Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cyrilla Almaida Pili
"Metode fuzzy-AHP populer digunakan untuk pemilihan alternatif dalam berbagai industri, salah satunya industri aviasi. Sebagai salah satu sektor bisnis aviasi, bisnis sewa pesawat adalah bisnis yang menjanjikan. Sebagai penyedia jasa sewa pesawat, PT. Pelita Air Service sudah melayani berbagai pelanggan dari bermacam-macam industri, kebanyakan berasal dari perusahaan minyak dan gas, menteri, hingga presiden dan wakil presiden RI (pelanggan VVIP), dan pelanggan yang membutuhkan sewa pesawat untuk keperluan dan evakuasi medis. Mengetahui adanya perbedaan dari aspek kebutuhan pelanggan, PT. Pelita Air Service ingin mengembangkan proses bisnis yang berbeda, sehingga 3 ide proses bisnis dengan fokus yang berbeda diajukan: Proses Bisnis 1 yang berfokus terhadap keamanan dan keselamatan, Proses Bisnis 2 yang mengutamakan kenyamanan pelanggan, dan Proses Bisnis 3 yang berfokus terhadap ketersediaan dan kemampuan sumber daya. Fuzzy-AHP diaplikasikan untuk memilih proses bisnis yang sesuai untuk tiap pelanggan. Hasil dari proses pemilihan adalah ditetapkannya proses bisnis 3 untuk perusahaan minyak dan gas, proses bisnis 2 untuk pelanggan VVIP, dan proses bisnis 1 untuk pelanggan yang menyewa pesawat dengan tujuan medis. Ide bisnis proses lalu dipetakan dengan mengacu Airline Process Classification Framework, atau Airline PCF yang merupakan terminologi standar untuk mendefinisikan proses dan ukuran untuk perbandingan yang dibuat oleh APQC.

Fuzzy-AHP method has been used for selection problems in various industry, such as in the aviation industry. One of the promising sectors of the aviation industry in Indonesia is the aircraft charter business. One of the aircraft charter service providers in Indonesia, PT. Pelita Air Service has served various industries; its three main customers include Oil and Gas Producers (OGP) companies, VVIP, such as the ministry, president and vice-president of Indonesia, and customers who charter the aircraft for medical purposes and evacuations (Medivac). Knowing that the customer requirements and needs are different, PT. Pelita Air wants to develop a different business process, thus, three ideas of business processes were proposed: Business Process Idea 1, which focuses on safety and security throughout the flight operations, Business Process Idea 2, which emphasizes customer comfort, and Business Process Idea 3, focusing on resources and skills availability and capacity. The fuzzy-AHP method is conducted to select the most suitable business process idea for each customers. After the selection process, OGP customers have business process idea 3 as their alternative, VVIP customers obtained business process idea 2, and business process idea 1 is selected for Medivac customers. Furthermore, the business process idea is mapped, by benchmarking to Airline Process Classification Framework or Airline PCF, which is the standard for terminology on process definitions and measures for benchmarking established by APQC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hutagalung, J. F. Thomas
"ABSTRAK
Menyongsong diberlakukannya AFTA tahu 2003 dan perdagangan
bebas tahun 2010 akan memberikan kesempatan dan tantangan bagi dunia
bisnis pada umumnya, khususnya dunia penerbangan berjadwal. Beberapa
negara dalam menyongsong era tersebut telah mutai menerapkan open sky
policy yang akan meningkatkan persaingan antaroperator penerbangan. tetapi di
sisi lain, membuka peluang urduk mengembangkan sayap ke mancanegara.
Kondisa poltik ekonomi dan sosìal lndonesa yang kurang
menguntungkan saat ini sangat berpengaruh terhadap bisnis penerbangan
secara keseluruhani dan merupakan kendala yang saigat besar dalam bisnis
penerbangan.
Merpati sebagai perusahaan penerbangan melihat adanya peluang untuk
memperluas jangkauan pasamya ke pasar intemasional. khususnya pasar Perth.
Australia Untuk hat tersebut perlu dilakukan analisis dalam menetapkan suatu
strategi yang paling sesuai dengan kondisi Merpati.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan penulis, diperoleh posisi yang
kurang menguntungkan bagi Merpati, yaitu adanya kendala faktor ekstemal yang
besar dan kelemahan dalam bidang internal yang dihadapi. Berdasarkan analisis
Boston Consulting Group didapati posisi Merpati pada kuadran Question Marks.
diindikasikan adanya kesulitan cash flow untuk memperluas market share
dengan pertumbuhan pasar yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan Iebih
lanjut, sehingga memerlukan investasi baru (penambahan modal), tetapi di sisi
lain, hal ini tidak memungkinkan dengan kondisi keuangan Merpati saat ini.
Berdasarkan analisis tersebut, Merpati harus menetapkan strategi untuk
memasuki pasar Perth, Australia dan bertahan pada pasar tersebut Adapun
strategi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
? Strategi korporasi dilakukan dengan cara kerja sama aliansi untuk
menghindari beban keuangan yang ada;
? Strategi Generik unit bisnis dilakukan dengan pola persaingan
menurunkan harga jual produk. Hal ini menyebabkan Merpati harus
melakukan efisiensi yang tinggi, agar dapat menghasilkan low-cost.
? Penentuan posisi pada strategi pemasaran dilakukan dengan
penekanan yang berbeda, yaitu : untuk pasar domestik lebih
ditekankan pada posisi fungsional dan untuk pasar internasional pada
posisi pengalaman.
? Pemilihan program strategi pemasaran (bauran pemasaran), yaitu:
? strategi produk/jasa dilakukan dengan meningkatkan pelayanan
dalam preflight, in flight dan postflight, yaitu dengan menerapkan
suatu standarisasi serta melakukan adaptasi terhadap Iingkungan
lokal;
? strategi harga dilakukan dengan menekankan pada strategi harga
penetrasi, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih murah
dibandíngkan dan pesaing;
? strategi untuk saluran distribusi dan promosi dilakukan dengan
menggunakan jasa agen perjalanan yang ada, Serta mengambil
alih agen perjalanan yang ditinggal operator sebeumnya
(Sempati), sehingga dapat memanfaatkan jalur distnbusi yang telah
ada khususnya di Perth, Australia.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dan penerapan strategi di atas
diharapkan Merpati dapat memasuki pasar intemasional dan bertahan pada
pasar tersebut khususnya pasar Perth, Australia, bahkan secara perlahan-lahan
dapat meningkatkan posisinya ke arah yang lebih baik.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hartono
"Usaha jasa penerbangan berjadwal telah banyak mengalami beberapa perubahan dan dampak peraturan pemerintah maupun perubahan teknologi. Perubahan-perubahan situasi ekonomi, telah membawa peningkatan kesejahteraan dan pendidikan kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan perubahan selera konsumen pemakai jasa penerbangan menjadi meningkat. Perubahan ini mengubah nilai daripada pandangan konsumen terhadap keputusan untuk membeli suatu jasa/produk.
Fungsi pemasaran terus mengatisipasi perubahan nilai yang terjadi pada konsumenya. Untuk mengetahui perubahan nilai yang terjadi, maka diperlukan penelitian pasar, pesaing dan proses rantai nilai perusahaan.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memenangkan suatu persaingan usaha. Untuk memenangkan suatu persaingan, maka diterapkannya berbagai strateji yang bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Terjadi suatu paradigma strateji pemasaran dari waktu ke waktu yang pada intinya adalah membawa kepuasan kepada konsumen dan karyawan perusahaan.
Persaingan di industri jasa penerbangan berjadwal domestik di Indonesia pada mulanya bersaing melalui harga tiket pesawat. Sehingga terjadi perang tarif yang berkeianjutan yang akan membawa dampak negatif pada perusahaan itu sendiri dan penumpang pesawat. Dengan menurunkan tarif seminimun mungkin, akan berdampak pada penurunan kualitas jasa yang diberikan kepada penumpang.
Kemudian pada tanggal 20 Mei 1994, ditandatangani kesepaktan tarif INACA yang disetujui oleh seluruh perusahaan maskapai penerbangan domestik Indonesia. Terjadi pergeseran bidang persaingan, yang mulai mengarah pada persaingan dalam jasa pelayanan yang diberikan secara profesional.
Perusahaan penerbangan berjadwa! ini juga mendapatkan ancaman dari perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, sebagai akibat kebijaksanaan open sky yang disetujui oleh pemerintah Indonesia. Sehingga terjadi suatu persaingan yang global yang menuntut semakin tinggi profesional usahawan dalam menjalankan misi usahanya. Dengan demikian maka pelanggan mempunyai banyak pilihan untuk menentukan penerbangan yang dipilihnya, mau tidak mau setiap perusahaan penerbangan harus menyediakan nilai yang diinginkan oleh penumpang pesawat.
Lingkup strategi pemasaran ini melihat lebih jauh analisa industri dan persaingan yang terjadi di dalam industri penerbangan berjadwal. Kemudian melihat suatu analisa kreasi nilai, dilihat dan komponen komponen pendukung jasa pelayanan. Diharapkan terdapat suatu nilai yang diinginkan oleh konsumen, sehingga dapat dilihat suatu celah antara rantai nilai perusahaan dengan nilai konsumen itu sendiri. Rantai nilai proses perusahaan dengan pesaing bandingkan untuk melihat letak kelemahan komponen pendukung untuk mencapai misi yang diinginkan oleh konsumen.
Dengan konsep kreasi nilai, maka diharapkan terjadi suatu triangIe value added yang membawa manfaat pada kepuasan konsumen, karyawan, dan perusahaan. Proses pemberian nilai dan perusahaan kepada karyawan melalui pemasaran internal. Nilai yang diberikan perusahaan kepada konsumen dilakukan melalui pemasaran eksternal. Dan nilai yang sebenarnya terjadi adalah pada saat pemberian pelayanan dan karyawan kepada konsumen, yang biasa dìsebut pemasaran interaktif. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Protoni Doda
"ABSTRAK
Penerapan strategi aliansi dalam industri penerbangan berkembang sangat
pesat sejak dekade 90-an. Perkembangan ini teradi seiring dengan banyaknya perubahan-
perubahan aturan main dalam dunia penerbangan atan civil aviation seperti deregulasi
dan globalisasi di Ameiika Seirikat dan Eropa.
Perkembangan ini menjadi lebih pesat lagi oleh karena banyak perusahaan yang
beraliansi tidak lagi menganalisis pola kebutuban beraliansi. Keadaan ini inenyebabkan
banyaknya aliansi yang tidak menghasilkan sinergi untuk perusahaannya, sehingga muncul
permasalahan bagaimana mententuk suatu aliansi yang efektif dalam industri
penerbangan.
Dalam tulisan ini dikaji secara analitis karakteristik keadaan dan struktur
aliansi dalam industri penerbangan. Penelitian ini dibatasi pada aliansi horisontal yang
dilakukan antar perusahaan penerbangan. Metode penelitian yang digunakan adalah
menganalisis data sekunder hasil survey yang dilakukan oleb majalah Airline Business.
Data survey ini mencakup 136 perusahaan penerbangan besar dan keel yang
melayani pasar internasional.
Hasil penelitian memberikan suatu kesimpulan bahwa ada dua hal pokok dalam
pembentukan aliansi yakni pemilihan pasangan dan pemilihan jenis aliansi. Aliansi yang
sinergi akan diperoleb jika pasangan yang dipilih dan jenis aliansi sesuai dengan strategi
perusahaan secara menyeluruh.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effy Fibriana Dewi
"Pemilihan topik karya akhir ini dilatar belakangi oleh maraknya issue tentang Customer Relation Management (CRM), yang sering kali menjadi topik bahasan diberbagai media maupun seminar belakangan ini. CRIA merupakan suatu proses yang memfokuskan pada pandangan jangka panjang, yaitu memberi perhatian lebih banyak ke lifetime value pelanggan dan pada value transaksi. Perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba dalarn menerapkan konsep ini, salah satu dari mereka adalah PT. Merpati Nusantara Airline (MNA). Maskapai penerbangan domestik milik negara ini baru saja menerapkan konsep CRM di dalam perusahaannya. Dengan menganalisa performa CRM yang ada, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana cara efektif pengaplikasian konsep tersebut di dalam tubuh MNA.
Tingkat persaingan di industri penerbangan domestik saat ini semakin ketat, saat ini belasan maskapai telah beroperasi memperebutkan pangsa pasar penerbangan domestik. Dalam menghadapi persaingan ini MNA harus menerapkan strategi agresif melaiui pengaplikasian CRM, guna mengakuisisi pelanggan baru.
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode analisa kuantitatif. Adapun data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh dari MNA maupun survey, serta data sekunder dari literatur dan sumber-sumber lainnya. Survey perlu dilakukan untuk mengumpulkan data pendukung dalam menganalisa karakteristik pengguna jasa penerbangan Merpati. Survey dilakukan pada 150 pelaku bisnis di Jakarta, yang pernah menggunakan jasa penerbangan Merpati.
Dari analisa yang dilakukan ditemukan bahwa kendati hasilnya belum terlihat, namun pelaksanaan CRM di MNA tetap mendapat dukungan penuh dari manajemen, Hasil analisa juga menunjukkan dua faktor utama yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pengaplikasian CRM di MNA yaitu masih minimnya database pelanggan yang dimiliki, dan sumber daya manusia yang kurang mendukung. Database pelanggan merupakan faktor penting dalam pengaplikasian CRM, tanpa database yang balk akan sulit menyusun strategi marketing sesuai dengan karakter tiap pelanggan. Hasil survey demografi yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya 25.3% dan responden yang menjadikan Merpati sebagai pilihan pertama dalam melakukan penerbangan domestik. Dan 63.2% dari mereka adalah pegawai BUMN, yang 81.6% keputusan penerbangannya dilakukan oleh perusahaan.
Karya tulis ini memuat bagaimana cara yang paling efektif bagi MNA dalam membangun database pelanggannya, mulai dari struktur database yang seharusnya terdiri dari existing customer dan prospect, sampai bagaimana cara mendapatkan data pelanggan tersebut. Selain itu dituliskan juga strategi yang dapat dilakukan oleh MNA dalam upayanya mengakuisisi pelanggan loyal yang baru. Seperti menunjuk pegawal/petugas khusus untuk menyebarkan forrnula MEE serta mengumpulkan data prospect dari internet. Saran-saran yang diberikan dalam karya tulis ini merupakan alternatif paling relevan dan actionable bagi MNA, mengingat keterbatasan sumber daya yang dialokasikan untuk program ini. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bendady Hindom Pramono
"ABSTRAK
Jadwal Penerbangan merupakan produk dan sebuah maskapai penerbangan yang
alcan meinenuhi kebutuhan konsumennya, Keberhasilan suatu perusahaan
penerbangan sangat bergantung dan rancangan jadwal penerbangan yang
ditawarkannya ke pasar.
Proses perancangan jadwal penerbangan sendiri merupakan salah satu aspek yang
paiing kompleks dalam rnanajemen perusahaan penerbangan. Berbagai faktor hanis
dipertimbangkan dengan seksaina mengingat jadwal penerbangan ini merupakan
sumber pendapatan perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan perancangan jadwal penerbangAn
dengan mengambil kasus PT. Bouraq Indonesia Airlines Rancangan jadwal
penerbangan baru dibuat dengan memperhitungkan anis lalu untas penumpang
pada setiap sektor penerbangan dan mempergunakan asumsi faktor inuatan
penumpang sebesar 66%.
Hasil rancangan jadwai penerbangan baru inarnpu mengbasillkan pendapatan
potensial yang Iebih balk dan jadwal penerbangan lama, dengan margin laba operasi mencapai 4%.
Peningkatan margin laba operasional ini disebabkan adanya penambahan kapasitas tempat duduk melalui pengurangan jumlah transit, beberapa penambahan frekuensi penerbangan serta adanya pengalihan alokasi penggunaaan pesawat ke sector penerbangan yang lebih potensial.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Prakoso
"ABSTRAK
Jasa pelayanan udara komersjal ,erupakan salah satu instrumen
ekonomi yang penting sebagai katalis perkembangan ekonomi dan
sosial di hampir sebagian besar negara di dunia ini.
Mengingat peranannya yang sedemikian penting, kiranya sudah
sepatutnya setiap negara memikirkan suatu sistem angkutan
udara yang efisien dan efektjf, melalui suatu proses analisa,
perencanaan dan pengawasan yang matang, baik yang dilakukan
oleh pemerintah ataupun oleh perusahaan penerbarigan komersial
itu sendiri. Proses di mana selalu melibatkan kegiatan pera
malan, utamanya perainalan mengenai besarnya perinintaan pasar,
dan pada umumnya kegiatan peranialan permintaan inilah, meru?
pakan awal dan proses sebagai dasar untuk berlanjut pada
kegiatan lainnya.
Posisi kegiatan peramalan perniintaan yang strategis, dan
kompleksitas hubungan Indonesia-Jepang (terutama dalam bidang
ekonomi), mendorong penibahasan yang lebih jauh inengenai
kegiatan ini, yang difokuskan pada jalur Jepang-Indonesia.
Perimitaan timbul didorong oleh adanya suatu kebutuhan, dan
untuk mencapai pemuasan )cebutuhan yang niakaimal, seorang kon
konsumen senantiasa cihadapkan kepada alternatif pemilihan
kombinasi barang atau jasa pemuas kebutuhan. Keseimbangan
tercapai pada saat kombinasi barang atau jasa pemuas kebutu
han yang diinginkan, dapat dibeli dengan pendapatan yang
diperolehnya.
Selain besarnya pendapatan, permintaan tarhadap suatu barang
atau jasa, dari sudut pandang seorang konsumen secara ulnuin
dipengaruhj oleh : harga barang itu sendini, harga barang
atau jasa substitusi dan selera konsumen.
Sedangkan permintaan spesifik pada jasa angkutan udara,
selain faktor-faktor tersebut di atas , konclisi makro yang
mempengaruhi industri diantaranya adalah : pertumbuhan dan
besarnya populasi, kegiatan ekspor dan impor (perdagangan
internasional), investasi, nilai tukar mata uang, kegiatan
pariwisata dan lain?lain yang secara terperinci dipaparkan
pada bab telaah kepustakaan.
Pembahasan pada karya akhir ini dibatasi hanya pada faktor
faktor eksternal terpilih yang berada di luar kendali perusa
haan penerbangan komersial, selain untuk menyederhanakan
masalah, juga untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen yang
timbul dari hubungan Jepang-Indonesia, kondisi perkembangan
jumlah kamar hotel berbintang di Indonesia (bagian dan
produk pari.wisata) dan pertumbuhan serta besarnya populasi,
tingkat pendapatan per?kapita masyarakat Jepang (kondisi
Jepang), terhadap tingkat permintaan Jasa angkutan udara.
Permintaan jasa angkutan udara jalur Jepang?Indonesia,
dilihat secara individual, sangat signifikan dipengaruhi oleh
faktor fasilitas akomodasi yang ada di Indonesia, dan penda?
patan per?kapita masyarakat Jepang, dengan koefisien deter
minasi menunju)çan angka sebesar 96% dan 92%.
Sedangkan faktor-faktor populasi, nilai tukar mata uang
Rupiah terhadap Yen, dan aktivitas perdagangan internasional
antara Jepang?Indonesia, pengaruhriya dinilai cukup berarti.
Koefisien determinasi, masing?masing secara berurutan menun
jukan sebesar 88%, 82% dan 77%. Faktor investasi pengaruhnya
kecil sekali, dengan koefisien deterininasi hanya sebesar 57%.
Dengan metode korelasi (causal method), diperoleh model
permintaan pada jalur Jepang-Indonesia, di mana untuk mengu
rangi pengaruh multikolinear, kami hanya memilih tiga faktor
saja (yang kami anggap sangat penting) sebagai variabel
bebasnya dengan persamaan logaritmik regresi berganda.
Pada tingkat kepercayaan 95%, keseluruhan model persamaan,
Sangat signifikan untuk menerarigkan dinamika permintaan jasa
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridzeki Akbar
"Di antara banyak industri yang terkena dampak pandemi COVID-19, pariwisata dan perjalanan adalah salah satu yang paling terpengaruh oleh situasi pandemi. Industri penerbangan, khususnya angkutan penumpang sebagai salah satu industri utama di bidang pariwisata dan perjalanan menghadapi tantangan dalam pemulihan dari situasi pandemi dengan berkurangnya orang yang terbang karena risiko yang ditimbulkan oleh virus COVID-19. Teori utama dari kerangka penelitian ini adalah menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk memprediksi kesediaan konsumen penerbangan untuk terbang. Dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis Partial Least Square (PLS), penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pemahaman dan persepsi konsumen tentang pandemi COVID-19 dengan kesediaan mereka untuk terbang selama situasi pandemi COVID-19.

Amongst many industries impacted by the COVID-19 pandemic, tourism and travel has been one of the most affected by the pandemic situation. Aviation industry, specifically passenger carriers as one of the key industries in the tourism and travel is facing a challenge in recovering from the pandemic situation with less people flying due to risks imposed by the virus. The main theory of the research framework is using Theory of Planned Behavior (TPB) to predict aviation consumer’s willingness to fly. Using Structural Equation Modeling (SEM) based on Partial Least Square (PLS), this research will analyze the correlation between consumer’s understanding and perception of the COVID-19 pandemic and their willingness to fly during the COVID-19 pandemic situation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Guntarto
"

Industri penerbangan Indonesia diprediksi menjadi negara ke-6 di dunia yang memiliki penumpang pasar terbanyak. Jumlah penumpang pasar pada 15 tahun terakhirpun memiliki pertumbuhan yang signifikan, yang berjumlah 30 juta pada tahun 2005 dan ±97 juta pada tahun 2017. Hal ini merupakan sebuah kesempatan bagi PT. X, salah satu maskapai penerbangan di Indonesia, untuk mempersiapkan strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk memenangkan pangsa pasar. Untuk mengimplementasikan strategistrategi tersebut, tentunya perusahaan perlu untuk mempersiapkan sumber daya manusia, material, dsb. Namun, berdasarkan laba rugi komprehensif 5 tahun terakhir, perusahaan mengalami defisit yang menyebabkan perusahaan akan fokus terlebih dahulu terhadap permasalahan saat ini sebelum bergerak kepada potensi di masa depan. Pada penelitian ini, peneliti membuat model tentang tail assignment problem, yang merupakan permasalahan dalam membuat jadwal penerbangan terhadap pesawat yang tersedia dengan memerhatikan keterbatasan yang ada. Tujuan dari dibahasnya tail assignment problem agar perusahaan dapat mengurangi jumlah penggunaan pesawat dari penyusunan ulang tail assignment untuk menghilangkan idle dengan mengaggregatkan penerbangan yang satu dengan yang lainnya, dan atau mengurangi jumlah penerbangan agar jumlah pesawat berkurang. Dengan berkurangnya jumlah pesawat, berkurang biaya sewa pesawat, yang merupakan biaya terbesar kedua dari total biaya yang ada. Penelitian ini menggunakan metode optimasi branch & cut, dengan solver engine COIN–OR CBC (Linear Solver).


The Indonesian aviation industry is predicted to be the 6th country in the world that has the most market passengers. The number of market passengers in the last 15 years also has a significant growth, which amounted to 30 million in 2005 and ± 97 million in 2017. This is an opportunity for PT. X, one of the airlines in Indonesia, to prepare strategies that can be done to win market share. To implement these strategies, of course, companies need to prepare human, material, etc. However, based on the comprehensive income of the last 5 years, the company experienced a deficit that caused the company to focus first on current problems before moving on to future potential. In this study, researchers made a model by using the tail assignment problem, which is a problem in making flight schedules to the available airplane by taking into account existing limitations. The purpose of discussing the tail assignment problem is that the company can reduce the number of airplane usage by rearranging the tail assignment to eliminate idle by aggregating flights with one another and or reducing the number of flights so that the number of airplanes decreases. With the reduced number of airplanes, reduced airplane rental costs, which is the second-largest cost of total costs. This research uses the branch & cut optimization method, with COIN-OR CBC (Linear Solver) engine solver. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>