Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvira Yunita
"ABSTRAK
Nama : Elvira YunitaProgram Studi : Program Magister Ilmu BiomedikJudul : Efek In Vitro Andrografolida terhadap Apoptosis Jalur Intrinsik pada Sel Punca Kanker Payudara Manusia yang Dipaparkan Rotenon: Tinjauan Ekspresi Caspase-9, Caspase-3 dan Survivin. Latar belakang: Andrografolida ANDRO merupakan senyawa bioaktif utama yang berasal dari sambiloto, Andrographis paniculata. Penelitian in silico yang telah dilakukan menunjukan ANDRO mempengaruhi apoptosis intrinsik dengan berinteraksi dengan survivin, caspase-9 dan caspase-3. Penelitian lain menunjukkan bahwa Breast Cancer Stem Cell BCSC memiliki survival rate yang lebih tinggi setelah dipaparkan dengan rotenon jika dibandingkan dengan non-BCSC. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apoptosis jalur intrinsik pada BCSC yang telah dipaparkan rotenon dan ANDRO.Metode: BCSC dipaparkan dengan 50 ?M rotenon selama 6 jam dan kemudian sel dipaparkan dengan ANDRO 0.075 mM, 0.15 mM, 0.3 mM dan 0.6 mM selama 24 jam. RNA sel diisolasi dan diikuti dengan pengukuran ekspresi mRNA caspase-9 dan 3 dengan qRT-PCR. Protein sel akan digunakan untuk pengukuran ekspresi protein survivin total dan survivin terfosforilasi. Selain itu, Apoptosis sel juga diukur dengan flowcytomety.Hasil: Perlakuan dengan rotenon dan ANDRO dapat meningkatkan ekspresi mRNA caspase-9 dan caspase-3 yang juga disertai dengan penurunan viabilitas. Paparan ANDRO dengan konsentrasi rendah hingga 0.015 mM pada BCSC yang telah diberikan rotenon dapat menurunkan ekspresi mRNA survivin. Dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan ekspresi mRNA survivin. Ekspresi protein survivin mengalami peningkatan yang disertai dengan penurunan rasio survivin yang teraktivasi. Selain itu, persentase apoptosis setelah paparan rotenon dan ANDRO hingga 0.3 mM ANDRO juga mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya konsentrasi ANDRO yang dipaparkan dose dependent manner .Kesimpulan: Paparan rotenon dan ANDRO dapat menginduksi kematian sel melalui apoptosis jalur intrinsik pada BCSC. Selain itu, ANDRO juga diusulkan sebagai senyawa yang potensial menjadi agen terapi pendamping bagi pasien-pasien yang menjalani kemoterapi maupun radioterapi.

ABSTRACT
ABSTRACT Name Elvira YunitaStudy Program Biomedical ScienceTitle In Vitro Effect of Andrographolide on the intrinsic pathway of apoptosis in rotenone induced human breast cancer stem cells Focus on caspase 9, caspase 3 and survivin expression Background Andrographolide ANDRO is an active compound of Andrographis paniculata, has been suggested to have an anti cancer property. Our in silico study has shown that ANDRO could interact with survivin, caspase 9 and caspase 3 which influence the intrinsic apoptotic pathway. We have also demonstrated that human breast cancer stem cells BCSCs could survive better than their counterpart non BCSCs after rotenone treatment. In this study, we aimed to investigate whether andrographolide could induced apoptotic of rotenone induced BCSCs.Method Human BCSCs ALDH cells were first induced by 50 M rotenone for 6 hours and treated with 0.075 mM, 0.15 mM, 0.3 mM dan 0.6 mM of ANDRO for 24 hours. Total RNA from the cells was isolated, followed by determination of survivin, caspase 9 and caspase 3 m RNA expression level using Real Time RT PCR technique. Protein from the cells used to examine expression of survivin and phosphorylated survivin. Besides, examining of apoptotic cell also measured by flowcytometry.Result Treatment of rotenone and ANDRO drastically increase caspase 9 and caspase 3 expression, leading to the decrease of cell viability. Low concentration of ANDRO treatment until 0.15 mM could supress survivin expression, but gradually increased higher than the control in line with the increasing of ANDRO concentration. Survivin protein expression was increased following by decreasing ratio of activated survivin. Besides, percentage of apoptosis after rotenone and ANDRO treatment until 0.3 mM of ANDRO treatment also increased in line with increasing ANDRO concentration dose dependent manner .Conclusion Rotenone and ANDRO treatment could induced apoptotic intrinsic in BCSCs. Thus, we propose that andrographolide as potential compound that could be used as a novel co chemoradiation therapy and radiotherapy targeted to BCSCs."
2017
T55641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Suraduhita
"Latar Belakang: Penggunaan doksorubisin untuk terapi kanker masih menjadi pilihan utama karena terbukti poten.Namun, terjadinya resistensi pada sel kanker terhadap kemoterapi merupakan salah satu penghambat keberhasilan dari pengobatan ini. Sel punca kanker payudara berperan pada terjadinya resistensi terapi yang ditandai dengan adanya peningkatan ekspresi survivin. Survivin adalah protein bifungsional yang dapat menekan apoptosis dan mengatur pembelahan sel. Penelitian terbaru menyarankan untuk mengkombinasikan terapi kanker konvensional dengan senyawa aktif bahan alam untuk mencegah resistensi sel kanker terhadap kemoterapi seperti andrografolida. Oleh karena itu senyawa andrografolida diharapkan dapat digunakan sebagai kemosensitizer terhadap doksorubisin. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran andrografolida dalam mengatasi resistensi dan meningkatkan efektivitas doksorubisin pada sel punca kanker payudara melalui penekanan aktivitas survivin pada jalur apoptosis intrinsik.
Metode: Sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+) diberikan doksorubisin 0,1μM. Setelah 14 hari perlakuan maka dilakukan kombinasi doksorubisin 0,1μM dan andrografolida 0,285 mM hingga hari ke-22. Setiap 2 hari, sel dipanen dan dihitung dengan metode eksklusi trypan blue. Analisis ekspresi mRNA Caspase-9, Caspase-3, dan Survivin dilakukan dengan qRT-PCR, sedangkan uji apoptosis dilakukan dengan metode flow cytometry.
Hasil: Pemberian doksorubisin tunggal dapat mengurangi viabilitas sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+). Setelah 12 hari pemberian, viabilitas sel punca kanker payudara (CD24-/CD44+). dan ekspresi mRNA survivin meningkat, tetapi ekspresi mRNA caspase 9 dan caspase 3 ditekan. Sedangkan kombinasi doksorubisin dan andrografolida dapat menurunkan viabilitas sel punca kanker payudara (CD24- /CD44+) pada hari ke 16, sejalan dengan penurunan ekspresi survivin mRNA dan peningkatan ekspresi mRNA caspase-9 dan caspase-3.
Kesimpulan: Andrografolida dapat berfungsi sebagai kemosensitizer untuk meningkatkan apoptosis intrinsik pada sel punca kanker payudara yang telah diberikan doksorubisin berulang.

Background: Doxorubicin is still the main option for cancer treatment because it has proven to be effective. However, the resistance of cancer cells to chemotherapy is one of the obstacles to the success of this treatment. Breast cancer stem cells play a role in the development of treatment resistance, which is indicated by the increase in survivin expression. Survivin is a bifunctional protein that suppresses apoptosis and regulates cell division. Recent studies had suggested using additional substances to prevent cancer cell resistance to chemotherapy such as andrographolide. Hence, andrographolide compounds are expected to be used as chemosensitizer against the doxorubicin. This study aimed to analyze the role of andrographolide to overcome the resistance and improve the effectiveness of doxorubicin in human BCSC through suppressing survivin activity on the intrinsic apoptosis pathway.
Method: BCSCs (CD24-/CD44+) were treated with 0.1μM doxorubicin. After 14 days of treatment, the cells were treated with a combination of 0.1μM doxorubicin and 0.285 mM andrographolide until the 22nd day. Every 2 days, the cells were harvested and counted by using the trypan blue exclusion method. The analysis of Caspase-9, Caspase-3, and Survivin mRNA expression was performed by using qRT-PCR, while apoptotic assay was done using flow cytometry.
Result: The single treatment of doxorubicin could reduce BCSCs viability. After 12 days of treatment, the survivin mRNA expression was increased following BCSCs viability, but the caspase 9 and caspase 3 mRNA expressions were suppressed. Meanwhile, the combination of doxorubicin and andrographolide could decrease BCSCs viability on the 16th day, in line with the decreased expression of survivin mRNA, there was an improvement of caspase-9 and caspase-3 mRNA expression levels.
Conclusion: Andrographolide could be considered as chemosensitizer to increase intrinsic apoptosis in breast cancer stem cells that given repeated doxorubicin administration.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Budiarti
"Latar Belakang. Endometriosis ditandai dengan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus, salah satunya disebabkan oleh disregulasi apoptosis sel yang memicu ketahanan sel ektopik. Asam galat dan turunannya pada beberapa penelitian mampu menghambat karsinogenesis pada beberapa cell line kanker. Penelitian kami terdahulu membuktikan asam galat dan turunannya dapat menekan proliferasi sel dan meningkatkan apoptosis sel endometriosis in vitro, namun efeknya terhadap mekanisme jalur apoptosis instrinsik belum di buktikan. Metode. Sel endometriosis berasal dari jaringan endometrium pasien laparaskopi, diisolasi secara enzimatis dan dikultur primer. Sel kultur diberi perlakuan asam galat, heptil galat, oktil galat dengan dosis 51,2 μg/ml, 102,4 μg/ml dan 153,6 μg/ml selama 48 jam, dilanjutkan induksi 10 ng/ml LPS selama 24 jam . Kelompok kontrol hanya di induksi LPS tanpa perlakuan. Ekspresi relatif mRNA Bax, Bcl-2, dan Caspase-3 dinilai dengan qRT-PCR. Hasil. Peningkatan tertinggi ekspresi mRNA Bax dan penekanan tertinggi ekspresi mRNA Bcl-2 pada oktil galat dosis 153,6 μg/ml. Peningkatan ekspresi mRNA Bax, dan penurunan ekspresi mRNA Bcl-2 akan di ikuti dengan peningkatan ekspresi mRNA Caspase-3. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan ekspresi mRNA Bax, Bcl-2, dan Caspase-3 (p > 0,05). Kesimpulan. Oktil galat, asam galat, dan heptil galat memiliki efek potensial pada mekanisme apoptosis intrinsik.

Background. Endomeriosis characterized by the presence of extrauterine endometrial tissue, one of which caused by disregulation of apoptosis that contribute of endometrial ectopic survival. Our previous research has proven that gallic acid and its derivatives can suppress proliferation and induce apoptosis endometriosis cell in vitro. However, the effect of gallic acid and its derivatives on apoptosis intrinsic pathway mechanism is not proven yet. Method. Endometriosis cell from endometriosis patiens who had undergone laparascopy surgery were isolated by enzimatic reaction and primary cultured. Cultured cells treated by gallic acid, heptyl gallate and octyl gallate each with dosage 51.2 μg/ml, 102.4 μg/ml, 153.6μg/ml for 48 hours, than induced by LPS 10 ng/ml for 24 hours. Parameter research was assessed by qRT-PCR for mRNA expression of Bax, Bcl-2, Caspase-3. Result. Octyl gallate showed more effect to induce apoptosis intrinsic . Endometriosis cell were treated with octyl gallate shown increases of Bax and Caspase3 mRNA expression than decrease of Bcl-2 mRNA expression. Statistically, mean differences are not significant between treatment groups and mRNA expression (p > 0.05). Conclusion. This study exhibited that octyl gallate has a more potential effect on apoptosis intrinsic in endometriosis cell cultures followed by gallic acid and heptyl gallate and their potency as treatment for endometriosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Wideani
"Pertumbuhan kanker tidak hanya ditentukan oleh adanya sel kanker itu sendiri akan tetapi ditentukan juga oleh lingkungan mikro disekitarnya. Lingkungan mikro tersebut merupakan jaringan yang heterogen dengan adanya interaksi sel termasuk sel punca mesenkim. Sekretom mengandung faktor-faktor biologis terlarut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel kanker. Stem cell from Human Exfoliated Deciduous SHED diketahui merupakan sumber sel punca yang memiliki banyak potensi. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana dampak pemberian CM dari SHED terhadap sel punca kanker payudara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian conditioned medium kultur SHED pada sel punca kanker payudara terhadap viablitas, proliferasi dan tumorigenitas serta kepuncaan dari sel punca kanker payudaraALDH dan sel punca kanker MCF7. Conditioned medium SHED SHED-CM adalah medium kultur bebas serum sel SHED yang dikumpulkan dalam 24 jam dan 48 jam. ALDH dan MCF7diberikan 50 v/v SHED-CM 24 jam dan 48 jam dan di inkubasi selama 72 jam. Hal yang sama dilakukan untukperlakuan aktivasi CM dengan suhu. CM sebelum digunakan terlebih dahulu dipanaskan dalam suhu 80 C selama 10 menit. Kontrol adalah sel yang diberikan 50 v/v a-MEM. Perhitungan viabilitas sel dilakukan dengan menggunakan metode Trypan Blue Exclusion Assay dan ekspresi relatif mRNA dari TGF-b1, TGF-b1 receptor TBRI, ALDH1A1 dan OCT4 menggunakan qRT-PCR dan analisis menggunakan perhitungan livak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi relatif dari TGF-b1, TGF-b1 reseptor TBRI, ALDH1A1 dan OCT4 pada sel ALDH dan MCF7 pasca induksi dengan CM SHED mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, peningkatan yang lebih signifikan ditunjukkan pada perlakuan aktivasi dibandingkan yang tidak diaktivasi. Hal yang berbeda pada hasil uji viabilitas sel. Viabilitas sel mengalami penurunan pasca induksi dengan CM SHED sedangkan setelah diinduksi dengan CM SHED yang telah diaktivasi, viabilitas sel mengalami peningkatan yang signifikan pada sel ALDH dan MCF7. Dengan demikian sekretom SHED dapat meningkatkan viabilitas dan proliferasi serta kemampuan kepuncaan dari ALDH dan MCF7.

Cancer development is not only determined by corresponding of cancer cells but also by the microenvironment. This includes a heterogen network of interacting cell include mesenchymal stem cells. Conditioned medium of MSC culture containing soluble factor hes been identified to affect intercellular communicating between MSC and cancer cells which could affect the stemness of cancer cells. Many studies reported that Stem cells from human exfoliated deciduous teeth SHED as a novel stem cell source with multipotent potential. However, the effect of MSC interaction with cancer cells can not be clearly understood so that the effects of safety in its utilization are not yet known for certain. This study is to confirm the relation between secretom of MSC from SHED with the stemness and agresiveness of ALDH and MCF7. SHED conditioned medium SHED CM, SHED were grown in serum free a MEM for 24 and 48 hours, consist of two groups, non heated and heated at 80 C for 10 min. Human BCSCs ALDH cultured in DMEM F12 were supplemented with 50 v v CM SHED 24 h and 48 h, as well as with heated by 72 h incubation. Control was BCSCs supplemented with 50 v v a MEM. We measured the viability with trypan blue assay and mRNA expression of TGF b1, TGF b1 receptor TBRI, as well as stemness genes ALDH1A1 and OCT4 using qRT PCR. The relative mRNA expression levels of TGF b1, T RI, OCT4 and ALDH1A1 in BCSCs supplemented with non heated SHED CM were increased compared to their control and also after TGF b1 heat activation was significantly higher than in non heated SHED CM. In the other hand, the viability cell was significantly reduced after supplemented with non heated SHED CM, but increased higher than control when treated with heated SHED CM, there are may be a role of the TGF b1 signaling involvement of other factors in SHED CM affect cell proliferation and increase the stemness. We found that secretomes SHED can increase proliferation of breast cancer stem cells ALDH and also expression of stemness gene OCT4 and ALDH1A1. the activation with heated can enhance the increase of proliferation and stemness. We assumed that signalling of TGF can affect tumor proggresion of ALDH and MCF7
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Citra Maharani
"Pendahuluan:
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan stres oksidatif yang meningkatkan apoptosis yang mempengaruhi fertilitas pria sebagai akibat disfungsi testis. Penanganan infertilitas pria dengan diabetes saat ini berfokus pada neuropati dan penggunaan teknologi reproduksi berbantu namun tidak mengatasi masalah penurunan jumlah sel sperma. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak etanol daun Annona muricata yang memiliki potensi antioksidan, terhadap kejadian apoptosis sel Sertoli testis melalui ekspresi caspase-3.
Metode:
Penelitian dilakukan secara eksperimental secara in vivo dengan sampel testis 25 ekor mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss-Webster yang diinduksi aloksan. Sampel dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB selama 14 hari. Ekspresi caspase-3 pada jaringan testis kemudian diamati dengan pewarnaan imunohistokimia dengan hasil warna yang diukur dengan software imageJ dan dilakukan penghitungan H-score.
Hasil:
Ekspresi caspase-3 paling tinggi ditemukan pada kelompok kontrol negatif [1,38 (1,17–1,42)] dan paling rendah pada kelompok perlakuan dengan dosis etanol 600 mg/kgBB [1,22 (1,19–1,30)]. Perbedaan tidak bermakna signifikan secara statistik (p>0.05).
Kesimpulan:
Perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan tidak signifikan secara statistik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Introduction:
Diabetes mellitus is a metabolic disease which resulted in an increased oxidative stress which increased apoptosis which impacted male fertility through testicular dysfunction. Current infertility treatments for male diabetic patients focused on neuropathy and the use of assisted reproductive technologies, none of which addressed the lower sperm count. This research assessed the antioxidant potential of the ethanol extract of Annona muricata leaf toward the apoptosis of Sertoli cells seen through caspase-3 expression Method:
An in vivo experimental study is conducted on 25 male mice (Mus musculus) of the Swiss-Webster strain which are given alloxan induction. Subjects are divided into control and treatment groups which are given 150, 300, and 600 mg/kg body weight of ethanol extracts of Annona muricata leaf for 14 days. Caspase-3 expression in testicular tissues would then be assessed using immunohistochemistry and H-score is counted using imageJ software
Results:
Caspase-3 expression is lowest in the negative control group [1,38 (1,17–1,42)] and highest in the group given 600 mg/kg body weight of the extract [1,22 (1,19–1,30)]. The difference is not statistically significant (p>0.05).
Conclusion:
Differences between groups are not statistically significant. Further research is necessary
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviatun Nihayah
"Pendahuluan: Tingkat kematian pasien kanker payudara menempati posisis tertinggi dunia dan umum terjadi pada wanita. TNBC merupakan jenis kanker payudara yang memiliki prognosis buruk. Selain tidak memiliki reseptor hormonal (ER, PR, dan HER2), TNBC memiliki kemampuan yang tinggi dalam mempertahankan hidup dan menolak apoptosis. Hal ini berkaitan dengan tingginya ekspresi gen Survivin, sebagai protein IAP (inhibitor apoptosis protein) yang berperan dalam menghambat apoptosis dan meningkatkan proliferasi. Studi terbaru menunjukkan bahwa CRISPR/Cas9 merupakan pendekatan yang sesuai untuk mengedit gen yang berpeluang besar dalam terapi kanker.
Bahan dan Metode: Sel TNBC BT549 yang telah ditransfeksi dengan Cas9 dan sgRNA. Analisis molekuler dimulai dengan analisis aktifitas pembelahan gen menggunakan (PCR), efisiensi pengeditan genom (Sanger Sequencing), ekspresi mRNA Survivin (qRT-PCR), dan analisis ekspresi protein Survivin (westernblot). Analisis fenotipe dilakukan dengan uji apoptosis (flowcytometry) dan proliferasi (tripan-blue exclusion assay). Analisis bioinformatika dilakukan dengan menganalisis struktur protein (PyMoL) dan analisis interaksi protein (Cytoscape).
Hasil: CRISPR/Cas9 berhasil menghilangkan fungsi gen Survivin pada sel TNBC BT549. Penurunan ekspresi mRNA dan protein Survivin signifikan, peningkatan apoptosis dan penghambatan proliferasi pada sel TNBC BT549.
Kesimpulan: Penelitian ini merupakan riset pertama kali yang berhasil membuktikan efek dari KO Survivin pada apoptosis dan proliferasi sel TNBC BT549.

Introduction: Breast cancer has the highest mortality rate in the world and is most common in women. TNBC is a type of breast cancer with a poor prognosis. TNBC, in addition to lacking hormonal receptors (ER, PR, and HER2), has a high ability to maintain life and resist apoptosis. This is due to the high expression of the Survivin gene, an apoptotic inhibitor protein that plays a role in inhibiting apoptosis and increasing proliferation. Recent research has shown that CRISPR/Cas9 is a suitable approach for gene editing with great potential in cancer therapy.
Materials and Methods: Cas9 and sgRNA were transfected into BT549 TNBC cells. Molecular analysis with PCR, genome editing efficiency (Sanger Sequencing), Survivin mRNA expression (qRT-PCR), and protein expression analysis (westernblot). Phenotypic analysis were carried out by apoptosis (flowcytometry) and proliferation (trypan-blue exclusion assay). Protein structure were studied using (PyMoL) and protein interaction (Cytoscape).
Results: CRISPR/Cas9 successfully eliminated the function of the Survivin gene in BT549 TNBC cells. Significant reduction in Survivin mRNA and protein expression, increased apoptosis, and inhibition of proliferation in BT549 TNBC cells.
Conclusion: This study is the first to demonstrate the effect of Survivin knockout on apoptosis and proliferation of TNBC BT549 cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy
"Pemahaman karakteristik sel punca kanker merupakan salah satu cara untuk menemukan terapi yang tepat untuk mengobati penyakit kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh lingkungan mikro yang dihasilkan oleh sel fibroblas normal dan kanker terhadap pluripotensi sel punca kanker payudara. Sel fibroblas dan sel punca kanker payudara masing-masing dikultur dengan menggunakan medium kultur DMEM high glucose. Kemudian sel punca kanker diko-kultur dengan sel fibroblas, baik sel fibroblas normal maupun kanker. Pengukuran pluripotensi dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24+ dengan spektrofluorometer dan pengukuran ekspresi SOX2 dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pluripotensi sel punca kanker payudara menurun pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas, baik fibroblas normal maupun kanker, namun, ekspresi penanda permukaan dan SOX2 pada sel punca kanker yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal. Dari hasil ini, kami menyimpulkan bahwa lingkungan mikro yang dihasilkan sel fibroblas normal dan kanker mampu menurunkan tingkat pluripotensi sel punca kanker payudara sehingga lingkungan mikro dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menghilangkan sel punca kanker.

Understanding and figuring out the characteristics of cancer stem cells is believed as a way to find a perfect therapy in treating cancer disease. This research aims to find out the effect of the microenvironment provided by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells toward the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells. Both the fibroblast cells and the cancer stem cells were cultured independently using DMEM high glucose. The cancer stem cells were then cocultured into the fibroblast cells, both normal and cancer cells. The pluripotent characteristics were measured using two methods; expression of CD44+/CD24+ cell surface markers using fluorescent spectroscopy and expression of SOX2 using reverse transcription - polymerase chain reaction. Results showed that the expression of both CD44+/CD24+ cell surface markers and SOX2 decreased in breast cancer stem cells co-cultured with the fibroblast cells, whereas the expression in the cancer stem cells co-cultured with cancer fibroblast cells were higher than those co-cultured with the normal fibroblast cells. From the results, we suggest that the microenvironment created by either normal fibroblast cells or cancer fibroblast cells could decrease the pluripotent characteristics of breast cancer stem cells, hence microenvironment can be used as a tool to eradicate cancer stem cells.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>