Ditemukan 100721 dokumen yang sesuai dengan query
Telisa Aulia Falianty
"Pembentukan suatu currency union adalah tahap terakhir dari langkah kebijakan menuju integrasi regional. Currency union biasa didefinisikan sebagai suatu area di mana mata uang tunggal beredar. Perdebatan mengenai adopsi dari common currency oleh negara-negara anggota ASEAN mulai bermunculan terutama sejak terjadinya krisis Asia 1997 dan setelah Euro menjadi kenyataan pada awal tahun 1999 dan tetap bertahan dengan baik sampai sekarang. Keinginan untuk membentuk currency union di Asia Timur dan ASEAN juga dipicu oleh semakin meningkatnya integrasi dalam perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Hal-hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian mengenai kemungkinan pembentukan currency union di ASEAN. Penelitian mengenai currency union pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu : kemungkinan pembentukan dilihat dari beberapa prasyarat pembentukan currency union (properti dari Optimum Currency Area), penghitungan Indeks Optimum Currency Area (OCA Index), dan endogeneitas dari indikator OCA. Paper ini akan memfokuskan pada studi empiris mengenai OCA index dan endogeneitas dari prasyarat pembentukan currency union.
lndikator-indikator OCA dapat menjadi endogen terhadap variabel-variabel lain. Hal ini disebut sebagai endogeneitas dari indikator-indikator prasyarat pembentukan currency union. Asymmetric shocks sebagai salah satu indikator OCA endogen terhadap variabel perdagangan. Menurut Frankel dan Rose (1998), semakin tinggi level bilateral trade maka semakin besar korelasi siklus bisnis antar negara dan semakin kecil ketidaksimetrisan antar negara dalam menghadapi guncangan (shocks). Menurut Fidrmuc (2001), konvergensi siklus bisnis terjadi melalui jalur intra industry trade. Dengan menggunakan Structural VAR dan Kalman Filter akan diteliti mengenai endogeneitas dari asymmetric shocks di ASEAN terhadap variabel perdagangan. Kalman Filter akan digunakan untuk menghitung time varying correlation coefficient antara negara-negara anggota ASEAN. Filter ini menggambarkan bagaimana time path dari parameter model. "
2006
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Telisa Aulia Falianty
"Pembentukan suatu currency union adalah tahap terakhir dari langkah kebijakan menuju integrasi regional. Currency union biasa didefinisikan sebagai suatu area di mana mata uang tunggal beredar. Perdebatan mengenai adopsi dari common currency oleh negara-negara anggota ASEAN mulai bermunculan terutama sejak terjadinya krisis Asia 1997 dan setelah Euro menjadi kenyataan pada awal tahun 1999 dan tetap bertahan dengan baik sampai sekarang. Keinginan untuk membentuk currency union di Asia Tintur dan ASEAN juga dipicu oleh semakin rneningkatnya integrasi dalam perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA)
Hal-hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian mengenai kemungkinan pembentukan currency union dl ASEAN. Penelitian mengenai currency union pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu : kemungkinan pembentukan dilihat dari beberapa prasyarat pembentukan currency union (properti dari Optimum Currency Area), penghitungan indeks Optimum Currency Area (OCA index). dan endogeneitas dari indikator OCA. Paper ini akan memfokuskan pada studi empiris mengenai OCA index dari endogenitas dari prasyarat pembentukan currency union.
Indikator-indikator OCA dapat menjadi endogen terhadap variabel -variabel lain. Hal ini disebut sebagai endogeneitas dan indikator- indlkator prasyarat pembentukan currency union. Asymmetric shocks sebagai salah satu indikator OCA endogen terhadap variabel perdagangan. Menurut Frankel dan Rose (1998), semakin tinggi level bilateral trade semakin besar korelasi siklus bisnis antar negara dan semakin kecil ketidaksimetrisan antar negara dalam menghadapi guncangan (sttocks). Menurut Fidrmuc (2001), konvergensl siklus bisnis terjadi melalui jalur intra industry trade. Dengan menggunakan Structural VAR dan Kalman Filler akan diteliti mengenai endogeneitas dari asymmetric shocks di ASEAN terhadap variabel perdangangan Kutman Filler akan digunakan vniuk menghitung time varying coorelation antara negara-negara anggota ASEAN. Filter ini menggambarkan bagaimana time path dari parameter model
"
2006
JEPI-VI-2-Jan2006-1
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Clara Septyana Rahma Sulaeman
"Abstract
Analysis of Indonesian EMP and Four ASEAN Countries During Crisis
Contagion effect or domino eect which causes spreading economic crisis from one country to another also occurred in Indonesia in 1997 and 2008. The effect was identified by Exchange Market Pressure (EMP) index which measures economic pressure faced by a country on the exchange market through foreign exchange rate changes and foreign exchange reserves. The results of EMP analysis in Indonesia and four ASEAN countries using VAR method show that EMP contribution of four ASEAN countries in 2008 was larger than that of 1997. Moreover, the 1997 crisis in Indonesia spread from Thailand, while the 2008 crisis spread from Singapore.
Abstrak
Contagion Effect atau efek domino yang merupakan salah satu penyebab menjalarnya krisis ekonomi dari suatu negara ke negara lain juga terjadi di Indonesia tahun 1997 dan 2008. Efek tersebut diidentifikasi dari indeks Exchange Market Pressure (EMP) yaitu ukuran tekanan ekonomi yang dihadapi suatu negara pada pasar valuta asing melalui perubahan nilai tukar dan cadangan devisa. Hasil analisis EMP Indonesia dan empat negara ASEAN menggunakan metode VAR menunjukkan kontribusi EMP empat negara ASEAN dalam menjelaskan EMP Indonesia tahun 2008 lebih besar dibandingkan tahun 1997. Selain itu, krisis tahun 1997 di Indonesia menjalar dari Thailand, sedangkan krisis tahun 2008 menjalar dari Singapura."
2016
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Parewangi, Andi Muh. Alfian
"Matrices of International Trade model shows world equilibrium and the inter-linkage among countries through trade. This approach enable us to decompose trade multiplier into direct import requirement, indirect import requirement, internal and external propagation as components of total trade multiplier. We also can run growth simulation to identify the distribution of trade gain as previously applied by Miyazawa, Hewings and other authors.
Using trade flow data from 178 countries, and focusing on the big five ASEAN, we conform the most important role of Singapore and Malaysia in this region. We also find the role of United States and Japan as biggest and most important trading partner. Unsurprisingly, growth simulation shows unequal trade gain distribution between ASEAN countries and their trading partner."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Riandy Laksono
"Abstract
Economic and political systems might have a great share in determining the speed of the economic growth in an economy. Majority of the researchs in the past relied on physical input accumulation in determining economic growth, without taking into account the contribution of institutional characteristics. This research is aimed to test the hypothesis that economic freedom and political system affect the economic growth. Using panel data method (pooled least square approach) in eight ASEAN countries during the period of 1997-2007 and based on a framework of Solow economic growth model, it is showed that the more free and efficient economy leads to faster economic growth, and political democracy can otherwise hinder economic growth. Economy can grow higher if public policies are directed to the creation of: a stable monetary conditions, a more efficient in intermediation of financial markets, appropriate public budget policy, straightforward and efficient regulations, corruption eradication, as well as lower taxes. Nevertheless the index of investment freedom and property rights are far away from the behaviors of existing theories and hypothesis, so further research is needed."
2010
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Endri
"Using the non-parametric method of Data Envelopment Analysis (DEA) and the parametric method of Stochastic Frontier Approach (SPA), this study investigates the efficiency of the Islamic Banking recent operations in Indonesia over the period 2005 to 2007. In specifying input-output variables of Islamic banks, the intermediation approach is selected as it is in line with the principle of Islamic financial system. The attributions of technical efficiency (utilization of capacity) and scale efficiency (optimality of scale achieved) are identified. The principal findings for the period under study indicated that technical and scale efficiency scores are improving but 100 percent optimal during research period. According to SFA approach, closer to 100 percent means a bank acts efficiently. Overall, the result shows that Islamic banks suffer slight inefficiencies during the period 2005-2007, and tend to be increasing. The study has several important policy implications to offer, one of which is that it could be taken as a guideline for the Indonesian government to chart a policy on banking deregulation and mergers. Moreover, the study provides some information and identifies the source of inefficiency, vyhich could, in turn, be used to assist banks? managements to overcome the problems of inefficiency."
2010
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Erlangga Agustino Landiyanto
"Konsentrasi dan aktivitas ekonomi secara spasial, terutama pada industri manufaktur, telah menjadi fenomena menarik untuk dianalisis. Pada industri manufaktur, konsentrasi spasial ditentukan oleh biaya upah, biaya transportasi dan akses pasar serta eksternalitas dan konsentrasi spasial yang berkaitan dengan penghematan lokalisasi dan penghematan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimana dan pada subsektor apa industri manufaktur Kota Surabaya terkonsentrasi serta untuk mengetahui mengapa dan bagaimana industri manufaktur Kota Surabaya terkonsentrasi sehingga dapat dianalisis mengenai kebijakan dalam mengembangkan industri manufaktur Kota Surabaya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data tenaga kerja industri manufaktur dua digit per kecamatan di Surabaya tahun 1994 dan 2002. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan LQ, Ellison Glaeser indeks dan Maurel Sedillot indeks. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa industri manufaktur di Kota Surabaya terkonsentrasi di Kecamatan Rungkut, Tandes dan Sawahan sedangkan subsektor unggulan Kota Surabaya adalah industri makanan, minuman dan tembakau serta industri logam, mesin dan peralatan."
2005
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Maria Christina Yuli Pratiwi
"Abstract
Analysis of Growth Poles and Spatial Autocorrelation in Kalimantan: An Empirical Study of 55 Districts, 2000?2012
The paper identifies which districts in Kalimantan that become the growth poles and whether there has been spatial autocorrelation in 55 districts during 2000?2012. This study also explores which economic sectors will be leading sectors. The social-economic data were collected for 55 districts using quantitative methods, in particular: typology of Regent/City, spatial autocorrelation, overlay analysis, and structural transformation. The study finds: (1) there are 4 cities as the growth pole; (2) the economics growth concentration concentrated geographically in the eastern and western; (3) the mining sector is a leading and competitive sector; and (4) structural transformation does not occur in all districts.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kabupaten/kota di Pulau Kalimantan yang akan menjadi pusat pertumbuhan dan apakah terdapat autokorelasi spasial di 55 kabupaten/kota selama periode 2000?2012. Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang dikumpulkan dari data sosial ekonomi 55 kabupaten/kota menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan alat analisis: tipologi Kabupaten/Kota, autokorelasi spasial, analisis overlay, dan transformasi struktural. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat empat kota sebagai pusat pertumbuhan; (2) konsentrasi pertumbuhan ekonomi tersebar di bagian timur dan barat Pulau Kalimantan; (3) sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor unggulan dan kompetitif; dan (4) transformasi struktural tidak terjadi di seluruh kabupaten/kota."
2016
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Lana Soelistianingsih
"Abstract
Using co-integration, the results show that the movement of Indonesian foreign exchange market and capital market has moved to long?run equilibrium with other currencies and indices from partner countries, while the short-run equilibrium between markets have been proved by using VECM. The Indonesian case supports portfolio balance approach introduced by Frankel. The increasing of IHSG attracts capital inflows and makes the demand for domesfic currency higher, and IDR becomes appreciation. Indonesian market has strong linkages with Asian regional markets especially with Hong Kong market, while having no relationship with US market."
2010
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sri Indah Nikensari
"Economic growth give some hope on labor absorbtion in economic sectors. It can be seen from trends after crisis that unemployement is rising overtime. This study tends to look on structural impact of growth in industrial and trade sector to labor absorption in Indonesia. The result is labor absorption projection in economic sectors within 2003-2007"
2004
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library