Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retna Kristiana
"Berdasarkan data statistik kebakaran di wilayah DKI Jakarta, proses pelaksanaan sistem keselamatan kebakaran bangunan gedung tinggi mixed used belum maksimal. Sehingga diperlukan suatu model risiko kebakaran melalui metode analisa risiko berbasis PMBOK 2013 yang selanjutnya diolah menggunakan SPSS 23. Analisis linier berganda menunjukkan pengaruh signifikan sebesar 75 dari 2 faktor risiko dominan terhadap keandalan bangunan dengan bentuk persamaan Y = 10,441 0,286 Struktur tahan api 0, 564 Re-design. Dari hasil tersebut, dapat dilakukan evaluasi sistem keselamatan kebakaran bangunan gedung tinggi mixed used dengan tindakan preventif dan korektif yang tepat dari risiko dominan yang terjadi untuk meningkatkan keandalan bangunan dalam mengantisipasi kerugian material dan korban jiwa.

According to statistics of fire in Jakarta area , the process of implementation fire safety systems is not maximized. So we need a model of fire risk through risk analysis method based on PMBOK 2013, which subsequently processed using SPSS 23. Multiple linear analysis showed a significant effect of 75 of the 2 dominant risk factors of the reliability with the form of the equation Y 10.441 to 0.286 Structure of fireproof 0, 564 Re design. From these results, it can do evaluation of mixed used high rise building fire safety system with preventive and corrective action from dominant risk to improve reliability in anticipation of material losses and casualties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyta Arih Kinanti
"Proses penyelamatan di gedung bertingkat yang kurang baik mengakibatkan banyaknya korban jiwa akibat terjadinya kebakaran. Tujuan dari rencana penyelamatan ialah memberikan panduan keselamatan gedung yang ditampilkan pada setiap area gedung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko dominan proses penyelamatan penghuni saat kebakaran di wilayah Jakarta Selatan menggunakan metode analisa risiko dan mengevaluasi sistem penyelamatan penghuni saat kebakaran yang tepat agar dapat menurunkan jumlah korban jiwa pada bangunan gedung tinggi hunian di wilayah Jakarta Selatan. Terdapat 13 high risk pada penelitian. Hasil evaluasi penelitian berupa perbaikan SOP eksisting. Dimana terdapat 1 tambahan sub-bab dan perbaikan 3 sub-bab terdahulu.Proses penyelamatan di gedung bertingkat yang kurang baik mengakibatkan banyaknya korban jiwa akibat terjadinya kebakaran.
Tujuan dari rencana penyelamatan ialah memberikan panduan keselamatan gedung yang ditampilkan pada setiap area gedung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko dominan proses penyelamatan penghuni saat kebakaran di wilayah Jakarta Selatan menggunakan metode analisa risiko dan mengevaluasi sistem penyelamatan penghuni saat kebakaran yang tepat agar dapat menurunkan jumlah korban jiwa pada bangunan gedung tinggi hunian di wilayah Jakarta Selatan. Terdapat 13 high risk pada penelitian. Hasil evaluasi penelitian berupa perbaikan SOP eksisting. Dimana terdapat 1 tambahan sub-bab dan perbaikan 3 sub-bab terdahulu.

The rescue process in defective buildings resulted in many victims due to fires. The purpose of the rescue plan is giving the safety guidelines of the building that may appear on any area of the building. The purpose of this study is to determine the dominant risk factor the process of saving the residents during a fire in South Jakarta using risk analysis method and evaluate the correct residents rescue system during a fire in order to reduce the number of victims in high rise building residences in South Jakarta. There are 13 high risks in this research. The evaluation results of this research in the improvement of existing SOP. Where there is one additional sub chapters and sub chapters 3 fixes earlier. The rescue process in defective buildings resulted in many victims due to fires.
The purpose of the rescue plan is giving the safety guidelines of the building that may appear on any area of the building. The purpose of this study is to determine the dominant risk factor the process of saving the residents during a fire in South Jakarta using risk analysis method and evaluate the correct residents rescue system during a fire in order to reduce the number of victims in high rise building residences in South Jakarta. There are 13 high risks in this research. The evaluation results of this research in the improvement of existing SOP. Where there is one additional sub chapters and sub chapters 3 fixes earlier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Nurma Rahmani
"Dalam upaya penanggulangan kebakaran pada gedung bertingkat diperlukan adanya sistem pencegahan dan pengendalian kebakaran. Dengan adanya tim tanggap yang melakukan prosedur tanggap darurat kebakaran mulai dari munculnya titik api hingga pemadaman dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari terjadinya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting dan mengembangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tanggap darurat bencana kebakaran pada bangunan pemerintah.
Studi ini mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul dalam keadaan darurat yang dapat menghambat atau bahkan memperbesar dampak kebakaran. Kemudian respon risiko diperoleh dengan melakukan perawatan dan pengawasan sarana dan prasarana serta simulasi pelatihan dan jadwal agar terhindar dari kepanikan saat menghadapi keadaan darurat kebakaran. Studi ini juga menghasilkan evaluasi perencanaan bangunan dalam penanganan bahaya kebakaran.

In an effort to cope with the fire of high rise buildings are required to have a fire prevention and control system. With the responsive team conducting emergency fire response procedures starting from the emergence of hotspots until one of the efforts in minimizing the impacts arising from a fire if a fire occurs. This study aims to determine the existing state and develop the Standard Operational Procedure (SOP) disaster risk disaster emergency response to government buildings.
This study identifies risks that may arise in an emergency that may inhibit or even magnify the impact of a fire. Then the risk response is obtained by performing maintenance and supervision of facilities and infrastructure as well as training and scheduled simulations to avoid stuttering in the face of fire emergency. This study also produced an evaluation of the planning of a building in handling fire hazard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Ramdani
"Pemodelan tentang watermist sebagai suatu pengendali asap dan pengurangan panas pada refuge floor dilakukan pada suatu model kompartemen berukuran 60 cm x 60 cm x 120 cm menggunakan penskalaan 1:10 dengan ukuran ruangan sebenarnya. Tinggi kompartemen tersebut dibagi menjadi 3 bagian sehingga masing-masing bagian memiliki tinggi 40 cm, di mana bagian pertama adalah lantai yang terbakar, bagian kedua adalah refuge floor dan bagian ketiga merupakan lantai biasa. Refuge floor secara umum adalah lokasi di sebuah bangunan yang dirancang untuk menampung penghuni selama kebakaran berlangsung jika evakuasi keluar bangunan berkemungkinan tidak aman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sistem tirai kabut air terhadap obskurasi asap dan distribusi temperatur dalam kebakaran kompartemen. Penggunaan sistem kabut tirai air dalam penelitian ini tidak memadamkan api secara langsung dengan menyemprotkan kabut air ke dalam nyala api akan tetapi hanya sebagai tirai air yang ditempatkan jauh dari sumber api.
Sumber kebakaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa stick es krim (cribs). Dalam penelitian ini dibahas tentang pengaruh penggunaan kabut air dalam suatu kebakaran kompartemen seperti: perbandingan nilai optical density asap dan temperatur ruangan. Variasi data dilakukan dengan pengukuran nilai optical density asap dan temperatur ruangan sebelum dan sesudah pengaktifan kabut air.

Modeling on water mist systems as a controller of smoke and reduction of heat in fires performed on a refuge floor model with the size of compartment is 60 cm x 60 cm x 400 cm with scaling 1: 10 with actual size room. High compartment is divided into 3 sections so that each section has a height of 40 cm, where the first part is the burning floor, the second part is the refuge floor and the third part is an ordinary floor. Generally refuge floor is a location in a building designed to hold occupants during a fires if evacuation is not likely to exit the building safely.
This study aims to determine the extent of influence of water mist curtain system to the density of smoke and temperature distribution in compartment fire. The application of water mist system in this study does not directly extinguish the fire by spraying water mist into the flame but only as a water curtain which is placed away from sources of ignition.
Fire source used in this study is ice cream sticks (cribs). Comparison of smoke optical density and the room temperature will be conducted to determine the effectiveness of water mist curtains. Variation data was done by measuring the optical density of smoke and the room temperature before and after application of water mist system. Experimental data will produce a graph density of smoke and distribution of temperature compartement on conditions with and without activation of water mist curtains.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zilvan Bey
"Pembangunan bangunan gedung bertingkat tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, dimana ketinggian bangunan gedung tersebut saat ini sudah melebihi 200 meter. Tanpa adanya instalasi dan pemeliharaan yang baik bangunan gedung bertingkat tinggi akan sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah aspek keselamatan bagi seluruh penghuni apabila bangunan gedung tersebut mengalami kebakaran. Oleh karena itu, salah satu alternative untuk mencapai tujuan keselamatan penghuni tersebut pada bangunan yang sangat tinggi adalah dengan menyediakan Refuge Floor yang bertindak sebagai tempat singgah sementara bagi penghuni yang tidak dapat melakukan evakuasi total. Namun salah satu permasalahan pada refuge floor ini adalah masuknya asap bila terjadi kebakaran pada lantai dibawah refuge floor. yang akan menggangu pernafasan dan pengelihatan bagi para penghuni yang singgah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat menanggulangi masuknya asap kedalam refuge floor tersebut, dimana salah satu cara tersebut adalah dengan memberikan sebuah kanopi tepat pada lantai refuge floor. yang berfungsi sebagai penghalang asap yang bergerak menuju refuge floor.

Over the few decades the development of high-rise buildings has increased dramatically, in which the height of the building is over 200 meters. Without proper installation and maintenance a high-rise building will be very vulnerable to fire. One of the key aspects that needed attention is the occupant's safety during fire. One alternative is to establish a refuge floor that would act as a temporary safe heaven for occupants that could not do a total evacuation in a high-rise building. However, the issue with refuge floors is, because it's open spaced, Smoke that came from the burning floor right below the refuge floor could easily enter the refuge floor, which would disturb the occupant's breathing and sight. Because of this, there needs to be a system that could prevent smoke from entering the refuge floor, in which one of the ways is to give a canopy to the refuge floor that would act as an obstruction for the smoke that is moving towards the refuge floor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdina Rosalia Paramita
"Kejadian kebakaran yang ada masih tergolong tinggi dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran juga cukup besar, sehingga diperlukan sistem keselamatan kebakaran yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran di Apartemen X. Evaluasi ini meliputi sistem kontrol penyebaran kebakaran, sistem jalur evakuasi, dan sistem keselamatan secara umum berdasarkan NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety yang kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Penelitian ini berupa studi evalausi yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem keselamatan kebakaran yang ada di Apartemen X belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran minimum yang harus dipenuhi.

Fire incidents and the loss that caused by fire are relatively high, therefore adequate fire safety system is needed. This research aims to evaluate fire safety system at X Apartment. This evaluation covers fire spreading control system, evacuation route system, and fire safety system in general based on NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety which analyzed with Computerized Safety Evaluation System (CFSES) software. The method of this research is analytic descriptive with semi-quantitative approach. The result of this research shows that fire safety system in X Apartment has not complied with the minimum requirements of fire safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kurniawati
"DKI Jakarta menerapkan kebijakan pelampauan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebagai alat perencanaan kota yang memberikan kelebihan KLB kepada pengembang swasta dengan kewajiban menyediakan fasilitas publik . Evaluasi terhadap manfaat ekonomi dan sosial terhadap kedua belah pihak masih minim dilakukan, sehingga menimbulkan berbagai ambiguitas antara beberapa pihak mengenai kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi dari gedung tinggi di DKI Jakarta yang mengambil pelampauan KLB melalui simulasi studi kasus. Kemudian melakukan evaluasi terhadap manfaat sosial yang menjadi kewajiban dari pembangunan gedung tinggi yang mengambil pelampauan KLB dan memberikan rekomendasi penentuan prioritas bentuk kompensasi KLB yang diberikan pihak swasta kepada pemerintah DKI Jakarta dengan best worst method. Analisis kelayakan ekonomi melalui studi kasus menunjukkan proyek dengan pelampauan KLB layak dengan kondisi moderate dan menjadi tidak layak dengan kondisi pesimistic. Rekomendasi penentuan prioritas bentuk kompensasi pelampauan KLB yang diusulkan adalah infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir, RTH Publik dan infrastruktur pertamanan, rusun, infrastruktur jalan, transportasi dan fasilitas pejalan kaki, serta infrastruktur sistem pengelolaan persampahan.

Jakarta City implements a policy of exceeding the Building Floor Coefficient (KLB) as a city planning tool that allows exceeding of KLB to private developers with the obligation to provide public facilities. The evaluation of the economic and social benefits for both parties is still minimal, giving rise to various ambiguities between several parties regarding this policy. This study aims to determine the level of investment feasibility of high-rise buildings in DKI Jakarta that take the KLB exceed through case study simulations. Then evaluate the social benefits that are the obligation of the construction of high-rise buildings that take the KLB beyond and provide recommendations for prioritizing the form of KLB compensation given by the private sector to the DKI Jakarta government with the best worst method. Analysis of economic feasibility through case studies shows projects with exceeding KLB is feasible with moderate conditions and becoming unworthy with pessimistic conditions. Recommendations for determining the priority of the form of compensation for the proposed KLB acceptance are infrastructure of water resources, irrigation and flood control, green open spaces and garden infrastructure, affordable housing, road infrastructure, transportation and pedestrian facilities, and waste management system infrastructure. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Bayuaji Kusprayogo
"Sesuai dengan keputusan Dirjen ketenagakerjaan, setiap proyek yang mempekerjakan 100 orang atau lebih harus mempunyai sedikitnya 4 orang ahli K3 yang kompeten dan bersertifikat. Akan tetapi dilihat dari jumlah ketersediaan Ahli K3 hanya sekitar 10% dari jumlah perusahaan konstruksi yang ada. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan penyalahgunaan wewenang ahli K3 di lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengevaluasi standar kompetensi ahli K3 Konstruksi khususnya pada jabatan Supervisor K3 Konstruksi yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan tugas dan tanggung jawab seorang ahli k3 konstruksi serta mengkaji respon preventif dan korektif untuk mengantisipasi Risiko-Risiko dominan pada tugas dan tanggung jawab tersebut. Hasil dari analisa kompetensi berbasis risiko ini terdapat 33 elemen kompetensi (pengetahuan) dan 77 kriteria unjuk kerja (keterampilan).

In accordance with the Directorate General of labor, every project employing 100 people or more must have at least 4 people Health & Safety competent experts and certified. However, the availability of H&S experts only about 10% of the company's existing construction. This is feared to lead to abuse of authority H&S expert in the project. Therefore, this study will evaluate the competency standards Construction H&S experts in particular to the offices of Construction H&S Supervisor that aims to identify gaps duties and responsibilities of an Construction H&S experts as well as assessing the response of preventive and corrective to anticipate Risks dominant on the duties and responsibilities of the Construction H&S experts. The results of the analysis of this risk-based competencies, there are 33 elements of competence (knowledge) and 77 performance criteria (skills)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyo Darminto
"Menurut regulasi yang ada ( UU No.28 Tahun 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG ) bangunan gedung bertingkat harus memenuhi persyaratan keandalan yang meliputi : keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Salah satu faktor keselamatan adalah masalah antisipasi dari adanya bahaya kebakaran, oleh sebab itu disamping masalah sistem proteksi aktif & sistem proteksi pasif masalah fire safety management harus pula diimplementasikan secara baik di gedung bertingkat.
Fire safety management menekankan pada pengelolaan aktivitas pengelola beserta penghuni gedung untuk mengantisipasi adanya bahaya kebakaran sehingga bisa dicegah / diminimalkan timbulnya kebakaran dengan jalan mengoptimalkan semua fasilitas proteksi kebakaran yang ada serta memberdayakan seluruh penghuni untuk aktif berperilaku yang aman terhadap bahaya api.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara Fire Safety Management dengan tingkat Keandalan Bangunan Gedung Tinggi Perkantoran, sampel diambil dari Bangunan Gedung Tinggi Perkantoran di DKI Jakarta.
Hasi1 yang diperoleh dari penelilian ini adalah adanya hubungan yang positif antara lmplementasi Fire Safety Management yang baik dengan tingkat Keandalan Bangunan terhadap bahaya kebakaran Gedung Tinggi Perkantoran, dengan variabel yang dominan adalah Inspection & Maintenance Kondisi Sistem Pompa & Persediaan Air Setelah Beroperasi, System Komunikasi dan Control facilities, & Sosialisasi Pentingnya Latihan Kebakaran Gedung.

Regarding to High Rise Building regulation ( UU No.28 Tahun 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG ), high rise building shall fulfill reliability requirement, which consist of safety, health, conformability, and simplicity. One of safety factor is anticipation of fire, beside quality of active protection system and passive protection system, fire safety management shall he well implemented on high rise building.
Fire Safely Management is focusing on management of occupant and building operator activities against fire risks to avoid fire or minimize fire accident through optimization of active and passive protection system and also occupant fire safe works activity.
This research was done to explore correlation between Fire Safety Management and High Rise Building reliability on fire , sample was taken from High Rise Building (for office ) at DKI Jakarta.
The result from this research is the positive correlation between well implementation of Fire Safety Management and High Rise Building reliability on fire, dominant variables are Inspection & Maintenance of Pumping System and Water Storage after operation, Communication System and Control Facilities, and Socialization of Fire Drill.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Suryani
"Influence of Fire Safety Management (FSM) to Building Reliability in Preventing Fire Damage at Hotel Buildings in JakartaJakarta is the center of economic, politic, cultural activities and also the center of the state defense. Along with development in many sectors, numbers of building development grows accordingly with numerous functions: hotel, office, apartment, shop, amusement center, restaurant or a mix at the aforementioned functions. A commercially managed hotel should meet certain standards; one of them is fire prevention through a system that called Fire Safety Manage, rent. The existence of Fire Safety Management is important as most hotel guests have no or little knowledge at how to respond in case of fire.
This research on hotel Fire Safety Management is used to observe the correlation between application of Fire Safety Management and reliability of building in preventing and controling the damages caused by fire at hotels in Jakarta.
This research uses primary and secondary data. Primary data is gathered by distributing questioners to hotel building managers, data gathered is then analyzed by using statistic program SPSS 10.0 to obtain measurable and relevant indicators to improve reliability at a hotel building.
Data analysis shows same parameters in Fire Safety Management, Which are: Pre-estinguishment at fire : 50,0 %, Response to alarm and signal : 33,6 % , other variable from dummy analysis is : Identification potential at fire : 12, 3 %. The result at this research can be used to improve role of Fire Safety Management in building reliability in general and hotel building in specific."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>