Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Kusmiyati
"Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh inteligensi anak. Skor
kecerdasan intelektual yang tidak menetap pada usia tertentu dapat
berubah karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kecerdasan
intelektual anak. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini
dilakukan pada populasi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Yogyakarta, tahun 2013. Penarikan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling terhadap 37 sampel siswa. Instrumen untuk meng-
ukur kecerdasan intelektual dengan Cultural Fair Intelligence Quotient Test
yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh kultural dengan memper-
hatikan prosedur evaluasi, instruksi, konten isi, dan respons peserta. Tes di-
lakukan oleh Biro Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, kadar
hemoglobin diukur menggunakan Portable Hemoglobin Digital Analyzer
Easy Touch secara digital.Variabel luar indeks massa tubuh diukur langsung
menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Analisis meng-
gunakan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh
tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,052). Anemia
berhubungan cukup dengan kecerdasan anak (r = 0,491) dan berpola posi-
tif, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi kecerdasan intelektual
anak. Nilai koefisien determinasi 0,241 menerangkan bahwa 24,1% variasi
anemia cukup baik untuk menjelaskan variabel kecerdasan intelektual. Ada
hubungan antara kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual (nilai p
= 0,002).
Quality of human resources is influenced by the child?s intelligent. Intel-
ligence Quotient (IQ) score will not settle at a certain age and can change
due to genetic factors, nutrition, and the environment. The objective is
known relationship of anemia with IQ to child. Method of observational study
with cross sectional design. Population are students of class VI elementary
Kadar Hemoglobin dan Kecerdasan Intelektual Anak
Hemoglobin Level and Intelligence Quotient of Children
Yuni Kusmiyati, Niken Meilani, Sriyulan Ismail
school of Giwangan Yogyakarta in 2013. Sample was taken by simple
random sampling, obtained 37 students. Measuring of instruments IQ with
CFQT, hemoglobin was measured using a Portable Digital Analyzer Easy
Touch is a digital gauge Hb, external variable body mass index was meas-
ured directly using the parameters height and weight of children. Analysis
using Linear Regression. This research showed BMI was not associated
with IQ (p value = 0.052). Relationship with the child?s intelligence anemia
showed enough relationship (r = 0.491) and a positive pattern, where the
higher levels Haemoglobin as the higher IQ score of the child?s. The coeffi-
cient of 0.241 explained 24.1 % variation anemia that is good enough to
explain the variable IQ. There is a relationship between hemoglobin levels
with IQ (p value = 0.002)."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Schaefer, Charles E.
Jakarta : Restu Agung, 2002
155.4 SCH b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This study was intended to reveal the extent of independency of prescool children aged 2.5 thrugh 4 years across family and preschool type ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Puspitawati
"Pemahaman emosi penting dalam suatu kualitas interaksi sosial manusia karena dengan memahami emosi individu lain, kita dapat menjadi “seirama” dengan kegembiraan atau kesedihan orang Iain. Beberapa penelitian sudah dilakukan oleh para ahli untuk mengungkapkan kemampuan pemahaman emosi, seperti penelitian perspectives taking dan kemampuan me-Iabel emosi individu lain; namun dianggap masih kurang mampu mengeksplorasi konsep pemahaman emosi secara menyeluruh

Oleh karena itu penelitian ini berusaha mengungkap kemampuan memahami emosi melalui seript karena
(1) memungkinkan anak untuk memahami emosi secara Iebih Iuas;
(2) memungkinkan anak untuk memahami sekuens hubungan kausal antara berbagai aspek yang terkait;
(3) memungkinkan untuk meninjau perkembangan pemahaman emosi pada berbagai budaya karena untuk suatu emosi yang sifatnya universal, dapat ditemui berbagai seript yang mampu disesuaikan dengan budayanya.
Pemahaman emosi (emotional understanding) adalah kesimpulan (inferences) yang diperoleh dari proses menyederhanakan sistem kognisi dengan cara menghubungkan stimulus yang sudah terkategorikan dalam memori (memory) dengan kategori stimulus dari proses encoding tentang kesiapan individu lain dalam melakukan aksi (action readiness) yang umumnya disertai dengan reaksi yang tampak (ekspresi fasial, vokal, postur badan dan gerakan yang berbeda-beda) sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi individu yang melihatnya.

Berdasarkan definisi di atas, maka pemahaman emosi berkaitan dengan persepsi emosi. Persepsi emosi melibatkan proses membuat kesimpulan tentang arti emosi berdasarkan cues struktural yang menyertai suatu penampakan ekspresif yang dipersepsi sehingga penekanan dalam penelitian ini berkaitan dengan perbedaan proses persepsi emosi; terutama emosi yang muncul dalam suatu situasi (event). Perbedaan persepsi emosi dalam suatu event akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberi ani pada emosi (emotion encoding skills). Perbedaan persepsi itu akan dilakukan melalui modalitas auditorial yaitu dengan script verbal dan modalitas visual dengan secara non-verbal agar dapat dipahami apakah perbedaan persepsi emosi dalam suatu event akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberi arti pada emosi emotion encoding skills). Hal tersebut perlu dilakukan dengan tujuan mendapatkan bentuk stimulasi pemahaman emosi yang lebih peka diterima anak sejak usia dini mengingat rentang usia perkembangan kemampuan pemahaman emosi hanya berlangsung pada usia 2;00 sampai ll;00 Seript yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil perpaduan peneliti terhadap konsep various goal-based outcomes yang menggambarkan emosi dengan aspek-aspck pemahaman emosi yang meliputi aspek intensi, desire-belief standard sosial, mixed emotion, hiding emotion dan changing emotion. Script verbal berupa cerita tentang suatu event yang akan dibacakan oleh tester; sedangkan script non-verbal akan berupa rangkaian gambar tentang event yang akan diperlihatkan oleh tester. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan mengumpulkan data dari tes pemahaman emosi yang terdiri dari script verbal dan non-verbal, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dari 331 subjek penelitian usia 5;00 sampai 9;O0; hanya bisa diolah 262 data; namun yang digunakan dalam penelitian hanya 192 data
mengingat ada kriteria kognisi dan hubungan ibu-anak yang harus dipenuhi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kemampuan memahami emosi individu lain berdasarkan seript verbal dan non-verbal dengan koefisien Mann-Whitney U sebesar l7770,000 dengan asymptotic sign(/icance yang dihasilkan adalah 0.540 (p>0.05) sehingga Ho diterima. Bila perbedaan pemahaman emosi diuji berdasarkan usia, maka hasil penelitian menunjukkan hasil uji Kruskall-Wallis dengan koefisien Chi-Square sebesar 43,221 dan asymptotic signyicance sebesar 0,000 (p<0,0S) sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan kemampuan memahami emosi individu lain berdasarkan usia.

Perbedaan kemampuan pemahaman emosi berdasarkan usia menunjukkan variasi perbedaan pada usia 6;00 sampai 8;00 dan untuk mendapat gambaran yang lebih utuh, maka dilakukan analisa kualitatif berdasarkan statistik deskriptif untuk mengungkap perbedaan aspek pemahaman emosi pada setiap kelompok usia sehingga didapatkan suatu gambaran tentang perkembangan kemampuan memahami emosi individu lain pada anak-anak usia 5;00 sampai 9;00. Daftar Pustaka 67 (1960 - 2003)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Siyam
"Demam berdarah dengue (DBD) menimbulkan syok dan kematian. Penderita DBD di Yogyakarta sebagian besar usia 1 - 12 tahun dengan DBD parah. Asupan vitamin D rendah diasumsikan penyebab DBD parah. Asumsi ini perlu dibuktikan dengan menganalisis pengaruh asupan Vitamin D dan keparahan DBD. Rancangan penelitian adalah studi kasus kontrol. Penelitian di bangsal rawat inap anak dan instalasi catatan medik RS Jogja dan RSUP Dr. Sardjito. Kasus adalah anak usia 1 - 14 tahun dengan DBD grade III & IV, kontrolnya DBD grade I & II. Data asupan vitamin D diambil dengan food frequency questionnaire (FFQ). Variabel luar adalah indeks massa tubuh (IMT), usia, status penyakit kronis dan intensitas terpapar matahari pagi. Analisis dengan uji-t dan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan 60 kasus dan 60 kontrol tanpa matching. Cut-off point asupan vitamin D berdasarkan ROC curve adalah 2,7 μg/hari. Penderita DBD parah rata-rata asupan vitamin D 1,10 kali lebih sedikit dibandingkan DBD tidak parah. Rata-rata asupan vitamin D lebih rendah 1 μg/day bersama IMT ≥18,75 kg/m2, penyakit kronis, dan kurang terpapar matahari pagi berpengaruh pada DBD parah (OR=0,47; 95% CI: 0,32-0,71). Cukup Asupan vitamin D disarankan untuk menghindari keparahan DBD. Penyakit kronis dan berat badan lebih perlu menjadi perhatian tenaga medis sebagai kewaspadaan dini terjadinya shock.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) lead to shock and death. Patient in Yogyakarta mostly aged 1 - 12 years old with severe dengue. A low vitamin D intake is assumed to be the cause of severe dengue. This assumption needs to be proved by analyzing the effect of vitamin D intake and severity of DHF. Study design was a case control study. Research on children's wards and medical record installation in hospital. Cases were children with DHF grade III and IV, the control of DHF grade I & II. Data vitamin D intake was obtained by FFQ. Outer variables: BMI, age, chronic diseases and intensity morning sun exposure. Analysis by t-test and logistic regression. The results showed 60 cases and 60 controls without matching. Cut-off point vitamin D intake based ROC curve was 2.7 μg/day. Patients with severe dengue average vitamin D intake of 1.10 times less than not severe dengue. The average vitamin D intake lower 1 μg/day with a BMI ≥ 18.75 kg/m2, chronic disease, and less exposed to the morning sun effect on severe dengue (OR = 0.47, 95% CI: 0.32 to 0.71). Sufficient vitamin D intake is recommended to avoid the dengue severity. Chronic diseases and more weight should be a concern of medical personnel as early warning shock occurrence."
Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Departemen Epiodemiologi dan Biostatistik, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Ayu Erika
"Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang kom-
pleks disebabkan multifaktor, yaitu interaksi genetik dan lingkungan. Gaya
hidup perkotaan dipicu oleh asupan makanan yang berlebih pada anak
overweight dan obesitas. Strategi untuk menurunkan asupan makan
berlebih pada anak adalah dengan pendekatan child healthcare model dan
transtheoretical model sehingga dapat mengendalikan gaya hidup anak.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pendekatan child health-
care dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak over-
weight dan obesitas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar, pada bulan Agustus 2013 sam-
pai Maret 2014. Desain yang digunakan adalah quasy experiment yaitu pre
test and posttest with control group design. Sampel dipilih secara purposive
sebanyak 31 anak overweight atau obesitas pada kelompok perlakuan dan
33 kontrol pada anak sekolah dasar kelas 4 - 6. Intervensi penelitian 6 bu-
lan dengan pemberian buku panduan gaya hidup sehat. Instrumen meng-
gunakan kuesioner food recall. Hasil uji-t berpasangan menghasilkan asu-
pan karbohidrat pada pre-post intervensi kelompok perlakuan dengan nilai
p 0,004 (< 0,05) sedangkan kelompok kontrol dengan nilai p 0,114.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan child health-
care model dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak
overweight dan obesitas.
Overweight and obesity in children is a complex problem that is caused by
a multifactorial genetic and environmental interactions. Urban lifestyle
fueled by excessive food intake in overweight and obese children.
Strategies to reduce excessive food intake in children is the child healthcare
approach and the transtheoretical model so that the model can control the
child?s lifestyle. This study aimed to prove the effect of child healthcare
Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan Anak
Overweight dan Obesitas
The Effect of Child Healthcare Model and Transtheoretical Model
Approaches to Food Intake of Overweight and Obese Children
Kadek Ayu Erika* Elly Nurachmah**
approach and the transtheoretical model of the food intake of overweight
and obese children. This research was conducted in the district area
Tamalanrea and Biringkanaya, Makassar fromAugust 2013 to March 2014.
The design used is quasy experiment pretest and posttest with control
group design. Purposively selected sample of 31 children as overweight or
obese in the treatment group and 33 controls on primary school children
grade 4 - 6. Intervention research was conducted during a six month peri-
od by providing guide books on healthy lifestyle. The instrument used food
recall questionnaire. Paired t-test results produced carbohydrate intake in
the pre-post intervention treatment groups with p value 0.004 (<0.05),
whereas the control group with p value of 0.114. This study concludes that
there is influence of CHM and TTM approaches to the intake of carbohy-
drates of overweight and obese children."
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran, *Departemen Anak Program Studi Ilmu Keperawatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, James P.
Jakarta Kantor Perwakilan UNICEF untuk Indonesia [T.th],
362.7 Gra s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soetjiningsih
Jakarta: EGC, 1987
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Mentri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 1989
361 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>