal of glucosamine. Stromal cells showed increased expression of SMA myofibroblast marker upon cultured in CSC CM. This upregulation was cancelled in CSC CM G exposed stromal cells.Conclusion N linked glycosylation inhibition by glucosamine results in downregulation of stem cell marker and stem cell gene expression in ALDH breast cancer stem cell. CSC rsquo s stemness influences paracrine interaction between CSC dan CAF via expression of CAF marker in stromal cells "
2017
T55617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy
"Pemahaman karakteristik sel punca kanker merupakan salah satu cara untuk menemukan terapi yang tepat untuk mengobati penyakit kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh lingkungan mikro yang dihasilkan oleh sel fibroblas normal dan kanker terhadap pluripotensi sel punca kanker payudara. Sel fibroblas dan sel punca kanker payudara masing-masing dikultur dengan menggunakan medium kultur DMEM high glucose. Kemudian sel punca kanker diko-kultur dengan sel fibroblas, baik sel fibroblas normal maupun kanker. Pengukuran pluripotensi dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24+ dengan spektrofluorometer dan pengukuran ekspresi SOX2 dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pluripotensi sel punca kanker payudara menurun pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas, baik fibroblas normal maupun kanker, namun, ekspresi penanda permukaan dan SOX2 pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal. Dari hasil ini, kami menyimpulkan bahwa lingkungan mikro yang dihasilkan sel fibroblas normal dan kanker mampu menurunkan tingkat pluripotensi sel punca kanker payudara sehingga lingkungan mikro dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menghilangkan sel punca kanker.

Understanding and figuring out the characteristics of cancer stem cells is believed as a way to find a perfect therapy in treating cancer disease. This research aims to find out the effect of the microenvironment provided by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells toward the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells. Both the fibroblast cells and the cancer stem cells were cultured independently using DMEM high glucose. The cancer stem cells were then cocultured into the fibroblast cells, both normal and cancer cells. The pluripotent characteristics were measured using two methods; expression of CD44+/CD24+ cell surface markers using fluorescent spectroscopy and expression of SOX2 using reverse transcription - polymerase chain reaction. Results showed that the expression of both CD44+/CD24+ cell surface markers and SOX2 decreased in breast cancer stem cells co-cultured with the fibroblast cells, whereas the expression in the cancer stem cells co-cultured with cancer fibroblast cells were higher than those co-cultured with the normal fibroblast cells. From the results, we suggest that the microenvironment created by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells could decrease the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells, hence microenvironment can be used as a tool to eradicate cancer stem cells.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ramadhian Noor
"Breast cancer stem cells (BCSCs) dengan petanda Aldehida dehidrogenase 1-positif (ALDH1+) merupakan populasi minor dari sel-sel tumor dengan kemampuan tumorigenik yang tinggi dan bertahan terhadap stres oksidatif. Manganese superoksida dismutase (MnSOD) merupakan pertahanan utama terhadap superoksida yang diekspresikan spesifik di mitokondria, yang merupakan salah satu sumber utama stres oksidatif di dalam sel.  Sejauh ini, belum diketahui peranan MnSOD terhadap ketahanan hidup dan kepuncaan BCSC. Transfeksi in vitro pada BCSC (ALDH1+) dilakukan dengan menggunakan siRNA MnSOD spesifik dalam kondisi kultur standar. Total RNA dan protein diekstraksi dengan menggunakan TriPure® Isolation Reagent dan RIPA® lysis buffer. Viabilitas sel diukur dengan menggunakan trypan exclusion assay. Ekspresi relatif mRNA MnSOD dan OCT4 dianalisis dengan menggunakan one-step qRT-PCR. Aktivitas MnSOD diukur dengan menggunakan uji inhibisi xantin oksidase (RanSOD® kit). Kadar superoksida sel diukur dengan menggunakan uji dihidroetidium dan tumorigenik diukur dengan menggunakan mammosphere-forming unit. Setelah diinkubasi selama 48 jam dengan menggunakan siRNA dengan menggunakan dosis 80 pmol. Ekspresi relatif mRNA MnSOD mengalami penekanan sejumlah 0,17-kali (p<0,01), penurunan aktivitas spesifik MnSOD sebesar 70,4 %, peningkatan kadar superoksida sel menjadi 1,13-kali, penurunan ekspresi OCT4 menjadi 1,08-kali (p<0,05) dan penurunan mamosphere forming unit efficiency menjadi 36,5 % (p<0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif. Viabilitas BCSC (ALDH1+) menurun sebanyak 75 %(p<-0,05) dibandingkan kontrol negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penekanan ekspresi MnSOD dapat menjadi target yang menjanjikan untuk menurunkan kepuncaan dan tumorigenitas BCSC (ALDH1+).

Aldehyde dehydrogenase 1-positive (ALDH1+) breast cancer stem cells (BCSCs) are a small population of tumor cells with high capacity of tumorigenicity and oxidative stress. Manganese superoxide dismutase (MnSOD) is specifically expressed in mitochondria as the primary defense against superoxides, which are one of the causes of oxidative stress in cells. The aim of this study was to determine the impact of suppressing MnSOD expression using small interfering RNA (siRNA) on the stemness, tumorigenicity, and viability of BCSCs. In vitro transfection of ALDH1+ BCSCs was performed using 33 and 66 µM specific MnSOD siRNA under standard culture conditions. Total RNA and protein were extracted from the transfected cells using TriPure® Isolation Reagent and RIPA® lysis buffer. Cell viability was measured using a trypan blue exclusion assay. The relative expression of MnSOD and OCT4 mRNAs was analyzed by one step qRT-PCR. MnSOD activity was determined by xanthine oxidase inhibition assay (RanSOD® kit). Cellular superoxides were measured using a dihydroethidium assay and tumorigenicity was observed with mammosphere-forming unit.  After siRNA incubation for 48 hours, MnSOD was suppressed by 0.176-fold (p<0.01), MnSOD enzyme specific activity was reduced 70.4%, cellular superoxide levels increased by 1.13-fold, OCT4 expression was suppressed by 1.98-fold (p<0.05), and mammosphere-forming unit decreased by 36.5% (p<0.05) compared with the corresponding negative controls. The viability of the ALDH1+ BCSCs was reduced 75% (p< 0.05). Our results suggest that suppression of MnSOD expression may be a promising target to reduce stemness and tumorigenicity of ALDH1+ BCSCs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Chrysna Winandha K.
"Gen SOX2 telah dilaporkan memegang peranan penting dalam menginduksi sel punca progenitor dari sel fibroblast manusia dewasa. Peningkatan ekspresi gen SOX2 berkorelasi dengan peningkatan tingkat keparahan kanker payudara. Namun, bagaimana SOX2 memiliki sifat onkogenik belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai ekspresi gen SOX2 pada sel kanker payudara CD44+/CD24-dan CD44-/CD24-yang di ko-kultur dengan Mouse Embryonic Fibroblast (MEF) berdasarkan waktu pengkulturan sel sebagai upaya untuk mempelajari ekspresi gen dan sifat dari sel punca kanker payudara pada sel kanker payudara dari pasien kanker payudara wanita Indonesia.
Tingginya ekspresi gen SOX2 diasumsikan dapat menjadi indikasi untuk menentukan kondisi optimum pada kultur sel kanker payudara. Level RNA gen SOX2 diukur dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) dan dinormalisasi dengan menggunakan housekeeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam. Hasil menunjukkan bahwa ekspresi gen SOX2 tertinggi di hari ketiga pada kultur sel punca kanker (CD44+/CD24-), demikian pula dengan kultur sel non punca (CD44-/CD24-), dan di hari pertama pada kultur sel kanker payudara (CD44/CD24).

SOX2 gene has been reported to play an important role in inducing stem cell progenitor cells from adult human fibroblasts. Increase in SOX2 gene expression known to correlate with the increase of breast cancer severity. However, the oncogenic properties of SOX2 has not been confirmed yet. This research aimed to obtain information about the level of SOX2 gene expression of breast cancer cells CD44+/CD24-dan CD44-/CD24-in co-culture with Mouse Embryonic Fibroblast (MEF) based on time of cell culture, in an attempt to study the gene expression and the nature of cancer stem cells in breast cancer cell in Indonesian female breast cancer patient.
High SOX2 gene expression was assumed as the indication of the optimum culture condition of breast cancer cell. SOX2 gene RNA level was measured performing reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) and normalized using the housekeeping gene PUM1 as an internal control. Results showed that the highest SOX2 gene expression was found in day 3 for cancer stem cell cultures (CD44+/CD24-) as well as for non cancer stem cell cultures (CD44-/CD24-), and in day 1 for breast cancer cell cultures (CD44/CD24).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S359
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Gozal
"Karakteristik sel punca kanker payudara sangat penting diketahui untuk memaksimalkan terapi kanker payudara. Interaksi antara sel punca dengan lingkungan mikronya merupakan salah satu karakter sel punca yang diteliti pada penelitian ini. Lingkungan mikro, misalnya sel fibroblas, dapat mempengaruhi proliferasi sel punca kanker payudara melalui suatu jalur persinyalan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan proliferasi sel punca kanker payudara dengan beberapa perlakuan berbeda, yaitu berupa pengko-kulturan dengan sel fibroblas normal dan kanker, dengan menggunakan uji MTT dan MTS. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas dipanen pada hari kedua dan keempat untuk diamati secara mikroskopik dan diuji proliferasinya. Pengamatan secara mikroskopik, menunjukkan bahwa sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker mengalami peningkatan jumlah mammospheres yang mengindikasikan sifat kepuncaan sel kanker. Pengujian MTT dan MTS memperoleh hasil yang serupa, yaitu lingkungan mikro, dalam hal ini berupa sel fibroblas, dapat mempengaruhi tingkat proliferasi sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker menunjukkan tingkat proliferasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal.

Understanding the characteritics of breast cancer stem cell is essential to optimize breast cancer therapy. The interaction between stem cell and microenvironment is one of these characteristics which is examined in this study. Fibroblast cell as an example of stem cell microenvirontment can influence breast cancer stem cell proliferation through some particular signaling pathways. The objective of the study is to observe the difference of breast cancer stem cell proliferation under some conditions, which are co-cultured with normal fibroblast cell and cancer fibroblast cell, to understand the interaction of stem cell and its microenvironment. Breast cancer stem cell co-cultured with fibroblast cell was harvested on second day and fourth day to be examined microscopically and to be tested by using proliferation assay, such as MTT and MTS assay. Microscopic examination showed that breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell exhibited an increase amount of mammospehere, which indicate a stem cell like properties. MTT and MTS assay showed similar results, that microenvironment can influence breast cancer stem cell proliferation. Breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell showed a higher proliferation level compared to the one co-cultured with normal fibroblast cell.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang: Kanker payudara masih merupakan kanker yang paling umum
pada wanita. Identifikasi sel punca kanker payudara sangat penting dalam
memberantas penyakit ini dari akarnya. Beberapa riset telah mengisolasi sel punca
kanker payudara berdasarkan protein membran sel CD24/CD44 dan menemukan
sel punca kanker payudara pada sel CD24-/CD44+ yang menunjukkan sifat
pluripotensi. Namun, beberapa riset lainnya menemukan CD24-/CD44+ tidak
ditemukan pada seluruh tipe kanker payudara, dan tidak selalu berhubungan
dengan perkembangan tumor. Maka dari itu, tingkat pluripotensi dari sel tersebut
masih diperdebatkan. Dalam riset ini, sifat pluripotensi sel punca kanker payudara
dinilai berdasarkan ekspresi gen SOX2 yang merupakan gen untuk sifat
kepuncaan dimana gen ini dapat mendorong pembelahan sel dan invasi.
Metode: Sampel diambil dari situs primer kanker payudara dan difraksinasi
melalui pemisahan sel magnetik. RT-qPCR dan elektroforesis digunakan untuk
mempelajari tingkat ekspresi gen SOX2 antara fraksi-fraksi sel punca kanker
payudara.
Hasil: Kami berhasil memisahkan sel pluripoten dari spesimen klinis kanker
payudara. Fraksi CD24-/CD44- menunjukkan ekspresi gen SOX2 yang lebih
tinggi secara signifikan dibanding CD24-/CD44+. Setelah melewati proses ultralow
attachment, CD24-/CD44+ menunjukkan peningkatan ekspresi gen SOX2
walaupun lebih rendah dari CD24-/CD44-.
Kesimpulan: Pluripotensi yang tinggi, berdasarkan tingkat ekspresi gen SOX2,
ditemukan pada fraksi CD24-/CD44-. Tingkat pluripotensi fraksi CD24-/CD44+
lebih rendah dibandingkan fraksi CD24-/CD44-.;Background: Breast cancer remains as the most prevalent cancer in women.
Identification of breast cancer stem cell (CSC) is crucial in eradicating the disease
from its root. Multiple research has isolated breast CSC based on CD24/CD44
surface marker and discovered that CD24+/CD44- fraction indicates stemness and
pluripotent characteristics. However, it was also found that CD24+/CD44- breast
CSC is not present in all breast cancer types, and not always associated with
tumor progression. Therefore, its pluripotency level remains debatable. In this
research, pluripotency of breast CSCs was assessed. Pluripotency was determined
based on SOX2 gene expression, a gene responsible for stem-like properties,
which can drive cellular proliferation and invasion.
Method: The samples were taken from primary site of breast cancer and
fractionated through magnetic cell sorting. RT-qPCR with subsequent
electrophoresis was used to study the expression level of SOX2 gene among
breast CSC fractions.
Results: We managed to separate the pluripotent cells from the bulk clinical
specimen. CSC subset CD24-/CD44- showed a significantly higher SOX2
expression in comparison to CD24-/CD44+. Following ultra-low attachment,
CD24-/CD44+ showed an increase in SOX2 expression level although still lower
than CD24-/CD44-.
Conclusions: A high pluripotency based on SOX2 gene expression level was
found in fraction CD24-/CD44-. The pluripotency level of fraction CD24-/CD44+
was lower in comparison to fraction CD24-/CD44-., Background: Breast cancer remains as the most prevalent cancer in women.
Identification of breast cancer stem cell (CSC) is crucial in eradicating the disease
from its root. Multiple research has isolated breast CSC based on CD24/CD44
surface marker and discovered that CD24+/CD44- fraction indicates stemness and
pluripotent characteristics. However, it was also found that CD24+/CD44- breast
CSC is not present in all breast cancer types, and not always associated with
tumor progression. Therefore, its pluripotency level remains debatable. In this
research, pluripotency of breast CSCs was assessed. Pluripotency was determined
based on SOX2 gene expression, a gene responsible for stem-like properties,
which can drive cellular proliferation and invasion.
Method: The samples were taken from primary site of breast cancer and
fractionated through magnetic cell sorting. RT-qPCR with subsequent
electrophoresis was used to study the expression level of SOX2 gene among
breast CSC fractions.
Results: We managed to separate the pluripotent cells from the bulk clinical
specimen. CSC subset CD24-/CD44- showed a significantly higher SOX2
expression in comparison to CD24-/CD44+. Following ultra-low attachment,
CD24-/CD44+ showed an increase in SOX2 expression level although still lower
than CD24-/CD44-.
Conclusions: A high pluripotency based on SOX2 gene expression level was
found in fraction CD24-/CD44-. The pluripotency level of fraction CD24-/CD44+
was lower in comparison to fraction CD24-/CD44-.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladies Mercya Grameinie
"ABSTRAK
Perubahan status metabolisme pada sel kanker diduga berhubungan dengan penyesuaian dirinya terhadap perubahan lingkungan mikro sel. Lingkungan mikro sel kanker yang bersifat asidosis diakibatkan adanya peningkatan produksi laktat.Produksi laktat meningkat karena sel kanker mengalami metabolisme glikolisis dalam keadaan normoksia, ini yang dikenal dengan fenomena Warburg.Akumulasi laktat diduga mempengaruhi transporter monokarboksilat 1 dan 4 dalam sel kanker. Dalam penelitian ini membahas ekspresi laktat dehidrogenase A dan B yang berperan dalam perubahan laktat dan dilihat hubungannya dengan kadar laktat intraseluler dan transporter monokarboksilat yang mengatur keseimbangan laktat sel.Desain penelitian adalah eksperimental in vitro menggunakan sel punca kanker payudaraCD24-/CD44+ yang di beri natrium bikarbonat selama 0.5 jam, 24 jam dan 48 jam. Sel di kultur dalam DMEM F-12 ditambahkan Hepes. Kemudian di harvest sesuai waktu inkubasi dan di ekstraksi sel. Hasil ekstraksi sel di bagi dua untuk di lakukan uji laktat dengan kit lactate colorimetric assay dan untuk isolasi RNA menggunakan tripure isolation reagen serta di analisis menggunakan qRT-PCR.Hasil penelitian menunjukkan pemberian natrium bikarbonat pada sel punca kanker payudara CD24-/CD44+ dapat meningkatkan pHe.Ekspresi LDH-A, MCT4 dan MCT1 tinggi di awal inkubasi sebagai respon adaptif sel. sedangkan Ekspresi LDH-Bmulai tinggi setelah 24 jam dan 48 jam. Peningkatan laktat intraseluler terjadi dalam inkubasi 24 jam pada sel yang diberikan natrium bikarbonat. Dalam menjaga keseimbangan laktat antara dalam dan luar sel ekspresi LDH-A dan MCT-4 mulai diturunkan ekspresinya oleh karena akumulasi laktat di dalam sel. Namun setelah 48 jam Laktat intraseluler mulai menurun oleh karena penurunan MCT1 yang mulai ditekan. Sehingga laktat yang berada dalam sel berasal dari ekstraselular.Di lihat dari pola ekspresi gen LDH-A, LDH-B, MCT1 dan MCT4 dapat disimpulkan adanya perubahan metabolisme akibat pemberian natrium bikarbonat dari glikolisis anaerob menjadi aerob.

ABSTRACT
Changes in the status of metabolism in cancer cells is thought to relate to his adjustment to changes in the microenvironment of the cells. Microenvironment of cancer cells that are acidosis due to an increase in lactate production. Lactate production increases because the cancer cells metabolized glycolysis in a state normoksia, is known as the phenomenon of Warburg. Lactate accumulation is expected to affect transporter monocarboxylic 1 and 4 in cancer cells. In this study discusses the expression of lactate dehydrogenase A and B, which plays a role in the change of lactic and views its relationship with lactate levels of intracellular and transporter monocarboxylic that regulates the balance of lactic cells. The study design is experimental in vitro using breast cancer stem cells CD24-/CD44+ were given sodium bicarbonate for 0.5 hours, 24 hours and 48 hours. Cells cultured in DMEM F-12 was added Hepes. Then at harvest appropriate incubation time and cell extraction. The results in the cell extraction for two to do tests on lactate with lactate kit and colorimetric assay for RNA isolation using tripure isolation reagents and analyzed using qRT-PCR. The results showed administration of sodium bicarbonate in breast cancer stem cell CD24-/CD44+ can enhance the PHE. Expression of LDH-A, MCT4 and MCT1 high at the start of incubation as an adaptive response of cells.while the Expression of LDH-B started higher after 24 hours and 48 hours. Increased lactate intracellular occur within 24 h incubation the cells were given sodium bicarbonate. In maintaining the balance of lactate between the inside and outside of the cell expression of LDH-A and MCT-4 began to be revealed expression because of the accumulation of lactate in the cell. But after 48 hours Lactate intracellular began to decline because of a decrease in MCT1 began suppressed. So that the lactate that are in cells derived from the extracellular. In view of gene expression patterns of LDH-A, LDH-B, MCT1 and MCT4 concluded their metabolism changes as a result of administration of sodium bicarbonate from anaerobic into aerobic glycolysis"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Aqilla Rhania
"Pendahuluan: Kanker payudara triple-negatif merupakan subset keganasan yang menantang terkait dengan prognosis buruk akibat rendahnya ekspresi HER2 dan reseptor hormon, yang mengakibatkan kurangnya modalitas terapi yang ditargetkan secara spesifik. Selain itu, bagian dari keganasan ini mempunyai tingkat kekambuhan dini dan metastasis yang tinggi. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), suatu enzim yang sangat penting untuk keseimbangan redoks, terlibat dalam tumorigenesis karena peran gandanya. Awalnya, MnSOD bertindak sebagai penekan tumor selama tumorigenesis awal, namun perannya bergeser seiring perkembangan penyakit. Kanker payudara triple-negatif diperkaya dengan subpopulasi sel dengan potensi tumorigenik tinggi dan stres oksidatif yang dikenal sebagai sel punca kanker. Sel-sel ini mengekspresikan faktor transkripsi Oct4 dan Sox2, yang mengatur pembaruan diri dan kepuncaan. Studi ini menyelidiki efek penekanan ekspresi MnSOD melalui KO gen CRISPR/Cas9 pada sel punca kanker BCSC triple-negatif dengan mengukur ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2. Metode: Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol BCSC tripel-negatif BT-549 tipe wild-type dan dua kelompok BT-549 KO MnSOD yang diberi perlakuan. Untuk setiap kelompok, tiga sampel ulangan digunakan. Ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2 di setiap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dideteksi oleh RT-qPCR. Hasil masing-masing dihitung dengan Metode Livak untuk mengekstraksi rasio ekspresi. Uji T dua sampel dilakukan untuk menghitung signifikansinya. Hasil: Temuan ini menunjukkan tren penurunan ekspresi SOX2 dan ekspresi mRNA OCT4 yang tidak konsisten. Kesimpulan: Penekanan MnSOD dapat menjadi target potensial untuk mengubah sifat pluripotensi BCSC triple-negatif dengan memberikan efek tidak langsung pada ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2.

Introduction: Triple-negative breast cancer represents a challenging subset of malignancy associated with poor prognosis due to low expression of HER2 and hormone receptors, resulting in the lack of specific targeted therapeutic modalities. Additionally, this subset of malignancy acquires a high rate of early recurrence and metastasis. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), an enzyme paramount for redox balance, is implicated in tumorigenesis by its dual role. Initially, MnSOD acts as a tumor suppressor during early tumorigenesis, but its role shifts as the disease advances. Triple-negative breast cancer is enriched with a subpopulation of cells with high tumorigenic potential and oxidative stress known as cancer stem cells (CSC). These cells expressed Oct4 and Sox2 transcription factors, which regulate self-renewal and stemness. This study investigates the effect of suppressing MnSOD expression through CRISPR/Cas9 gene knockout on the stemness of triple-negative BCSCs by measuring OCT4 and SOX2 mRNA expression. Methods: This study utilized a control group of wild-type BT-549 triple-negative BCSCs and two treated groups of MnSOD-knockout BT549 BCSCs. For each group, three replicate samples were used. The mRNA expression of OCT4 and SOX2 in each control and treated group was detected by RT-qPCR. Their respective results were calculated by the Livak Method to extract the expression ratio. A two-sample T-test was performed to calculate the significance. Results: The findings demonstrate a decreasing trend of SOX2 expression and an inconsistent OCT4 mRNA expression. Conclusion: MnSOD suppression may present as a potential target for altering the pluripotency properties of triple-negative BCSCs by exerting an indirect effect on OCT4 and SOX2 mRNA expression."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>