Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Mandrasastra
"Naskah ini merupakan ringkasan dari suatu naskah yang diperoleh Dr. H. Kraemer dan J. van de Weg di Juntikulon Cirebon. RIngkasan teks ini dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934 di Yogyakarta (h.i). Tidak ditemukan keterangan tentang keberadaan naskah induk tersebut.
Teks yang diberi judul Suluk Seh Sarip tuwin Darmagandhul ini, diawali dengan kisah Seh Jumb di Bagdad yang mengajarkan kepada para muridnya mengenai kesempurnaan hidup, dilanjutkan dengan pengembaraan Pangeran Santang bersama tujuh orang istrinya ke Pulau Jawa. Seh Sarip salah seorang putra raja Bagdad, mengembara dan berguru pada berbagai syeikh, bertanya tentang asal mula ruh, arwah, dan hancurnya jasad, hingga Seh Sarip berguru pada Sunan Ampel Gading. Teks ini diakhiri dengan suatu kisah yang mirip dengan teks Darmagandhul (lihat pupuh 15-19), menceritakan perjalanan Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam, dan Sultan Demak yang mengalahkan Majapahit. Diceritakan pula tentang raja Majapahit yang masuk Islam atas ajakan Sunan Kalijaga.
Keterangan mengenai nama Sarip, atau dikenal dengan Sarip Idayat dapat dijumpai di Pigeaud 1970:250 yang menerangkan bahwa beliau adalah anak dari Rara Santang. Dalam MSB/S.146 juga disinggung mengenai tokoh bernama Seh Sarip. Namun apakah teks ini ada hubungan dengan keterangan mengenai Sarip Idayat, perlu penelitian lebih lanjut.[11]"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.120-L 21.18
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi tiga teks, sebagai berikut: (1) Serat Seh Malaya (kadang-kadang dinamakan Suluk Seh Malaya), yang sebagian besar mengisahkan pengembaraan tokoh Seh Malaya mencari guru. Pengembaraan diawali dengan berguru pada Sunan Benang lalu berlanjut hingga penjelasan dan uraian mengenai mistik Islam, seperti uraian mengenai rasa dan keterangannya, nafas, nufus, tanafas dan masih banyak lagi. Versi teks Seh Malaya ini mirip dengan FSUI/CS.103 pada pupuh 1-4, kemudian menyimpang jauh. Keterangan mengenai teks Seh Malaya lainnya lihat Behrend 1990: 520 tentang MSB/P.159. Di bawah ini tercantum daftar pupuh dari naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1-2 dari masing-masing pupuh. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) dhandhanggula; (6) asmarandana; (7) pucung; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) maskumambang; (11) megatruh; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana. (2) Teks kedua adalah cuplikan Mustaka Rancang, berisi ajaran mengenai perlambang dan makna dari rangkaian huruf-huruf Arab, penjelasannya dikaitkan dengan ajaran mistik Islam seperti makna huruf alif dan kedudukannya di tubuh manusia, demikian seterusnya. Yang dikutip hanya satu pupuh, bertembang dhandhanggula sebanyak 26 bait (Puniku pirasating tulis, ingaranan ing Mustaka Rancang). (3) Teks ketiga berupa cuplikan dari piwulang karya Pakubuwana IV, yakni Wulangreh. Cuplikan terdiri atas dua pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) maskumambang. Pada teks terakhir itu juga terdapat keterangan mengenai saat penyalinan yang menyebutkan hari Kamis Wage, 10 Rabingulakir, Be 1808 (3 April 1879). Tempat penyalinan tidak disebutkan. Pigeaud membeli naskah ini di Yogyakarta pada tanggal 16 Maret 1932, dengan perantaraan J.L. Moens. Menurut catatan Pigeaud pada h.l, ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, tetapi ringkasan tersebut tidak ditemukan lagi dalam koleksi naskah FSUI. Pada halaman awal juga terdapat hiasan berbingkai dengan motif sulur berbunga (lung-lungan) dibuat dengan pensil dan tinta. Selain teks yang telah disebutkan di atas, juga ditemukan beberapa teks lain, seperti cuplikan dari kisah Patih kerajaan Medang (h.ii) atau mengenai catatan hutang piutang yang ditulis lengkap oleh pemilik naskah (h.iii). Ada juga daftar nama orang dan daftar nama bulan dalam penanggalan Masehi tahun 1907 (h.iv). Yang tak kalah penting adalah catatan mengenai meninggalnya seorang raja Yogyakarta pada hari Jumat Paing, tanggal 4 Rejeb, warsa Je, pada tahun 1901 M (h.v). Catatan mengenai jenis-jenis besi yang digunakan dalam pembuatan sebuah keris juga disebutkan (h.vi). Sedang pada h. 113 terdapat keterangan mengenai surat seseorang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.102-NR 166
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku suluk Seh Malaya mengisahkan perjalanan Seh Malaya, sejak berguru pada Sunan Bonang, serta bertapa hingga diwejang oleh Nabi Kilir mengenai iman hidayat yang sempurna."
Solo: De Bliksem, 1931
BKL.0115-CI 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi aneka ragam teks suluk dan piwulang. Penyalinannya pada tahun Dal 1831, atau 1900 Masehi. DI luar teks (h.ii), terdapat sebuah kalimat berbunyi Somowiardjo Keparakan Lor. Kemungkinan Somowiardjo ini adalah nama pemilik naskah, penyalin atau pemrakarsa penyalinan. Sedangkan Keparakan Lor adalah nama tempat asal Somowiardjo. Selain naskah pokook, juga terdapat sebuah ringkasan isinya yang dikerjakan oleh R.M. Suwandi pada tahun 1929, di SUrakarta. Berikut ini rincian masing-masing teks tersebut.
1. Teks Seh Tekawerdi, ajaran moral. Teks Seh Tekawerdi ini sudah dipelajari dan dikenal sejak abad ke-19 di Jawa Tengah (Pigeaud, 1967:107). Teks ini telah diterbitkan bersama-sama dengan Serat Wulangreh pada tahun 1884, di Semarang. Keterangan mengenai daftar puph teks Seh Tekawerdi, lihat Pratelan I:72-75. Keterangan referensi lainnya, lihat: Vreede 1892:295, 373-377; YKM/W.291c, 294, 305; SMP/KS.505.1, 385.2, 337.3; MN.304.2, 305.1, 306.2, 307.2, MSB/B.9, P.20. 36-37, 40, 48, 52, 129, 135, 144-145, 162.
2. Teks Seh Widayatollah, berisi ajaran mengenai lahir dan batin yang disampaikan oleh Seh WIdayatollah kepada anak cucunya. Keterangan referensi, lihat Vreede 1892:294, 373, 377; Juynboll II:123, 504; YKM/W.291c, 305; SMP/KS.337.2, 355.4, 505.2; MSB/P.19, 203. Teks ini terdiri dari dua pupuh.
3. Teks Papali Ki Ageng Sela, berisi berbagai larangan yang diberikan kepada anak cucunya. Keterangan referensi, lihat Vreede 1892:269, 374-375; Juynboll II:88; YKM/W.315-316; SMP/KS.75.18, 336.4, 338.9, 355.1, 356A.1, 356.2, 584.29; MN.362.2, 409.23, 521.4; MSB/I.28, LL.23, P.19, 22, 26-27, 129, 140, 143-144.
4. Teks Surti (Nitisruti?), berisi ajaran mengenai ngelmu. Keterangan referensi, lihat FSUI/PW.39, YKM/W.57a, 296, 315, 320-321, 365.
5. Teks Panitisastra, berisi beberapa ajaran dengan mengambil contoh tindakan Dewa Wisnu. Keterangan referensi, lihat Vreede1892:262, 264, 376; Juynboll I:134, II:86, 124, 134; YKM/W.316; SMP/KS.357.14, 351.2-4, 352, 353, MN.377, 378, Rp.98; MSB/B.9, L.80, P.25, 27, 29, 40, 135, 162, 201, 203.
6. Teks Carakabasa, berisi ajaran tatacara memerintah suatu negara.
7. Teks Petang, berisi tatacara menghitung mangsa.
8. Teks Sewaka, berisi ajaran tatacara mengabdi.
9. Teks Kitab Abat, berisi ajaran pada para raja.
10. Teks Pralambang, berisi lambang-lambang negara Surakarta dan Yogyakarta.
11. Teks Manikmaya, berisi cerita terjadinya bumi dengan penempatan gunung-gunuung oleh para dewa.
12. Teks Dewaruci Kawi Miring, berisi ajaran mengenai persatuan hamba dan tuannya melalui simbol Bima bertemu dengan Dewaruci.
13. Sebuah versi Serat Imam Nawawi yang konon dikarang oleh Yasadipura."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.122-NR 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
"Naskah ini merupakan ringkasan dari sebuah naskah yang diperoleh dari Dr. H. Kraemer dan van J. van de Weg di Juntikulon Cirebon. Ringkasan teks ini dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934 di Yogyakarta (h.i), ringkasan ini merupakan jilid pertama dari dua jilid yang ada. Keberadaan naskah induk itu sendiri tidak diketahui secara pasti.
Teks berisi ajaran filosofis Islam Seh Jabar yang disampaikan kepada isterinya Mutmainah. Lihat Pigeaud 1967:107. Ajaran yang diberikan berkisar tentang makna shalat seperti rukuk, sujud, dan duduk. Ajaran tentang watak pendeta, pasemon, ngelmu, nama-nama alam ketika manusia sakit, diakhiri dengan uraian mengenai perjalanan nyawa ketika akan menitis."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.118-L 21.22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks wulang yang menceritakan seorang pertapa bernama Kyai Besi. Kyai Besi ini suka minum minuman keras. Kebiasaan ini tidak disukai oleh Kyai Penghulu, pemilik tanah tempat bertapa Kyai Besi. Kyai Besi dan Kyai Penghulu saling berdebat masalah ngelmu, namun Kyai Penghulu selalu terdesak dan kalah. Adik Kyai Penghulu, Ketib Luhung membela kakaknya, namun juga tidak berhasil mengalahkan Kyai Besi dalam berdebat ngelmu. Keduanya segera berguru pada Kyai Besi, namun Kyai Besi telah lenyap. Kedua kakak beradik itu segera pergi mengenbara mencari di mana Kyai Besi berada, dan bertapa di suatu tempat. Atas wisik dari SunanBonang, Sunan Giri, Sunan Ampel dan Sunan Geseng, Ki Penghulu berhasil bertemu dengan Kyai Besi. Ki Penghulu mendapat berbagai ajaran dari Kyai Besi. Dalam koleksi Leiden terdapat beberapa contoh suluk ini, di antaranya adalah: Lor 1795, 1796, 6587, 6599, 7375, 7403 dan 7930. Dalam catatan Sugiarto LOr 7403, hanya diuraikan secara singkat saja mengenai teks suluk Kyai Besi, sedangkan daftar pupuhnya dapat dilihat pada Lor 7930. Tampaknya teks LOr 7930 tersebut merupakan versi yang berbeda dari teks suluk Kyai Besi ini. Vreede juga telah membicarakan teks suluk Kyai Besi, yang tersimpan dalam satu kelompok teks suluk (Vreede 1892: 315). Menurut daftar koleksi naskah Museum Sonobudoyo, teks suluk Kyai Besi tersimpan pada koleksi MSB/P. 19, 21, 49, 50, 149, 190 dan 210. Untuk naskah yang berisi teks suluk Kyai Besi ini, lihat juga YKM/W. 311, 317; SMP/KS. 386.3f, 480.3, 481.13 dan 492.6. Tidak ditemukan keterangan mengenai tempat dan saat penyalinan, namun melihat jenis kertas yang digunakan diduga bahwa naskah ini berasal dari awal abad ke-20. Pada bagian akhir teks juga disebutkan mengenai nama penyalinnya, yaitu Wignyabrecitra. Naskah ini dibeli Pigeaud pada tanggal 8 Juli 1930 di Surakarta, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Oktober 1931 (terlampir). Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) maskumambang; (4) dhandhanggula; (5) sinom; (6) maskumambang; (7) sinom; (8) mijil; (9) kinanthi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.108-NR 126
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi cerita kisah Seh Subakir, seorang ulama penyebar agama Islam yang menetap di Pulau Jawa bersama orang-orang keeling untuk mengusir roh-roh halus di Gunung Tidar. Menceritakan juga pemberontakan yang harus ditanggulangi oleh Mataram antara lain dari Dipati Ukur dan Ki Ageng Mangir."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.2-KC 7/KB 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku Serat Seh Siti Jenar ini adalah petikan dari Serat Babad Demak. Adapun cerita yang diambil adalah ketika Seh Siti Jenar sarasehan ilmu dengan Kyai Ageng Danuningrat di Pengging."
no place: no publisher, no year
BKL.0416-CI 16
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks suluk ngabdul salam ini menceritakan ajaran Seh Ngabdul Salam kepada anak dan murid-muridnya menyangkut masalah ilmu kesempurnaan. Teks diawali dengan uraian mengenai makna surat Al-Fatehah, lalu dilanjutkan uraian ilmu kesempurnaan dengan mengambil contoh tokoh-tokoh dalam cerita wayang, seperti Batara Rama, Parikesit, Bima, dan lain-lain. Teks diakhiri dengan ajaran agar berhati-hati dalam menerima ujian dari Tuhan. Melihat jenis kertas dan tulisan yang digunakan , diperkirakan naskah ini berasal dari pertengahan abad ke-19, yang di salin di pesisir. Selain tersimpan di FSUI ini, yaitu berciri A 26.05a-b (aksara Arab) dan c (salinan alih aksaranya), teks ini juga ditemukan di Perpustakaan Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo (lihat MSB/P.121, 184, dan 185). Teks koleksi FSUI ini rupanya tidak lengkap, ada beberapa halaman (h.14-15) yang hilang/terlepas ini terbukti dengan jenis metrum yang dipergunakan berbeda dengan metrum sebelumnya. Menurut keterangan di luar teks bahwa teks ini adalah teks wayang yang berasal dari seorang dalang di Sentolo, Yogyakarta. Tidak diketahui secara pasti nama dan tarikh penulisannya. Pigeaud menerima teks ini dari Ir. Moens pada bula Maret 1932, lalu disimpan oleh Mandrasastra pada bulan April 1932 (lihat FSUI/PW.114c). Pada lembar terakhir naskah ditemukan abjad Hanacarakaditulis dengan pensil. Teks suluk ngabdul salam ini juga pernah diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen P dan K tahun 1989. Dalam perbandingan teks, teks salinan ini tampaknya kurang lengkap karena pupuh pertamanya sama dengan pupuh ke-7 teks terbitan Depdikbud tersebut. Daftar pupuh naskah koleksi Museum Sonobudoyo (MSB/P. 185) tidak ada, oleh karen aitu dalam perbandingan pupuh di bawah ini, naskah tersebut tidak diikutsertakan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.114a-A 26.05a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks suluk Ngabdul Salam ini merupakan salinan dari PW. 114a, namun hanya sampai pupuh ke-9 saja. Pupuh selanjutnya disalin kurang lengkap. Melihat jenis kertas dan tulisan yang dipergunakan, diperkirakan bahwa naskah ini berasal dari awal abad ke-9, yang disalin di Yogyakarta yang disalin oleh staf Pigeaud. Menurut keterangan di luat teks disebutkan bahwa teks ini adalah teks wayang yang berasal dari seorang dalang di Sentolo, Yogyakarta. Pigeaud menerima teks ini dari Ir. Moens pada bulan Maret 1932, lalu disalin oleh Mandrasastra pada bulan April 1932. Keterangan selengkapnya mengenai teks suluk Ngabdul Salam ini, lihat FSUI/PW. 114a. Naskah ini tidak dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.114b-A 26.05b
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>