Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titik Kuntari
"Gizi buruk yang merupakan masalah penting di semua negara-negara
miskin dan berkembang bertanggung jawab terhadap 60 persen kematian
balita. Prevalensi balita gizi buruk di Indonesia tergolong tinggi, pada 2005,
berbagai propinsi di Indonesia melaporkan 76.178 balita mengalami gizi
buruk. Kasihan adalah salah satu kecamatan di kabupaten Bantul
berbatasan dengan Kotamadya Yogyakarta yang menghadapi permasala-
han gizi buruk. Tujuan penelitian adalah mengetahui angka kejadian dan
faktor risiko gizi buruk di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Penelitian
ini menggunakan desain studi kasus kontrol meliputi kelompok kasus 54
balita malnutrisi dan kelompok kontrol 54 balita gizi baik. Status gizi di-
tentukan berdasarkan Z score berat badan menurut umur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang tinggi (OR = 0,4 ; 95% CI
= 0,19 _ 0,79), jarang kelahiran lebih dari 60 bulan (OR = 0,3; 95% CI = 0,11
_ 0,90), berat lahir normal (OR = 0,2; 95% CI = 0,10 _ 0,60), dan riwayat
penyakit kronis (OR = 0,3; 95% CI = 0,14 _ 0,80) merupakan faktor
protektif malnutrisi pada balita. Malnutrisi tidak berhubungan dengan umur
ibu, paritas, tingkat pendidikan ayah, pendapatan keluarga, riwayat ASI,
anggota keluarga yang merokok dan imunisasi campak.
Malnutrition is one of the leading causes of morbidity and mortality in chil-
dren under five years of age in developing countries./ Malnutrition signifi-
cantly increases the risk of infant and child death. Although the incidence
of malnutrition in Yogyakarta lower than other provinces in Indonesia, the
prevalence of severe malnutrition of children under five years of age was
1.14%. the objective of this study were to identify and determine the risk
factors for malnutrition in children under the five years of age in Kasihan 1,
Bantul District. Case control design was conducted among 54 children un-
der the age of five with malnutrition (z score <-2 Deviation Standart) and 54
comparison children from Kasihan 1. The data were collected using struc-
Artikel Penelitian
Faktor Risiko Malnutrisi pada Balita
Malnutrition Risk Factor for Under Five Years
Titik Kuntari, Nur Aisyah Jamil, Sunarto, Opi Kurniati
572
tured questionnaire. The children?s weight and length were measured using
standardized and calibrated device. Nutrition state classified using Z score
(weight for age) Anthropometry WHO software version 2011. The protective
factors for malnutrition were high maternal education (OR = 0.4 ; 95% CI =
0.19 _ 0.79), birth space more than 60 months (OR = 0.3; 95% CI = 0.11 _
0.90), normal birth weight (OR = 0.2; 95% CI = 0.10 _ 0.60), and no history
of chronic disease (OR = 0.3; 95% CI = 0.14 _ 0.80). There are no rela-
tionship between malnutrition with maternal age, parity, paternal education,
income, history of breastfeeding, smoking member of family and measles
immunization."
Lengkap +
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahayu Setyaningrum
"Perkembangan kognitif merupakan aspek perkembangan yang muncul dan berkembang pesat ketika masa usia dini karena 50% potensi kognitif terbentuk pada empat tahun pertama kehidupan. Perkembangan kognitif berkaitan dengan kualitas hidup manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013.
Desain penelitian adalah potong lintang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Sampel penelitian adalah 128 anak usia dini 24 - 72 bulan yang mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pun tidak ikut PAUD di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang. Perkembangan kognitif sebagai variabel dependen. Sementara variabel independen adalah karakteristik anak (usia, berat badan lahir, status gizi tingi badan per umur (TB/U), asupan energi, protein, vitamin A, zat besi, zink), karakteristik ibu (usia, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan), serta pembelajaran di PAUD. Uji regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan anak usia dini dengan kognitif baik 61,7%. Uji kai kuadrat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan perkembangan kognitif yaitu asupan vitamin A, asupan zink, pengetahuan ibu, dan pembelajaran di PAUD. Faktor dominan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif dalam penelitian ini yaitu pembelajaran di PAUD.

Cognitive development was a developmental aspect that was emerged and thrived when the preschool years because 50% of the potential cognitive formed in the first 4 years of life. Cognitive development related to increasing the quality of human resource. The objective of the study was to know dominant factor associated with cognitive development early childhood.
The design study was quantitative using cross-sectional study. Sample study were 128 early childhood 24 - 72 and collected information on April 2013 in Talagamulya Village, Karawang district. Cognitive development as dependent variable, was gathered using questionnaire. Independent variables were children?s characteristics (birth weight, nutrition status/height for age, intake of energy, protein, fe, zinc, vitamin A), mother?s characteristics (age, education, job, knowledge), and participation in early childhood education. The logistic regression was used for analyze data.
The results of this study showed early childhood with good cognitive 61.7%. Chi square analysis showed intake of vitamin A, zinc intake, maternal knowledge, and follow early childhood education significant associated with cognitive development. The dominant factor associated with cognitive development was the participation in early childhood education."
Lengkap +
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Nasional,, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Said
"Riwayat pemberian Air Susu Ibu (ASI), karakteristik ibu dan anak serta po-
la asuh berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui proporsi tingkat kecerdasan anak, riwayat pemberian
ASI, karakteristik ibu dan anak, serta faktor dominan yang berhubungan
dengan tingkat kecerdasan anak pada siswa SDSN Pekayon Jaya VI Kota
Bekasi. Penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang dengan metode
systematic random sampling dengan jumlah sampel sebesar 166 respon-
den (siswa/i yang berumur 7 _ 9 tahun) beserta ibunya. Penelitian ini dilak-
sanakan pada bulan Mei 2013. Pada siswa dilakukan tes kecerdasan
menggunakan tes Raven sedangkan ibunya mengisi kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kecerdasan rendah 6%, rata-rata 36,7%,
dan tinggi 57,2%. Variabel yang berhubungan dengan kecerdasan adalah
durasi pemberian ASI dan pendidikan ibu. Pendidikan ibu adalah faktor
dominan terhadap kecerdasan, bahwa ibu yang berpendidikan tinggi
berpeluang mempunyai anak dengan kecerdasan tinggi yaitu 3,556 kali
lebih besar dibandingkan ibu berpendidikan rendah setelah dikontrol vari-
abel durasi ASI. Untuk Dinas Pendidikan Kota Bekasi agar menyeleng-
garakan berbagai aktivitas seperti seminar/pelatihan/konseling bagi orang
tua murid tentang pentingnya peran orangtua terhadap tumbuh kembang
anak.
Breastfeeding history, mother and children characteristics, and child care
are considered influential on child intellegence. This study aimed to deter-
mine the proportion of exclusive breastfeeding, the level of childrens intel-
legence, mother and children characteristics, the relationship between du-
ration of breastfeeding with the level of students intellegence. This research
used a cross-sectional design and through systematic random sampling
with a sample size of 166 respondents (students aged 7 _ 9 years old) and
their mothers. The intellegence was tested using the Raven test while their
Pendidikan Ibu dan Durasi Pemberian Air Susu Ibu
dalam Peningkatan Kecerdasan Siswa Usia Sekolah
Dasar
Mother Education and Breastfeeding Duration in Increasing Elementary
School Students Intelligence
Maryam Said* Hadi Pratomo**
mothers were interviewed. The results showed that the level of childrens in-
tellegence was high (57.2%), average (36.7%), and low (6%). Those vari-
ables which related to the intellegence level were duration of breastfeeding
and the level of mothers education. The mothers education level is one of
the factors which has higher effect, againts the childrens intellegence.
Those mothers who have high level education will have probability 3,556 to
have their children with high level intellegence (after controlling the duration
breastfeeding). Suggestion; The Department of Education Bekasi city to or-
ganize activities relevant to the improving of parents in growth and deve-
lopment of their children through seminars/training/counseling."
Lengkap +
Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Umbul Wahyuni
"Di Indonesia, kasus tuberkulosis (TB) yang dilaporkan pada tahun 2011 ter-
deteksi lebih dari 70% dan cenderung terus meningkat. Di Kota Surabaya,
cakupan penemuan penderita adalah sekitar 49,52% dengan jumlah sus-
pek TB sebanyak 4.402 orang hingga tahun 2011. Keterlibatan masyarakat
dalam penanggulangan TB tersebut sesuai dengan Kerangka Kerja Strategi
Penanggulangan TB 2006 _ 2010. Masyarakat berpeluang untuk berperan
dalam penanggulangan TB, sumber daya di masyarakat dimanfaatkan un-
tuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengubah perilaku masyarakat.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelatihan terhadap penge-
tahuan kader kesehatan dalam penemuan suspek TB. Penelitian kuantitatif
ini menggunakan rancangan studi kuasi eksperimental kelompok kontrol
non-ekuivalen. Perlakuan pelatihan program pengendalian berupa pene-
muan suspek TB. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas Mojo di Kota Surabaya dengan jumlah sampel 90 ibu
rumah tangga berumur rata-rata 48 tahun, tingkat pendidikan terbanyak
adalah tamat SMA (58,9%). Setelah pelatihan, pengetahuan kader tentang
penemuan suspek TB meningkat dari 67 (74,4%) menjadi 89 (98,9%). Perlu
implementasi untuk melihat kemampuan kader menerapkan pengetahuan
yang diperoleh dalam menemukan suspek penderita TB dengan pen-
dampingan dan monitoring kader.
Progress reports current situation of tuberculosis (TB) in Indonesia in 2011
showed Case Detection Rate (CDR) of over 70% and showed an increase
from year to year. While the city of Surabaya figures coverage discovery
Patients up to 2011 amounted to 49.52% with the number of 4,402 people
suspected. Community involvement in TB control in accordance with the
Tuberculosis Control Strategy Framework 2006 _ 2010. The opportunities
as well as public opportunities to participate in TB control to make the re-
sources available in the community should be utilized to improve health sta-
tus and change people?s behavior as a factor influencing health status. This
study aimed to determine the effect of training on the knowledge of health
cadres in the discovery of suspected tuberculosisThis study uses quantita-
tive methods to the design of a Quasi Nonequivalent Experimental Control
Group Design. Treatment will be given in the form of training on tuberculo-
sis control program in the discovery suspected tuberculosis. The population
in this study was a housewife in Puskesmas Mojo working in the city of
Surabaya. Large sample taken as many as 90 respondents. Characteristics
housewife with average age 48 years, female gender, and education all
most 31.1%. Improvement occurred knowledge of 67 (74.4 %) health work-
ers who have good knowledge before training to 89 (98.9 %). Based on the
results of this study concluded increased knowledge of health workers af-
ter training in the discovery of suspected tuebrkulosis. Further implementa-
tion is needed to see the ability of the implementing cadres who have
acquired knowledge in finding patients with suspected tuberculosis in the
surrounding environment. In its application may be made to the guidance
and monitoring of health cadres in the process of discovery with suspected
tuberculosis."
Lengkap +
Universitas Airlangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Departemen Epidemiologi, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu kebijakan pembangunan bidang kesehatan yang dipergunakan untuk mengatasi kesehatan ibu hamil adalah pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan pemberdayaan dapat diketahui melalui berbagai cara, salah satunya partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi partisipasi ibu hamil ke posyandu. Penelitian ini menggunakan rancangan etnografi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara mendalam, focus group discussion, observasi dan nominal group process. Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif akan diolah dengan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi sosial, budaya dan ekonomi yang mempengaruhi partisipasi ibu hamil ke posyandu di Desa Rapa Laok, bermula pada faktor kemiskinan. Kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada partisipasi ibu hamil, yaitu kepercayaan pada mitos dan pantangan makanan bertentangan dengan aturan medis. Kondisi ekonomi yang berpengaruh pada partisipasi ibu hamil, yaitu beban fisik dan psikis ibu hamil terhadap kesejahteraan keluarga berlebihan. Ibu hamil datang untuk memeriksakan diri ke posyandu bukan karena kesadaran untuk menjaga kesehatan tetapi untuk mendapat imbalan satu dus mi instan. Model partisipasi ibu hamil ke posyandu yang tepat adalah dengan pendekatan nondirektif (partisipatif) yang produktif.

One of the development policies in health sector that is currently used to overcome maternal health issues is the community empowerment. The success of the community empowerment can be measured through the people participation. The objectives is to identify the social, cultural, and economic conditions which might influence the pregnant women participation in integrated service post. This study used a qualitative approach with an ethnographic design. Data were collected through in-depth interviews, focus group discussion, observation, and nominal group process. The data collected were analyzed using content analysis. The social, cultural, and economic conditions that strongly affected the pregnant women participation in integrated service post, because of the poverty. The social and cultural condition that affected belief in myths and food taboos which are highly contradictory to the medical rules. The economic conditions that affected is women have heavy domestic and productive workloads. Their physical and psychological burdens were excessively high that could endanger the health. The participation of pregnant women was not based on true awareness for maintaining their health but such participation was more based on their desires of getting one box of instant noodles. The participation model for the pregnant women was designed using participatory (nondirective) approach which was productive."
Lengkap +
Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Sari
"Berat lahir bayi kurang dari 3.000 gram berisiko untuk terjadinya penyakit jantung dan stroke serta kematian yang tiga belas persen lebih tinggi daripada berat lahir lebih dari 3000 gram. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan model prediksi berat lahir dan mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap berat lahir bayi. Desain penelitian menggunakan cohort retrospektif. Sampel melibatkan 233 ibu hamil beserta bayi yang melakukan pemeriksaan antenatal care dan melahirkan di Rumah Sakit Citra Medika dan bidan bersalin Hj. Sumartini dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2011 di Rantauprapat. Data dikumpulkan dari data rekam medis dan kelahiran pasien. Analisis korelasi dan regresi linier ganda digunakan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan berat lahir. Hasil penelitian menemukan rata-rata berat lahir 3.337,8 ± 353,7 gram (95% CI= 3.292 ? 3.383). Berat badan (BB) sebelum hamil, pertambahan berat badan ibu trimester pertama, kedua, dan ketiga mempunyai kekuatan hubungan yang sedang dan berpola positif. Model prediksi menunjukkan bahwa berat lahir = 1.764,133 + 0,023 (BB pra hamil) + 0,131 (pertambahan berat badan trimester 1) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 2) + 0,037 (pertambahan berat badan trimester 3). Variabel yang paling berpengaruh adalah pertambahan berat badan trimester pertama.

Birth weight less 3,000 gram have more risk to cause heart and stroke disease, 13% higher than birth weight < 3,000 gram. This study described about the correlation between pre-pregnancy weight, first trimester weight gain, second trimester weight gain, third trimester weight gain with birth weight. This study aimed to predict birth weight and find out the factors that most influence on birth weight. This study used a retrospective cohort design. Samples were 233 pregnant women and infants who perform antenatal care and deliver in Citra Medika Hospital and midwife maternity from January 2010 to December 2011. The data were collected through patient medical record and birth data. Correlation analysis and multiple linear regression were used to determine the strength and the relationship direction between independent variables and birth weight. The results revealed the averages of birth weight in the hospital and maternity midwife are 3,337.8 ± 353.72 grams (95% CI: 3,292 ? 3,383). Prepregnancy weight, maternal weight gain in first, second, and third semester have a moderate power relationship and positive pattern. The prediction model of birth weight = 1,764.133 + 0.023 (pre-pregnancy weight) + 0.131 (first semester weight gain) + 0.037 (second semester weight gain) + 0.037 (third semester weight gain). The most variable effect is a first semester weight gain."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devinita Ayu Nurcahyani
"Berat badan lahir dianggap faktor penentu yang paling penting dari ke-
sehatan dan kelangsungan hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mem-
pelajari besar risiko kehamilan tidak diinginkan terhadap berat bayi
berdasarkan persepsi ibu di Indonesia tahun 2010 beserta faktor-faktor pe-
rancunya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan meng-
gunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Namun,
studi ini memiliki variabel dari hasil kehamilan sehingga memungkinkan
menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Berdasarkan hasil
analisis multivariat ditemukan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yang didasarkan pada persepsi ibu sekitar 1,27 kali lebih besar dari-
pada ibu yang mengalami kehamilan diinginkan setelah dikontrol oleh usia
ibu, usia kehamilan, frekuensi periksa kehamilan di pelayanan antenatal
dan jumlah pil zat besi. Pada model probabilitas, risiko ibu dalam
melahirkan BBLR pada kelompok kehamilan tidak diinginkan (4,42%),
kelompok kehamilan diinginkan (3,52%) dengan kondisi usia ibu yang tidak
berisiko (20 _ 34 tahun), usia kehamilan cukup bulan, frekuensi pelayanan
antenatal adekuat minimal 4 kali dan pil zat besi minimal 90 hari.
Birth weight is considered to be one of the most important determinants of
health and child survival. Therefore, this study aimed to study to explore the
risk of unintended pregnancy on infant weight based on the perception of
the mother in Indonesia in 2010 along with the risk of the counfonders. This
study is analytical research and used data from Indonesia Basic Health
Survey. This study had a variable pregnancy outcomes, therefore a retro-
spective cohort study design was performed in this study. Based on the
multivariable analysis was found the risk ratio gave low birth weight on
mothers who experiences unintended pregnancy 1,27 times compared
mothers who have experienced desired pregnancy after adjustment by age
of mother, age of pregnancy, antenatal care and the amount of iron tablets.
The probability derived giving birth to LBW babies in mothers during her in-
tended pregnancy is 4.42% compared 3.52% among mothers with desired
pregnancy with certain conditions, such as age group (20 _ 34 years), ade-
quate of pregnancy age, four times antenatal care frequency, and adequate
of the amount of zinc tablets minimum in 90 days."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fitri Yani
"Indonesia bersama seluruh negara berkembang berupaya mencapai ke-
sepakatan Millenium Development Goals (MDGs) dengan salah satu
sasaran menurunkan angka kematian neonatal dari 20 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan menge-
tahui hubungan pelayanan kesehatan ibu dengan kematian neonatal di
Kabupaten Lampung Timur tahun 2011. Penelitian dengan desain studi
kasus kontrol ini mengamati kasus ibu yang mengalami kematian neonatal
dan kontrol ibu yang tidak mengalami kematian neonatal. Analisis multi-
variat menemukan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan
berhubungan secara signifikan dengan kematian neonatal, setelah me-
ngendalikan variabel umur ibu dan riwayat kehamilan (OR = 16,32; nilai p
= 0,000); dan (OR = 18,36; nilai p = 0,31). Bayi yang dilahirkan dari Ibu de-
ngan pelayanan antenatal tidak lengkap berisiko mengalami kematian
neonatal 16,32 dan 18,36 kali lebih besar daripada bayi yang dilahirkan. Ibu
dengan pelayanan antenatal lengkap dan penolong persalinan profesional.
Tidak ada hubungan penolong persalinan dengan kematian neonatal, sete-
lah mengontrol variabel pelayanan antenatal, umur ibu, riwayat kehamilan,
riwayat penyakit, dan riwayat persalinan. Disarankan meningkatkan kuali-
tas pelayanan antenatal dengan memerhatikan faktor umur ibu dan riwayat
persalinan, mengembangkan kegiatan audit maternal perinatal serta
meningkatkan keterampilan petugas penolong persalinan.
All developing countries including Indonesia seek to reach agreement the
Millennium Development Goals (MDG?s). It is objectives include reducing
neonatal mortality by 25 percent from 20 per 1,000 live birth to 15 per 1,000
live births. This study aimed to determine the relationship of maternal health
services with neonatal mortality in East Lampung District in 2011. This study
used case control design to compare between the groups of mother whom
have neonatal deaths (cases) and neonatal life (control) in East Lampung
District in 2011. The result on antenatal care variables found that antenatal
care and birth attendant had significant correlation with neonatal death,
after controlling age and pregnancy history variable (p value = 0.000, OR =
16.32; p value = 0.31, OR = 18.36). The babies from mothers who did not
get completed prenatal care risk of 16.32 times have neonatal death than
babies born from mothers who received completed maternal care. There
was no association between neonatal mortality and birth attendant, after
controling variables of antenatal care, maternal age, pregnancy history,
medical history and chilbirth history. Based on this study, it is suggested to
increase activity of maternal perinatal audit, improve the quality of antenatal
care, maternal delivery, and develop other support activities to prevent
neonatal mortality in East Lampung District."
Lengkap +
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khaula Karima
"Berat badan lahir 2.500 gram yang hingga kini merupakan standar ukuran
risiko morbiditas dan mortalitas bayi merupakan faktor risiko penting yang
berdampak hingga usia dewasa. Saat ini, bayi dengan berat badan lahir di
bawah 3.000 gram dihubungkan dengan risiko penyakit degeneratif pada
usia dewasa. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan berat badan
lahir dengan status gizi ibu meliputi berat badan prahamil, pertambahan be-
rat badan selama kehamilan, dan kadar hemoglobin ibu pada trimester keti-
ga kehamilan. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini meng-
gunakan sumber data sekunder rekam medis Rumah Sakit Ibu dan Anak
Budi Kemuliaan Jakarta. Analisis dilakukan secara bivariat dan multivariat
menggunakan metode uji chi square dan korelasi regresi. Hasil studi me-
nunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan prahamil dan per-
tambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat badan lahir.
Setelah dikontrol berbagai variabel lain, analisis regresi logistik ganda me-
nemukan berat badan ibu prahamil, pertambahan berat badan selama ke-
hamilan, usia ibu, dan urutan kelahiran merupakan faktor yang me-
mengaruhi berat badan lahir. Berat badan prahamil ibu merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap berat badan lahir (odds ratio, OR =
6,64). Oleh sebab itu, ibu dengan status gizi prahamil kurang yang sedang
merencanakan kehamilan perlu lebih diperhatikan.
The weight of 2.500 gram is still being used as the cut off point to predict
the risk of baby?s morbidity and mortality. Recently birth weight of less than
3.000 gram is being rigorously assess as a risk factor for noncommunica-
ble disease in adulthood. Therefore it is important to assess factors that are
affecting the fetal growth and development. The objectives of this study is
to determine the relationship between infant?s birth weight and mother?s nut-
ritional status, i.e. pre-pregnancy weight, weight gain during pregnancy, and
maternal haemoglobin level in the 3rd trimester as well as several other fac-
tors. The study design is cross sectional using secondary data from medi-
cal record of Budi Kemuliaan Hospital Jakarta. The result of chi square and
correlation regression test shows there is significant relationship between
pre-pregnancy weight and weight gain during pregnancy and birth weight.
The multiple logistic regression test reveals that pre-pregnancy weight,
weight gain during pregnancy, maternal age, and birth order are factors that
are effecting birth weight significantly, with pre-pregnancy weight as the
dominant factor (odds ratio, OR = 6,643). Therefore, it is imperative to give
more attention to undernourished women who are planning their pregnan-
cy."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudijanto Kamso
"Data tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif di Indonesia yang diperlukan untuk upaya pencegahan penyakit kardiovaskular sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian dilakukan di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah responden yaitu 220 orang eksekutif laki-laki dan 68 orang eksekutif wanita. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, analisis biokimia darah, analisis asupan makanan, pengukuran angka stres, dan pengukuran indeks aktivitas. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa independen variabel dengan dependen variabel. Analisis ini menghasilkan indeks massa tubuh (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesitas, OR = 7,44) dan rasio total kolesterol/high density lipoprotein (HDL)-kolesterol (OR = 8,83) sebagai determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan profil lipid dan pengukuran antropometri sederhana yang teratur pada kelompok eksekutif penting dilakukan untuk mendeteksi risiko sindrom metabolik.

Available datas on metabolic syndrome among Indonesian executives are limited, despite the fact of the importance of these data for cardiovaskular prevention. The objective of this study was to assess prevalence of metabolic syndrome and its associations between anthropometric measures, lipid profiles, blood pressure, nutrient intakes, and life style in executive group. A cross sectional study was undertaken in some factories in Jakarta, using multistage random sampling. The respondents were 287 executives, 219 male and 68 female. Data were collected through anthropometric measurements, biochemical blood analysis, nutrient intake, stress score, and activity index assessment. Multiple logistic regression analysis used to assess associations between independent variables and metabolic syndrome. This study showed that body mass index (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesity, OR = 7,44) and ratio serum total cholesterol to high density lipoprotein (HDL)-cholesterol (OR = 8,83) were potential determinants of metabolic syndrome. This study shows the importance of routine check of lipid profile, blood pressure, and simple anthropometric assessment to detect the risk of metabolic syndrome in the elderly."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>