Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendy Eka Saputra
"Perangkat dalam lingkungan ubiquitous memiliki memori dan daya proses yang terbatas, sehingga mereka tidak dapat menyediakan layanan secara utuh bahkan dalam lokasi yang tepat sekalipun.Teknologi mobile agent dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi sumber daya. Tujuan dari paper ini adalah untuk melihat penerapan teknologi mobile agent pada lokasi berbasis layanan printer. Sistem ini terdiri dari empat bagian: (1) mobile agent server, (2) lokasi yang berbasiskan layanan server, (3) layanan printer, (4) klien. Hal ini menunjukkan bahwa mobile agent menawarkan banyak keuntungan untuk pengaturan komputasi ubiquitous dan mobile.

Most devices in ubiquitous network environment have limited memory and processing power, thus they can’t provide all services even when in suitable locations. Mobile agent technology could be implemented to improve resource efficiency. The goal of this paper is to implement mobile agent technology for location-based printer service. The system consists of four parts: (1) mobile agent server, (2) location-based service server, (3) printer service, (4) client. It is observed that mobile agent offers many advantages for ubiquitous and mobile computing settings."
Bogor: Bogor Agricultural University, Faculty of Mathematics and Natural Science, Laboratory of Net-Centric Computing, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rikky Wenang Purbojati
"Location based service atau LBS adalah kemampuan untuk mencari lokasi geografis dari mobile device dan menyediakan layanan informasi berdasarkan lokasi keberadaan mobile device tersebut . Implementasi LBS sudah mulai dilakukan di Indonesia, namun dalam skala yang tidak terlalu besar. LBS ini diterapkan dengan menggunakan jaringan GSM yang dipunyai oleh operator GSM. Model penerapan ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu mahalnya biaya pengembangan infrastrukturnya, kemampuan pelacakan lokasi yang memiliki tingkat keakuratan rendah (10 Km), dan tidak mampu digunakan di dalam ruangan tertutup. Tugas akhir ini bermaksud untuk mengusulkan sebuah solusi sistem LBS yang tidak memiliki kelemahan-kelemahan tersebut diatas dan sekaligus mampu dioperasikan dalam ruangan tertutup. Solusi yang diajukan adalah sebuah sistem LBS yang menggunakan Bluetooth dan web service. Sensor Bluetooth digunakan untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang memiliki telepon seluler, sedangkan metode location sensing atau pelacakan lokasi yang digunakan adalah metode proximity. Teknologi web service digunakan di sisi penyedia layanan informasi. Performa yang diukur selama pengujian ditunjukkan oleh tingkat response time. Response time diukur dari saat pengguna meminta layanan sampai dengan layanan tersebut ditampilkan di layar telepon selulernya. Seluruh pengujian menunjukkan bahwa permintaan layanan informasi dan lokasi dari pengguna berhasil untuk dieksekusi. Pengujian response time yang memiliki hasil paling baik adalah sebesar 20,72 detik. Sedangkan hasil yang paling buruk adalah 44,64 detik. Walaupun pengujian yang dilakukan belum memberikan cerminan lingkungan nyata dengan baik, hasil dari pengujian sistem LBS ini memberikan indikasi baik bahwa sistem ini dapat digunakan di dalam lingkungan tertutup."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triastana Anang Wibawa
"ABSTRAK
Location based service merupakan salah satu layanan tambah yang paling banyak
digunakan saat ini. Dengan menggunakan informasi lokasi maka operator bisa
menawarkan berbagai layanan yang lebih personal kepada pelanggannya.
Layanan LBS Telkomsel telah diluncurkan pada tahun 2008, namun jumlah
penggunaan layanan LBS masih cukup rendah dibandingkan dengan potensi
pelanggan yang dimiliki oleh Telkomsel. Bahkan saat ini jumlah transaksi layanan
ini juga semakin menurun. Padahal bila dilihat dari pasar layanan LBS secara
global, penggunaan layanan ini masih terus menanjak. Dalam tesis ini penulis
melakukan analisa quality function deployment untuk menentukan pilihan
alternatif solusi dalam pengembangan dan perbaikan layanan LBS. Dengan
menggunakan QFD bisa dilakukan identiflkasi terhadap kebutuhan pelanggan dan
melakukan evaluasi bagaimana mewujudkan kebutuhan tersebut. QFD dapat
memberikan analisa kuantitatif berupa kualitas layanan seperti apa yang
diinginkan pelanggan, dan solusi apa yang bisa diprioritaskan untuk
mewujudkannya.
Analisa QFD ini diawali dengan melakukan kano survei dan modelling terhadap
atribut-atribut layanan LBS, seperti kecepatan respon, ketepatan lokasi, konten
dan lain-lain. Dari kano model ini selanjutnya bisa didapatkan customer
requirement yang menjadi input dari tools House of Quality. Dengan tools ini
maka bisa dibuatkan korelasi antara atribut pembentuk persepsi layanan dengan
spesifikasi pengembangan yang akan dilakukan.
Untuk pemenuhan keinginan pelanggan LBS ini diidentifikasikan 12 alternatif
solusi yang bisa digunakan untuk memperbaiki layanan LBS. Selanjutnya dari
analisa critical to quality menyimpulkan bahwa ada beberapa solusi yang layak
untuk dikedepankan untuk pengembangan layanan ini. Alternatif solusi
pengembangan ini adalah perbaikan metode pencarian dengan LCS TDOA dan
juga Cell Identity Timing Advance. Dengan kedua metode ini maka performansi
layanan lokasi ini bisa ditingkatkan dan tetap mempertahankan kompatibilitas
handset. Selain itu pengembangan layanan menuju cloud computing merupakan
salah satu alternatif solusi lain yang bisa digunakan untuk membuat fitur
tambahan.

ABSTRACT
One of the value added services that widely used today is the location based
service. Location based services is the personalized service that based on the
location ofthe users' mobile device. Telkomsel LBS service had been launched in
2008, but the number of LBS services transaction is still quite low compared to
potential customers owned by Telkomsel. Even today the number of service
transactions is still declining. If no action taken for service improvement, then
this service will no longer bring in benefit for the company. On the other hand
LBS services market globally continue to increase. Many factors may contribute
in the Telkomsel LBS trafic declining. This thesis implemented quality function
deployment method to find alternative solution for improvement of location based
services. QFD enable team of developers to identify customer needs' and evaluate
how to achieve those needs. QFD can give quantitative analysis of products that
customers want, and which solution should be prioritize to achieve those.
This QFD analysis begins by conducting kano survey and modelling to LBS
service attributes, such as response speed accuracy of location, content and
others. Kano modelling result on attributes that can be categorized as influential
factor on LBS services. Then, analysis is carried out by using statistical analysis
tools of House of Quality. With these tools correlation between the perception of
the attributes and the specification development services can be identified
Based on what LBS customer needs, there are I2 alternative solutions that can be
used to improve this kind of service. Critical to quality analysis performed
concluded some viable solutions to be prioritized for the development of this
service. The alternative solution is the development of improved positioning
methods using TDOA LCS and Cell Identity Timing Advance. These two methods
will greatly improve this location service performance and maintained the
handset compatibility. In addition the development of cloud computing services is
one of the solutions that also can be prioritized to enrich the feature of the
service."
2012
T30949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perdi Ridwan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas layanan Perpustakaan Keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan di 7 kecamatan berdasarkan 3 dimensi yang dimiliki oleh LibQual+® yaitu; (1) Information Control, (2) Affect of Services, (3) Library as a Places. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 100 responden yang merupakan pengunjung perpustakaan keliling dan sebelumnya pernah menggunakan layanan perpustakaan keliling.
Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kualitas layanan Perpustakaan Keliling di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan dinilai cukup baik oleh pengunjung perpustakaan keliling. Hal ini dapat diketahui dari kepuasan pengunjung perpustakaan keliling terhadap sebagian besar layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling. Saran terhadap kualitas layanan adalah menambah jumlah koleksi dan armada mobil perpustakaan keliling.

This research aim to identify the quality of the mobile library in South Tangerang at 7 (seven) district by three dimensional owned by LibQual+®, namely; (1) Information Control, (2) Affect of Services, (3) Library as a Places. This research using descriptive method , with quantitative approach, data collection techniques was done by distributing questionnaires directly to 100 respondents who were visitors of mobile library and had previously used this mobile library.
This research results a conclusion that quality of the mobile library in South Tangerang are good enough based on visitors judgment. This can be known from the visitors of mobile library satisfaction based on service which provide by mobile library South Tangerang. Suggestion this research are increase library collection and mobile library vehicle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gartner, Georg, editor
"This book gives a general picture of research-driven activities related to location and map-based services. The interdisciplinary character of the topic leads to a variety of contributions with backgrounds from academia to business and from computer science to geodesy. While cartography is aiming at efficient communication of spatial information, the development and availability of technologies like mobile networking, mobile devices or short-range sensors lead to interesting new possibilities of achieving this aim. By trying to make use of the available technologies, a variety of related disciplines looks specifically at user-centered and context-aware system development, especially in wayfinding and navigation systems."
Heidelberg : Springer, 2012
e20401917
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo
"Dengan semakin banyaknya tempat perawatan dan perbaikan printer Hewlett Packard yang dibuka selama tiga tahun terakhir ini, menjadikan persaingan diantara pemain yang ada di pasar tersebut semakin ketat. Selain itu adanya kebijaksanaan dari produsen Hewlett Packard (HP) yang menutup akses sebagian spare part printer terutama jenis printer low-end dan memberlakukan program trade-in pada printer jenis tersebut, tentu sangat memberatkan bagi dunia bisnis jasa perawatan dan perbaikan printer ini. PT XYZ sebagai Authorized Service provider juga merasakan dampak negatif dari kondisi diatas. Dampak negatif ini terutama mempengaruhi kelangsungan bisnis divisi workshop. Kebimbangan pihak manajemen dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat terhadap bisnis workshopnya memang bisa dipahami. Opsi untuk menutup divisi workshop atau malahan mengembangkan secara agresif dengan tujuan bisa memonopoli bisnis ini adalah merupakan pilihan yang tidak mudah. Berbagai pertimbangan hendaknya bisa lebih dicermati. Potensi pasar yang ada dan perkiraan pertumbuhannya merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan. Sumber pendapatan workshop mana saja yang potensi juga perlu diketahui.
Untuk dapat mengambil kebijaksanaan terhadap divisi workshop PT XYZ tentunya bukan merupakan hal yang mudah. Untuk itu penulis berusaha mencoba mengevaluai dan menganalisa berbagai aspek, yang mana nantinya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijaksanaan penanganan divisi workshop. Dalam meneliti dan menganalisa berbagai aspek yang ada, penulis membagi permasalahan ini menjadi tiga bagian. Pertama, menganalisa apakah pasar jasa service printer HP yang ada dan prediksi pertumbuhannya masih potensi. Kedua, meneliti adakah segmen pelanggan workshop yang lebih perlu dikembangkan. Dan yang ketiga, jika ternyata pasar jasa service masih potensi maka penulis mencoba memberi berbagai masukan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan proses service delivery workshop guna mendukung upaya pengembangan pelanggan. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberi masukan berbagai temuan dan beberapa opsi yang bisa diambil untuk menangani divisi workshop kepada pihak manajemen PT XYZ.
Dari penelitian dan analisis yang penulis lakukan terhadap potensi pasar jasa perawatan dan perbaikan printer HP pada tahun 2006 dan perkiraan pertumbuhannya pada tahun 2007, temyata menunjukan adanya potensi pasar yang berkembang cukup bagus. Walaupun pasar jasa perawatan dan perbaikan ini memiliki perkiraan pertumbuhan yang cukup bagus, namum jika dilihat dari besarnya nilai rupiah pasar tersebut temyata tidak cukup besar sehingga kurang menarik.
Di sisi lain penelitian terhadap PT XYZ menunjukan bahwa selama perjalan bisnisnya tidak pemah mengalami gejolak yang berarti walaupun terkena dampak resesi ekonomi yang berkepanjangan. Pendapatan PT XYZ diperoleh dari keempat divisi, yaitu maintenance contract (MC), spare part, project dan workshop. Divisi maintenance contract memberi kontribusi pendapatan yang paling besar terhadap keseiuruhan pendapatan PT XYZ dan kontribusi terkecil berasal dari divisi project dan workshop. Walaupun kontribusi divisi workshop terhadap pendapatan keseluruhan PT XYZ relatif kecil dibanding divisi lainya, namun divisi ini tidak pernah merugi sepanjang perjalananya.
Penelitian juga dilakukan terhadap pelanggan workshop PT XYZ yang dikelompokkan menjadi pelanggan bisnis dan pelanggan perorangan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelanggan bisnis memiliki proporsi lebih besar dari pada pelanggan perorangan terhadap jumlah barang yang diperbaiki di workshop. Selain itu pelanggan bisnis temyata juga memberi kontribusi pendapatan dan profit margin yang lebih besar dibanding pelanggan perorangan terhadap pendapatan workshop. Dari hasil survey kepuasan pelanggan workshop yang penulis lakukan, menunjukkan adanya gap yang paling besar terjadi pada dimensi tangibles dan dimensi reliability. Hal ini menunujukkan masih adanya perbedaan yang masih cukup besar antara proses service delivery yang diberikan workshop PT XYZ dengan harapan pelanggannya. Hasil survey juga menunjukkan bahwa tingkat prioritas dimensi reliability mendapat prioritas utama bagi pelanggan jika dibandingkan dengan dimensi lainnya (tangibles, responsiveness, assurance dan empathy). Hasil temuan ini sangat berguna bagi usaha peningkatan mutt service delivey workshop PT. XYZ. Dart basil analisa ini penulis akhirnya dapat memberikan beberapa opsi dalam menangani workshop PT XYZ.
Untuk menangani workshop PT XYZ ada beberapa opsi yang bisa dipilih yaitu workshop dikembangkan secara agresif atau di bubarkan saja. Sedangkan opsi yang ketiga ialah mengembangkan workshop secara moderat. Pengembangan secara agresif dan pembubaran divisi workshop temyata bisa menimbulkan banyak dampak negatif. Selain itu akan nampak lucu bila PT XYZ yang ditunjuk sebagai tempat perawatan dan perbaikan resmi HP tidak memiliki bagian (devisi) yang bisa menerima barang HP rusak untuk diperbaiki.
Selain pertimbangan dari sisi nilai rupiah, ternyata workshop juga mempunyai nilai strategis lainnya yang bisa dipertimbangkan, salah satunya ialah sebagai pintu masuknya pelanggan untuk menjalin kerjasama maintenance contract. Perin diingat kembali bahwa maintenance contract ini merupakan divisi dart PT YXZ yang memiliki kontribusi pendapatan dan profit margin paling tinggi terhadap keseluruhan pendapatan PT XYZ. Untuk itu penulis menyarakan kepada pihak manajemen PT XYZ agar memiiih-opsi ketiga yaitu menangani workshop secara moderat.
Agar bisa mengembangakan workshop secara moderat bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan yang diberikan workshop. Peningkatan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan ini hams membertimbangkan berbagai aspek, diantaranya ialah persepsi dan ekspektasi pelanggan workshop. Untuk mengetahui sejauh rnana persepsi dan ekspektasi pelanggan terhadap jasa perawatan dan perbaikan workshop yang telah mereka terima, penulis melakukan survey persepsi dan ekspektasi pelanggan workshop PT XYZ. Dari hasil survey ini akan diperoleh banyak masukan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mute pelayanan jasa workshop.
Dari hasil penelitian ini, akhimya penulis dapat menyimpulkan bahwa potensi perturnbuhan pasar jasa perawatan dan perbaikan printer HP masih cukup baik, namun nilai rupiahnya kecil sehingga kurang menarik dalam pengembangan bisnis secara besar-besaran. Penanganan workshop sebaiknya dilakukan secara moderat, salah satunya dengan cara meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa perawatan dan perbaikan printer di workshop, perlu mempertimbangkan berbagai temuan dari hasil penelitian dan masukan dari pelanggan workshop serta lebih fokus pada segmen pelanggan bisnis.

The effect of some service center were opened in the last three years ago, makes market competition was harder than before. The Policy of Hewlett Packard (HP) did not support low-end printer's spare part any more is big problem for HP Authorized Service Provider (ASP). The effect of this policy, HP ASP does not have any spare part to repair low-end printer HP. Another Producer HP's policy is decision for running program trade-in for broken low-end printer HP with new one in similar level. These two HP's policies make bad condition for business service as HP authorized service provider.
PT XYZ's business as HP authorized service provider was influenced by this condition. PT XYZ's business was not as good as before, especially for workshop division. The growth of workshop's business always slows down smoothly. We can understand that decision making for handle workshop business is not easy. There are some options for handle workshop's business. Closing workshop division or focus in developing workshop business in order to be market leader is not easy decision. There are some factors have to be understood and analyzing. Market potential and its growth is importance to be known. Which one of customer workshop segment more potential to be improved is something shall be remembered.
In this condition to find a good decision to handle workshop's business is not simple. I try to observe and analyze some factors in order to more understand the all basic problems and tray find out something as basic decision maker for workshop's business. In order to make our analyzing is easier to be understood, I try to discuss this problem into three groups. First, to analyze HP printer service market and how it's market growth. Second, to analyze customer base workshop PT XYZ, are there any customers segment more importance to be developed?
Third, if the market is potential I will tray to give some option to support improving quality service delivery workshop. The goal of this observation is giving importance information fording from this observation and analysis to PT XYZ management and gives some options that can be used to handle workshop's business.
By observation and analyzing about HP printer service market in 2006 and market growth prediction in 2007, I found that there was good potential market growth. But if we see the value of the money from HP printer service market is not big enough for developing business service workshop. On the other hand, observation and analysis to PT XYZ service business shown that there was not big problem even though there is some economics recession for long time. PT XYZ revenue was derived from its four divisions (maintenance contract service division, spare part division, project division and workshop division). Maintenance contract service division (MC division) gives the best contribution for all PT XYZ revenue and workshop division gives little contribution for all PT XYZ revenue. Even though workshop division gives only a little contribution to all company revenue, but business workshop never get loss profit as long as its business running. On the other hand workshop division has another good strategies value for company service business. Another strategic value workshop division is as start point for customer excess in making business relation with maintenance contract service division. As we know that MC division has the best revenue and profit margin for all company revenue.
I also analysis and observe workshop's customer. I distinguish workshop's customers into two groups. The groups are business customer and individual customer. The result of observation and analysis workshop customers shown that business customer has bigger proportion than individual customer has. Business customer also gives bigger contribution revenue and profit margin for workshop revenue than individual customer. From the finding of this observation and analysis, I can give some options for handling workshop business PT XYZ. There are some options for handling workshop business. The options are closing workshop division or to develop workshop division aggressively. The other option is improving business workshop as moderate as possible. Option to close workshop division has many negative effects. It looks like funny if PT XYZ as HP Authorized Service Provider does not have division which able to receive service printer form customers. The other reason, there is obligation form producer HP that company as HP authorized service provider has service division in order to receive broken HP product to be repaired. The other aspect has to remember, even though workshop business has a little contribution for company revenue but workshop division has others good strategic business. The other strategic value workshop division is as starting point for excess customer in making business relation with maintenance contract service division. As we know that MC division has biggest contribution revenue and profit margin for Company. By this reasons, I suggest to PT XYZ management to choose option to develop workshop division as moderate as possible.
Option for developing workshop division as moderate possible can be held by improving quality of service delivery workshop. In the process improving quality of service delivery workshop has to remember everything that has been found in observation and analysis about customer base workshop and five dimensions was found from expectation and perception customer survey. The other case must be remembered is managing ratio proportion of each contribution division for all revenue PT XYZ.
At the end of observation and analysis of opportunity development business workshop, I can make decision that there is a good potential for HP printer service market growth, but the value of money is not big enough, so it is not interesting to develop service business aggressively in this market. It will be better if PT XYZ management choose option to develop workshop division by improving quality service delivery moderately. Improvement of quality service delivery workshop has to remember everything that has been found in observation and analysis, especially focus in business customer segment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yetty Widyawarini
"Selain memberikan kontribusi positif, perkembangan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) juga membawa dampak negatif, seperti semakin banyaknya masyarakat yang menjadi korban perdagangan berjangka akibat adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang telah memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang perdagangan berjangka dengan memberikan informasi yang tidak jelas dan bersifat menjebak. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan untuk menyebarluaskan informasi yang terkait dengan PBK, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) perlu membuka saluran komunikasi yang beragam, agar informasi dari masyarakat dapat diterima dengan cepat dan dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat. Salah satu saluran komunikasi yang digunakan Bappebti untuk memberi pelayanan informasi yang cepat adalah e-Government, yaitu dengan menyediakan fasilitas website (www.Bappebti.go.id) sebagai sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari dan dibutuhkan masyarakat mengenai PBK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara penerapan e-Govemment yang dilakukan Bappebti dengan kualitas pelayanan informasi Bappebti, juga untuk menjelaskan penilaian para pencari informasi PBK mengenai penerapan e-Govemment Bappebti dan kualitas pelayanan informasi Bappebti.
Pada penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan populasinya adalah seluruh masyarakat yang pernah mengunjungi website Bappebti. Teori yang digunakan untuk menilai e-Govemment adalah teori electronic quality (e-qual) yang dikemukakan oleh Bames dan Vidgen, sedangkan untuk kualitas pelayanan informasi menggunakan teori service quality (servqual) yang dikemukakan oleh Zeithaml-Parasuraman-Berry.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penerapan e-Government yang dilakukan Bappebti memiliki hubungan positif dan sangat kuat dengan kualitas pelayanan informasi Bappebti. Dari hasil penilaian penerapan e-Government Bappebti diperoleh hasil baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang belum memenuhi harapan para pencari informasi PBK. Selanjutnya, untuk penilaian kualitas pelayanan informasi Bappebti juga masuk dalam kriteria baik, namun nilai kualitas pelayanan informasi Bappebti masih belum memuaskan karena masih banyak pencari informasi PBK yang merasa belum puas dengan pelayanan informasi yang diberikan Bappebti.
Berdasarkan hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasinya, Bapebti dapat meningkatkan pelayanan melalui e-Governmentnya karena penerapan e-Government memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kualitas pelayanan informasi Bappebti. Untuk meningkatkan e-Governmentnya, Bappebti perlu menampilkan informasi-informasi yang lebih lengkap pada websitenya, terutama informasi yang sering dibutuhkan masyarakat. Bappebti juga harus menjaga informasi-informasi yang ada pada website agar tetap up to date. Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasinya, koordinasi antar bagian di Bappebti perlu ditingkatkan.

In addition to give the positive contribution, the development of the Commodity Futures Trading (CFT) also gives the negative impact, such as there are more people become the victims of the futures trading caused by the irresponsible persons who exploit the people who do not know about the futures trading by giving unclear and trapping information. To anticipate the said matter and to wide spread the information relating to CFT, it is necessary for the Supervisory Council of Commodity Futures Trading (Bappebti) to open the venous communication channels in order that the information from the community can be received immediately and can be followed up immediately and properly. One of the communication channels utilized by Bappebti to give immediate information is the e-Government, namely by providing the website facility (www.Bappebti.go.id) as the information source, especially the information which is frequently searched and needed by the community about CFT. Objective of this research is to explain the relationship between the e-Government application carried out by Bappebti with the infomiation service quality of Bappebti, and also to explain the evaluation of BPK information seeker concerning the e-Government application of Bappebti and the quality Bappebti information service.
This research utilizes the descriptive analysis method with quantitative approach and the population is all communities who have ever visited Bappebti website. The theory that is utilized to evaluate the e-Government is electronic quality (e-qual) which is proposed by Bames and Wdgen, while the information service quality utilizes the senlice quality (serqual) which is proposed by Zeithaml-Parasuraman-Berry.
From the results of the research it is known that the application of e-Government which is carried out by Bappebti has the positive and strong relationship with the quality of Bappebti information service. Results of the evaluation toward the e-Government application carried out by Bappebti are good, however there are still several shortages that haven't fulfilled the expectation of the CFT information seeker. Then, the evaluation toward the quality of Bappebti information service is also good, but the quality value of Bappebti infomation service has not been satisfying yet because there are still many CFT information seekers who feel unsatisfactory with the information service provided by Bappebti.
Based on the finding results, it can be concluded that to improve the quality of its information service, Bappebti can improve the service through its e-Government since the application of e-Government has the strong relationship with the quality of Bappebti information service. To improve its e-Govemment, Bappebti needs to provide the more complete information on its website, especially the information which are frequently needed by the community. Bappebti has also to keep the information available on the website up to date. Then, to improve the quality of its information service, coordination among the sections in Bappebti needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad M. Sjarif Hidayatullah
"Jakarta Evolution (JAKEVO) merupakan sistem pelayanan daring perizinan dan non-perizinan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui sistem satu pintu yang direncanakan dapat melayani dan memproses sebanyak 296 jenis izin dan non-izin. Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020, diketahui bahwa JAKEVO baru dapat melayani 266 jenis izin dan non-izin atau sebesar 90% dari target Rencana Strategis DPMPTSP 2017-2022 pada indikator Persentase Layanan Perizinan dan Non-Perizinan secara Online untuk tahun 2020 yang sebesar 100%. Selain itu berdasarkan besarnya investasi dalam pengembangan JAKEVO, didapatkan data bahwa JAKEVO baru dapat menarik pengguna sebanyak 692.988 user. Berdasarkan penelusuran permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan layanan dari JAKEVO. Penelitian ini menggunakan modifikasi model kesuksesan Delone and McLean. Metodologi penelitian yang digunakan adalah campuran dimana data kuantitatif didapatkan melalui penyebaran kuesioner terhadap 197 responden dan data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 79.8% model yang digunakan pada penelitian ini dinyatakan fit/baik. Dari 9 faktor dan 17 hipotesis awal yang digunakan pada penelitian ini, dihasilkan 8 faktor yang terbukti signifikan mempengaruhi kesuksesan layanan dari sistem JAKEVO dan 12 hipotesis diterima. Faktor Information Quality, Service Quality, Trust, Perceived Usefulness, User Satisfaction, Intention to Use, EWOM Intention, dan Organization Performance terbukti signifikan mempengaruhi kesuksesan layanan sistem JAKEVO. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu DPMPTSP harus fokus dalam pengembangan dan peningkatan faktor kualitas sistem dari JAKEVO, DPMPTSP juga harus meningkatkan fitur keamanan informasi agar JAKEVO hanya dapat di akses oleh user yang valid saja, JAKEVO harus dapat diakses kapanpun, dan terdapat petugas stand-by 24/7 untuk membantu pengguna yang mengalami kendala dalam menggunakan JAKEVO di luar jam kantor.

Jakarta Evolution (JAKEVO) is an online permits and non-permits service system owned by the DKI Jakarta Provincial Government through a one-stop system that is planned to serve and process as many as 296 types of permits and non-permits. Based on the 2020 DKI Jakarta Provincial DPMPTSP Implementation Report, it is known that JAKEVO can only serve 266 types of permits and non-permits or 90% of the target of 2017-2022 DPMPTSP Strategic Plan on the Percentage indicator of Online Permit and Non-Permit Services for 2020 which by 100%. In addition, based on the amount of investment in the development of JAKEVO, data obtained that JAKEVO has only been able to attract 692,988 users. Based on these problems, it is necessary to analyze the factors that influence the success of JAKEVO’s services. This study uses a modified Delone and Mclean success model. The research methodology used is mixed methods where quantitative data is obtained from distributing questionnaires to 197 respondents and qualitative data is obtained from interviews. Quantitative data processing is done by PLS-SEM. The results showed that 79.8% of the models used in this study were declared fit. Of the 9 factors and 17 initial hypotheses used in this research, 8 factors were proven to significantly influence the service success of the JAKEVO system and 12 hypotheses were accepted. Information Quality, Service Quality, Trust, Perceived Usefulness, User Satisfaction, Intention to Use, EWOM Intention, and Organization Performance factors have been shown to significantly influence the success of JAKEVO system services. Recommendations that can be given are DPMPTSP must focus on developing and improving the quality factor of the system from JAKEVO, DPMPTSP must also improve information security features so that JAKEVO can only be accessed by valid users, JAKVEO must be accessible at any time, and there are 24/7 stand-by officers to help users who have problems using JAKEVO outside of office hours.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Bernadette
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai implementasi teknologi transformasi klien dalam sebuah organisasi pelayanan kemanusiaan berbasis anak, Yayasan Bandungwangi. Implementasi teknologi transformasi klien dapat dilihat dari tahapan intervensi yang dilakukan Bandungwangi terhadap anak korban ESKA. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang mendorong pemilihan teknologi transformasi klien dalam menjawab kebutuhan anak korban ESKA di Yayasan Bandungwangi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini berjenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, studi dokumen dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Bandungwangi mengimplementasikan teknologi transformasi klien berupa people changing dan people-processing yang dapat dilihat melalui tahapan intervesi terhadap klien. Tahapan tersebut terdiri dari tahap penjangkauan, pendampingan, intervensi lanjutan, monitoring dan evaluasi, dan terminasi. Selain itu terdapat pula beberapa faktor yang mendorong pemilihan teknologi tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor penyesuaian dengan work plan proyek Down to Zero, pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia, karakteristik klien, ketersediaan akses layanan dan keterbatasan sumber dana dan waktu. Penelitian ini menyarankan agar pihak Bandungwangi meningkatkan pelayanan sosial dan intervensi yang dilakukan kepada anak korban ESKA agar kebutuhan anak korban ESKA dapat terjawab atau terpenuhi.

ABSTRACT
This study discusses the implementation of client transformation technology in a child based humanitarian service organization, Yayasan Bandungwangi. Implementation of client transformation technology can be seen from the stage of the intervention conducted Bandungwangi against child victims of CSEC. In addition, this study also discusses the factors that encourage the selection of client transformation technology in answering the needs of child victims of CSEC in Bandungwangi. The research approach used is qualitative. This research is a descriptive type. Data collection is done by conducting interviews, document studies, and observation. Based on the result of research, it can be concluded that Bandungwangi implements client transformation technology in the form of people changing and people processing which can be seen in the intervention stages of the client. These stages consist of outreach, mentoring, advanced intervention, monitoring and evaluation, and termination. In addition, there are also several factors that encourage the selection of these technologies. These factors are adjusting factors with Down to Zero project work plans, human resource knowledge, and experience, client characteristics, availability of service access and limited funding and time resources. This research suggests that Bandungwangi improves social services and interventions conducted for CSEC victims so that the needs of CSEC victims can be answered or fulfilled."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucas, Robert W.
"Contents :
The profession -- The customer service profession -- Contributing to the service culture -- Skills for success -- Verbal communication skills -- Nonverbal communication skills -- Listening to the customer -- Building and maintaining relationships -- Customer service and behavior -- Service breakdowns and service recovery -- Customer service in a diverse world -- Customer service via technology -- Encouraging customer loyalty -- Appendix -- Glossary -- Notes -- Bibliography -- Credits -- Index."
New York: McGrow-Hill, 2015
658.812 LUC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>