Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayi Suryo Prabandari
"Di Indonesia, sejak lebih dari dua dekade, terjadi transisi epidemiologi.
Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) meningkat menggeser penyakit
menular. Sejak tahun 2004, tiga perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terkait
PTM, yang meliputi tidak merokok, aktivitas fisik, konsumsi tinggi serat
belum memenuhi target. Penelitian ini bertujuan mengetahui penggalian
riwayat dan nasihat gaya hidup sehat yang dilaporkan oleh pasien dan dok-
ter. Penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang pada 57 dokter
dan 251 pasien puskesmas. Data dikumpulkan dengan kuesioner terstruk-
tur dan wawancara di empat puskesmas di Kota Yogyakarta dan delapan
puskesmas di Kabupaten Sleman mulai September 2011 sampai dengan
Januari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak dokter
yang memberikan nasihat tentang gaya hidup sehat daripada menanyakan-
nya. Dokter lebih sering melakukan penggalian riwayat dan nasihat tentang
kebiasaan merokok daripada tentang olah raga dan pola makan.
Penggalian riwayat dan nasihat yang dilaporkan oleh dokter dan pasien
berbeda. Menurut pasien, dokter seharusnya bertanya dan memberi nasi-
hat gaya hidup sehat. Karakteristik dokter tidak berhubungan dengan peng-
galian riwayat dan nasihat gaya hidup sehat yang dilakukan. Penggalian
riwayat tentang hidup sehat menjadi prediktor kuat dalam memberikan nasi-
hat untuk melakukan gaya hidup sehat.
Epidemiological transition has been occurred in Indonesia in the last two
decades. The increasing prevalence of non communicable disease (NCD)
has shifted the communicable disease. This pattern has been predicted
since the 2004. National health survey reported that the Indonesian? clean
and healthy behavior (PHBS) related to NCD, namely, not smoking, exer-
cise and high fiber diet were still far from the target. The role of physician,
particularly primary health care is crucial to overcome those health prob-
lems. This cross sectional study aimed to assess history taking and advice
on healthy life style reported by patient and physician. Participants were 57
physicians and 251 patients of primary health care (Puskesmas). Data were
collected by structured questionnaires and interviews at 4 Puskesmas in
Yogyakarta City and at 8 Puskesmas in Sleman District, started between
September 2011 and January 2012. The results showed that physicians
more carried out health advice on healthy life style than ask about them.
Patients and physicians reported differently in the history taking and advice
on healthy life style. Physician was more asking and advice about smoking
habits than exercise and high fiber diet. Characteristics of physicians did not
correlate with history taking and advice of healthy lifestyle. History taking of
healthy life style was a strong predictor to conduct advice on healthy life
style."
Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Najib Najib
"Tingkat pemakaian kontrasepsi hormonal oleh akseptor Keluarga
Berencana di kelurahan Muktiharjo Kidul kota Semarang yang tinggi diduga
merupakan dampak tidak diberikannya informasi yang luas tentang kelebihan
dan kekurangan alat kontrasepsi dan pelayanan kontrasepsi yang
berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan kualitas pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal
pada pasangan usia subur di kelurahan Muktiharjo Kidul. Jenis penelitian
adalah explanatory study dengan pendekatan cross sectional yang dianalisis
secara deskriptif. Penarikan sampel dilakukan secara acak dari populasi
pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi di kelurahan
Muktiharjo Kidul kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
prevalensi pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal
dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan pelayanan yang berkualitas.
Statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan kualitas
pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi
The high level of hormonal contraceptive using by Family Planning acceptor
in Muktiharjo, Kidul, Semarang, suspectedly caused by lackness of information
given about advantages and disadvantages of contraceptives and
high quality of service. This research conducted to identify relationship of
knowledge and service quality in selecting hormonal contraceptives on reproductive
age couple in Muktiharjo, Kidul. The type of the research is explanatory
study uses cross sectional approach and descriptive analysis.
Sample are collected randomly from reproductive age couple which use
hormonal contraceptives in Muktiharjo, Kidul, Semarang. This study result
that productive age couple using hormonal contraceptives prevalence
affected by good knowledge and high quality service. Statistics show that
there is a relationship between knowledge and service quality in the matter
of selecting contraceptives."
Balai Pelatihan dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Toha Muhaimin
"Kata kualitas hidup sering dihubungkan dengan pembangunan, khususnya pembangunan manusia, yang sering dikaitkan dengan kondisi seseorang baik dalam keadaan sehat maupun sakit, untuk menunjukkan aktivitas fisik, atau kondisi seseorang dalam hidup sehari-harinya. Sebagian orang mengkaitkan istilah kualitas hidup dengan kondisi sejauh mana terpenuhinya kubutuhan dasar untuk hidup seperti sandang, pangan, papan dan pendidikan pada seseorang. Oleh karena itu, banyak penelitian mengukur kualitas hidup dengan instrumen yang berbeda-beda, termasuk mengukur kualitas hidup anak dan banyak instrumen yang telah dikembangkan. Tulisan ini mencoba membahas pengertian kualitas hidup dan cara mengukurnya, terutama pada anak. Belum ada konsensus mengukur atau menggambarkan definisi konseptual kualitas hidup, tetapi para peneliti setuju bahwa kualitas hidup adalah konsep multidimensional yang dapat diukur dengan berbagai pendekatan. Kualitas hidup didefinisikan sebagai perasaan utuh (overall sense) kesejahteraan seseorang dan meliputi aspek kebahagiaan (happiness) dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Kualitas hidup disebut juga dengan istilah status kesehatan subjektif (subjective health status). Untuk mengukur kualitas hidup, termasuk kualitas hidup anak, bisa dilakukan baik pada orang atau anak sehat maupun menderita penyakit tertentu dengan menentukan dimensi (domain) yang berbeda-beda dan masing-masing dimensi bisa digali dengan sejumlah item pertanyaan atau pernyataan dalam jumlah yang berbeda juga, yang harus dijawab atau diisi oleh responden, anak, orangtua atau keduanya.

Quality of life (QoL) is very often to be associated with development, especially, human development, which is linked to condition of someone, either healthy or sick, to show daily physical activities. Some people are thinking that QoL is associated with basic needs of someone?s life such as clothe, Mengukur Kualitas Hidup Anak Measuring Children?s Quality of Life Toha Muhaimin food, house, and education. For these reasons, there are a lot of quality of life studies using different instruments, including child quality of life. There are also some instruments already developed to measure it. This paper is trying to discuss the meaning of QoL and how to measure it, especially for children. There is no consensus how to measure QoL as conceptual definition. However, researchers agree that it is multidimensional construct and that there are a variety of approaches by which it may be measured. Quality of life is defined as one?s overall sense of well-being and includes aspects of happiness and satisfaction with life as a whole, and it is called as subjective health status. To measure QoL, included children, either for healthy or specific illness, it can be done by different domains and for each domain consists of different number of items of questions or statements, which will be answered or filled up by either respondent, children, or both of them."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oedojo Soedirham
"Kota Sehat merupakan proyek World Health Organization (WHO) yang
diluncurkan pada pertengahan tahun 1980-an dengan mengambil tempat
untuk yang pertama kali adalah kota-kota di Eropa. Konsep Kota Sehat
adalah konsep lama sekaligus baru. ?Lama? berarti telah lama manusia
berusaha untuk membuat kota lebih sehat sejak awal peradaban perkotaan
(urban civilization). ?Baru? dalam manifestasinya sebagai satu sarana uta-
ma promosi kesehatan ? kesehatan masyarakat baru (new public health) ?
dalam pencarian Sehat untuk Semua (Health for All). Hal tersebut dipan-
dang sebagai ?a means of legitimizing, nurturing, and supporting the
process of community empowerment?. Artikel ini mengulas Kota Sehat
dalam konteks sustainable communities.
Healthy City is a World Health Organization (WHO) project that launched in
mid 1980s with cities at Europe as first attempts. The Healthy City concept
is old and new. ?Old? means that since the early urban civilization, human-
being striving for better and healthier places to live. ?New? means that it?s
one primary manifestation for health promotion ? new public health ? in
seeking ?Health for All?. This is seen as ?a means of legitimizing, nurturing,
and supporting the process of community empowerment?. The paper re-
viewed Healthy City in sustainable communities context."
Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudijanto Kamso
"Data tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif di Indonesia yang diperlukan untuk upaya pencegahan penyakit kardiovaskular sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian dilakukan di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah responden yaitu 220 orang eksekutif laki-laki dan 68 orang eksekutif wanita. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, analisis biokimia darah, analisis asupan makanan, pengukuran angka stres, dan pengukuran indeks aktivitas. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa independen variabel dengan dependen variabel. Analisis ini menghasilkan indeks massa tubuh (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesitas, OR = 7,44) dan rasio total kolesterol/high density lipoprotein (HDL)-kolesterol (OR = 8,83) sebagai determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan profil lipid dan pengukuran antropometri sederhana yang teratur pada kelompok eksekutif penting dilakukan untuk mendeteksi risiko sindrom metabolik.

Available datas on metabolic syndrome among Indonesian executives are limited, despite the fact of the importance of these data for cardiovaskular prevention. The objective of this study was to assess prevalence of metabolic syndrome and its associations between anthropometric measures, lipid profiles, blood pressure, nutrient intakes, and life style in executive group. A cross sectional study was undertaken in some factories in Jakarta, using multistage random sampling. The respondents were 287 executives, 219 male and 68 female. Data were collected through anthropometric measurements, biochemical blood analysis, nutrient intake, stress score, and activity index assessment. Multiple logistic regression analysis used to assess associations between independent variables and metabolic syndrome. This study showed that body mass index (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesity, OR = 7,44) and ratio serum total cholesterol to high density lipoprotein (HDL)-cholesterol (OR = 8,83) were potential determinants of metabolic syndrome. This study shows the importance of routine check of lipid profile, blood pressure, and simple anthropometric assessment to detect the risk of metabolic syndrome in the elderly."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"Keberhasilan metode amenore laktasi yang merupakan metode kontrasepsi efektif wanita menyusui tergantung pada pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif. Konseling postpartum diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang metode kontrasepsi postpartum.
Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan konseling postpartum dan penerapan metode kontrasepsi amenore laktasi setelah mengendalikan pengaruh variabel paritas, status pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Penelitian observasional ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7 ? 12 bulan dan memberikan ASI eksklusif. Hubungan antara variabel penelitian dianalisis dengan regresi logistik multivariat dengan chi square, kekuatan hubungan dihitung dengan rasio prevalens dan 95% convidence interval odds ratio.
Ditemukan hubungan yang bermakna antara konseling postpartum dengan penerapan kontrasepsi metode amenore laktasi setelah mengontrol variabel paritas, status pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Konseling tersebut berkontribusi sekitar 24% pada penerapan kontrasepsi metode amenore laktasi. Responden mendapatkan konseling dan dukungan petugas kesehatan tentang ASI eksklusif, tetapi kontrasepsi dengan metode amenore laktasi belum disampaikan.

Lactation amenorrheal method (LAM) is an effective contraception method for women that give exclusive breastfeeding. Postpartum counseling is important in order to improve knowledge about LAM as postpartum contraception method.
The objective of this research is to measure the relationship between postpartum counseling and lactation amenorrheal method after being controlled parity, work status, health care staff support, and family support. This observational research using cross sectional design with quantitative and qualitative approach. Subject of the study were mother who has 7 ? 12 months infant breasfeeded exclusively. Association among variables were analyzed using chi square, strength association was measured using prevalence ratio of 95% convidence interval odds ratio. Multivariate analysis used logistic regression technique.
The result of logistic regression analysis showed there was significant association between postpartum counseling and LAM contraception with the control of variables of parity, occupational status, health staff support and the family that contributed 24% in the implementation of LAM contraception. The result of indepth interview showed that postpartum mother got counseling and support from health staff about exsclusive breastfeeding and is not knowledge about LAM as postpartum contraception method.
"
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Kedokteran, Program Studi Diploma IV Kebidanan, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Irina Darmawan
"Secara nasional, konsumsi garam beryodium cukup adalah 62,3% dan di
Provinsi Jawa Barat adalah 58,3%. Cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga di Kota Bekasi hanya sekitar 62,14%. Pemantauan
garam beryodium di tingkat rumah tangga oleh Dinas Kesehatan Kota
Bekasi tahun 2004 menunjukkan bahwa garam yang mengandung yodium
cukup adalah 51%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis fak-
tor demand dan supply terhadap konsumsi garam beryodium tingkat rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi
dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi yang diteliti yaitu
110 orang ibu dengan menggunakan uji chi square. Pada faktor demand di-
dapatkan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi ga-
ram beryodium tingkat rumah tangga. Namun, tidak ada hubungan antara
pendapatan dengan konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga.
Pada faktor supply didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara ke-
tersediaan di pasar dan harga dengan konsumsi garam beryodium tingkat
rumah tangga. Untuk meningkatkan cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Nasionaly, the consumption of iodized salt is 62,3% and in Province of West
Jawa is 58,3%. The coverage consumption of iodezed in household level
in Bekasi city only about 62,14%. The monitoring iodezed salt in household
level by district health departemen in 2004 showed that the enough iodezed
salt is 51%.This research was conducted to determine the factor analysis of
demand and supply of iodized salt consumption at household level in the
District of West Bekasi. This iodesed salt udy used cross sectional design.
The population that was studied was 110 mothers using chi square test. On
the demand factor, the result shows that there is a relationship between
knowledge and the consumption of iodized salt at household level. How-
ever, there is no relationship between the revenue and the consumption of iodized salt at household level. While in the supply factor, shows that there
is no relationship between availability and price in the market and the con-
sumption of iodized salt at household level. To improve the coverage of
iodized salt consumption at household level, it is required cooperation from
various parties."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Muhamad Ramdan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efikasi diri, pusat kendali,
dan persepsi tenaga kerja dapat dijadikan prediktor yang akurat untuk
memprediksi pencapaian prestasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
serta untuk menguji apakah model pencapaian prestasi K3 yang disusun
dengan melibatkan interaksi tenaga kerja dengan lingkungannya cukup
tepat. Dengan pendekatan cross sectional, penelitian dilakukan terhadap
200 orang responden pada perusahaan kayu di Kalimantan Timur. Variabel
bebas terdiri dari efikasi diri, pusat kendali, dan persepsi tenaga kerja.
Variabel tergantung yaitu prestasi K3, sedangkan variabel moderator
adalah lingkungan fisik dan kimia kerja. Analisis data menggunakan struc-
tural equation model (SEM). Hasil penelitian menunjukan efikasi diri dan
persepsi tenaga kerja berhubungan positif signifikan dengan prestasi K3,
merupakan prediktor yang paling akurat untuk memprediksi pencapaian
prestasi K3 (p=0,007 dan p=0,012). Kedua variabel ini memberi sumbangan
efektif terhadap prestasi K3 yaitu sebesar 20,2 % dan 17,3 %.
This research was focused on the relationship between worker?s behavior
with Occupational Health Safety (OHS) achievement.The purposes of the
research is to identify whether worker?s self-efficacy, locus of control and
perception can predict OHS achievement, and to examine whether the OHS
model engaging workers and work environment interaction are fit. This re-
search was cross sectionally conducted towards 200 respondents in one of
plywood plant in West Kalimantan. The independent variable were the work-
er?s self efficacy, locus of control and perception, while the dependent vari-
able was OHS performance. The moderator variables were physical and
chemical work environment. Data analysis used structural equation model.
Research findings showed that self efficacy and worker perception have sig-
nificantly positive relationship with worker?s OHS performance, and could be an accurate predictor to predict OHS performance achievement (p=0.007
and p=0.012), and provided effective contribution to OHS performance as
big as 20,2 % and 17,3 % as well."
Universitas Mulawarman, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Destriatania
"Partisipasi ayah pada pola pemberian makan bayi harus dipersiapkan
dengan baik sehingga mendukung ibu untuk menyusui. Penelitian ini bertu-
juan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ayah ter-
hadap praktik pemberian ASI eksklusif. Sampel dalam penelitian ini adalah
536 pasangan suami istri yang mempunyai bayi usia 0 _ 6 bulan. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Desain yang
digunakan adalah potong lintang dan analisis data menggunakan kai
kuadrat dan regresi logistik. Rata-rata pemberian ASI eksklusif pada saat
wawancara adalah 29,1%. Sekitar 83,6% dan 59,1% ayah mempunyai
pengetahuan rendah tentang manajemen laktasi prenatal dan postnatal,
tetapi 89,6% dan 61,9% ayah menunjukkan sikap positif terhadap praktik
menyusui ketika masa kehamilan dan menyusui. Dukungan ayah terhadap
praktik menyusui justru rendah pada saat persalinan (37,3%). Sikap ayah
selama masa menyusui (nilai p < 0,05; OR = 1,623; 95%CI = 1,086 _ 2,425)
merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi praktik pemberian
ASI eksklusif setelah dikontrol faktor lainnya dalam analisis regresi logistik.
Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif diketahui sebagai faktor
penting dalam keberhasilan praktik pemberian ASI eksklusif. Hal ini
menunjukkan kebutuhan keterlibatan ayah dalam berbagai program
promosi praktik menyusui.
Fathers participation in the decision making of infant feeding method have
to be well prepared so that they can support mothers to breastfeed. The ob-
jective of the paper is to analyze the relationship between knowledge and
attitude of the fathers on exclusive breastfeeding practice. Couples whose
baby aged 0 _ 6 months were recruited in this study. Structured question-
naire was used to collect the data. The study design was cross sectional in
which chi square and logistic regression analyses were used for the statis-
tical tests. The prevalence of exclusive breastfeeding at time of interview
was 29.1%. Around 83.6% and 59.1% of fathers had low level of knowledge
on prenatal and postnatal lactation management but 89.6% and 61.9% had
positive attitude toward breastfeeding. Only 37.3% fathers showed positive
attitude about breastfeeding during labor. Attitude of fathers during nursing
period was a dominant factor associated with exclusive breastfeeding (p
value < 0.05; OR = 1.623; 95% CI = 1.086 _ 2.425) after controlling for
other factors in the logistic regression analysis. Good knowledge and posi-
tive attitude were known as important factors for successful exclusive
breastfeeding practice. This indicates a need of breastfeeding education for
fathers."
Universitas Sriwijaya Palembang, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Setyowati
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>