Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nova Muhani
"Pre-eklampsia berat, salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung, merupakan penyebab kematian ibu nomor satu (47,25%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prediktor pre-eklampsi berat (PEB) yang dinilai dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, proteiunuria, eklampsia, sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, low platelets count (HELLP) dengan kematian ibu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel 60 kasus dan 120 kontrol. Data diolah dari rekam medis rumah sakit selama periode lima tahun (2010 ? 2014).
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sindrom HELLP memiliki risiko kematian ibu 12 kali lebih tinggi (95%CI 2,9 - 53,7) dan eklampsia memiliki risiko 12,1 kali lebih tinggi (95%CI 3,8 - 38,6). Tekanan darah diastolik 110 - 119 mmHg memiliki risiko 7,4 kali lebih tinggi (95%CI 1,8 - 29,2), tekanan darah diastolik ³ 120 mmHg memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi (95%CI 1,1 - 23,1), tekanan darah sistolik > 190 mmHg memiliki risiko 2,1 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 - 7,4), tekanan darah sistolik 170 - 190 mmHg memiliki risiko 1,6 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 ? 4,5), proteinuria +3 memiliki risiko 4,2 kali lebih tinggi (95%CI 0,3 - 27,4), proteinuria +4 memiliki risiko 3,2 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 - 31,7) setelah dikontrol oleh usia ibu, gravida, usia kehamilan, metode persalinan, pemberian diasepam, pendidikan, tempat tinggal, dan pekerjaan. Oleh karena itu, perlu meningkatkan deteksi dini komplikasi kehamilan dan penanganan yang baik kasus preeklampsia untuk mencegah kematian ibu akibat eklampsia dan sindrom HELLP.

Severe preeclampsia, one of main causes of maternal death in Indonesia and at Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Public Hospital, is the leading cause Pre-eklampsia Berat dan Kematian Ibu Severe Preeclampsia and Maternal Death Nova Muhani*, Besral** of maternal death (47.25%). This study aimed to determine relation of severe preeclampsia predictor as assessed from systolic blood pressure, diastolic blood pressure, proteiunuria, eclampsia and HELLP syndrome with maternal death at Dr. H. Abdul Moeloek Public Hospital. This study used case control design with 60 cases and 120 control total of sample. Data was managed from hospital medical records during five years period (2010 - 2014).
Results of study showed HELLP syndrome had risk of maternal death 12 times higher (95%CI 2.9 - 53.7) and eclampsia had the risk 12.1 times higher (95%CI 3.8 - 38.6). Then diastolic blood pressure 110 - 119 mmHg had the risk 7.4 times higher (95%CI 1.8 - 29.2), diastolic blood pressure ³ 120 mmHg had the risk 5.5 times higher (95%CI 1.1 - 23.1), sistolic blood pressure > 190 mmHg had the risk 2.1 times higher (95%CI 0.5 - 7.4), sistolic blood pressure 170 - 190 mmHg had the risk 1.6 times higher (95%CI 0.5 - 4.5), proteinuria +3 had the risk 4.2 times higher (95%CI 0.3 - 27.4), proteinuria +4 had the risk 3.2 times higher (95%CI 0.5 - 31.7) after controlled by maternal age, gravida, pregnancy age, delivery method, diazepam provision, education, domicile and employment. Therefore, it needs to improve early detection of pregnancy complication and good management of preeclampsia case to prevent maternal death due to eclampsia and HELLP syndrome."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Widiastuti
"Pre eklampsia adalah kondisi yang ditandai siengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang nyata pada ibu 6ami1. Rlie eklampsia dan eklampsia menjadi sala h satu penyebab kematian ter&anyak di rumah sakit aengan persentase kasus sekitar 30%.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor-faktor, yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan preeklampsta be at di RSUD Tangerang. Faktor terbagi menjadi 3 kategori yaitu faktor ibu (umur, padtas, riwayat abortus, riwayat dm, riwayat hipertensi, dan riwayat hipertensi dalam kelu ga), faktor penanganan pra rumah sakit (perujuk, penatalaksanaan pra rs dan lama waktu merujuk) dan aktor penanganan di rumah sakit (pemberian obat perawatan di ICU cara dan waktu terminasi kehamilan dan komplikasi).
Metode: Desain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus adalah "bu yang meninggal karena pre eklampsia berat, dan kontrol adalah ibo pre eklampsia berat yang bertahan hidup. Sampel penelitian terdiri dari 73 kasus dan 'J3 kontrol. Data diambil dengan menggunakan kuesioner berdasarkan informasi yang disarikan dari data rekam medis pasien 2005-2008.
Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan pre eklampsia berat di RSU Tangerang adalah riwayat hipertensi dalam keluarga (p=0,013, OR 0,147;95 % CL 0,032-0.684). Pemberian obat di Rumah Sakit rangkaian tindakan penanganan pra rumah sakit dan selama di rumah sakit (continuum of care). Keberhasilan penanganan komplikasi tidak terlepas dari rangkaian kegiatan, yang diharapkan sejak awal patuh pada prosedur tata laksana yang ada, sekaligus didukung dengan kesiapan fasilitas kesehatan (rumah sakit) dalam menangani kasus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20947
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neny Utami
"ABSTRAK
Perilaku mencari pertolongan kesehatan pada ibu hamil memiliki peran yang penting dalam pencegahan komplikasi kehamilan yang berisiko. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi perilaku mencari pertolongan kesehatan pada ibu hamil pre-eklampsia berat dan faktor yang berkontribusi. Metode penelitian adalah cross sectional dengan convenience sampling pada pengambilan sampel. Responden berjumlah 217 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pelayanan (nilai p=0,049), pengambilan keputusan (nilai p =0,001) dan tingkat pengetahuan tanda dan bahaya kehamilan (nilai p= 0,001) berkontribusi pada perilaku mencari pertolongan kesehatan pada ibu hamil pre-eklampsia berat. Faktor yang paling dominan berkontribusi pada perilaku mencrai pertolongan kesehatan pada ibu hamil pre-eklampsia berat menunjukkan bahwa pengambilan keputusan OR=2,741(95%CI; 1,49-5,02) dan tingkat pengetahuan tanda dan bahaya kehamilan OR=0,25 (95%CI; 0,13-0,48). Tenaga kesehatan diharapkan mampu meningkatkan edukasi tentang pengambilan keputusan dalam pemanfaatan layanan kesehatan pada masa kehamilan.

ABSTRACT
Maternal health seeking behavior has an important role in the prevention of high risk pregnancy complications. The purpose of this study is to identified the maternal helath seeking behaviour with severe pre-eclampsia and contributing factors. The research method is cross sectional with convenience sampling. There were 217 respondents who met the inclusion criteria. The results of this study indicate that service satisfaction(p value =0,049), decision making (p value = 0,001) and the level of knowledge of signs and dangers of pregnancy (p value = 0,001) are factors that contribute to the maternal health seeking behaviour with severe pre-eclampsia. The dominant factors influencing the maternal health seeking behavior with severe pre-eclampsia were decision making OR=2,741(95%CI; 1,49-5,02) and the level of knowledge of signs and dangers of pregnancy OR=0,25 (95%CI; 0,13-0,48). Health workers are expected to be able to increase education about decision making in utilizing health services during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Yulianti
"Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005, angka kejadian pre-cklampsia beral(PEB) pada ibu hamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta teljadi peningkatan dari l5,2% menjadi 23,6%. Tingginya angka kejadian PEB ini dipcrkirakan karena faktor pendidikan, pekerjaan, umur ibu, paritas, umur kehamilan, riwayat penyakit, dan pemeriksaan antenatal. Oleh karena itu dilakukan Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat pada Ibu I-Iamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta.
Desain penelitian ini adalah case comrol pada 133 kasus ibu dengan pre-eklambsia berat (PEB) dan L33 kontrol ibu dengan non PEB di RSUD Bayu Asih Purwakarta tahun 2004-2005. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor umur ibu, riwayat penyakit, dan pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan tcrhadap kcjadian PEB. Sedangkan faktor-faktor pckcqaan, paritas, umur kehamilan, dan pemeriksaan antenatal tidak mempunyai hubungan yang signifikan dcngan kcjadian PEB. Scdangkan faktor yang paling bcrhubungan dengan kejadian PEB adalah riwayat penyakit.
Berdasarkan hal di atas perlu dilakul-can penyuluhan pada ibu hamil (khususnya ibu yang berumur >35 tahun dan primigravida) dan ibu yang telah mengalami PEB agar mampu mendeteksi secara dini gejala dan tanda PEB dan segera kc pclayanan keschatan. Rumah sakit juga harus mclengkapi pengisian data dalam Ele rekam medis pasien agar dapat memberikan tindakan medis yang sesuai dan tepat.

In the year 2004 until 2005, the condition severe preeclampsia to pregnant woman in RSUD Bayu Asih Purwakarta have increase from l5,2% to 23,6%. The reason of the increasing severe preeclampsia is estimated because factors education, job, mother age, parity, pregnant age, illness and antenatal care. Because of that, need analysis the factors that relationship between severe preeclampsia to pragnent womant in RSUD Bayu Asih Purwakarta.
The design of this research is case control, to 133 case mother with severe precclampsia and 133 control mother non severe preeclarnpsia in RSUD Bayu Asih Purwakarta year 2004-2005. The data analysis uses logistic regression analysis.
This research found that factors mother age, illness, and education have relationship between severe preeclampsia. About factors job, parity, age pregnant, and antenatal care don?t have relationship between severe preeclampsia. The illnes is the most relationship factor to become severe preeclampsia.
According to the matter above, pregnant woman (specially age more than 35 year and primigravida) and pregnant woman with several preeclampsia, they need information about syndrom and sign several preeclampsia so they can search the health sen/ice. The hospithal must doing the full report information about medical clinilc patient, so they can get the comprehensif health service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keteraturan Ante Natal Care pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi
adanya tanda-tanda pre eklampsia sehingga tindakan preventif diharapkan
dapat menurunkan angka kejadian pre eklampsia dan eklampsia sehingga
menurunkan morbiditas dan mortalitas Ibu dan janin. Selain keteraturan
Ante Natal Care terdapat faktor predisposisi yang ikut mempengaruhi
kejadian pre eklampsia diantaranya adalah usia, paritas, pendidikan, riwayat
penyakit hipertensi dan status psikologis ibu. Tujuan penelitian ini adalah
memperjelas konsep keteraturan Ante Natal Care terhadap kejadian Pre
eklampsia pada ibu hamil. Metode penelitian deskriptif perbandingan
dengan cara pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel
dilakukan secara Consecutive dari tanggal 16-27 Juli 2001 di Poliklinik
Kebidanan dan Rawat Inap RSUPN Cipto Mangunkusumo. Diperoleh
sampel sebanyak 30 kasus yang terdiri dari 18 kasus Pre eklampsia ringan
dan 12 kasus pre eklampsia berat. Data yang terkumpul dianalisa dngan
statistik deskriptif perbandingan dan dilakukan uji perbedaan kemaknaan
dengan uji non parametrik Chi Square tabel 2 x 2. Hasil Penelitian : Pada
kasus Pre Eklampsia Ringan (PER) yang melakukan ANC teratur ditemukan
sebanyak 10 kasus (56%) dan pada Pre Eklampsia Berat (PEB) angka kejadian
sangat kecil yaitu 2 kasus (16,7 %). Sebaliknya pada kasus PER yang tidak
melakukan ANC dengan teratur sebanyak 8 kasus (44%) dan pada kasus PEB
sejumlah 10 kasus (83,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa dengan ANC teratur
semakin banyak kasus PER terdeteksi dan jumlah kasus PEB semakin
berkurang, Setelah uji X2 dengan df = 1 menunjukkan perbedaan yang
bermakna pada ibu hamil yang melakukan ANC teratur dan tidak teratur
terhadap kejadian pre eklampsia (X2 = 4,54 dan £2 = 0,025)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5059
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Eka Wijaya
"Latar Belakang: Preeclampsia adalah sindrom yg ditemui pada ibu hamil dan menjadi salah satu penyebab kematian terbesar ibu dan anak. Salah satu teori menjelaskan bahwa preeclampsia terjadi karena kegagalan proses pseudovasculogenesis. Kegagalan proses ini akan menyebabkan ketidakseimbangan produksi sitokin anti inflamasi dan inflamasi. Ketidakseimbangan ini akan menghasilkan spesies oksigen reaktif (SOR). Glutation tereduksi (GSH) adalah zat yg dihasilkan oleh tubuh untuk menetralisir SOR dan mencegah stress oksidatif dengan demikian GSH dapat digunakan sebagai indikator untuk preeclampsia.
Metode: Sampel dikumpulkan dari ibu dengan kelahiran normal (diatas 37 minggu), preeclampsia awal (sebelum 35 minggu), dan preeclampsia (diatas 35 minggu sampai 40 minggu). Kadar GSH pada ekstrak jaringan plasenta diukur mengunakan spectrophotometer.

Background: Preeclampsia is a syndrome in pregnant woman which is the leading cause of maternal and perinatal illness and death. One proposed pathogenesis mechanism of preeclampsia is failure in pseudovasculogenesis process which will cause imbalance production of anti-inflammatory and inflammatory cytokines. This imbalance production will trigger the production of Reactive Oxygen Species (ROS). Reduced glutathione (GSH) is an important endogenous substance which neutralized ROS to prevent oxidative damage. GSH level can be used as an indicator for preeclampsia. Therefore we want to measure GSH level in early and late preeclampsia compared to normal pregnancy.
Methods: samples were collected from mother with normal gestation (above 37 weeks), early preeclampsia (before 35 weeks), and late preeclampsia (after 35 weeks and before 40 weeks). Afterwards, GSH level is measused from plancetal extract using spectrophotometer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irawati
"Pre-eklampsia/eklampsia/hipertensi gestosis merupakan penyebab utama kelahiran prematur dan kematian perinatal Serta 20 - 33 % kematian ibu (1-3). Prevalensi preeklampsia lebih besar pada primigravida (15 - 20 %) dibandingkan dengan multigravida (5 %) (4,5). Pre-eklampsia pada primigravida lebih sering terjadi pada usia di bawah 25 tahun dan di atas 35 tahun (2). Walaupun telah banyak dilakukan penelitian dalam usaha menyelidiki penyebab timbulnya eklampsia, namun sampai sedemikian jauh belum ada kepastian mengenai etiologi terjadinya eklampsia pada akhir kehamilan Satu fakta yang cukup menggembirakan ialah bahwa dengan penata-laksanaan pemeriksaan antenatal yang baik, terjadi penurunan derajat kegawatan dan prevalensi eklampsia yang bermakna secara statistik (6).
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui:
1. Pola perubahan tekanan darah wanita hamil normotensif dibandingkan dengan tekanan darah wanita tersebut waktu tidak hamil;
2. Pola perubahan tekanan darah wanita hamil dengan kecenderungan pre-eklampsia dibandingkan dengan tekanan darah wanita tersebut waktu tidak hamil.
3. Pengaruh paritas terhadap pola perubahan tekanan darah selama hamil.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara yang telah distandardisasi. Penelitian ini dibatasi pada ibu kelompok usia 20 - 35 tahun yang dianggap sebagai kelompok usia ideal untuk melahirkan bayi sehat.
Dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan pola tekanan darah kehamilan normotensif dan kecenderungan pre-eklampsia, baik pada primigravida maupun multigravida, sebagai salah satu usaha mendiagnosis secara dini adanya kecenderungan preeklampsia pada kehamilan. Dengan demikian dapat diusahakan pencegahan pre-eklampsia/eklampsia pada saat menjelang persalinan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pre-eklampsia merupakan kelainan kehamilan dengan gejala meningkatnya tekanan darah. Salah satu teori yang mencoba menjelaskan terjadinya patofisiolgi pre-eklampsia adalah rusaknya endotel akibat serangan radikal bebas dan menurunnya antioksidan dalam tubuh. Kerusakan jaringan endotel mengaktivasi netrofil untuk menghasilkan radikal oksigen dan juga mengaktivasi trombosit. Selanjutnya kerusakan endotel, netrofil, dan trombosit berinteraksi menyebabkan reaksi pembekuan darah dan memperkuat vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan kerusakan jaringan makin meningkat. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk meneliti kadar peroksida lipid plasma, status antioksidan total, dan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia. Pengukuran kadar peroksida lipid dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm dengan trichloroacetic acid (TCA) 20 % untuk mempresipitasikan protein dan, thiobarbituric acid (TEA) 0,67 % sebagai kromogen. Pengukuran status antioksidan total dengan spektrofotometer pada panjang glombang 600 nm dengan kit dari Randox. Vasokonstriksi pembuluh darah merupakan rasio antara lumen pembuluh darah dibagi dengan lumen pembuluh darah ditambah 2 tebal dinding pembuluh darah. Data dianalisis dengan uji t independen, uji korelasi sederhana yang dilanjutkan ke uji Z Fisher setelah sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji kesamaan variansi dengan uji F pada alfa 0.05.
Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh basil (1) kadar peroksida lipid plasma lebih tinggi pada penderita pre-eklampsia dibanding pada wanita hamil normal (p < 0.01), (2) status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia tidak lebih rendah dibanding pada wanita hamil normal (p > 0.05), (3) vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia lebih kuat dibanding pada wanita hamil normal (p < 0,01), (4) tidak terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid plasma dengan status antioksidan total (p > 0,05), koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid dengan status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal tidak berbeda bermakna (p > 0,05), (5) terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis (p < 0,05), terdapat perbedaan koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid plasma dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal (p < 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T6399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Humaira
"Pre-eklampsia adalah sekumpulan sindrom klinis khusus kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang akan berhenti setelah kelahiran sang bayi. Faktor seperti genetik, imunologis, perilaku dan lingkungan terlibat dalam proses patologis pre-eklampsia. Di Indonesia sendiri, hipertensi adalah penyebab utama kedua dari kematian ibu. Berkurangnya konsentrasi Nitric Oxide NO diduga berperan dalam patogenesis pre-eklampsia karena Nitric Oxide NO berfungsi sebagai vasorelaksan dan antikoagulan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah konsentrasi Nitric Oxide sebagai penanda stres oksidatif untuk plasenta dengan pra-eklampsia pada usia 26-40 minggu menurun atau tidak. Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional pada tahun 2016 dengan sampel jaringan plasenta manusia yang telah disetujui sebelumnya. Absorbansi diukur menggunakan reaksi Griess dan dianalisa dengan uji Mann-Whitney pada software SPSS. Uji Mann-Whitney membuktikan bahwa konsentrasi Nitric Oxide NO pada jaringan plasenta dengan pra-eklampsia akhir n = 12 lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi Nitric Oxide NO yang didapat dari jaringan plasenta kehamilan normal. Uji Mann-Whitney telah mengkonfirmasi hubungan antara konsentrasi Nitric Oxide NO dengan patogenesis preeklampsia. Oleh karena itu, Nitric Oxide NO dapat dianggap sebagai penanda stres oksidatif pada preeklampsia karena berperan penting dalam patogenesis preeklampsia.

Pre eclampsia PE is a clinical syndrome specific to pregnancy which are distinguished by hypertension and proteinuria that remits after delivery. Many factors such as genetic, environmental, behavioral and immunological factors are involved in the development of PE. In Indonesia itself, hypertension is the second leading cause of of maternal deaths. It is implied that reduced concentration of Nitric Oxide NO will induce the pathogenesis of PE as it can not function as vasorelaxant and anticoagulant factors well. The study aims to identify whether the concentration of Nitric Oxide as an oxidative stress marker for pre eclamptic placenta age 26 40 weeks decrease or not. The cross sectional study was held on 2016 with human placental tissue which have been consented before as the samples. The absorbance was measured using the Griess reaction and analyzed through SPSS Software using the Mann Whitney test. The result showed that the concentration of Nitric Oxide NO in late pre eclamptic placental tissues n 12 were lower compared to the concentration of Nitric Oxide NO taken from placental tissue of normal pregnancy. The Mann Whitney test has confirmed the relation of Nitric Oxide NO concentration to the pathogenesis of pre eclampsia. Therefore, Nitric Oxide NO can be considered as an oxidative stress marker to pre eclampsia as it plays a pivotal role in the pathogenesis of PE."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>