Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nazir
"Krisis perbankan di Indonesia masih belum pulih walaupun pemerintah telah melaksanakan rekapitalisasi perbankan flaSlOflal dengan memindahkan kredit-kredit macet perbnkan baik kredìt korporasi maupun kredit usaha kecil dan menengah dengan pagu di atas Rp. 5 milyar ke hadan khusus yang dibentuk yaitu Badan Penyehatan perbankan Nasional (BPPN).
Namun cara ini ternyata belum mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi salah satunya karena masih banyaknya kredit bermasalah yang ada di perbankan terutama berasal dari sektor usaha kecil dan menengah dengan jumlah debitur yang banyak dan dengan beraneka ragam permasalahan yang berbeda-beda, untuk merestrukturisasi kredit kredit tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Penulis tertarik untuk mendalami salah satu jenis usaha yang jumlah debiturnya cukup banyak dan memiliki kharakteristik yang sama yaitu usaha stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) dalam hal ini adalah PT. XYZ. Pembahasan berbagai skenario pola restrukturisasi akan dievaluasi pada perusahaan ini. Dari perusahaan ini akan didentifikasi penyebab terjadìnya tunggakan dan penyelesaiannya, untuk menghindari terulangnya kejadian serupa. Selain itu dicari pola restrukturisasi yang sesuai dan membandingkannya dengan kebiasaan di bank M.
Sebagian besar pola restruktunisasi yang dilakukan untuk debitur usaha kecil dan menengah adalah dengan memperpaniang jangka waktu kredit. menurunkan tingkat suku bunga dan menjadwal tuggakan bunga yang telah terjadi sesuai kemampuan cash flow debitur. Namun seringkali pelaksanaannya tidak berjalan, sehingga program restrukturisasinya perlu ditinjau ulang bahkan sampai berkali-kali. Hal inilah yang menyita tenaga dan waktu petugas bank. Selain itu pola restrukturisasi ini tidak mengutamakan pengembalian pokok kredit, sehingga penyelesaian permasalahan tidak tuntas. Apabila restrukturisasj gagal ditengah jalan, maka bank akan terbebani lagi dengan biaya PPAP sebesar pokok kredit semula (karena tidak ada cicilan).
Dengan dasar tersebut penulis tertarik untuk mencuri suatu pola umum restrukturisasi yang lebih baik. Pola restrukturisasi alternatif yang akan penulis bahas melakukan pendekatan berdasarkan kemampuan cash flow debitur, dan dana yang tersedia tersebut digunakan untuk mengurangi pokok kredit terlebih dahulu, kemudian sisa dana tersebut untuk membayar bunga kredit baik seluruhnya maupun sebagian.
Dengan pola ini permasalahan debitur dapat tuntas tertangani, minimal mengurangi beban bunga debitur. Apabila restrukturisasi gagal ditengah jalan, maka bank akan terbebani dengan biaya PPAP yang lebih kecil karena pokok kredit telah berkurang dengan adanya cicilan.
Sebagai pengontrol kebijakan restruktunisasi yang diberikan, dilakukan dengan cara menean present value dan total penenimaan pokok dan bunga dikurangkan dengan jumlah pokok dan tunggakan bunga saat restrukturisasi dilakukan, kemudian ditambahkan dengan release PPAP yang terjadi sebagai akibat peningkatan kolektibilitas debitur, sehingga diketahui apakah restrukturisasi tersebut rugi atau menguntungkan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lungkang, Mariny J.
"Perbankan dalam fungsinya sebagai financial intermediary selalu menghadapi permasalahan klasik yaitu timbulnya kredit bermasalah. Debitur mengalami kesulitan keuangan dan aliran kas yang negatif, sehingga sulit untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank. Ketidak mampuan debitur memenuhi kewajibannya, membuat kualitas kredit bank memburuk dan mengurangi pendapatan bunga bank. restrukturisasi kredit dan pengawasan. Bank telah mencoba menerapkan sistim manajemen kontrol dalam pelaksanaan restrukturisasi kreditnya mengenai pembentukan unit satuan tugas restrukturisasi kredit yang independen, penggunaan formulir-formulir standar, penyimpanan dokumen dengan pengawasan ganda, sistem klasifikasi kredit, pelaporan dan pengawasan. Pelaksanaan restrukturisasi kredit bank XYZ selama tahun 2005 ? 2006 tersebar dari berbagai cabangnya. Dari keseluruhan pelaksanaan restrukturisasi kredit, diambil 2 contoh debitur yang melakukan restrukturisasi kredit dimana salah satunya berpengaruh baik dan lainnya berpengaruh buruk dilihat dari klasifikasi kualitas aktiva produktif setelah dilakukan restrukturisasi kredit. Secara umum dapat disimpulkan bahwa restrukturisasi kredit yang dilakukan bank dengan strategi, kebijakan akuntansi yang handal serta pelaksanaan yang sesuai aturan yang berlaku, dapat membantu perbaikan kualitas aktiva produktif bank.Meningkatnya kredit bermasalah akan mempengaruhi kelancaran operasional suatu bank karena akan menyebabkan terganggunya pendapatan operasional bank. Oleh karena itu setiap bank selalu berusaha untuk mengatasi munculnya kredit bermasalah. Berbagai macam upaya yang dilakukan bank dan salah satunya adalah cara restrukturisasi kredit yang dipilih penulis untuk dibahas lebih lanjut. Secara teoritikal restrukturisasi kredit merupakan salah satu strategi perbaikan kualitas aktiva produktif, diluar strategi pemutusan hubungan dengan debitur yang dapat dilakukan baik dengan penyelesaian melalui jalur hukum, penghapusan kredit maupun dengan tidak memperpanjang lagi kredit yang jatuh tempo. Restrukturisasi kredit yang dilakukan perbankan ini juga sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tentang restrukturisasi kredit. Cara ini dapat dilakukan oleh bank dengan melihat itikad baik debitur, prospek usahanya dan jaminan yang diberikan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan tinjuan terhadap keputusan restrukturisasi kredit bermasalah yang dipilih untuk menyelesaikan suatu kasus kredit bermasalah. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah bank XYZ. Karya akhir ini mencoba menguraikan upaya restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh bank XYZ, salah satu bank pemerintah daerah, periode tahun 2005 dan 2006. Restrukturisasi dilakukan oleh bank ini dalam rangka memperbaiki kualitas aktiva produktifnya sekaligus mengurangi angka kredit bermasalah. Bank membentuk satuan tugas restrukturisasi kredit yang independen, melakukan evaluasi debitur yang akan direstrukturisasi dan mempunyai prospek yang baik. Bank telah memiliki peraturan restrukturisasi kredit tertulis yang merupakan bagian dari kebijakan perkreditan bank. Bank menerapkan kebijakan kredit secara berhati-hati dengan mengutamakan kepada prospek usaha debitur dan jaminan yang memadai. Kebijakan restrukturisasi kredit ini antara lain meliputi: jenis kredit yang dapat restrukturisasi, bentuk restrukturisasi kredit, pelaksana estrukturisasi kredit, penggolongan kualitas kredit setelah "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukriyanto, auhtor
"Tujuan utama dari studi kasus ini adalah untuk menentukan pola restrukturisasi keuangan dan usaha yang tepat bagi PT XYZ, sehingga PT XYZ dapat berubah dari perusahaan yang kesulitan keuangan menjadi perusahaan yang dapat beroperasi secara normal dengan keuntungan dan pertumbuhan yang berkesinambungan. Data perusahaan serta data dan informasi dari luar perusahaan dianalisa menggunakan beberapa metoda dan tahapan. Disimpulkan bahwa restrukturisasi keuangan yang tepat untuk PT XYZ adalah dengan membagi 3 pinjaman terhutang, yaitu:
sebesar 51% menjadi pinjaman yang diangsur selama 6 tahun,
24% menjadi "obligasi berseri I", dan
25% menjadi "obligasi berseri II".
Obligasi berseri yang disebutkan di sini adalah obligasi yang tidak diperdagangkan di bursa, terdiri dari beberapa obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda, yaitu mulai tahun kedua sampai dengan tahun kesepuluh. Obligasi berseri I dan obligasi berseri II berbeda dalam hal besarnya kupon. Dalam hal restrukturisasi usaha, direkomendasikan kepada PT XYZ untuk melakukan integrasi kebelakang (backward integration) dengan menawarkan sebagian sahamnya kepada satu-satunya pemasok bahan baku yang dimilikinya.

The main objective of this study is to determine the appropriate financial and business restructuring of PT XYZ, so that it can move PT XYZ from current financial distress condition to a normal operation with sustainable growth and profitability. The company?s and external supporting data and information were analyzed using some methods and steps. It is concluded that the appropriate financial restructuring for PT XYZ is to divide the existing loan outstanding to the 3 types of loan, which are:
51% of it as a 6 years installment loan,
24% of it as a "multi series bonds I", and
25% of it as a "multi series bonds II".
Multi series bonds that are mentioned here are private bonds, are not traded in the capital market, and consist of a several bonds with different year of maturity from year 2 to year 10. Multi series bond I and multi series bonds II are different in the coupon rate. In terms of the business strategy, it is recommended for PT XYZ to do a backward integration by offering part of its shares to its one and only raw material supplier.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijayanto Setyo Kusumantri
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
S23830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiana Nugraha
"ABSTRAK
Kondisi ekonomi dan moneter yang memburuk melanda negara-negara regional Asia
Pasifik sejak awal tahun 1997 dan pada bulan Juli 1997 baru melanda Indonesia ini
sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Kecenderungan
kenaikan biaya operasional perusahaan secara umum sangat mempengauhi kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban. Melemahnya mata uang Rupiah dan tingkat
suku bunga kredit yang tinggi serta inflasi yang sangat tinggi menurunkan permodalan
perusahaan dan sekaligus mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas.
Dampak krisis ini mengakibatkan PT A mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban
kepada Bank dan ada kecenderungan kebun menjadi terbengkalai akibat kekurangan dana
pemeliharaan. Sehingga sangat diperlukan langkah-langkah penyelamatan baik terhadap
kredit maupun kebunnya mengingat kondisi kebun perusahaan masih tergolong Kebun
Kelas A dan masih memiliki prospek yang baik.
Restrukturisasi keuangan perusahaan akan sangat menguntungkan kedua belah pihak baik
bank maupun perusahaan. Adapun keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah
perusahaan dapat bergerak kembali untuk melakukan kegiatan usahanya dan sekaligus
dapat memenuhi kewajiban pengembalian pokok kredit yang dananya berasal dari
kegiatan usaha perusahaan bukan dari pihak ketiga.
Adapun dampak positif yang akan diterirna pihak bank, yaitu bank menerima
pembayaran untuk bunga berjalan dan dengan meningkatnya kolektibilitas perusahaan
dan Macet menjadi kolektibilitas yang lebih baik akan membuat bank menyediakan
PPAP yang lebih kecil dan sekaligus membuat pembukuan bank menjadi lebih baik
apalagi pada saat ini Bank Mandiri sedang dalam proses IPO.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Camcam Samsudin
"PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang XYZ adalah merupakan salah satu Cabang Bank Pemerintah yang telah go public sejak tahun 1996, di mana kegiatan utamanya adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit, salah satu bentuk kredit Bank BNI adalah Kredit Usaha Kecil yang ditujukan untuk para pengusaha ritel.
Permasalahan utama Bank BNI Cabang XYZ adalah menurunnya performance kredit usaha kecil sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997 serta bagaimana agar perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar di kemudian hari mengingat prospek bisnis kredit usaha kecil cukup baik karena didukung oleh kebijakan Pemerintah yang mengharuskan semua perbankan menyalurkan kredit usaha kecil sebesar 20 % dari total kredit yang disalurkan. Penelitian ini di awali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal Bank BNI Cabang XYZ, dimana dalam menganalisis tersebut di gunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk memberikan bobot derajat kepentingan setiap faktor, sedangkan untuk menentukan posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ digunakan metode General Electric Matrix.
Hasil dari pengujian PHA dan General Electric Matrix diperoleh posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ berada pada set V yaitu Hold and Maintain (bertahan dan membangun), sesuai dengan posisi bersaing perusahaan menurut Fred R David dapat direkomendasikan bahwa strategi alternatif perusahan adalah pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horizontal.
Berdasarkan posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ disertai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta tujuan perusahaan, maka strategi alternatif yang paling cocok bagi Bank BNI Cabang XYZ adalah strategi pengembangan pasar, mengingat pasar masih belum jenuh dan mempunyai prospek baik di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra S. Djauharie
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25483
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S23256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>