Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stroud, Jonathan
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016
823.92 STR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armstrong, Karen
London: Harper Perennial, 2005
200.92 ARM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Templer, John A.
Massachusetts: Massachusetts Institute Technology, 1994
721.832 TEM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Templer, John A.
Cambridge, UK: MIT Press, 1994
694.6 TEM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurry Widya Hesty
"Tugas akhir ini membahas suatu metode untuk mendapatkan bentuk kanonik Jordan, yang bernama metode staircase. Ide dasar metode ini yaiu menggunakan transformasi uniter untuk mentransformasi suatu matriks n x n ke dalam bentuk blok segitiga atas, atau bentuk ?staircase? , kemudian menggunakan karakteristik Weyr untuk mendapatkan bentuk kanonik Jordan. Hasil yang didapat dengan menggunakan metode ini dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan program untuk mendapatkan kanonik Jordan yang sudah ada di Matlab. Untuk membuktikan kestabilan kedua metode, entri pada matrks input diberi gangguan atau perubahan. Hasil perbandingan kedua metode menunjukkan bahwa bentuk kanonik Jordan yang didapat melalui metode karakteristik Weyr lebih stabil dibadingkan dengan bentuk kanonk Jordan yang didapat melalui program untuk mendapatkan kanonik Jordan di Matlab. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S962
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Susanty Rachman
"Kesusastraan Aborigin tidak dapat lepas dari situasi sosial dan sejarah Aborigin yang terkait pula dengan kulit putih Australia. First Settlement kulit putih yang dimulai tahun 1788 mengubah seluruh kehidupan orang Aborigin. Tahun tersebut bagi Aborigin merupakan penandaan awal penjajahan orang kulit putih terhadap orang Aborigin. Sejak itu, orang Aborigin hidup dalam tekanan kulit putih. Tekanan tersebut berupa pembunuhan besar-besaran, penularan penyakit dari kulit putih, penggusuran, disposesi, diskriminasi dalam segala aspek kehidupan, pemenjaraan dan politik aslimilasi. Oleh sebab itu kesusastraan Aborigin muncul dari jeritan hati orang Aborigin yang berada dalam opresi kulit putih dan ditujukan pads orang kulit putih. Karya sastra Aborigin dipergunakan sebagai alat perjuangan. Salah satu gambaran kehidupan Aborigin yang diangkat ke dalam novel yang dianalisis dalam tesis ini adalah keterpenjaraan yang mengungkung kehidupan Aborigin. Mudrooroo mengangkat tema keterpenjaraan dalam trilogi novelnya. Novel Wildcat Falling (1965), Doin Wildcat (1988), dan Wildcat Screaming (1992) memakai latar yang sama yaitu penjara. Dalam novel pertama, Wildcat Falling, penjara muncul sebagai keterpenjaraan fisik, ekonomi, mental dan tekstual. Penjara muncul sebagai tempat, ekonomi, mental yang mengungkung seluruh aspek kehidupan tokoh utama sehingga ke mana pun tokoh utama pergi, is akan menemui tembok-tembok pembatas yang memenarakan dirinya yang diciptakan kulit putih. Begitu besarnya kekuasaan kulit putih membuat tokoh utama tidak berdaya menghadapi keterpenjaraan tersebut. Penjara tekstual yang merupakan keharusan tunduk pada aturan-aturan tekstual kesusastraan kulit putih ditunjukkan melalui adanya kata pengantar dalam novel pertama. Dalam novel kedua, Doin Wildcat, penjara muncul sebagai keterpenjaraan ekonomi. Tokoh utama tidak berdaya menghadapi kekuatan modal, keahlian dan penguasaan pasar oleh kulit putih. Dalam novel ketiga, Wildcat Screaming, penjara muncul sebagai keterpenjaraan fisik tetapi tidak secara mental. Selain keterpenjaraan, penulis juga melihat adanya strategi menghadapi keterpenjaraan tersebut dad sisi tokoh utama maupun dari sisi pengarang novel. Dalam novel pertama, Wildcat Falling, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penggunaan bahasa Inggris Standar, pemakaian tokoh utama yang berdarah seperempat Aborigin sebagai narator untuk memberikan kesempatan Aborigin untuk berbicara tentang penderitaan mereka, dan penokohan tokoh utama yang sulit didisiplinkan merupakan strategi penolakan kontrol kulit putih terhadap Aborigin. Dalam novel kedua, Doin Wildcat, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penggunaan bahasa Inggris Aborigin, pengguuran genre dan penulisan kembali sejarah dari sudut pandang Aborigin. Dalam novel terakhir, Wildcat Screaming, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penjara sebagai tempat inisiasi tokoh utama, politik pecah belah kulit putih terhadap Aborigin dibalikkan fungsinya menjadi alat pemersatu Aborigin, dan pikiran tokoh utama yang bebas. Pergeseran keterpenjaraan dalam trilogi Mudrooroo menunjukkan pergeseran dalam perjuangan orang Aborigin. Keterpenjaraan dalam novel pertama menunjukkan pesimisme pengarang terhadap perjuangan orang Aborigin karena besarnya kekuasaan kulit putih. Keterpenjaraan dalam novel kedua menunjukkan perlawanan orang Aborigin terhadap otoritas kulit putih. Keterpenjaraan dalam novel ketiga menunjukkan sikap kedewasaan dalam perjuangan Aborigin. Mudrooroo berpendapat bahwa perjuangan orang Aborigin dapat dilakukan dengan jalan mencerdaskan orang Aborigin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T37338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armstrong, Karen
Bandung: Mizan , 2004
813.54 ARM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Muhadzis Ghafur
"Value Engineering atau rekayasa nilai adalah upaya terorganisir yang diarahkan pada analisis fungsi barang dan jasa untuk tujuan mencapai fungsi dasar dengan biaya keseluruhan yang terendah, konsisten dengan pencapaian karakteristik esensial. VE adalah proses yang menggunakan tim multidisiplin untuk meninjau proyek dan standar guna mengidentifikasi fungsi berbiaya tinggi dengan potensi peningkatan. Siklus hidup proyek tipikal melibatkan fase-fase berikut: fase anggaran konsep, pemrograman, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penggantian. Rekayasa nilai memiliki aplikasi dalam semua fase, tetapi hasil potensial untuk upaya VE bervariasi sepanjang proses. Di gedung bertingkat tinggi, tangga biasanya merupakan satu-satunya jalan keluar selama terjadi kebakaran. Sangat penting bagi tangga keluar untuk bebas dari asap dan menggabungkan fitur desain yang meningkatkan kecepatan keluar bagi penghuni. Sebagian besar kode bangunan mengharuskan tangga darurat di gedung bertingkat tinggi diberi tekanan untuk mencegah asap keluar. Presurisasi untuk tangga kebakaran seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008, Tanggal 30 Desember 2008, Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, pada Bab 5, mengatur bahwa di setiap bangunan gedung di mana tinggi yang dihuni melebihi 24 m, setiap tangga kebakaran internal harus dipresurisasi sesuai persyaratan. Value engineering dengan peniadaan stand-by fan untuk presurisasi tangga kebakaran pada proyek pembangunan apartemen 29 lantai ini telah memperoleh penghematan dalam biaya sebesar Rp 280,121,100 atau sekitar 43% dari biaya asal. Peniadaan fire damper dan resizing ukuran grille pada sistem presurisasi tangga darurat juga menjadi kontributor dalam penghematan biaya tersebut.

Value engineering (VE) is an organized effort directed at analyzing the function of goods and services for the purposes of achieving basic functions at the lowest overall cost, consistent with achieving essential characteristics. VE is a process using multidisciplined teams to review projects and standards to identify high-cost functions with improvement potential. A typical project life cycle involves the following phases: concept-budget phase, programming, design, construction, operation and maintenance, and replacement. Value engineering has applications within all the phases, but the potential payoff for the VE effort varies throughout the process. In a high-rise building, the stairs typically represent the sole means of egress during a fire. It is imperative for the exit stairs to be free of smoke and to incorporate design features that improve the speed of occupant egress. Most building codes require the fire stairwells in a high-rise building to be pressurized to keep smoke out. Pressurization for fire stairwell as stated in the Regulation of the Minister of Public Works Number: 26/PRT/M/2008, December 30 2008, Concerning Technical Requirements for Fire Protection Systems in Buildings and the Environment, in Chapter 5, stipulates that in every building where occupied height exceeds 24 m, any internal fire stairwell must be pressurized in accordance with the requirements. Value engineering by eliminating stand-by fans for pressurizing fire stairwell in the development project of 29 storey apartment has resulted in cost savings of IDR 280,121,100 or around 43% of the original cost. Eliminating the fire damper and resizing the size of the grille in the emergency staircase pressurization system are also contributors to these cost savings."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library