Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Tama
"Laporan magang ini berisi tentang analisa mengenai penerapan perhitungan biaya produksi menggunakan metode Activity-Based Costing System ABC pada perusahaan PT REM, yang merupakan perusahaan yang memproduksi brake-part untuk kendaraan roda 2 hingga roda 4. Hasil analisa menunjukkan bahwa metode ABC menghasilkan perhitungan biaya produksi untuk produk master cylinder yang lebih tinggi, dikarenakan biaya overhead yang dialokasikan untuk produk master cylinder lebih besar ketimbang mengunakan simple costing. Hal ini memberi implikasi kepada perusahaan bahwa dengan menggunakan metode ABC perusahaan dapat menentukan harga jual produk yang lebih tepat untuk multi produk yang diproduksi.

This internship report contains analyze of determination cost production with ABC method in PT. REM, a company that product brake part for 2 until 4 wheels vehice. The result of analyze, show that ABC method calculated higher production cost of master cylinder, because overhead cost that allocated for master cylinder is bigger than using simple costing. This case give implication for company that using ABC method can determine selling price more accurate between multi product that company manufacture."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Desti Kristarini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis perhitungan biaya produksi PT X dengan menggunakan metode Activity-Based Costing pada dua pelanggan utamanya, PT A dan PT B. Studi kasus ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pengolahan data-data internal yang dimiliki perusahaan.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa hasil perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing yang menunjukkan bahwa komponen biaya produksi dalam memenuhi pesanan PT A lebih besar daripada PT B dan besarnya biaya produksi yang relatif lebih besar pada kedua pelanggan jika dihitung dengan metode Activity-Based Costing. Hal tersebut disebabkan karena terdapat biaya aktivitas yang besar untuk memenuhi pesanan PT A dan terdapat biaya yang tidak teralokasikan dengan sesuai dan masih berdasar pada perkiraan perusahaan pada metode tradisional.
Selanjutnya, rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah menerapkan perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing, melakukan evaluasi atas biaya pelanggannya, meminimalisasi cycle time setiap produk, dan lebih fokus pada transaksi pembelian bahan baku dan aset secara lokal.

The purpose of this research is to analyze the calculation of product costs in PT X using Activity-Based Costing method for its two main customers, PT A and PT B. This case study is conducted by doing an observation, interview, and internal data processing owned by the company.
The final results of this research are product costs calculation in Activity-Based Costing method that shows the larger amounts of product costs? component in fulfilling PT A's orders than PT B's and the larger amounts of product costs with Activity-Based Costing method calculation. Those results occur because there are larger amounts of activity costs in fulfilling PT A's orders and some costs that are not allocated accordingly and still based on company's estimations in traditional method calculation.
Moreover, the recommendations that can be suggested to the company are implementing product costs calculation in Activity-Based Costing method, doing an evaluation of the customer costs, minimalizing cycle time to each product, and more focusing on the materials and asset purchasing locally.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Calvin Sucandra
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan TDABC, membandingkan perhitungan profitabilitas per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan sistem TDABC, dan menyarankan tindakan apa yang dapat dilakukan PT XYZ setelah mengetahui besarnya biaya per pelanggan. Penelitian merupakan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. PT XYZ juga dapat mengklasifikasikan pelanggan berdasarkan jenisnya: passive, yaitu rumah sakit, pelanggan high cost-to-serve, yaitu apotik, pelanggan price-sensitive, yaitu institusi/tender, PBF, dan toko obat, dan pelanggan aggresive, yaitu supermarket.

This study aimed to compare the calculation of cost per customer with conventional ABC and TDABC system, calculation of profitability per customer compared with the conventional ABC system and TDABC system, and suggest what actions to do for XYZ after finding out the cost per customer. The research is a case study with research methods such as literature studies, interviews, and documentation.
The results showed that XYZ has customers which are profitable and unprofitable. XYZ also can classify customers by type: passive, ie hospitals, high customer cost-toserve, namely pharmacies, price-sensitive customers, namely institutional / tender, PBF, and drug stores, and customers aggresive, namely supermarkets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imam Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk membantu merancang sistem manajemen biaya pada salah satu cabang PT. ASDP Indonesia Ferry Persero dalam rangka memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan terhadap kinerja dari kapal yang beroperasi pada beberapa lintas yang berbeda. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dari cabang yang bersangkutann untuk kurun waktu satu tahun selama tahun 2015. Sistem manajemen biaya yang diusulkan adalah Activity Based Costing dalam mengalokasikan biaya dalam rangka menghitung harga pokok produksi per satuan unit produksi. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa lintas yang mengalami kerugian. Sistem Activity Based Costing ternyata mampu untuk membantu perusahaan dalam mengalokasikan biaya dan memberikan informasi mengenai kinerja kapal di masing-masing lintasan.

This thesis study aims to help design cost management system in one of the branches of PT. ASDP Indonesia Ferry Persero in order to provide useful information in making decisions on the performance of the vessels that operate in several different traffic. The data usesd is data from the financial statements of the branch itself for a period of one year during 2015. The management sytem proposed is Activity Based Costing in allocating cost in order to calculate the cost of production per unit of production. The result showed there were some traffic incurred loss. Activity Based Costing system was able to assist the company in allocating costs and provides information on the performance of the ship on each track."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Everson, Rolan
"Dewasa ini perusahaan semakin dituntut lebih efisien disamping tetap mempertahankan kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena persaingan diantara dalam satu industri semakin ketat dalam usaha untuk merebut dan/atau mempertahankan pangsa pasar.
Di lain pihak, konsumen semakin kritis terutama mengenai masalah kualitas dan harga yang kompetitif. Produsen semakin tidak mempunyai pilihan. Selain dituntut untuk memenuhi kehendak konsumen dalam hal kualitas dan harga.
Untuk meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya berpengaruh pada harga jual suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan.
Agar pihak perusahaan dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan mengapa terjadi biaya tersebut.
Sebagaimana diketahui, biaya dikeluarkan karena adanya aktivitas yang dilakukan. Jadi dengan memahami aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan produk dan/atau jasa, maka perusahaan akan dapat untuk mengendalikan biaya.
Salah satu komponen biaya yang sulit untuk dikendalikan karena tidak dapat secara langsung dihubungkan ke obyek biaya adalah biaya tak langsung (overhead).
Dengan pengalokasian biaya tak langsung, metode Activity Based Costing berbeda dengan metode tradisional dalam penggunaan pemicu (driver). Pemicu yang digunakan mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing obyek biaya. Jadi, metode Activity Based Costing sangat berkepentingan dengan aktivitas dalam melakukan proses produksi.
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan agar penggunaan metode Activity Based Costing dapat diimplementasikan dengan lebih baik, yaitu besarnya biaya tidak langsung dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Sebagai perusahaan di bidang produksi Asphalt Hotmix yang memiliki 9 jenis produk, PT. X perlu menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), untuk menghasilkan HPP yang lebih akurat.
Disamping itu, dengan menerapkan metode Activity Based Costing, dapat dipilah-pilah aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

Nowadays company was asked to be efficient to survive its product quality and 1 or its service. This condition was caused by tight competition among industries in every business to complete and/or maintains its market share.
In other side, consumers become critical especially about quality problems and competitive price. Producer has no choice. They were asked to fulfill consumer's will in quality and prices.
To improve efficiency at last influencing to company selling price a company was forced to control its expenses.
In order controlling the expenses, company was asked to know how and why the expenses occur.
As we know, expenses occur because of activities. So by understanding the activities done to produce the product and/or service, company can control its expenses.
One of the expenses components that were hard to be controlled because it is indirectly connect to the expenses object is overhead.
By allocating overhead, Activity Based Costing method is different from traditional method in driver usage. Driver we use to express activity consumed by expenses objects. Activity Based costing method being concerned with activity in doing production process
Few conditions that must be concerned in order to implement Activity Based Costing Method, that is how much the overhead and how many products were offered.
As an Asphalt Hot mix production company, it has 9 products, PT. X need to implement Activity Based Costing to decide Production Cost Price (PCP), to produce accurate PCP.
Besides by implement Activity Based Costing, we can separate activities that give additional value and not, so production expenses become more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Novidas Jayanti
"Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah memiliki berbagai masalah dart keterbatasan antara. lain menyangkut SDM perencana, S1K, dan dana. Belum adanya dana yang khusus dialokasikan untuk membiayai proses perencanaan dan penganggaran merupakan salah satu masalah yang penting diperhatikan. oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan melakukan analisis biaya menggunakan konsep Activity Based Costing (ABC) terhadap proses perencanaan dan penganggaran program kesehatan tahunan Dimas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah serta menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhinya dan hambatan masalah yang dihadapinya.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus, dengan pendekatan deskriptif menggunakan metode kualitatif. Melalui vvawancara. mendalam, Focus Group Discussion (FGD), telaah dokurnen danobservasi langsung. Seluruh tahapan aktivitas pereneanaan, mulai dari analisis situasi, identifikasi masalah, penetapan prioritas masalah, penetapan tujuan„ penentuan altematif pemeeahan masalah, penyusunan Reneana Operasional Proyek/Program (ROP), pengerjaan RICA—KL dan RKA—SKPD, asistensi, Koreksi dan revisi serta finalisa.si dokumen perencanaan dan penganggaran sarnpai penyu.sunan draft DIPA dan DPA Dinas Kesehatan Tahun 2007. walaupun implementasinya, tidak selalu dilakukan seeara berumtan atau terpisah tahap demi tahapnya. Beberapa aspek yang mempengaruhi perencanaan dan penganggaran adalah ketersediaan, kecukupan dan kesesu.aian serta kelengkapan berbagai sumber daya, seperti SDM perencana, saran; waktu, dana, jadwal, juklak, Kebijakan OTDA yang mendukung, Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan standar harga satuan barangijasa.
Kegiatan perencanaan dan penganggaran selanria ini, merupakan bagian dari Prograrn Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan (PICMPK). Alokasi dana tahun anggaran 2007 sebesar Rp. 6.706.789.494,- terdiri dari Rp. 5.166.347.000,- APBN dan Rp. 1.540.442.494,-. APBD. Hasil perhitungan dan analisis biaya yang dilakukan temyata diperoleh biaya total proses perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp. 259.794.844,- yang keseluruhannya merupakan biaya operasional kegiatan per tahapan aktivitas tersebut.
Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam proses perencanaan dan penganggaran adalah 1)sektor kesehatan belurn menjadi prioritas 2)Belum optimalnya S1K, 3)belum adanya SK Kadis tentang SDM perencanaitim penyusun dokumen perencanaan dan penganggaran dinas. 4)Da.ftar harga satuan barangijasa belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai acuan.5) Belum adanya Juklak perencanaan clan penganggaran, 6)belum semua personil yang terlibat proses perencanaan dan penganggaran belum teriatih secara tehnis maupun. manajerial. 7)Koordinasi Lintas Program (LP) belum optimal. 8) Perencanaan & penganggaran yang dilakukan selama ini belum terpadu, terpisah antara perencanaan APBN dengan APBD. Begitu pula dengan tenaga perencananya. APBN oleh Seksi Penyusunan Program sedangkan APBD oleg Subag Keuangan. 9)Belum adanya dana yan khusus dialokasikan untuk aktivitas perencanaan clan penganggaran. 10)Belum adanya risetistudi sejenisnya mengenai analisis biaya programikegiatan untuk acuaniperbandingan kearah perbaikan. 11)Masalah yang sifatnya spesifik lokal yakni seringkali terjadi pemadarnan lampu oleh PLN.
Penelitian ini menyimpulkan perlu dilakukan berbagai upaya dan penataan sena pembenahan baik secara temis maupun manajerial dala.m proses perencanaan dan penganggaran. Upaya sosialisasi dan advokasi yang lebih intensif kepada stakeholder/decision maker setempat juga masih perlu ditingkatkan.

Central Sulawesi Provincial Health Office, have many problems and scarcity of many aspect like planning officer, SIK and budget. Have not budget allocaction for the planning and budgeting process. This study aim to conduct a special cost analysis for the process of health planning and budget by using Activity Based Costing (ABC) concept. This study is a qualitative design, researcher used a framework system which covered input, process and output to analyze various aspect which related to planning and budget process.
Public Health Service in the Central Sulawesi Province has conducted all planning activities steps, starting from situation analysis, identify problem, decision of problem priority, decision of aim, determination of trouble-shooting alternative, arrangement of Project Operational Planning. (ROP), Making of RICA - ICL and RICA - SKPD, assistance, correction and revision, final document of planning and budget until draft arrangement of DIPA and DPA at Public Health Service in 2007. Although their implementation are not always conducted alternately or separated step by step. Some aspects which affected to planning and budget at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah is availability, sufficiency, compatible and also the equipment of various resources, such as Human Resources Development planner, medium, timing, fund, schedule, implementation guide (Juklak), supported decentralisation policy, Health Information System (5I1C) and standard price of service unit.
Available planning and budget activity is part of Policy Program and Health Development Management at Public Health Service. Available fund allocation in this program is destined for some Subdin, department, section and sub section at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah. Fund allocation of this prograrne in 2007 are 6.706.789.494,- rupiahs which consist of 5.166.347.000,- rupiahs from APBN and 1.540.442.494,- rupiahs from province APB1). From calculation result and cost analysis which has conducted was obtained total cost of planning and budget process at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah are 259.794.844,- rupiahs which all of them are operational cost in every activities steps.
Problems and resistances which are faced on planning and budget process such as: 1) Health sector does not become a priority yet concerning a local OTDA policy, because Kamtibrnas is more important aspect. 2) SIK is not optimal yet, 3) There is no SK ICadis concerning Human Resources Development of planner or compiler team of planning and budget document at Health Service. 4) Price list of material or service unit is not fully exploited as reference yet 5) There is no Juklak of planning and budget, 6) All personals who concerned on planning and budget process are not trained yet both technically and managerial. 7) Program pass coordination (LP) is not optimal yet. 8) Planning and budget which conducted are not solid yet, separated between APBN and APBD planning and also their planner. APBN is arranged by section of program arrangement while APBD is arranged by sub department of financial. 9) There are no funds which are allocated especially for planning and budget activity. 10) There is no study which concerns on cost analysis program or activity for reference on repair. 11) Local problems specifically are often happen extinction of electric by PLN.
This study concluded that it was important to be conducted various effort and administration and also correction both technique and managerial on planning and budget process at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah. Socialization effort and more intensive advocation to stakeholder or decision maker is also improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fatin
"Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang merupakan produsen makanan dan minuman dengan skala multinasional sehingga memiliki risiko biaya selisih kurs yang berasal dari translasi mata uang asing akibat dari transaksi bisnis menggunakan mata uang asing. Selisih biaya kurs yang muncul perlu dialokasikan hingga tingkat produk agar PT X dapat menghitung biaya produksi yang sesuai sehingga menghasilkan harga produk dengan akurat dan andal. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini deskriptif analisis dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian adalah menganalisis dasar alokasi yang tepat dengan menggunakan metode ABC untuk mengalokasikan biaya selisih kurs pada akun PRO dan menganalisis dampak penggunaan dasar alokasi terhadap biaya produksi sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang akurat dan andal.

This research is a case study of a company that is a multinational food and beverage producer, so it has a risk of foreign exchange costs originating from foreign currency translation as a result of business transactions using foreign currencies. The difference in exchange costs that arise needs to be allocated to the product level so that PT X can calculate the appropriate production costs so as to produce product prices accurately and reliably. The approach used in this study is a descriptive analysis using qualitative methods. The result of this research is to analyze the appropriate allocation basis using the ABC method to allocate foreign exchange costs to PRO accounts and analyze the impact of using the allocation basis on production costs so as to produce accurate and reliable decision-making."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Hambadi
"Karya akhir ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) membuktikan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional yang digunakan pada saat ini menghasilkan informasi yang kurang akurat; dan (2) memberikan usulan penerapan dan mendemonstrasikan keunggulan ABC dalam menghitung biaya produksi.
Industri pakaian jadi merupakan industri yang sarat dengan persamgan, dimana jumlah pemain dalam industri tersebut cukup banyak, dan krisis ekonomi Indonesia tahun 1997 semakin menyulitkan hidupnya industri tersebut.
Dengan semakin rumitnya lingkungan usaha serta ketatnya persaingan, maka manajemen perusahaan perlu memperhatikan dengan cermat biaya produk mereka. Biaya produk yang kurang akurat akan menyebabkan distorsi harga jual produk. Perusahaan sangat membutuhkan informasi biaya produk yang akurat, sehingga dapat mengukur dengan tepat biaya produknya agar dapat mengambil keputusan dan strategi yang tepat.
PT X sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri garmen sangat membutuhkan sistem manajemen biaya yang handal untuk memberikan masukan dalam pengambilan keputusan mengenai penetapan harga jual produk.
Setelah mengkaji secara mendalam mengenai proses produksi, sistem manajemen biaya yang diterapkan oleh PT X, penulis berkesimpulan bahwa sistem manajemen biaya memiliki andil yang cukup besar dalam penurunan kinerja PT X. Penulis mengusulkan sistem ABC untuk memperbaiki distorsi dari informasi biaya produk dari sistem yang sudah ada.
Activity-Based Costing System (ABC System) adalah sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan kemudian pada produk. Aktivitas merupakan apa yang orang atau sistem lakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk menghasilkan output. Sistem ABC dirancang dengan landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.
Dalam sistem ABC, digunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemicu untuk menentukan berapa besar biaya yang terjadi. Hal ini penting untuk mendapatkan keakuratan biaya, dan menghilangkan distorsi dalam penentuan harga pokok produk. Dalam penerapannya, ABC kemudian berkembang menjadi ABM (Activity Based Management), suatu istilah yang lebih luas, yang mencakup tentang bagaimana mengelola biaya yang dikeluarkan perusahaan sehingga menjadi lebih efisien. Dengan demikian, konsep ABC dan ABM saling berkaitan satu sama lain.
Penulis memilih PT. X yang bergerak dalam bidang manufaktur sebagai obyek penelitian. Penulis akan membandingkan sistem penghitungan biaya yang sudah diterapkan perusahaan dengan sistem Activity Based Costing dan bagaimana keunggulan dan pengaruh sistem ABC terhadap perusahaan, dalam hal ini untuk menentukan harga pokok produksi perusahaan dalam menjalankan operasinya.
Analisis harga jual produk dengan sistem ABC menggambarkan bahwa harga jual yang ditetapkan oleh PT X dapat merupakan suatu kelemahan bagi PT X, dan sebaliknya. Dengan sistem ABC, produk-produk bervolume tinggi masih memiliki ruang untuk melakukan perubahan harga ke arah yang lebih menguntungkan bagi konsumen yaitu dengan menurunkan harga jual. Sedangkan bagi produk-produk bervolume rendah, PT X tampaknya harus menyesuaikan harga jual dengan cara menaikkan harga, atau bahkan menolaknya jika mendatangkan kerugian bagi perusahaan.
Menggunakan sistem ABC untuk keperluan penghitungan biaya produksi, dimana PT X dapat menghitung biaya produksi yang lebih relevan untuk kedua jenis produk dimana volume produksi kedua jenis produk tersebut amatlah berbeda dengan jumlah yang sangat signifikan. Dengan sistem ABC, PT X dapat mendapatkan nilai biaya produksi yang memberikan dasar argumentasi yang lebih baik.
Penelitian dalam karya akhir ini menggambarkan distorsi yang ditimbulkan oleh sistem tradisional cukup signifikan, bahkan sudah memberikan "arah yang sesat" bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Penelitian menggambarkan penggunaan sistem ABC dalam penghitungan biaya produksi ini berguna dalam menentukan arah operasi perusahaan ini selanjutnya.
Secara keseluruhan dari langkah-langkah yang dilakukan dalam sistem ABC menggambarkan sistem ABC merupakan sarana yang sangat baik untuk mengenal operasi dari perusahaan, tidak saj a dari segi finansial tetapi juga operasional. Sehingga gambaran operasional perusahaan akan lengkap dalam artian keputusan-keputusan yang diambil oleh perusahaan didasarkan pada data yang lebih akurat dan menyeluruh.
Aplikasi sistem ABC juga mendorong perusahaan untuk mulai melakukan pencatatan data operasional yang dibutuhkan untuk perhitungan ABC, seperti data activity driver atau resources driver juga diharapkan dengan diperhatikannya data operasional ini maka akan bisa membuka kesempatan untuk manajemen untuk menganalisa operasional perusahaan dengan lebih baik, demi perbaikan di masa datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dissa Elvaretta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil usulan penerapan sistem Activity Based Costing (ABC) pada Bagian Perkreditan di PT. BPR Cincin Permata Andalas dan komparasi atas usulan penerapan sistem ABC dengan sistem biaya tradisional yang selama ini digunakan. Hasil usulan penerapan sistem ABC ini dapat dimanfaatkan oleh PT. BPR Cincin Permata Andalas sebagai rekomendasi untuk mengatur strategi berikutnya.
Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal (single case study) dengan unit analisis tunggal (single unit analysis) dengan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan perhitungan biaya yang dilakukan dengan metode tradisional dan ABC, serta perbedaan tingkat profitabilitas yang selama ini dihitung oleh manajemen dengan ABC. Sistem ABC lebih menggambarkan informasi biaya yang andal terhadap perhitungan biaya untuk setiap nasabah kredit di PT. BPR Cincin Permata Andalas.

This study aims to determine the comparison between the result of the implementation proposal of Activity Based Costing (ABC) system on the Loans Department at PT. BPR Cincin Permata Andalas and the proposed implementation of the ABC system with traditional cost allocation system that has been used so far. The result of the proposed implementation of ABC system can be utilized by PT. BPR Cincin Permata Andalas as recommendation to arrange the next strategy.
The research method used is single case study with a single unit analysis by collecting data through observation, documentation, and interviews. Results from this research shows the different calculation of costs with traditional cost method and ABC, also the different level of profitability between management with ABC. ABC system describes cost information reliable for calculating the cost of each loan customer in PT. BPR Cincin Permata Andalas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Indraputra
"Perusahaan manufaktur menghadapi meningkatnya persaingan dalam pasar global dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Untuk menghasilkan suatu keputusan tepat, suatu perusahaan harus mempunyai informasi biaya produksi yang akurat dan up-to-date. Sistem akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan pengalokasian volume produksi (volume-based costing) bagi biaya overhead telah kehilangan relevansinya dalam suatu lingkungan manufaktur yang menunjukkan peningkatan yang tajam dalam biaya overhead dan adanya pengurangan yang signifikan dalam tenaga kerja langsung suatu produksi dengan menghasilkan suatu perhitungan biaya produk yang terdirtorsi dan mengarahkan pada pembuatan keputusan strategis perusahaan yang kurang menguntungkan perusahaan.
Satu inovasi metode manajemen biaya untuk informasi biaya produk yang akurat dan mengatasi kekurangan sistem biaya tradisional tersebut adalah Activity-Based Costing. Data menunjukkan banyaknya implementasi ABC di perusahaan manufaktur besar, tetapi hanya sedikit di perusahaan manufaktur kecil. Perusahaan manufaktur kecil berbeda dari perusahaan manufaktur besar di antaranya kurangnya kelengkapan data, sumber daya teknis, sumber daya keuangan, dan komputerisasi yang mencukupi. Yang paling utama yaitu kelengkapan data disebabkan masalah pengumpulan dan pemrosesan data sesuai dengan format ABC dengan biaya yang minimal. Karena informasi yang dibutuhkan ternyata mahal dan perusahaan kecil menghadapi keterbatasan keuangan.
Dua tahapan dalam pelaksanaan model Activity-Based Costing pada perusahaan kecil. Pertama, biaya-biaya ditetapkan pada suatu penampungan biaya berdasarkan atas suatu penyebab biaya. Kedua, biaya dialokasikan kepada produk berdasarkan atas jumlah aktivitas yang dikonsumsi menggunakan penyebab biaya tahap kedua. Pengumpulan informasi bobot adalah bagian panting dalam implementasi ABC pada perusahaan manufaktur kecil. Setiap aktivitas mengkonsumsi suatu porsi dari suatu kategori biaya. Setiap produk mengkonsumsi suatu porsi dari suatu aktivitas. Suatu porsi yang dikonsumsi pada tahapan tersebut diwakili oleh suatu proporsi (bobot). Tiga bentuk akurasi data dipergunakan dalam menentukan bobot, yaitu: (a) kumpulan data aktual. (b) perkiraan berdasarkan pengalaman, situasi dimana data aktual tidak dapat dikumpulkan, perkiraan berdasarkan pengalaman dilakukan. (c) proses analisa hirarki, Cara yang lebih scientific untuk memperkirakan proporsi dengan teknik sistematis seperti Analytic Hierarchical Process yang dicetuskan oleh Thomas L. Saaty.
PT. Kuta Kidz, perusahaan manufaktur pakaian jadi skala kecil, sebagian besar produksinya bagi pasar ekspor, membutuhkan suatu perencanaan, koordinasi, komunikasi, serta pengendalian yang baik dari semua kegiatan perusahaan dengan sistem informasi akuntansi biaya yang tepat. Sistem biaya yang diterapkan dinilai kurang efektif karena terdapatnya distorsi biaya dari berbagai produk dengan jumlah volume yang berbeda. Perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional di mana total unit output digunakan sebagai alat penggerak aktivitas biaya. Dilakukan modifikasi dalam membebankan rate biaya overhead dengan membebankan sebesar 100%, 75%, 50%, dan terakhir proporsional 167% dengan alasan persaingan dan tingkat penjualan produk. Struktur biaya produksi dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung yang mendominasi sebesar 50,28% dari biaya produksi, yang ternyata cukup signifikan untuk mempertimbangkan penggunaan sistem akuntansi ABC sebagai alternatif.
Didapatkan perbedaan yang cukup siginifikan antara kedua sistem akuntansi biaya. Bagi produk ekspor, tiga produk diberikan beban yang overcast, tiga jenis produk dibebankan undercost karena lebih besar dari 20%, satu di antaranya bahkan undercost mencapai 177%. Bagi produk toko, keseluruhan jenis produk diberikan beban undercost. Lima produk di antaranya mencapai 20% bahkan satu mencapai undercost lebih dari 180%. Didapatkan perbedaan perolehan yang cukup signifikan antara pendapatan yang diperoleh berdasarkan kedua sistem akuntansi. Modifikasi yang dilakukan bagi pendapatan perusahaan menghasilkan pengaruh negatif sebesar Rp. 101.844.283,- atau sebesar 11,8% dari total biaya overhead perusahaan yang berjumlah Rp. 864.573.715,﷓.
Perbedaan antara kedua sistem memberikan pengaruh yang cukup material dalam merumuskan masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian biaya overhead perusahaan. Sistem akuntansi ABC jika diterapkan dapat memberikan hasil yang akurat pada beban overhead pada setiap jenis produk. Hasil evaluasi memperlihatkan beban overhead terdistribusi secara akurat dan seimbang dengan beban overhead yang dikeluarkan perusahaan. Implementasi ABC sebaiknya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat terus diperbaiki secara kesinambungan sehingga mendekati sempurna sesuai dengan kondisi yang ada. Seandainya diperlukan restrukturisasi organisasi berdasarkan sistem akuntansi ABC dilakukan bertahap sehingga tidak menimbulkan gejolak di dalam organisasi dan menerapkan sistem ini secara komprehensif dan menggunakannya sebagai dasar bagi semua keputusan manajemen. Keberhasilan sistem akuntansi ABC juga akan sangat dipengaruhi oleh dukungan dari semua manajemen puncak, dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan, dapat menjangkau semua pemakai yang potensial, dan mempunyai rasa memiliki terhadap sistem yang diimplementasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>