Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lidya Meidania
"Kanker nasofaring KNF masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker nasofaring merupakan salah satu kanker terbanyak di Indonesia, dengan estimasi insidens 6,2/100.000 populasi atau 12.000 kasus baru per tahun. Sayangnya masih banyak kasus yang tidak tercatat karena banyak faktor, salah satunya adalah belum adanya sistem registrasi kanker nasional. Pada kebanyakan negara berkembang, registrasi kanker berawal dari rumah sakit. Sistem registrasi kanker berbasis rumah sakit atau Hospital Based Cancer Registry HBCR merupakan sumber data penting untuk registrasi kanker berbasis populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pasien dan tatalaksana pasien KNF di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM berdasarkan data HBCR. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif terhadap seluruh pasien KNF periode Januari-Desember 2013 yang teregistrasi di HBCR RSCM. Didapatkan 299 pasien KNF, dengan rasio laki-laki dibandingkan wanita 2,4:1. Median usia adalah 47 tahun, dengan mayoritas pasien berusia 41-50 tahun 27,4. Karsinoma nasofaring tidak berdiferensiasi merupakan jenis histopatologi terbanyak 85. Mayoritas pasien terdiagnosa sebagai stadium lokal lanjut, terbanyak stadium IVA 33,9. Kemoradiasi masih menjadi terapi utama untuk stadium lokal lanjut 84,1, dan kemoterapi untuk stadium lanjut 83,9. Secara umum, karakteristik pasien pada penelitian ini selaras dengan penelitian-penelitian KNF terdahulu di Indonesia.

Nasopharyngeal cancer NPC remains as part of Indonesia health burden. It is one of most common cancers in Indonesia, with an overall incidence estimated at 6,2 100.000 or 12.000 new cases per year. Unfortunately, many of these cases are unregistered due to several factors, such as lack of national cancer registry. In most developing countries, cancer registration often begin in hospitals. Hospital Based Cancer Registry HBCR provides the initial and major source of information on patients that leads to the set up of a population based registry. This study was conducted to determine NPC patient and treatment profile in Cipto Mangunkusumo Hosiptal, based on HBCR data. This was a descriptive retrospective study of all registered NPC patient in HBCR, from January December 2013. In this study, there were 299 NPC patients, with a male to female ratio of 2,4 1. Median age was 47 years old, with majority of age between 40 49 years old 27,4. Most common type of histology was undifferentiated NPC 85. Most patients presented with locally advanced disease, with majority of stage IVA 33,9. Chemoradiation remains as standard treatment for locally advanced NPC 84,1 and chemotherapy for metastatic NPC 83,9. This study showed that overall NPC patients characteristics in Cipto Mangunkusumo were similar with NPC patients profile in prior Indonesia NPC studies. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Kusumadjati
"Kanker serviks di Indonesia berdasarkan keganasan pada jenis kelamin wanita, menempati urutan ke 2 dengan prevalensi sebesar 14,4 dan angka mortalitas sebesar 10,3. Dari sisi pembiayaan, pengobatan kanker menempati urutan kedua besar anggaran yang di keluarkan oleh BPJS Kesehatan. Data registrasi kanker sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan membuat kebijakan yang tepat guna di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kanker. Hospital Based Cancer Registry HBCR merupakan suatu sistem registrasi kanker yang dilakukan di rumah sakit yang dapat menyediakan informasi mengenai informasi umum dari pasien kanker, pengobatan serta hasil dari pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh profil kanker serviks di RSCM tahun 2013 berdasarkan data hospital based cancer registry. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi data epidemiologi dan data tumor serviks dari HBCR RSCM tahun 2013 yang kemudian dilakukan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dari seluruh keganasan di RSCM 12 ,n= 678, dengan domisili sebagian besar berasal dari luar DKI Jakarta 52,8, n = 358. Usia rata-rata terjadinya kanker serviks adalah 49,48 tahun, tersering terjadi pada rentang usia 45-49 tahun. Dari sisi histopatologi, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis histopatologi pada kanker serviks yang paling banyak dijumpai 74,2, n = 447. Tindakan operasi merupakan jenis tindakan yang paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium dini 83,3, n=25, sedangkan tindakan radiasi paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium lokal lanjut 79,9, n=273 .

Cervical cancer ranks at the second place based on the malignancy among female sex in Indonesia with a prevalence of 14.4 and a mortality rate of 10.3. From a financial perspective, the treatment of cancer ranks second big budget expended by the Indonesian national health insurance. Cancer registration data are needed to evaluate and make appropriate policy in hospitals in order to improve the quality of cancer services. Hospital Based Cancer Registry HBCR is a system of cancer registration in a hospital that can provide information about the general information of cancer patients, treatment, and outcome of treatment. This study was conducted to obtain the profile of cervical cancer in the RSCM in 2013 based on data from RSCM hospital based cancer registry. The study was conducted by extracting the epidemiological data and cervical tumor data from HBCR RSCM in 2013 which was then analyzed descriptively.
The result showed that cervical cancer ranks at the second place from all the malignancy at RSCM 12, n 678, with domicile mostly come from outside Jakarta 52.8, n 358. The average age of cervical cancer was 49.48 years, the most common occurs in the age range 45 49 years. In terms of histopathology, squamous cell carcinoma is the most prevalence type of histopathology of cervical cancer 74.2, n 447. The surgery is a type of action that done for early stage cervical cancer 83,3, n 25, whereas the action of radiation are mostly done in locally advanced cervical cancer 79,9, n 273.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Erida Brohet
"Kanker merupakan penyebab kematian utama pada negara maju maupun berkembang. Untuk menentukan arah kebijakan rumah sakit dan sebagai basis penelitian di bidang kanker, diperlukan data komprehensif mengenai epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini memberikan gambaran profil epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berdasarkan Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit RSCM tahun 2013 sebagai berikut. Frekuensi kanker di RSCM pada tahun 2013 adalah 5.554 kasus kanker. Data demografi pasien kanker di RSCM tahun 2013 adalah: mayoritas pasien berusia 45-54 tahun secara keseluruhan, 45-54 tahun untuk wanita dan 55-64 tahun untuk laki-laki. Jumlah pasien perempuan dibandingkan laki-laki adalah 1,5:1. Selama tahun 2013, RSCM lebih banyak melayani pasien kanker dari luar Jakarta dibandingkan dari Jakarta dan pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga.
Secara keseluruhan, kanker payudara, serviks dan leukemia merupakan jenis kanker tersering. Untuk jenis kelamin perempuan yang tersering adalah payudara, serviks dan ovarium. Untuk jenis kelamin laki-laki yang tersering adalah leukemia, nasofaring dan kegasanan kelenjar getah bening limfoma. Sebagian besar pasien kanker payudara dan serviks datang dalam stadium lokal lanjut dan lanjut. Jenis histopatologi yang paling sering dari 3 kasus kanker terbanyak di RSCM tahun 2013 adalah : Karsinoma duktal invasif payudara, karsinoma sel skuamosa tak berkeratin serviks, leukemia limfoblastik akut leukemia.

Cancer is the leading cause of death in developed and developing countries. To determine the direction of hospital policy and to provide basic data in aiding cancer research, comprehensive cancer epidemiology profile in Cipto Mangunkusumo Hospital is needed. This study provides an overview of cancer epidemiology profile at Cipto Mangunkusumo based on Hospital based Cancer Registry in 2013. The result is as follows frequency of cancer in RSCM in 2013 were 5,554 cancer cases. The demography data of cancer patients in RSCM in 2013 were the majority of patients aged 45 54 overall, 45 54 for women and 55 64 for men. The number of female patients compared with males was 1.5 1. During the year 2013, RSCM serve more cancer patients from outside of Jakarta than from Jakarta, most frequent jobs were housewives.
Overall, breast cancer, cervical cancer and leukemia is the most common cancer type. For female, the most common cancer cases are breast, cervical and ovarian. For male, the most common cancer cases are leukemia, nasopharynx and lymph nodes lymphoma. The majority of breast and cervical cancer patients seeks help in locally advanced and advanced stages. Most common Histopathological typewere invasive ductal carcinoma breast, non keratinized squamous cell carcinoma cervical, acute lymphoblastic leukemia leukemia .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Christina
"Satu dari tujuh kematian di dunia disebabkan karena kanker. Beban akibat kanker di masa depan diprediksikan akan terus meningkat terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penelitian ini melaporkan profil epidemiologi penyakit kanker di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2011-2012 berdasarkan data Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit, dengan total 7399 penderita kanker, terdiri dari 2794 laki-laki dan 4605 perempuan. 54.52 penderita berasal dari luar Jakarta. Rentang usia tersering adalah 45-54, 35-44 dan 55-64 tahun. Mayoritas pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, pekerja kantor, dan pedagang. Pada laki-laki, penyakit kanker tersering adalah nasofaring, sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kelenjar getah bening, hepar dan duktus bilier, dan rektum, sedangkan perempuan, serviks uteri, payudara, ovarium, sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, dan tiroid dengan mayoritas rentang usia diantara 45-54 tahun, kecuali keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial tersering pada usia 5-14 tahun. Kanker nasofaring dan kelenjar getah bening lebih banyak diderita oleh laki-laki, sedangkan keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial cukup seimbang jumlahnya antara laki-laki dan perempuan. Sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium 3 dan 4. Berdasarkan morfologi tersering, kanker serviks uteri dan nasofaring adalah neoplasma ganas, karsinoma payudara duktal invasif, leukemia prekursor sel limfoblastik dan limfoma non Hodgkin.

One in seven deaths in the world is due to cancer. The future burden of cancer is predicted to keep rising, especially in developing countries including Indonesia. This study reports on cancer epidemiological profile in Cipto Mangunkusumo National Hospital year 2011 2012 based on Hospital Based Cancer Registry data, with a total of 7399 cancer patients consists of 2794 male and 4605 female. 54.52 patients are from outside Jakarta. Most common age range are 45 54, 35 44 and 55 64 years old. Majority of the patients are housewives, officers, and merchants. In male, the leading sites of cancer are nasopharyngeal, the hematopoietic and reticuloendothelial system, lymph nodes, liver and biliary duct, and rectum, whereas in women there are uterine cervix, breast, ovary, the hematopoietic and reticuloendothelial system, and thyroid with the majority of age between 45 54 years old, except malignancy of the hematopoietic and reticuloendothelial systems are more common in the age range of 5 14. Nasopharyngeal and lymph nodes malignancies are more common in men, whereas the hematopoietic system and reticuloendothelial malignancy is quite balanced between male and female cases. Mostly there are at stage 3 and 4. Based on the most common morphologies, uterine cervix and nasopharyngeal are malignant neoplasms, invasive ductal carcinoma of breast, precursor cell lymphoblastic leukemia and non Hodgkin 39 s lymphoma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Ekaputra
"ABSTRAK
Tatalaksana kanker di suatu rumah sakit tidak dapat berjalan baik tanpa tersedianya data kanker yang baik. Registrasi kanker berbasis rumah sakit di RSUPN Cipto Mangunkusumo mulai diimplemetasikan kembali sejak ditanda tanganinya surat keputusan bersama terkait onkologi center oleh Direktur RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan April 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dalam implementasi registrasi kanker dan evaluasi hasil data yang dihasilkannya. Pencatatan pada registrasi kanker menggunakan formulir SRiKandI dan diinput kedalam server menggunakan program CanReg5. Data yang dikumpulkan adalah data kanker pada tahun 2013 antara lain data data demografi, data klinis, data sumber, dan data follow-up. Permasalahan implementasi terjadi pada. Tim registrasi kanker mengolah 886.086 data mentah menjadi 5.554 data bersih pasien kanker tahun 2013 dan didapatkan 10 besar pasien kanker terbanyak antara lain Kanker Payudara, Kanker Serviks, Leukemia, Kolorektal, Limfoma, Nasofaring, Ovarium, Tiroid, Hepatoma dan Kulit. Penegakan diagnosis 73 menggunakan pemeriksaan mikroskopik Microscopic Verification MV .

ABSTRACT
Cancer management in a hospital can rsquo t be done properly without the availability of cancer data. Hospital based cancer registry in Cipto Mangunkusumo began to be implemented since the signing of a joint decree of the oncology center by the Director of Cipto Mangunkusumo Hospital and the Dean of the Faculty of Medicine University of Indonesia in April 2016. Cancer registration use SRiKandI form as a template for data collection and inputted into the server using CanReg5 program. This study was an observational descriptive study in the implementation and evaluation of cancer registration data. The collected data is the data of cancer from year 2013, including demographic data, clinical data, source data, and follow up data. Implementation problems occurred in the bureaucracy, medical records, human resources, the use of Electronic Health Record EHR and CanReg5 program. Cancer registration team process 886.086 raw data into a 5.554 clean data of cancer patients in 2013 and found 10 highest number of cancer patients among others are Breast Cancer, Cervical Cancer, leukemia, colorectal, lymphoma, nasopharyngeal, ovary, thyroid, and skin hepatoma. Diagnosis of 73 using a microscopic examination Microscopic Verification MV ."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ngakan Putu Daksa Ganapati
"ABSTRAK
Ketersediaan data mengenai kanker di Indonesia masih sangat rendah. Pengumpulan data kanker sangat erat kaitannya dengan registrasi kanker. Registrasi kanker didefinisikan sebagai proses yang berkelanjutan dalam pengumpulan data secara sistematis pada kejadian dan karakteristik neoplasma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil epidemiologi penyakit kanker pada tahun 2008-2010 di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional terhadap seluruh penyakit kanker periode Januari 2008 - Desember 2010 yang teregistrasi di HBCR RSCM 2008-2012. Didapatkan 10.865 kasus kanker, dengan rasio laki-laki dibandingkan wanita 1:1,7. Mayoritas pasien berusia 45-54 tahun, sebagian besar penderita berdomisili di luar jakarta. Data pekerjaan tidak tercatat dengan baik, namun untuk yang diketahui jenis pekerjaannya, ibu rumah tangga adalah yang terbanyak. Berdasarkan lokasi tumor, kanker serviks menempati urutan pertama, diikuti oleh kanker payudara, kanker nasofaring, keganasan sistem hematopoetik dan kanker pada kelenjar getah bening. Untuk jenis kelamin perempuan, penyakit kanker tersering adalah kanker serviks, diikuti kanker payudara, kanker ovarium, keganasan sistem hematopoetik, serta kanker tiroid. Sedangkan pada jenis kelamin laki-laki ditemukan jenis kanker tersering adalah kanker nasofaring diikuti dengan keganasan sistem hematopoetik, kanker kelenjar getah bening, kanker hati dan kanker kulit. Data mengenai stadium pada penelitian ini sangat rendah, dikarenakan pencatatan yang tidak memadai. Morfologi tersering untuk 5 jenis penyakit kanker tersering adalah karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin kanker serviks , karsinoma duktal invasif kanker payudara , karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin kanker nasoaring , leukemia limfoblastik akut keganasan sistem hematopoetik dan limfoma maligna non hodgkin kanker kelenjar getah bening . Secara umum, karakteristik pasien pada penelitian ini selaras dengan data HBCR terdahulu di RSCM ABSTRACT The availability of cancer data in Indonesia is still very low. Cancer data collection is closely associated with cancer registration. Cancer registration defined as a continous process in a systematic data collection of incidence and characteristics of the neoplasm. This study provides an overview of cancer epidemiology at Cipto Mangunkusumo 2008 2010. This study is a descriptive cross sectional study of all registered cancer patients from January 2008 December 2010 in Cipto Mangunkusumo Hospital Based Cancer Registry 2008 2012 The result are as follows frequency of cancer in RSCM during 2008 2010 were 10,865 cancer cases. The number of male patients compared with female was 1 1.7. The peak age is 45 54 years old. During 2008 2010, RSCM serve more cancer patients from outside of Jakarta than from Jakarta, most frequent jobs were housewives. Based on location, cervical cancer, breast cancer, nasopharynx cancer, malignancies of hematopoietic and reticuloendothelial systems, and lymphnodes malignancies are the most common cancer type. For female, the most common cancer cases are cervical, breast, ovarian, hematopoietic and reticuloendothelial systems and tiroid. For male, the most common cancer cases are nasopharynx, hematopoietic and reticuloendothelial systems, lymph nodes, liver and skin. Data on the stage of disease in this study was very little due to inadequate medical report recording.Most common Histopathological types were non keratinized squamous cell carcinoma cervical , invasive ductal carcinoma breast , non keratinized squamous cell carcinoma nasopharynx , acute lymphoblastic leukemia hematopoietic and reticuloendothelial systems , and malignant lymphoma non hodgkin lymph nodes . This study showed that characteristics of cancer patients in Cipto Mangunkusumo were similar with patients profile in prior RSCM HBCR Studies."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55694
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Maria Loho
"Latar Belakang: Pada tahun 1998-1999, kesintasan pasien karsinoma hepatoselular (KHS) yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sangat rendah karena sebagian besar datang dalam stadium lanjut dan hanya sedikit pasien yang dapat memperoleh terapi paliatif atau kuratif. Dalam tiga tahun terakhir, RSCM telah memiliki fasilitas tatalaksana KHS yang lebih baik, namun dampaknya terhadap perbaikan kesintasan pasien KHS belum diketahui.
Tujuan: Mengetahui perbandingan kesintasan satu tahun pasien KHS yang berobat di RSCM pada periode 2013-2014 dengan periode 1998-1999.
Metode: Data 114 pasien KHS yang berobat di RSCM pada periode 2013-2014 dan data sekunder penelitian 77 pasien KHS di RSCM pada tahun 1998-1999 dikumpulkan secara retrospektif lalu dilakukan penilaian karakteristik dan perbandingan kurva kesintasan dengan menggunakan metode Kaplan-Meier yang dilanjutkan dengan uji log-rank.
Hasil: Terdapat peningkatan hepatitis B sebagai etiologi KHS dari 32,5% pada 1998-1999 menjadi 67,5% pada 2013-2014. Insidens pasien yang meninggal selama pengamatan adalah 57% (95% interval kepercayaan (IK) = 48-66%) pada periode 2013-2014 dan 61% (95% IK = 49-73%) pada periode 1998-1999. Median kesintasan secara keseluruhan adalah 141 hari. Meskipun terdapat perbaikan dalam fasilitas tatalaksana KHS, angka kesintasan satu tahun pada kedua periode tidak berbeda secara signifikan (29,4% pada 2013-2014 dan 24,1% pada 1998-1999, p=0,913). Hal ini tampaknya disebabkan karena surveilans KHS pada populasi risiko tinggi masih rendah.
Simpulan: Tidak ada perbedaan kesintasan satu tahun pasien KHS pada periode 2013-2014 dengan periode 1998-1999.

Background: In 1998-1999, the survival of hepatocellular carcinoma (HCC) patients in Cipto Mangunkusumo Hospital was very poor because most patients came in advanced stage and only few patients could receive palliative or curative treatment. In the last three years, Cipto Mangunkusumo Hospital has improved its facilities for HCC treatment. It is unclear whether this effort has resulted in improvement of patients? survival.
Objectives: To compare one-year survival rate of HCC patients between two periods (2013-2014 and 1998-1999).
Method: We analyzed retrospectively 114 HCC patients who came to our department in 2013-2014 and 77 patients in 1998-1999. We compare the clinical characteristics and treatment between two periods and then we analyze the survival of both groups using Kaplan-Meier method and compare them using log-rank test.
Results: There was an increase in hepatitis B prevalence as the etiology of HCC from 32,5% in 1998-1999 to 67,5% in 2013-2014, causing hepatitis B as the main etiology of HCC in 2013-2014. Incidence rate of patients who died in 2013-2014 was 57% (95% confidence interval (CI) = 48-66%) and in 1998-1999 was 61% (95% CI = 49-73%). Overall median survival was 141 days. Despite improvement in treatment facilities, no significant difference was found in one-year survival rate (29,4% in 2013-2014 versus 24,1% in 1998-1999, p=0,913). It seems that this result was caused by low level of surveillance in high-risk population.
Conclusion: No improvement was seen in one-year survival rate of HCC patients between 2013-2014 and 1998-1999.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Qoulan Karima
"Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat.

Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370,95% CI=1,390-8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of ≥12, family history of breast cancer(OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for ≥6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Suryakusuma
"ABSTRAK
Latar Belakang. Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan jenis tumor kepala dan leher yang paling sering ditemukan, dan angka kejadiannya di Indonesia sendiri terbilang cukup tinggi. Paresis saraf kranial III, IV, V, atau VI merupakan defisit neurologi yang sering dijumpai pada pasien KNF dan merupakan salah satu penanda infiltrasi intrakranial. Pemeriksaan neurologi klinis terhadap saraf kranial merupakan salah satu prosedur evaluasi pasien KNF pasca terapi standar. Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain pra-pasca. Subjek penelitian adalah semua pasien KNF dengan paresis saraf kranial III, IV, V, atau VI yang telah menjalani radioterapi lengkap di Departemen Radioterapi RSUPNCM antara 2 bulan – 6 bulan sebelumnya. Dilakukan wawancara, pengisian kuesioner serta pemeriksaan neuro-oftalmologi klinis. Dilakukan analisis data menggunakan perangkat SPSS 17.0. Hasil. Diperoleh 32 subjek pasien KNF dengan paresis saraf kranial III, IV, V, atau VI. Terapi standar KNF di RSUPNCM memberikan perbaikan pada paresis saraf kranial sebagai berikut: perbaikan paresis saraf kranial III sebesar 86% (membaik komplit 57%, membaik parsial 29%), perbaikan paresis saraf kranial IV sebesar 100%, perbaikan lesi saraf kranial V(1,2,3) sebesar 57% (membaik komplit 36%, membaik parsial 21%), dan perbaikan paresis saraf kranial VI sebesar 43%. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara perbaikan paresis saraf kranial III, IV, V, atau VI dengan faktor terkait penderita (usia dan jenis kelamin), faktor terkait penyakit (respons massa tumor KNF pasca radioterapi, durasi paresis saraf kranial, derajat keterlibatan saraf kranial dan subtipe histologi WHO), maupun dengan faktor terkait tatalaksana (teknik radioterapi dan pendekatan kemoterapi). Kesimpulan. Perbaikan paresis saraf kranial pasca radioterapi dapat dinilai secara objektif dengan pemeriksaan neurologi klinis sehingga perlu secara rutin dilakukan pemeriksaan neurologi klinis pra maupun pasca terapi sebagai salah satu standar evaluasi pasien KNF di RSUPN Cipto Mangunkusumo.

ABSTRACT
Background. Nasopharyngeal Cancer (NPC) is the most prevalent head and neck cancer, and its incidence in Indonesia is quite high. Third, fourth, fifth, or sixth cranial nerves palsies are often found in NPC patients and signify intracranial infiltration. Clinical neurological examination for cranial nerves is one method of evaluating NPC patients after they receive standard management. Methods. This is an observational study with a pre-post design. The subject of this study were all NPC patients with third, fourth, fifth, or sixth cranial nerves palsies who receive full radiotherapy regimen at the Department of Neurology, Cipto Mangunkusumo National Hospital 2-6 months prior to evaluation. Patients were then interviewed, asked to fill in questionnaires and went through clinical neuro-ophthalmological evaluation. Data was analyzed using SPSS 17.0. Results. There were 32 NPC patients included in this study. Standard management at Cipto Mangunkusumo National Hospital improve the outcome of third cranial nerve palsy in 86% of subjects (57% complete recovery, 29% partial recovery), 100% improvement of the fourth cranial nerve palsy, 86% improvement of the fifth cranial nerve palsy (36% complete recovery, 21% partial recovery), and 43% improvement of the sixth cranial nerve palsy. However, there were no statistically significant correlations between the improvement of the cranial nerves with patients related factors (age and sex), with disease related factors (NPC primary tumor response to radiotherapy, duration of cranial nerves palsy, degree of cranial nerves involvement and WHO histological subtypes), or with treatment related factors (radiotherapy techniques and chemotherapy approaches). Conclusion. The recovery of cranial nerve palsy after radiotherapy could be objectively evaluated with clinical neurological examination. Therefore, clinical neurological examination should be viewed as the standard evaluation for NPC patients pre as well as post therapy."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"ABSTRAK
Nama : MegawatiProgram Studi : EpidemiologiJudul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatandi Rumah Sakit Umum Cipto MangunkusumoPembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology AbstrakKanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di duniatermasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakitrujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya.Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalamiketerlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatanpengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatanpengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studipenelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan ujilogrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari584 pasien yang dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematiansebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatanpengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkanpengobatan kurang dari 60 hari HR=1,27; 95 CI;0,99 ndash; 1,64 setelah dikontrolstadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen.Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis adalah sebesar 7 pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian inidapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehinggapentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menundapengobatan setelah didiagnosis.Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara

ABSTRACT
Name MegawatiStudy Program EpidemiologiTitle Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at CiptoMangunkusumo HospitalCounsellor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology Breast cancer still dominates cancer in women in the world including inIndonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospitalwith the number of cases continues to increase every year. Most of the caseswere found at an advanced stage and experienced treatment delays morethan 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect thesurvival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted toassess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancerpatients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariatewith logrank test, and multivariate with cox regression. The results of thestudy showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60days compared with patients who received treatment less than 60 days HR 1.27 95 CI 0,99 1.92 after controlled marital status, hormonereceptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival betweentheir patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7 in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delayof treatment influences survival of breast cancer patients so that theimportance of education to the patient and family to immediately performtreatment after diagnosis.Keywords Delay treatment Survival Breast Cancer"
2018
T49998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>