Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Query becomes one of the most decisive factor on documents searching. A query contains several words, where one of them will become a key term. Key term is a word that has higher information and value than the others in query. It can be used in any kind of text documents, including Arabic Fiqh documents. Using key term in term weighting process could led to an improvement on result?s relevancy. In Arabic Fiqh document searching, not using the proper method in term weighting will relieve important value of key term. In this paper, we propose a new term weighting method based on Positive Impact Factor Query (PIFQ) for Arabic Fiqh documents ranking. PIFQ calculated using key term?s frequency on each category (mazhab) on Fiqh. The key term that frequently appear on a certain mazhab will get higher score on that mazhab, and vice versa. After PIFQ values are acquired, TF.IDF calculation will be done to each words. Then, PIFQ weight will be combine with the result from TF.IDF so that the new weight values for each words will be produced. Experimental result performed on a number of queries using 143 Arabic Fiqh documents show that the proposed method is better than traditional TF.IDF, with 77.9%, 83.1%, and 80.1% of precision, recall, and F-measure respectivel.

Query menjadi salah satu faktor penentu dalam pencarian dokumen. Dalam sebuah query terdiri dari beberapa kata, dimana salah satunya menjadi key term. Key term adalah kata yang memiliki nilai informasi dan bobot lebih tinggi dibandingkan kata lain. Hal tersebut berlaku untuk semua jenis dokumen teks, termasuk dokumen fiqih berbahasa Arab. Penitik beratan pada key term dalam proses pembobotan kata memungkinkan terjadinya peningkatan relevansi pencarian. Di dalam pencarian dokumen fiqih berbahasa Arab, jika metode pembobotan kata yang digunakan tidak tepat, key term tidak akan memberikan pengaruh berarti. Oleh karena itu diusulkanlah sebuah metode pembobotan baru pada kata berbasis Positive Impact Factor Query (PIFQ) untuk perangkingan dokumen fiqih berbahasa arab. PIFQ dihitung menggunakan frekuensi kemunculan key term pada setiap kategori (mazhab) dalam fiqih. Semakin tinggi frekuensi key term tersebut pada suatu mazhab semakin tinggi pula nilainya pada mazhab tersebut, begitu pula sebaliknya. Setelah didapat nilai PIFQ, kemudian dilakukan perhitungan TF.IDF untuk setiap kata. Selanjutnya bobot PIFQ akan dikom-binasikan dengan TF.IDF sehingga menghasilkan bobot baru untuk masing-masing kata. Hasil dari pengujian yang dil-akukan pada sejumlah query dengan 143 dokumen fiqih berbahasa Arab menunjukan bahwa metode usulan dapat lebih unggul jika dibandingkan metode TF.IDF, dengan nilai precision, recall, dan F-measure masing-masing sebesar 77,9%, 83,1%, dan 80,1%."
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Faculty of Information and Technology, Informatics Department, 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Fahmi Hayati Holle
"In document retrieval, besides the suitability of query with search results, there is also a subjective user assessment that is expected to be a deciding factor in document ranking. This preference aspect is referred at the fiqh document searching. People tend to prefer on certain fiqh metho-dology without rejecting other fiqh methodologies. It is necessary to investigate preference factor in addition to the relevance factor in the document ranking. Therefore, this research proposed a method of term weighting based on preference to rank documents according to user preference. The proposed method is also combined with term weighting based on documents index and books index so it sees relevance and preference aspect. The proposed method is Inverse Preference Fre-quency with α value (IPFα). In this method, we calculate preference value by IPF term weighting. Then, the preference values of terms that is equal with the query are multiplied by α. IPFα combin-ed with the existing weighting methods become TF.IDF.IBF.IPFα. Experiment of the proposed me-thod uses dataset of several Arabic fiqh documents. Evaluation uses recall, precision, and f-mea-sure calculations. Proposed term weighting method is obtained to rank the document in the right order according to user preference. It is shown from the result with recall value reach 75%, preci-sion 100%, and F-measure 85.7% respectively.
Dalam pencarian, selain kesesuaian query dengan hasil pencarian, terdapat penilaian subjektif pengguna yang diharapkan menjadi faktor penentu dalam perangkingan dokumen. Aspek prefe-rensi tersebut tampak pada pencarian dokumen fiqih. Seseorang cenderung mengutamakan meto-dologi fiqih tertentu meskipun tidak mengabaikan pendapat metodologi fiqih lain. Faktor prefe-rensi menjadi hal yang diperlukan selain relevansi dalam perangkingan dokumen. Oleh karena itu, pada penelitian ini diajukan metode pembobotan kata berbasis preferensi untuk merangkingkan dokumen sesuai dengan preferensi pengguna. Metode yang diajukan digabungkan dengan pembo-botan kata berbasis indeks dokumen dan buku sehingga mampu memperhatikan aspek kesesuaian (relevance) dan keutamaan (preference). Metode pembobotan yang diusulkan disebut dengan Invers Preference Frequency with α value (IPFα). Langkah pembobotan yang diusulkan yaitu de-ngan perhitungan nilai preferensi term dengan pembobotan IPF. Kemudian nilai preferensi dari term dokumen yang sama dengan term query dikalikan dengan 𝜶𝜶 sebagai penguat. IPFα digabung-kan dengan metode pembobotan yang telah ada menjadi TF.IDF.IBF.IPFα. Pengujian metode yang diusulkan menggunakan dataset dari beberapa dokumen fiqih berbahasa Arab. Evaluasi meng-gunakan perhitungan recall, precision, dan F-measure. Hasil uji coba menunjukkan bahwa dengan pembobotan TF.IDF.IBF.IPFα diperoleh perangkingan dokumen dengan urutan yang tepat dan se-suai dengan preferensi pengguna. Hal ini ditunjukkan dengan nilai maksimal recall mencapai 75%, precision 100%, dan F-measure 85.7%."
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Faculty of Information Technology, Department of Infromatics Engineering, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Janis, Irving L.
London: Yale University Press, 1983
158.3 JAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Hendartono
"Perkembangan telekomunikasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. kemajuan dalam telekomunikasi ini seiring dengan peningkatan jumlah pengiriman data. Hal ini memicu munculnya era broadband yang dapat mengatasi masalah pengiriman data yang lebih besar dengan waktu yang lebih cepat. Teknologi LTE (Long Term Evolution) merupakan salah satu teknologi dari era broadband yang dapat menawarkan kecepatan akses data mencapai 100 Mbps atau sekitar 4 kali kecepatan teknologi HSPA+.
LTE akan diimplementasikan di Indonesia secara komersial meskipun hingga saat ini masih dalam tahap uji coba. Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam implementasi LTE di Indonesia adalah alokasi frekuensi. LTE memang memberikan beberapa alternatif alokasi frekuensi yang dapat digunakan seperti 700, 850, 900, 1800, 2100 dan 2600 MHz dan dengan lebar pita yang dapat disesuaikan yaitu 1.4, 3, 5, 10 dan 20 MHz. Dengan melihat kondisi saat ini di pita frekuensi tersebut di Indonesia maka salah satu alokasi frekuensi yang dapat digunakan untuk implementasi LTE dalam waktu dekat ini adalah pada pita frekuensi 2100 MHz.
Implementasi LTE pada pita frekuensi 2100 MHz di Indonesia mempunyai beberapa opsi regulasi. Hasil dari penelitian ini adalah opsi regulasi MVNO dengan menggunakan 3 operator sebagai MNO dengan beberapa MVNO. Strategi alternatif dalam penerapan opsi regulasi tersebut adalah dengan menyediakan alokasi frekuensi sebesar 20 MHz untuk setiap operator yang akan digunakan untuk implementasi LTE. 3 operator yang menjadi MNO ini adalah operator yang memiliki market share terbesar di Indonesia. Strategi alternatif ini memiliki beberapa tahapan dalam implementasinya baik dalam menentukan kebijakan dari sisi regulator maupun penerapannya dari sisi operator.

The development of telecommunication is currently progressing very rapidly. advance in telecommunication is in line with the increasing amount of data delivery. This is triggered the emergence of the era of broadband that can overcome the problem of larger data transmission with a faster time. LTE (Long Term Evolution) technology is one of the era of broadband technology that can offer data access speeds up to 100 Mbps, or about 4 times the speed of HSPA technology.
LTE will be commercially implemented in Indonesia even though it is still in the trial phase. One of the things which become problems in the implementation of LTE in Indonesia is the allocation of frequencies. LTE does provide some alternative allocation of frequencies that can be used such as 700, 850, 900, 1800.2100 and 2600 MHz and adjustable bandwidth is 1.4, 3, 5, 10 and 20 MHz. By looking at current conditions in the frequency band in Indonesia is one of allocation of frequencies that can be used to implement LTE quickly is at 2100 MHz.
Implementation of LTE on 2100 MHz frequency band in Indonesia has several regulatory options. The results of this research is the regulation of MVNO with 3 operator as MNO and several operator as MVNO. Alternative strategies in the application of regulatory options is to provide a frequency allocation of 20 MHz for each operator to be used for the implementation of LTE. The operator which has the largest market share in Indonesia. Alternative strategy has several stages in its implementation both in determining the policy of the regulator and the application of the operator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arief Wibowo
"Teknologi LTE (Long Term Evolution) mampu memberikan efisiensi spektrum yang lebih baik dari teknologi seluler sebelumnya [1] dan bisa menjadi solusi trafik telekomunikasi seluler yang diprediksikan meningkat di dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, trafik komunikasi mobile data seluler untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 meningkat dengan kisaran kenaikan 55% sampai dengan 80%. Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar seperti Indonesia [7], India sudah memprediksikan peningkatan trafik seluler akan terjadi di masa mendatang dengan menetapkan National Telecom Policy 2012 yang salah satu isinya menjamin ketersediaan layanan komunikasi data bergerak dengan kecepatan download minimum sebesar 2 Megabit per second (Mbps) pada tahun 2020 [9]. Apabila Indonesia ingin menetapkan hal yang sama (kecepatan download minimum sebesar 2 Mbps) maka dapat diprediksikan kebutuhan frekuensi beberapa operator seluler Indonesia adalah sebesar 399 MHz.
Salah satu pita frekuensi penerapan teknologi LTE yaitu pita frekuensi 2600 MHz digunakan oleh layanan Broadcasting Satellite Service (BSS). Meski demikian, pemerintah telah mengidentifikasi bahwa band frekuensi 2600 MHz merupakan potensi yang dapat digunakan untuk telekomunikasi bergerak pita lebar (mobile broadband). Terkait hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah menganalisa posisi teknologi LTE di pita 2600 MHz dengan menggunakan metode SWOT serta kelayakan alokasi frekuensinya dengan menggunakan metode QSPM.
Berdasarkan hasil analisa SWOT, teknologi LTE berada dalam Kuadran I analisa SWOT. Posisi ini menunjukkan bahwa teknologi LTE memiliki Kekuatan dan Peluang yang lebih besar bagi suatu operator telekomunikasi. Hasil analisa tahap lanjut metode QSPM memperlihatkan bahwa Opsi Alokasi B yaitu penerapan teknologi LTE menggantikan teknologi satelit di pita frekuensi 2600 MHz layak untuk dilakukan dengan nilai terbesar yaitu 143,945. Dukungan untuk implementasi LTE juga dapat dilihat dengan total nilai Opsi Alokasi D untuk status quo yang paling kecil dengan hanya -3,047. Secara umum, responden mendukung untuk diterapkannya teknologi LTE baik bersamaan dengan satelit maupun tidak.

LTE (Long Term Evolution) technology is able to provide better spectral efficiency than previous cellular technologies [1] and could be a solution to the predicted cellular telecommunication traffic increases in the world including Indonesia. In Indonesia, mobile communications data traffic in 2012 compared to 2011 increased within range of 55% to 80%. As the country with the largest population like Indonesia [7], India have predicted an increase in mobile traffic is going to happen in the future by establishing the National Telecom Policy 2012 that ensures the availability of mobile data communication services with minimum download speed of 2 megabits per second (Mbps) in 2020 [9]. If Indonesia wants to set the same (minimum download speed of 2 Mbps), the predicted frequency needs for some Indonesian cellular operator is equal to 399 MHz.
A frequency band for LTE technology implementation is 2600 MHz, currently being used by service Broadcasting Satellite Service (BSS). However, the government has identified that 2600 MHz frequency band is potential for mobile broadband telecommunications. Related to this, the aim of this study was to analyze the position of LTE technology on 2600 MHz frequency bands by using the SWOT method and the frequency allocation feasibility by using the QSPM method.
Based on SWOT analysis result, LTE technology appears in Quadrant I SWOT analysis. This position shows that LTE technology has greater strength and opportunities for a telecom operator. Advanced stage of the analysis, QSPM method shows that the Allocation Option B for LTE technology implementation replacing satellite technology in the 2600 MHz frequency band is feasible with the highest value 143.945. Support for LTE implementation can also be seen with total value of Allocation Option D for the status quo is the smallest with only -3.047. In general, respondents supported the implementation of LTE technology along with satellite or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Wijayatullah
"Diprediksi pertumbuhan trafik data mobile dunia pada tahun 2024 akan mencapai 136 exabyte (EB) dimana 95% diantaranya diprediksi berasal dari perangkat smartphone. Trend trafik data ini bertumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 31%. IoT pun diprediksi akan tumbuh tiga kali lipat antara tahun 2017 sampai 2025 yang mencapai 25 milyar koneksi. Dengan prediksi pertumbuhan trafik dan subscriber (baik manusia maupun mesin) yang sedemikian tinggi, maka penting bagi operator untuk mempunyai jaringan yang handal agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Jaringan seluler yang dimiliki oleh operator harus dapat memiliki arsitektur yang fleksibel dan kapasitas jaringannya dapat diatur agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan trafik. NFV menjanjikan jaringan yang lebih fleksibel agar operator dapat meningkatkan kapabilitas dan layanan jaringan operator kepada pelanggan, serta kemampuan untuk mengimplementasikan jaringan baru dan memberikan layanan baru lebih cepat dan lebih murah sehingga dapat mewujudkan tingkat agility layanan yang lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa NFV layak untuk diimplementasikan  pada jaringan Telkomsel. Berdasarkan analisis kelayakan investasi dan analisis biaya-manfaat, implementasi peningkatan kapasitas jaringan NFV layak untuk diimplementasikan di Jabotabek, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi. Teknologi NFV dapat dipilih karena memiliki nilai NPV, IRR dan B/C lebih besar dibandingkan dengan teknologi konvensional. Jika dijadikan prioritas, maka Regional Jabotabek dan Jawa Timur dapat dijadikan prioritas karena memiliki nilai NFV dan IRR yang lebih besar dibandingkan dengan Kalimantan dan Sulawesi.

It is predicted that mobile data traffic growth will reach 136 exabytes (EB) in 2024, of which 95% are predicted from smartphone devices. The trend is growing with a compound annual growth rate (CAGR) of 31%. IoT is also predicted to grow three times between 2017 and 2025 which reaches 25 billion connections. By the growth of traffic and subscribers (both human and machine) that are so high, it is important for operators to have a reliable network to provide the best service to customers. Celluler networks owned by operators must be able to have a flexible architecture and scalable network capacity that be able to adapt to traffic requirements. NFV promises a more flexible network so that operators can improve the capabilities and services of network, as well as the ability to implement new service and provide new services faster and cheaper so they can achieve a better level of service agility. The results of this study indicate that NFV is feasible to be implemented on Telkomsel networks. Based on investment feasibility analysis and cost-benefit analysis, the implementation of increasing NFV capacity is feasible to be implemented in Jabotabek, East Java, Kalimantan and Sulawesi. NFV technology is chosen because it has an NPV value, IRR and B C is greater than conventional technology. If it is made a priority, the Jabotabek and East Java regions can be prioritized because have a higher NFV value and IRR compared to Kalimantan and Sulawesi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurichwan
"Tugas akhir ini membahas masalah long term care insurance yang berdiri sendiri dimana perhitungan preminya menggunakan metode fixed benefit dan kombinasi antara fixed benefit dan indemnity insurance, selain itu juga dibahas elemen-eleman yang mempengaruhi perhitungan premi tersebut secara menyeluruh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Nindia
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Salah satu perkembangan yang paling signifikan adalah munculnya teknologi pesan singkat atau Short Message Service (SMS).  Media SMS sering disalahgunakan sebagai media penipuan terhadap pengguna telepon. Penipuan sering terjadi dengan cara mengirimkan SMS secara masif dan acak hingga mencapai sepuluh ribu per hari kepada semua pengguna dan menjadi SMS spam bagi banyak orang. Klasifikasi teks menggunakan Long-Short Term Memory (LSTM) dan BERT Embbeddings dilakukan untuk mengklasifikasi data SMS ke dalam dua kategori, yaitu spam dan non-spam. Data terdiri dari 5575 SMS yang telah diberi label. Dengan menggunakan metode LSTM + BERT, penelitian ini dapat mencapai nilai accuracy sebesar 97.85%. Metode ini menghasilkan hasil yang lebih baik dari ketiga model sebelumnya. Model LSTM + BERT menghasilkan nilai accuracy 0.65% lebih baik dari LSTM.

The rapid development of information and communication technology has brought many changes in human life. One of the most significant developments is the emergence of short message service (SMS) technology.  SMS media is often misused as a medium for fraud against telephone users. Fraud often occurs by sending massive and random SMS up to ten thousand per day to all users and becomes SMS spam for many people. Text classification using Long-Short Term Memory (LSTM) and BERT Embeddings is performed to classify SMS data into two categories, namely spam and ham. The data consists of 5575 SMS that have been labeled. By using the LSTM + BERT method, this research can achieve an accuracy value of 97.85%. This method produces better results than the three previous models. The LSTM + BERT model produces an accuracy value of 0.65% better than LSTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Rony Poltak Hamonangan
"Tesis ini membahas hubungan kausal antara kebijakan dividen terhadap dividen, investasi dan utang (long term debt), kebijakan investasi terhadap keputusan dividen, investasi dan utang (long term debt) dan kebijakan pendanaan terhadap keputusan dividen, investasi dan utang jangka panjang. Dalam pengujian kebijakan deviden, investasi dan utang (long term debt1, sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdiri dari tiga sub sektor yaitu industri barang konsumsi, industri dasar dan kimia serta berbagai industri dengan jumlah sampel 104 perusahaan manufaktur di periode 1997-2014). 2006. Variabel yang digunakan adalah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham, investasi dalam bentuk aset dan pendanaan dalam bentuk hutang jangka panjang. Pengujian ketiga variabel dividen, investasi dan pendanaan menggunakan Causality Ann Vector Autoregressive Amarah model dengan tingkat o = 10%, model sukses dalam memprediksi tiga variabel dividen, investasi dan utang jangka panjang, analisis dilakukan secara bersamaan.

This thesis discusses the causal relationship between dividend policy on dividend, investment and debt (long term debt), investment policy on dividend decision, investment and debt (long term debt) and funding policy on dividend decision, investment and long term debt. In testing dividend, investment and debt policies (long term debt1, the sample used is all manufacturing companies consisting of three sub-sectors, namely the consumer goods industry, basic and chemical industry and various industries with a total sample of 104 manufacturing companies in the period 1997-2014). 2006. The variables used are cash dividends paid by the company to shareholders, investment in the form of assets and funding in the form of long-term debt.The test of the three dividend, investment and funding variables uses the Causality Ann Vector Autoregressive anger model with a rate of o = 10%, success model in In predicting the three variables of dividends, investments and long term debts, the analysis was carried out simultaneously."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Viana
"ABSTRAK
Temporal term merupakan jenis kosakata yang menunjukkan jarak dan urutan waktu terjadinya peristiwa. Melalui pemahaman temporal term, dapat diketahui pemahaman konsep waktu seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan pemahaman temporal term pada anak bilingual dan monolingual anak usia 4 hingga 5 tahun. Pengukuran pemahaman temporal term menggunakan alat ukur yang telah dikembangkan oleh peneliti berdasarkan penelitian Grant dan Suddendorf (2011) serta Utami (2014). Karakteristik bilingual dan monolingual dikontrol dengan self-report dari orangtua. Responden penelitian sebanyak 81 anak yang terdiri dari 40 anak bilingual dan 41 anak monolingual. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (t=-3,499, p < 0.05) pada temporal term yang mengarah ke masa depan, yang berarti terdapat perbedaan antara pemahaman temporal term yang mengarah ke masa depan pada anak bilingual dan monolingual. Penelitian ini juga menunjukan bahwa faktor usia merupakan faktor yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pemahaman temporal term. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kemampuan anak bilingual dan monolingual dalam memahami konsep waktu.

ABSTRACT
Temporal term refers to group of words that describe distance and sequence of an event. Someone?s concept of time can be determined through temporal term. This study aimed to find if there is also a difference in temporal term between bilingual and monolingual children age 4-5 years old. In present study, temporal term measured by an instrument that already improved from previous studies (Grant and Suddendorf (2011) and Utami (2014). Bilingual and monolingual characteristic is determined from parent?s self-report. Total 81 children, 40 bilingual children and 41 monolingual children, participate in this study. Null hypothesis is rejected (t=-3,499, p < 0.05) for temporal term that refer to the future. This study also find that age is a dominant factor in children to understand the temporal term. The study result can provide information regarding bilingual and monolingual children?s ability to understand the concept of time"
2016
S64886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>