Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aras Bakasdo
2016
S63959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliha Mahsuna
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aliyah Pradono
"Informasi mengenai profil kesehatan gigi dan mulut di Indonesia belum mencakup profil kesehatan/penyakit pada mukosa mulut. Selain itu, studi mengenai penyakit atau kondisi mukosa mulut pada anak-anak sedikit sekali yang dilaporkan dan biasanya terbatas pada 1 atau 2 penyakit. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya, macam penyakit jaringan lunak mulut ini khususnya pada anak murid sekolah dasar. Diharap para dokter gigi, penentu kebijakan masalah kesehatan gigi-mulut dan juga masyarakat lebih concern mengenai masalah tersebut. Penelitian "cross-sectional" ini dilakukan di kalangan murid sekolah dasar, kecamatan Pacet, Cianjur dan 319 anak terlibat dalam penelitian ini. Lesi dijumpai pada 152 (47,2%) anak. Empat belas macam lesi dijumpai pada mukosa mulut. Masing-masing prevalensnya adalah 80 anak dengan cheilitis angularis (25%), ANUG 49 (15,3%), cheilitis 17 (5,3%), atrofi papila lidah 13 (4%), "flicated tongue" 8 (2,5%), "geographic tongue" 6 (1,8%), tongue tie 6 (1,8%), melanin pigmentation 5 (1,5%), fibroma 3 (0,9%), stomatitis aftousa 2 (0,6%), mukokel 2 (0,6%), "cheek biting" 2 (0,6%), geografik stomatitis 1 (0,3%) dan hemangioma 1 (0,3%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya bermacam penyakit atau kondisi mukosa mulut dengan prevalennya masing-masing dan, mayoritas berupa lesi yang ada kaitannya dengan infeksi mikroba."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1993
614.561 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirhansyah
"Salah satu penyebab tingginya angka Annual Malaria Incidence (AMI) di Kabupaten Tanah Laut karena kurang tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu. Karena itulah perlu diadakan penelitian pengembangan sistem informasi untuk mendukung program pemberantasan penyakit malaria tersebut.
Sebagai metodenya, penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sistem dengan tahapan : investigasi, analisis sistem, perancangan sistem lalu evaluasi sistem. Data dan informasi dikumpulkan melalui wawancara serta observasi terhadap komponen sistem informasi yaitu tenaga, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, dan basis data.
Hasil pra analisis menunjukkan adanya masalah pada setiap komponen sistem informasi, terutama pada perangkat lunak dan basis datanya. Data di-entry ke dalam format di spead sheet program aplikasi LOTUS 1-2-3. Sistem seperti ini dapat menyebabkan kebenaran data menjadi kurang terjamin yang berakibat pengalokasian sumber daya program tidak tepat dan juga memerlukan banyak memori untuk penyimpanan file. Di samping itu dari hasil pranalisis tersebut juga diketahui peluang pengembangan sistem, baik dari segi dukungan pemerintah kabupaten, sumber daya manusianya maupun pembiayaan program pemberantasan penyakit malaria di Kabupaten Tanah Laut.
Hasil analisis sistem menunjukkan adanya beberapa kebutuhan antara lain : kebutuhan pemakai (user), kebutuhan pengolahan data dan kebutuhan sistem itu sendiri. Disamping itu juga diketahui kelayakan pengembangan sistem, berupa kelayakan teknik, kelayakan operasi, kelayakan ekonomi dan kelayakan hukum.
Perancangan sistem menggunakan alat pengembangan berupa Data Flow Diagram, algoritma pemrogaman, Entity Relationship Diagram, normalisasi, kamus data, rancangan input dan rancangan output. Ada berbagai keunggulan pada sistem informasi yang baru dibandingkan dengan sistem informsi yang lama dilihat dari proses maupun output yang dihasilkan.
Kesimpulan pada tesis menyangkut beberapa hal. Pertama, permasalahan sistem informasi ditemukan pada setiap komponen sistem. Kedua, sistem informasi yang dikembangkan bertujuan untuk membantu penggarisan kebijakan, perencanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta penyiapan laporan. Ketiga, sistem informasi mempunyai peluang pengembangan berupa dukungan pemerintah, ketersediaan dana, tenaga, formulir dan sarana komputer. Keempat, prototype yang dibuat dapat diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut. Kelima, indikator yang robust setelah dilakukan pengkajian adalah beda hasil pemeriksaan sediaan darah dan stratifikasi malaria puskesmas.

The Management Information System Development of Malaria Disease Control in Tanah Laut District, South Borneo 2003
One of causes of Annual Malaria Incidence high rate in Tanah Laut district is the lack of accurate and timely information availability. Therefore, there should be a research aimed at developing information system to support malaria disease control program.
For the method, this research is conducted through system approach with the following steps: investigation, system analysis, system design and system evaluation. Data and information is collected through in-depth interview and observation to information system components, such as human resources, procedure, hardware, software and database.
Pre-analysis result shows problems at every information system component, especially at software and database. Data is entered to the format in spreadsheet program application, namely LOTUS 1-2-3. Such a system causes the data validity uncertain which causes program resources inappropriate and needs more memories to save file. In addition, its results show system development opportunity in the perspective of local authority support, human resources and budgeting of malaria disease control program in Tanah Laut District.
The analysis results show that there are several needs including user, data processing and the system itself In addition, it studies system development feasibilities, such as technique, operation, economic and law feasibility.
System planning uses development tools, such as Data Flow Data, algorithm, Entity Relationship Diagram, normalization, data dictionary, input and output planning. There are several advantages in newly developed system compared with the old one in perspective of processes and produced outputs.
The research summarizes several things as follows. First, information system problems are found at every system component. Second, the newly developed system is aimed at supporting governance decision, planning, monitoring and evaluation, as well as report preparing. Third, information system has developing opportunities, such as financial, human resources, form, computer availability, as well as government support. Fourth, the designed prototype is applicable to control malaria disease in Tanah Laut District. Fifth, after analysis the robust indicators are different result of blood slide check and malaria stratification in public health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osep Hernandi
"Penyakit kusta di Kabupaten Ciamis merupakan penyakit yang masih menjadi permasalahan bidang kesehatan, terutama pada tingkat cacat yang diderita melebihi ketentuan WHO yaitu < 10 % dari seluruh penderita terdaftar. Kabupaten Ciamis merupakan daerah non endemis kusta dengan prevalensi < 1 %o, sehingga target program bukan merupakan masalah utama, tetapi dengan tingginya angka cacat hingga 10,45 % merupakan tantangan program untuk mengantisipasi penularan kasus secara cepat dan tepat. Keterlambatan penemuan penderita dan keterlambatan pelaporan program merupakan faktor pendukung terjadinya kusta dengan cacat di Kabupaten Ciamis, hal ini dikarenakan terlambatnya pengolahan dan analisis data di kabupaten, sehingga berdampak kepada terlambatnya pengambilan keputusan untuk antisipasi permasalahan dengan kecacatan kusta di Puskesmas.
Upaya mengatasi permasalahan kusta di Kabupaten Ciamis, dilaksanakan dengan mengembangkan sistem informasi program kusta melalui pembuatan suatu prototype program untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data sehingga memberikan informasi berupa keluaran tentang hasil kegiatan program yang dilaporkan Puskesmas dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan akurat.
Tujuan dibuatnya sistern informasi Program Pemberantasan Penyakit Kusta di Kabupaten Ciamis adalah untuk membantu mempermudah proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data di tingkat kabupaten, agar pengelola program kusta kabupaten dapat mengelola program secara cepat melalui sistem yang mudah dioperasikan sesuai dengan kebutuhan pengguna data dan pengambil kebijakan di tingkat kabupaten.
Proses pengembangan sistem informasi Program Pemberantasan Penyakit Kusta dibuat berdasarkan hasil analisis sistem terhadap kebutuhan program dan sumber daya yang ada di Kabupaten Ciamis, untuk kemudian dibuat desain sistem sesuai kebutuhan informasi yang dapat menghasilkan keluaran sesuai indikator yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi program kusta melalui penyederhanaan pelaporan, kemudahan operasional sistem dan keakurasian data keluaran yang dapat dibaca dengan mudah oleh pengelola program di kabupaten.
Hasil akhir dari pembuatan sistem informasi adalah layak atau tidaknya sistem diterapkan di tempat penelitian melalui ujicoba sistem di Laboratorium Komputasi Informatika Kesehatan, Junisan Informatika Kesehatan Universitas Indonesia, dimana ujicoba sistem meliputi; efesiensi, reliabilitas, efektifitas, akurasi dan aksesibilitas sistem. Hasil ujicoba sistem juga menilai kelemahan dan kelebihan sistem, untuk kemudian kelemahan yang ada agar dapat dikembangkan lebih lanjut di Kabupaten Ciamis, sehingga sistem yang dibuat dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengelola program di kabupaten dalam mengantisipasi setiap permasalahan program yang muncul.
Daftar Pustaka : 44 (1982 - 2002).

Development Information System Eradication Program Leprosy Disease in Health Office Ciamis DistrictLeprosy disease in Ciamis district is disease which still become problems of healthy area, especially at defect level which suffered exceed rule of WHO that is < 10 % from entire ail patient enlist- Ciamis regency is area of non leprosy endemis with prevalence < 1 %o, so that program goals is not such a main problem, but with defect number of height till 10,45 % representing program challenge to anticipate infectious case quickly and precisely. Delay of Invention and patient delay of reporting program is supplementary factor the happening leprosy with handicapped in Ciamis regency, this matter because of losing time of data analysis and processing in this regency, so it affects to losing of decision making for the anticipation of problem with leprosy handicapped in Puskesmas.
The effort overcome the problem of leprosy in Ciamis regency is executed by developing leprosy program information system through making prototype program to make eiser in data analysis and processing so that it give information in the form of output about result of activity reported by Puskesmas in the form of graph and table, so that the decision can be whisked away and is accurate.
The target of making Eradication Disease Leprosy Information Program System in Ciamis regency is to water down of collecting process, data analysis and processing in the regency in order that the organizer of leprosy program can manage the program quickly through the system which is easy to be operated as according to need of data consumer and policy taker in the regency.
Developing Program of Eradication Disease Leprosy information system made pursuant to result of systems analysis to need of resource and program in Ciamis regency, then it is made by system design according to the information need which is able to yield output according to indicator which have been specified, so that it is needed in the plan and leprosy program evaluation through reporting moderation, amenity of operational system and output data accuration which is able to be read easily by program organizer in the regency.
The end of result from making information system is competent or Computing Laboratory of Healthy Information Faculty of Indonesia University, where the experiment in valves efficiency, reliability, effectively, accessible and accuration. Result of experiment system also assess and weakness excess of system, then existing weakness so that can be developed furthermore in Ciamis regency, so that system made can be exploited in an optimal fashion by program organizer in the regency in anticipating every problems of program happens.
Bibliography : 44 ( 1982 - 2002).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhadi Raharjo
"Penyakit tuberkulosis (TBC) masih merupakan masalah kesehatan dan pembangunan dimana Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus terbesar ke tiga di dunia. Cakupan program penanggulangan TBC di Kabupaten Cianjur masih rendah, sehingga Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Cianjur sebagai unit pelaksana di bidang kesehatan pare hares mampu bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dalam menanggulangi masalah TBC paru di Kabupaten Cianjur. Agar penerapan DOTS di masa yang akan datang dapat berlangsung baik, perlu diketahui penerapan strategi DOTS di BP4 Cianjur saat ini. Penelitian bertujuan mengetahui penerapan strategi DOTS di BP4 Cianjur.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang dibantu dengan analisis data sekunder. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hasilnya tergantung pada sejauh mana informan memiliki pemahaman dan keterlibatan terhadap pelaksanaan penerapan strategi DOTS di BP4 Cianjur.
Dari basil penelitian diketahui penerapan dengan strategi DOTS di BP4 Cianjur belum optimal dan masih banyak permasalahan yang harus diperbaiki. Apabila dengan segera diperbaiki, BP4 Cianjur dapat menjadi unit pelayanan kesehatan paru yang baik di Kabupaten Cianjur karena BP4 Cianjur mempunyai peluang yang besar dalam penanganan TBC paru.
Dalam rangka perbaikan penerapan program di masa yang akan datang, peneliti menyarankan sebaiknya diagnosis disesuaikan dengan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis yaitu dengan pemeriksaan dahak SPS. Dilakukan penambahan tenaga pelaksana yang jumlah dan jenisnya memerlukan kajian lebih lanjut. Dilakukan upaya peningkatan kemampuan manajemen BP4 Cianjur melalui pelatihan maupun pelimpahan wewenang yang lebih besar disertai dengan pembinaan teknis dan pengawasan yang memadai.. Penyuluhan sebaiknya dikelola dengan baik, perlu disiapkan tenaga khusus yang bertanggung jawab melaksanakan penyuluhan. Apabila memi-ingkinkan segera dibentuk Komite DOTS Kabupaten Cianjur sehingga diharapkan program penanggulangan TBC dapat terkoordinasi dengan baik dalam satu sistem yang terintegrasi.

Analysis on Implementation of Introduction DOTS Strategy in Cianjur Lung Clinic (BP4 Cianjur) to Fight Against Lung Tuberculosis in Cianjur District, 2003-2004 Tuberculosis still remains a major problem of health and development in Indonesia, which placed Indonesia in the third rank of lung tuberculosis cases in the world. Tuberculosis reduction program coverage in Cianjur district is still low, so the Cianjur Lung Clinic (BP4 Cianjur) should be able to collaborate with the Cianjur District Health Office to cope with the lung tuberculosis problem. To ensure the DOTS implementation could be working well, it needs to know how the DOTS implementation in BP4 Cianjur is carried out.
This is a qualitative approach study and supported by secondary data. This study has limitation on how the informan has the understanding and involvement on the execution of the DOTS strategy in BP4 Cianjur.
The result of this study show that implementation of the lung tuberculosis following the DOTS strategy is not optimal yet and still has a lot of problems that should be taken care. BP4 Cianjur could become the best lung clinic in Cianjur district because BP4 Cianjur has great potential in handling lung tuberculosis.
In order to enhance program implementation in the future based on this study, it recommend that the diagnostic of tuberculosis cases should be in compliance with the National Tuberculosis Handbook which uses sputum smear microscopy.. Recruiting more human resources with the numbers and types needs should be studied further. Any effort to improve the management ability of BP4 Cianjur through training and delegation of authority, including technical assistance and appropriate monitoring. Quality training for patients is therefore critical to success, it is important to assign a person who has the responsibility to train people. When it is possible, directly establish DOTS Committee in the Cianjur District, so the lung tuberculosis reduction program could be well organized and coordinated in one integrated system.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syefri Luwis
"Penelitian mengenai pemberantasan penyakit pes di wilayah Malang pada tahun 1911 ? 1916 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah kesehatan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan sumber-sumber tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wabah pes yang terjadi di daerah Malang dan sekitarnya pada tahun 1911-1916 ini adalah wabah pes yang pertama kali melanda Hindia Belanda. Bersamaan dengan munculnya wabah ini, tahun 1911, Burgerlijken Geneeskundigen Dienst, Dinas Kesehatan Masyarakat, dibentuk. Tugas pertama dari dinas ini ialah memberantas penyakit ini. Penyakit ini berasal dari tikus yang terinfeksi basil pes dan disebarkan melalui gigitan kutu tikus yang menggigit manusia. Penyakit ini menyerang wilayah Malang dan sekitarnya karena wilayah ini lebih sejuk dari wilayah lain. Malang sendiri berada 442 meter di atas permukaan laut. Sehingga basil penyakit dapat bertahan hidup lebih lama dari pada di daerah yang berudara lebih panas. Pada tahun 1914, wabah pes mencapai puncaknya. Lebih dari 15.000 orang meninggal dunia. BGD kemudian membentuk satu dinas khusus untuk memberantas wabah ini. Pada tahun 1915 Dienst der Pestbestriding, Dinas Pemberantasan Pes, dibentuk. Dengan adanya dinas ini, korban penyakit ini bias ditekan hingga seminim mungkin. Dampak yang terjadi bagi daerah Malang dan sekitarnya akibat wabah ini adalah menyusutnya jumlah penduduk karena menjadi korban dari penyakit ini, semakin meningkatnya usaha pengobatan secara modern, diungsikannya penduduk ke barak-barak, pembongkaran dan perbaikan rumah agar terbebas dari wabah penyakit. Selain itu akibat dari wabah ini, kota Malang berhasil dibentuk pada tahun 1914. Pada tahun 1916, jumlah korban dari wabah penyakit ini turun hingga mencapai 595 orang. Hal ini membuat wilayah Malang dan sekitarnya dianggap telah bebas dari wabah penyakit pes ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12663
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The village drug post is one of health efforts based on the community resources. But the technical assistance is the Health Center's responsible. This means that there are ducation process, transfer of technologies, and train the skill on drugs and simple therapy for common diseases in the community. This research aimed to enhance the community ability to self help in health that are safe and right, with the specific objectives were 1) present of qualified drugs with achievable prices, 2) enhance the community's knowledge on drugs and simple treatment efforts to mild diseases in the local areas, 3) enhance the community's skill to know symptoms and to treat mild disease simply. This was an operational research with a qualitative design. The location was in Cianjur District, Cipendawa and Cikanyere villages. Data were collected by interview. focus group discussion, and observation. Results showed that there were village drug posts in 2 (two) villages selected. And by cadres trainings there were to enhance on the community knowledge on drugs, simple treatment efforts on mild diseases, and enhance the community skill to know symptoms. Besides, the procurement of drugs in village drug post are not just from Big Pharmacy Factories (Pabrik Besar Farmasi) directed by the Government but for efficiency and effectives, these could be from the drug stores with licenses because the prices could be cheaper and also could be faster and shorter. It is suggested that there should be 1) evaluation and revitalization on village drug posts that in the location that ever been exist and to apply drug procurement system that is easy to conduct, 2) enhance community education on drugs, 3) reorganize the training materials for cadres. "
BULHSR 9:4 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>