Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Justina Purwarini
"Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini merupakan perilaku bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Saat bayi mulai melakukan hentakan kepala ke dada ibu, sentuhan tangan dan hisapan bayi di puting susu ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Oksitosin diperlukan ibu saat persalinan untuk mencegah terjadinya perdarahan dengan mempengaruhi rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan juga membantu proses involusi uteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap lamanya persalinan kala III dan proses involusi uteri pada ibu post partum. Penelitian ini menggunakan sampel 60 responden, masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 30 responden. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan Chi-Square dan t test independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan lamanya persalinan kala III pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p= 0,000; α= 0,05). Penelitian ini juga memperlihatkan adanya perbedaan yang siginfikan proses involusi uteri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p= 0,000; α= 0,05). Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi peningkatan pelayanan dan pendidikan serta perkembangan ilmu keperawatan dan bagi pengambil kebijakan untuk menggunakan inisiasi menyusu dini dalam praktek keperawatan profesional.

Early breastfeeding inisiation or the beginning of early breastfeeding is baby’s behaviour where the baby starts to feed by themselves as soon as they were born. When baby starts to make contact to mother’s breast, the touch of their hands and their sucking reflex at mother’s nipple stimulate the releasing of oxytocin hormones. Oxytocin is needed when woman is in labour process to prevent bleeding by making utery to contract more and it will help the birth of placenta and also helping utery involution process. The aim of this research was to identify the effect of early breastfeeding inisiation to duration of the third-stage of labor and involution of the uterus process for mother in post partum period. This research design was used for this study with total samples were 60 patients, divided into control group and intervention group, with each of the group had 30patients. Data were analyzed with univariat and bivariat using Chi-Square and t test independent. The result of this research showed that there were a significant difference on duration of the third-stage of labour between control group and intervention group (p= 0.000; α= 0.05). This research also showed a significant difference on involution of the uterus process between control group and intervention group (p= 0.000; α= 0.05). This research hopefully will gives benefit for improvement of nursing care at health institution and nursing education and also for the development of nursing science and for decision maker to implement early breastfeeding in professional nursing practice."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 UI-JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sat Titi Hamranani
"Salah satu penyebab pendarahan post partum adalah atonia uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus. Desain penelitian adalah Kohort Prospektif. Sampel diambil dengan consecutive sebanyak 82 orang di tiga Rumah sakit di wilayah Kabupaten Klaten. Instruen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati involusi uterus selama empat kali yaitu pada hatri pertama, kedua, ketiga dan hari kesepuluh post partum.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pijat oksitosin dengan involusi uterus (p<0.05), dengan nilai relative risk berturut turut 5.250, 10.667, 4.125, dan 2.857. Penelitian selanjutnya untuk menindaklanjuti penelitian ini adalah Pengaruh Paritas dan cara bersalin terhadap produksi ASI dan involusi uterus.

One of cause post partum bleeding is the uterine atonia. The aim of this researc his to know the effect of rolling massage on uterus involution. Research design was prospective cohort. Sample was taken by consecutive sampling with 82 people in 3 hospital in Klaten region. Instrument is an observation sheet to evaluate the uterine involution in four times at first, second, third and tenth day post partum.
The result show that was significant between rolling massage with uterine involution (p<0.005), with relative risk 5.250, 10.667, 4.125, and 2.857. The recommended of the research is effect of paritas and the way of delivered on breastmilk production and uterus involution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Khatimah
"Penyebab terbesar kematian ibu masih tetap sama yaitu perdarahan. Upaya untukmengendalikan terjadinya perdarahan yaitu dengan memperbaiki kontraksi danretraksi myometrium. Hormon oksitosin diketahui dapat memicu kontraksi ototpolos pada uterus sehingga akan terjadi involusi uterus dan mencegah terjadinyaperdarahan. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral,intranasal, intra-muscular, pemijatan yang merangsang keluarnya hormonoksitosin, dan melalui pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD . Pada tahun2013 Sulawesi Selatan menempati posisi kedua cakupan IMD tertinggi diIndonesia dengan pelaksanaan IMD berkisar 42 . Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan kadar hormon oksitosin pada ibu 2 jam post partum yangmenerapkan IMD di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2017. Penelitian iniadalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalampenelitian ini adalah adalah ibu post partum yang melahirkan di RSKDIA SitiFatimah Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ibu yang IMDkadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 35,90 pg/ml setelah dikontrolvariabel kecemasan, hisapan bayi dan dukungan keluarga. Pada ibu yang memilikikecemasan ringan kadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 17,95 pg/mlsetelah dikontrol variabel IMD, hisapan bayi dan dukungan keluarga. Pada ibuyang hisapan bayinya efektif kadar hormon oksitosinnya akan lebih tinggi 7,26pg/ml setelah dikontrol variabel IMD, kecemasan dan dukungan keluarga danpada ibu yang mendapatkan dukungan keluarga kadar hormon oksitosinnya akanlebih tinggi 11,98 pg/ml setelah dikontrol variabel IMD, kecemasan dan hisapanbayi. Perlu meninjau kembali kebijakan pelaksanaan IMD dengan lebihmemperhatikan kualitas pelaksanaan tidak berfokus pada waktu tapi berfokuskepada kepuasaan bayi.

The greatest cause of maternal death remains the same is bleeding. Efforts tocontrol the occurrence of bleeding is to improve contraction and retraction ofmyometrium. The hormone oxytocin is known to trigger smooth musclecontraction in the uterus so that there will be involution of the uterus and preventthe occurrence of bleeding. Oxytocin can be obtained by various means eitherthrough oral, intranasal, intra muscular, massage that stimulates the release ofoxytocin hormone, and through the implementation of Early InitiationBreastfeeding. In 2013 South Sulawesi ranked second highest IMD coverage inIndonesia with IMD implementation ranging from 42 . This study aims todetermine differences in hormone levels of oxytocin in the mother 2 hours postpartum that implements IMD in RSKDIA Siti Fatimah Makassar in 2017. Thisresearch is a quantitative research with cross sectional design. The population inthis study is the post partum mother who gave birth in RSKDIA Siti FatimahMakassar. The results showed that in mothers with IMD their hormone oxytocinlevels would be higher 35.90 pg ml after controlled for anxiety, infant suckingand family support variables. In mothers who have mild anxiety, their hormoneoxytocin levels will be higher at 17.95 pg ml after controlled for IMD variables,baby sucking and family support. In mothers with effective baby sucking theirhormone oxytocin levels will be higher 7.26 pg ml after controlled for IMDvariables, anxiety and family support and in mothers who get family support thehormone oxytocin levels will be higher 11.98 pg ml after controlled variablesIMD , Anxiety and baby sucking. Need to review IMD implementation policywith more attention to implementation quality not focused on time but focusing onbaby satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmala Dewi
"Inisiasi menyusu dini (IMD) sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi. IMD dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan spontan, facum, forcep, induksi persalinan maupun seksio saesaria.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu pasca induksi persalinan melakukan inisiasi menyusu dini. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu concecutive. Jumlah sampel sebanyak 90 ibu post partum induksi persalinan yang melakukan inisiasi menyusu dini.
Hasil Uji Regresi Logistik didapatkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan IMD pada pasca induksi persalinan. Faktor paling dominan adalah pekerjaan ibu dengan nilai odd ratio yaitu sebesar 5,846. Hasil penelitian ini menganjurkan petugas kesehatan untuk tetap mendorong pasien melakukan IMD meskipun pada ibu yang dilakukan induksi persalinan.

Early initiation of breastfeeding is beneficial for the mother and baby. Early initiation of breastfeeding can be done by mothers who give birth spontaneously, facum, forceps, induction of labor or caesarea section. This study is done to identity the factors that influence early breastfeeding initiation among delivery women under induction. The study design used was cross sectional with concecutive sampling technique. Total sample are 90 post partum women after induction who has done early breastfeeding initiation.
The results with logistic regression test, there is a significant influence between maternal employment, maternal education, family income to early breastfeeding initiation among women with induction in their labor process. The most dominant factor is the mother's job (odd ratio 5.846). This result recomended to the health worker that they should do the early initiation breastfeeding technique to all patients although mother is under induction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T39323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Didunia angka kematian balita masih tinggi (58%), hal ini terkait dengan asupan ASI
(WHO,2005). Di Indonesia tercatat sekitar 175.000 tiap tahun bayi meninggal
sebelum mencapai usia 1 bulan. Hal ini juga terkait dengan pemberian ASI secara
dini, setelah bayi dilahirkan atau dikenal dengan IMD (inisiasi menyusu dini). IMD
sangat penting untuk kelanjutan pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan tentang IMD
belum banyak diketahui oleh masyarakat dan juga tenaga kesehatan, oleh karena itu
perlu diteliti sejauh mana hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dalam
IMD. Penelitian ini menggunakan desain deskritif korelasi yang bertujuan untuk
menguji atau menggambarkan hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu dalam
IMD. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu peneliti
menetapkan kriteria sampel untuk dilibatkan dalam penelitian. Sampel yang
diperoleh sejumlah 47 ibu usia kehamilan 36-42 minggu di RSIB, Tangerang. Data
diperoleh melalui kuesioner berbentuk lembaran test pertanyaan yang berisi 20
pertanyaan pengetahuan dan 20 pertanyaan motivasi. Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan motivasi ibu dalam
IMD. Namun demikian, perlu ditekankan pentingnya manfaat IMD untuk
kelangsungan hidup bayi dan keberhasilan rnenyusui ASI eksklusif selama 6 bulan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5886
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Martini
"Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia 228/ 100.000 KH dan AKB 34/1000 KH. Salah satu dari tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tercapainya Millenium Development Goals (MDG?s) tahun2015, yaitu terjadinya penurunan AKB 23/1000 KH, mengurangi jumlah AKI saat hamil dan melahirkan menjadi 102/100.000 KH, melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan IMD dengan tinggi fundus uteri postpartum hari ketujuh. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen utama IMD dan variabel kontrol (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, mobilisasi dini dan ASI eksklusif 7 hari, variabel dependen adalah TFU. Penelitian kohort prospektif ini menggunakan sampel 78 responden, masing-masing kelompok 39 responden. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi square dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian, usia terbanyak 20-30 tahun 71,8%, pendidikan responden terbanyak pendidikan tinggi 73%, paritas responden terbanyak primipara 60,3%, status pekerjaan adalah tidak bekerja 82,1%, responden dengan TFU normal 61,5%. Ratarata waktu yang diperlukan bayi untuk IMD adalah 61,1 menit. Hasil analisis multivariat, ibu yang memberikan ASI eksklusif sampai 7 hari mempunyai peluang mendapatkan proses TFU normal 29,8 kali lebih tinggi, dibanding yang tidak menyusui ekslusif (95% CI : 4,921-138,131) setelah dikontrol variabel mobilisasi dini, IMD, pendidikan dan paritas.

Indonesian Health and Demographic Survey 2007 indicate that a high level the point of Maternal Mortality Rate (MMR) is 228/100.000 life births. While Infant Mortality Rate (IMR) of 34/1000 life births. One of the MDG?S purposes 2015 are to increase maternal health and decrease IMR down to ¾ of the MMR for both of pregnant and delivery women to become 102/100.000 life births by Early Initation of Suckling.
This research is purpose to identify the relationship between early initiation and the impact of fundus uteri at a postpartum women in seventh day. The variable of this research consist of independent variable which are early initation and control variable (age, parity, education, work, early mobilization and exclusive breastfeeding up to seventh day). While dependent variable is the high impact fundus of a postpartum women in seventh day. The research of this prospective kohort use 78 responder as a samples, with each group are exsposure group and control group which amount to 39 responder. The data which have been gathered will be analysed by univariate, bivariate analyse use chi square and multivariat with double logistics regression.
From the result of univariate analyse, the most age is around 20-30 year 71,8%, the most responder education is to higher education 73%, the most responder parity is to primipara 60,3%, work status of responder is a housewife 82,15%, women with a normal high uteri fundus counted 61,5%, the avarage time for a baby to do early initation is around 61,1 minute. The Result of multivariate analyse shows that the opportunity of a mother who gives exclusive breastfeeding up to seventh day has a better involution process 29,8 higher times than a mother without exclusive breastfeeding (95% CI: 4,921-138,131) after controlled with early mobilization variable, early initation, parity and education. Sugested to a stakeholder or health worker especially for midwife should be doing this early initation program as a part of professional practice midwifery.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
"Program Inisiasi Menyusu Dini adalah merupakan program baru pemerintah, program ini dilakukan bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi, dimana pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan angka yang sangat tinggi. Menurut Data The World Health Report 2005, Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup, atau bisa dikatakan 10 bayi meninggal setiap 1 jam setelah dilahirkan. Penerapan proses nisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22% nyawa bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan dalam satu jam pertama kelahiran. Penerapan proses Inisiasi Menyusu Dini segera setelah bayi dilahirkan berguna juga dalam mensukseskan penerapan Program ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun yang dilengkapi makanan tambahan.
Penelitian ini secara umum dilakukan untuk mengetahui gambaran niat ibu-ibu hamil untuk mau menerapkan proses inisiasi menyusu dini segera setelah bayi dilahirkan. Selain itu juga dilakukan identifikasi terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam menguatkan niatnya untuk mau menerapkan proses inisiasi menyusu dini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, informan dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan kehamilan trimester ketiga yang sedang mengikuti konseling serta sudah diberi kesempatan untuk menandatangani lembar informed consent berupa lembaran pernyataan persetujuan ibu hamil untuk mau menerapkan proses inisiasi menyusu dini. Penggunaan pendekatan kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai objek yang diteliti, penyajiannya dilakukan dalam bentuk narasi dengan berlandaskan pada teori acuan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta, khususnya di klinik kebidanannya pada awal bulan Mei hingga pertengahan Juni 2008.
Secara umum dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa gambaran niatan ibu hamil sudah menunjukkan antusias yang cukup besar terha- dap penerapan proses inisiasi menyusu dini ini, dimana niatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap, norma subyektif dan kontrol pribadi dari ibu hamil itu sendiri. Niat untuk mau menerapkan proses inisiasi menyusu dini dipengaruhi oleh pembentukan sikap yang diwujudkan pada reaksi kesediaan ibu hamil untuk mau menerap kan proses inisiasi menyusu dini, dimana diketahui bahwa wujud reaksi kesediaan tersebut diperkuat oleh adanya pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini.
Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa ibu hamil memiliki motivasi kuat yang mendasari niatnya untuk mau menerapkan proses tersebut. Motivasi ini berpengaruh pada keyakinan normatif yang dimiliki ibu hamil, yang diperkuat kembali dengan adanya keterpaparan gambar tentang proses inisiasi menyusu dini. Kontrol pribadi berupa persepsi akan kemampuan yang dimiliki ibu hamil untuk dapat menerapkan proses inisiasi menyusu dini secara langsung mempengaruhi peningkatan niat ibu hamil dalam penerapan proses tersebut.
Pada penelitian ini disarankan bahwa untuk dapat meningkatkan niat ibu hamil dalam penerapan proses inisiasi menyusu dini, hal penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan proses sosialisasi ke masyarakat umum, terutama kepada ibu hamil tentang pentingnya pelaksanaan proses inisiasi menyusu dini, terutama manfaat dan keuntungan yang diberikan dari pelaksanaan proses tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Makasudede
"Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan (masih di ruang bersalin), sampai satu jam setelah persalinan. Menyusui pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi, merupakan suatu pernyataan berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, inisiasi menyusu dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat, terutama kepada masyarakat yang merupakan sasaran dari kebijakan tersebut dalam hal ini ibu yang akan melakukan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ibu yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di puskesmas kecamatan pasar minggu. Desain penelitian ini menggunakan Rapid Assessment Procedures (RAP). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer. Sedangkan teknik melihat isi dokumen yang berkaitan sebagai sumber data sekunder. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap baik yang terdapat di luar diri ibu (ekstern) yaitu keterpaparan ibu dengan informasi melalui komunikasi massa dan interaksi kelompok maupun hal-hal yang terdapat didalam diri ibu (intern) yaitu asosiasi, penguatan atau peneguhan kembali, imitasi atau peniruan yang menentukan sikap seorang ibu untuk mau atau tidak mau melakukan inisiasi menyusu dini. Ibu yang sebelum proses persalinan telah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini cenderung untuk melakukan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan apa yang diterima sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) informan yang mempunyai sikap ini, meskipun salah seorang diantaranya tidak sampai melakukan dalam proses persalinan. Sedangkan pada ibu yang sebelum proses persalinan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini, tidak terjadi pembentukan sikap dengan tahapan yang sama dengan keempat informan di atas. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) informan yang dimaksud. Komunikasi massa dalam penelitian ini hanya berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap pada informan dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedangkan pada informan dengan tingkat pendidikan rendah tidak berhubungan (yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Interaksi kelompok sosial pada informan terjadi dalam lingkup hubungan informan dengan keluarga, teman, tetangga dan dalam penyuluhan kelompok oleh pihak Puskesmas (pada informan yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Asosiasi, peneguhan atau penguatan kembali dan imitasi atau peniruan sikap terjadi pada informan yang melakukan inisiasi menyusu dini maupun yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini dalam proses persalinan, dengan proses yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya alangkah lebih baiknya jika inisiasi menyusu dini dituangkan dalam kebijakan puskesmas, penyuluhan kelompok lebih sering lagi dilakukan, pendidikan dan atau promosi kesehatan untuk individu seperti : konseling dan atau konsultasi perlu diterapkan oleh tenaga kesehatan (dokter dan bidan) pada setiap kesempatan periksa pasien, metode pendidikan dan atau promosi seperti penyuluhan dengan games yang melibatkan sasaran akan lebih sesuai dengan sasaran tingkat pendidikan yang rendah, pelaksanaan promosi untuk inisiasi menyusu dini perlu ditunjang oleh semua unit pelayanan di puskesmas, selain unit pelayanan kesehatan ibu dan anak serta rumah bersalin puskesmas sehingga pelaksanaan inisiasi menyusu dini dapat berjalan dengan baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Sirajuddin
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu program Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang memberikan rangsangan awal dimulai pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini, dan diharapkan berkelanjutan selama enam bulan pertama. Kegagalan IMD dan pemberian ASI eksklusif pada periode tersebut, berpotensi menimbulkan defisiensi zat gizi pada bayi, serta memungkinkan terjadi status gizi kurang, yang berujung pada penurunan poin kecerdasan intelektual bayi, dan menjadi ancaman terhadap sumber daya manusia Indonesia peda masa mendatang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor determinan pendidikan, pengetahuan, sikap ibu, tindakan bidan dan dukungan keluarga) terhadap Pelaksanaan IMD. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, populasi adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Sampel sebanyak 215 orang ditentukan secara acak sederhana. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang berkontribus meliputi dukungan keluarga, pendidikan, tindakan bidan (nilai p < 0,05). Variabel dukungan keluarga, pendidikan dan tindakan bidan adalah determinan penting, sedangkan variabel dukungan keluarga adalah determinan utama terhadap pelaksanaan IMD.

Early Breastfeeding Initiation (IMD) is Indonesian?s Ministry of Health program, which is intended to provide early stimulation start of breastfeeding, and expected to sustained during the first six months (exclusive breastfeeding). IMD failure and exclusive breastfeeding during this period, potentially causing nutrient deficiency in infants, and allow the malnutrition status, which led to the decline of infant IQ points, and a threat to Indonesia's human resource in the future. This study aims to determine the determinant factors (education, knowledge, attitude mother, midwife, and family support Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Determinant of the Implementation Early Breastfeeding Initiation measures) of implementation of IMD. The study design was cross sectional study, population was mothers who delivered at health centersTilamuta, Boalemo district. Sample as many as 215 drawn by simple random sampling. Data analysis was performed using univariate, bivariate by chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results of the study showed that there were a relation between education, knowledge, mother attitude, midwife action, and family support with the implementation of IMD (p value < 0.05). Multivariate analysis showed that variable family support, education, and midwife action contribute to the implementation of the IMD (p value < 0.05), and family support give the highest contribution. Family support, education and midwife action are an important determinant, whereas family support is the main determinants of the implementation of IMD."
Makasar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Gizi, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desmawati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>