Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novian Habibie
"Comunication between microcontrollers is one of the crucial point in embedded sytems. On the other hand, embedded system must be able to run many parallel task simultaneously. To handle this, we need a reliabe system that can do a multitasking without decreasing every task?s performance. The most widely used methods for multitasking in embedded systems are using Interrupt Service Routine (ISR) or using Real Time Operating System (RTOS). This research compared perfomance of USART communication on system with RTOS to a system that use interrupt. Experiments run on two identical development board XMega A3BU-Xplained which used intenal sensor (light and temperature) and used servo as external component. Perfomance comparison done by counting ping time (elapsing time to transmit data and get a reply as a mark that data has been received) and compare it. This experiments divided into two scenarios: (1) system loaded with many tasks, (2) system loaded with few tasks. Result of the experiments show that communication will be faster if system only loaded with few tasks. System with RTOS has won from interrupt in case (1), but lose to interrupt in case (2).

Komunikasi antar mikrokontroller adalah salah satu hal krusial dalam sebuah embedded system. Di sisi lain, embedded system juga harus dapat menangani beberapa task/pekerjaan dalam satu waktu. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem yang dapat melaksanakan proses multitasking tanpa mengganggu per-forma dari masing-masing task yang ada. Ada dua metode multitasking yang populer digunakan pada embedded system, yaitu menggunakan Interrupt Service Routine (ISR) dan menggunakan Real Time Operating System (RTOS). Penelitian ini membandingkan performa komunikasi USART pada mikro-kontroller dengan RTOS dengan yang hanya menggunakan interrupt. Uji coba dilakukan pada dua development board XMega A3BU-Xplained dengan sensor internal (cahaya dan temperatur) dan men-jalankan sebuah servo. Uji performa dilakukan dengan menghitung waktu ping, yaitu waktu yang dibu-tuhkan untuk mengirim satu karakter data ke board tujuan dan menerima balasan satu karakter sebagai tanda bahwa data telah diterima oleh board tujuan. Skenario yang digunakan adalah (1) sistem memiliki banyak task, dan (2) saat sisem memiliki sedikit task. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, secara umum proses komunikasi akan berjalan lebih cepat jika sistem hanya mempunyai sedikit task. Sistem dengan RTOS akan memiliki waktu ping yang jauh lebih cepat dari yang menggunakan interrupt pada kasus (1), namun sistem dengan interrupt akan lebih cepat dari sistem dengan RTOS pada kasus (2)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Liaw, Ponijan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004
302.2 LIA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Warner, Tony
London: Pitman, 1996
302.2 War c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Budi Luhur,
384 COM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PSIKOM Univ Budi Luhur, 2015
COM 6:2 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Sunia Sanjaya
"Garuda Indonesia menghadapi permasalahan dalam menetapkan strategi komunikasi yang dapat meyakinkan konsumen bahwa perusahaan telah berubah menjadi penerbangan tepat waktu. Hal ini disebabkan karena dalam benak konsumen telah Iama tertanam bahwa Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan yang sering tidak tepat waktu. Penumpang yang sering kecewa dan mempunyai pengalaman buruk dengan penerbangan Garuda Indonesia yang sering terlambat, akan memberikan resistensi terhadap pesan iklan yang menjanjikan penerbangan tepat waktu. Reaksi pemikiran konsumen yang berlawanan dengan pesan iklan dikenal sebagai counterargument.
Resistensi konsumen tersebut tetap muncul walaupun pada kenyataannya Garuda Indonesia telah berhasil mcningkalkan pencapaian On Time Performance (OTP). Pilihan yang diambil oleh Direksi Garuda Indonesia adalah menjalankan program konsolidasi dan program rehabilitasi untuk memperbaiki atribut-atribut negatif seperti OTP, pelayanan dalam pesawat dan pelayanan di darat. Sikap positif karyawan juga dibentuk melalui Workshop for Frontliners yang diselenggarakan oleh IMEDE dan SBU Garuda Aviation Training. Hal-hal tersebut mendukung terbentuknya image positif sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Valerie S. Folkes & Vanessa M. Patrick dalam studi penelitian mereka yang diterbitkan pada Journal of Consumer Research, Inc dengan judul ?The Positivity Effect in Perceptions of Services : Seen One. Seen Them All ??
Psikolog Anthony Pratkanis dan Elliot Aronson dalam buku Age of Propaganda : The Everyday Use and Abuse of Persuasion mengusulkan cara untuk mengatasi counterargument, yaitu dengan menyajikan pesan bersama stimulus lain yang bisa membuat konsumen sibuk. Demikian sibuknya konsumen sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk memikirkan counterargument terhadap pesan tersebut. Lagu yang dibawakan oleh penyanyi opera bersuara bariton "Christopher Abimanyu? dan diiringi musik ?Twilite Orchestra? pimpinan Addie MS menjadi pilihan Garuda Indonesia untuk mengurangi dampak counterargument. Lagu yang terkesan megah ini dikemas apik sehingga enak didengar oleh hampir sebagian besar pemirsa.
Lagu yang dikemas apik tersebut berperan besar daiam mengatasi dampak dari counterargument sehingga tujuan program komunikasi tercapai. Terbukti kemudian Garuda Indonesia mencapai perbaikan image sesuai dengan hasil test MATARI pada Juni 2001 melalui penyebaran kuesioner kepada 100 partisipan. Riset kualitatif AC Nielsen pada April 2002 melalui 5 focus group discussion dengan masing-masing 7-9 partisipan, juga menunjukkan hasil perbaikan image Garuda Indonesia. Perbaikan image tersebut secara tidak Iangsung ikut andil dalam pencapaian laba operasi Garuda Indonesia pada tahun 2000 dan 2001.
Unruk strategi komunikasi kedepan, Garuda Indonesia tidak dapat lagi hanya menonjolkan On Time Performance (OTP) untuk mengalahkan daya tarik harga murah yang ditawarkan pemain baru. Tapi OTP merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi Garuda Indonesia. Kerja keras berkelanjutan segenap jagaran niscaya Garuda Indonesia dapat mencapai kualitas pelayanan prima. Dengan pencapaian tersebut, perusahaan dapat mengambil tema komunikasi "Garuda Indonesia Lebih Melayani? untuk menyampaikan kepada konsumen bahwa Garuda Indonesia memiliki keunggulan diam kualitas pelayanan dan penumpang akan dimanjakan oleh berbagai atribut pelayanan yang disediakan. Strategi komunikasi bersama Garuda Indonesia dan Citilink juga harus ditetapkan. Garuda Indonesia diarahkan pada target pasar yang rime sensitive, mengutamakan pelayanan dan mementingkan prestige dalam memilih jasa angkutan udara. Sedangkan Citilink diarahkan pada target pasar yang sensitif terhadap harga (price sensitive)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Kusumaningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini mengaji human-animal communication pada petani dengan sapinya di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Human-animal communication menjadi fokus utama penelitian ini karena petani menganggap sapi mengerti bahasa manusia dan dapat menerima instruksi petani. Petani pun meyakini bahwa ada bahasa khusus antara manusia dan sapi yang hanya dipahami oleh keduanya. Keyakinan tersebut didasari oleh adanya mite mengenai sapi pada zaman kenabian seperti yang tertera dalam Al Quran. Komunikasi dalam bentuk penyampaian pesan yang terjalin antara petani dan sapi antara lain adalah melalui eok, sebuah nyanyian pemberi semangat pada sapi, dan dalam kegiatan angon sapi. Petani pun menginterpretasi berbagai sign dari sapi yang dipahami melalui antropomorfisme, yaitu melakukan penyetaraan-penyetaraan sifat dan karakter dengan manusia sebagai refleksi petani dalam memahami sapi. Penangkapan pesan dari sapi ke petani pun tidak lepas dari adanya pengalaman yang dialami oleh petani sebagai dasar pengetahuan mereka dalam menginterpretasi perilaku sapi.

ABSTRACT
This thesis examines human-animal communication between the peasants and their cows in Cisarua village, Tegalwaru district, Purwakarta Regency. Human-animal communication has been the focus on this study since I have found out that the peasants assume that cow understands human's language and therefore it is able to receive human's instructions. The peasants also believe that there are special languages between human and cow which are only understood by both. This kind of belief is being used by the peasants among them based on local myth about cow in the prophecy era as it is written in Al Quran. Eok, which is basically a song to encourage the cow, is the kind of communication in the form of messages-delivery between the peasants and their cows. Another communication forms between the peasants and their cows is also being used in cowherd activity. Besides, the peasants interpret various signs from their cows through anthropomorphism. It is a way to understand the cow by reflecting its characters to humans', considering that they are all equal. Each peasant's experiences as a basic knowledge in understanding and interpreting cows' behaviors also influence how the signs are accepted."
2015
S59645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamble, Teri Kwal
Boston: McGraw-Hill, 2005
302.2 GAM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Australia: Thomson, Wadsworth, 2007
302.2 GLO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Holmes, David
London: Sage, 2005
302.2 Hol c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>