Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gempur Soesetyo Hadi
"Setelah melalui prahara ekonomi yang cukup dahsyat di tahun 1997 dan 1998 yang ditandai dengan meniburuknya perekonomian dan bergugurannya perbankan Indonesia justru ilmu Risk Management khususnya Market Risk semakin berkembang pesat untuk mengkontrol p01ifolio dari potensi kerugian. Salah satu metode pengukuran potensi resiko yang sangat pesat digunakan adalah Value At Risk sebab sebagai alat manajemen tool ini dipandang mampu melakukan kuantifikasi potensi kerugian portfolio.
Pada masa mendatang, tidak lama lagi Bank Indonesia tentunya akan semakin ketat mengawasi perbankan dengan menerapkan pengawasan atas pengelolaan portfolioperbankan tem1asuk Foreign Exchange yang lebih ketat. Prediksi VAR menjadi begitu populer bagi banker, regulator, perusahaan konsultan dan akademisi setalah Basle Banking Supervision sejalan dengan aturan Basle Committee on Banking Supervision.
Terdapat tiga (3) metode pengukuran VAR yang banyak digunakan saat ini, yaitu metode pendekatan yaitu Historical Simulation, Variance-Covariance dan Monte Carlo Simulation. Pada karya akhir ini, penulis mencoba menerapkan perbandingan perhitungan VAR menggunakan dua metode yang pertama dengan faktor pasar tunggal kurs tengah penutupan spot foreign exchange. Terdapat dua portfolio dibentuk oleh komposisi 17 mata uang asing dan perbedaan portfolio yang satu dengan yang lain hanya diletakkan pada bobot/posisi EUR, JPY dan USD. Untuk mempermudah perbandingan kedua pendekatan itu, kedua portfolio tersebut diasumsikan memiliki IDR equivalent tetap yaitu sebesar Rp. 3 trilyun dan posisinya adalah long.
Pada perhitungan VAR menggunakan pendekatan Historical Simulation, return dihitung secara arithmatik yang berdasarkan perubahan pada faktor pasar kurs tengah penutupan spot foreign exchange dari data observasi historis selama 518 hari. Protit dan loss portfolio yang diperoleh diurutkan mulai dari profit yang terbesar sampai dengan loss yang terbesar. Akhimya nilai VAR diperoleh dari profit/loss sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dipilih.
Perhitungan VAR berikutnya adalah menggunakan pendekatan VarianceCovariance, sesuai dengan asumsi distribusi normal maka return dihitung secara geometric atau log nonnal. Selanjutnya dihitung variance, volatilitas/standar deviasi, covariance dan koefisien korelasi serta dibentuk matrik variance-covariance. Nilai VAR diperoleh dari perkalian matrix multiflication dan trasnpose profit/loss dengan tingkat kepercayaan yang telah ditentukan.
Untuk mempermudah analisa perbedaan basil kedua perhitungan tersebut pada masing-masing tingkat kepercayaan, selanjutnya dibentuk grafik histogram untuk masing-masing portfolio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Handayani
"Perkembangan pesat dari industri perbankan yang diiringi oleh semakin meningkatnya kompleksitas dari kegiatan usaha perbankan berpengaruh kepada peningkatan risiko yang melekat pada kegiatan bank. Secara garis besar risiko yang dihadapi perbankan terdiri dari tiga jenis risiko yaitu risiko pasar (market risk), risiko kredit (credit risk) dan risiko operasional (operational risk). Termasuk didalam risiko pasar adalah risiko tingkat suku bunga (interest rate risk) dan risiko nilai tukar (foreign exchange).
Kerugian dalam jumlah besar yang diakibatkan oleh perbbahan nilai tukar telah beberapa kali terjadi. Diantaranya dialami oleh Bank Negara Malaysia yang mengalami kerugian sebesar lebih dari US$ 3 milyar pada tahun 1992 dan US$ 2 milyar pada tahun 1993. Kasus di Indonesia teriadi pada saat krisis ekonomi pada tahun 1998, Bank yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing, terutama dalam mata uang US$ mengalami kerugian besar akibat terdepresiasinya nilai rupiah terhadap US$ hingga 70%.
Risiko nilai tukar tersebut dapat diantisipasi melalui penerapan manajemen risiko yang baik dan metode pengukuran risiko nilai tukar yang memadai. Untuk memudahkan bank dalam inengukur 6sikonya Bank Indonesia menetapkan dua kerangka metode pengukuran perrnodalan minimum yaitu standard model dan internal model. Bank yang kompleks dan aktif dalam perdagangan instrumen keuangan dianjurkan untuk menggunakan internal model.
Salah satu internal model yang sering digunakan oleh perbankan akhir-akhir ini untuk mengukur besarnya risiko pasar yang dihadapi adalah metode Value at Risk (VaR). VaR merupakan pengukuran risiko secara kuantitatif yang mengestimasi potensial kerugian maksimal (maximum potential loss) yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang yang akan dihadapi pada jangka waktu tertentu (holding period) dan pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu pada kondisi pasar yang normal.
Perhitungan VaR terdiri atas metode Parametric, diantaranya adalah metode Variance-Covariance, metode Non Parametric, diantaranya Historical Simulation dan Monte Carlo. Dalam perhitungan VaR dengan metode Variance-Covariance dibutuhkan peramalan volatilitas. Volatilitas dari suatu data time series bisa bersifat homoskedastis (mempunyai nilai volatilitas yang konstan) atau bersifat heteroskedastis (mempunyai nilai volatilitas yang berubah-ubah). Metode yang biasa digunakan untuk memodelkan volatilitas yang berubahubah adalah Exponentional Weighted Moving Average (EWMA) dan Generalized Autoregressive Heteroskedaslic (GARCH). Metode GARCI-I mengasumsikan bahwa. variance hari tertentu merupakan fungsi dari variance dan kuadrat error dari hari-hari sebelumnya.
Pada pasar keuangan, market value dari suatu aset dipengaruhi dan mempengaruhi aset lainnya. Besarnya pengaruh tersebut dinyatakan dalam besaran korelasi. Nilai korelasi ini mempengaruhi besarnya VaR portofolio. Sebelumnya korelasi sering dinyatakan dalam besaran yang konstan. Pengukuran korelasi yang bersifat berubah-ubah telah dilakukan namun dengan metode yang cukup rumit. Robert Engle pada papernya yang berjudul Dynamic Conditional Correlation -A Simple Class of Multivariate GARCH Models memaparkan metode pengukuran korelasi dinamis (korelasi yang berubah-ubah dari hari kehari) yang terbukti dapat diandalkan dan cukup sederhana dalam metode penghitungannya.
Bank "X" merupakan bank no 8 terbesar di Indonesia apabila dilihat dari sisi aktiva. Laba bersih yang diraih pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 660 milyar. Bank "X" termasuk ke dalam kategori bank devisa dan memiliki risiko nilai tukar dalam beberapa mata uang asing atau biasa disebut sebagai portofolio. Apabila dilihat dari neraca Bank "X" pada tanggal 31 Desember 2004, Sebanyak 17% aktiva terekspos risiko nilai tukar. Demikian juga pada sisi pasiva, sebanyak 17% terekspos risiko nilai tukar. Bank "X" telah memenuhi persyaratan baik kualitatif maupun kuantitatif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk dapat mengukur risiko pasar dengan metode internal. Bank "X" telah menerapkan metode internal untuk mengukur nilai VaR dari portofolio mata uang asingnya. Saat ini, Bank "X" baru menggunakan korelasi konstan dalam mengukur risiko nilai tukarnya. Amat penting bagi Bank "X" untuk melihat apakah penerapan korelasi dinamis mampu memberikan hasil yang lebih akurat dalam memprediksi nilai VaR.
Melihat besarnya jurnlah asset maupun liabilities yang terekspos oleh risiko nilai tukar maka amat penting bagi Bank "X" untuk memastikan bahwa metode pengukuran yang dimilikinya telah optimal dalam mengukur besarnya risiko nilai tukar. Panting bagi Bank "X" untuk mengetahui nilai VaR yang dihadapi apabila dihitung dengan metode yang lain. Hingga Bank "X" dapat mengetahui apakah metode yang diterapkannya pada saat ini telah optimal.
Berdasarkan kedua hal diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menghitung VaR dad risiko nilai tukar alas portofolio mata uang asing yang terdapat pada Bank "X" selama tahun 2004 dengan menggunakan metode pendugaan volatilitas GARCH dan pendugaan korelasi Dynamic Conditional Correlation, untuk kemudian membandingkannya dengan nilai VaR yang dihasilkan oleh metode internal yang dirniliki Bank "X". Hingga dapat disimpulkan metode mana yang lebih baik.
Pengukuran nilai VaR dengan menggunakan metode pendugaan volatilitas GARCH dan pendugaan korelasi dynamic conditional correlation yang diterapkan pada portofolio mata uang asing Bank "X" selama tahun 2004 terlihat lebih efektif dari metode pengukuran VaR yang dirniliki oleh Bank "X". Metode yang digunakan pada penelitian ini hanya menghasilkan 2 failure lebih sedikit apabila dibandingkan dengan 8 failure yang dihasilkan oleh metode yang dirniliki oleh Bank "X".
Penggunakan metode pendugaan korelasi dynamic conditional correlation rnampu menurunkan nilai VaR yang dibutuhkan apabila dibandingkan dengan metode pengukuran VaR dengan pendugaan volatilitas GARCH yang menggunakan relasi biasa tanpa menurunkan tingkat akurasi dari nilai VaR yang dihasilkan. Kedua pengukuran tersebut samasama menghasilkan 2 failure, namun 75% nilai VaR yang dihasilkan dengan pengimplementasian Dynamic Conditional Correlation menghasilkan lebih rendah dibanding penggunaan korelasi statistik. Penghematan yang terbesar terjadi pada tanggal 30 Januari 2004 yaitu sebesar 71.25%.
Pada tahun 2004, berdasarkan uji white heteroskedastisity no cross term, seluruh mata uang bersifat homoskedastis. Metode pengukuran volatilitas GARCH dan Dynamic Conditional Correlation diperkirakan akan lebih marnpu bertahan daripada metode pengukuran yang dimiliki Bank "X" apabila diterapkan pada kondisi volatilitas mata uang yang berubah-ubah/heteroskedastis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afwan Badru Naim
"BPK telah mengimplementasikan Sistem Informasi Pemantauan Tindak Lanjut (SIPTL) untuk melaksanakan dan memantau tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan. Sejalan dengan mandat yang diberikan Undang-Undang Dasar 1945 untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri, keamanan informasi hasil pemeriksaan merupakan hal penting bagi BPK. Namun demikian, dalam operasionalnya, pemanfaatan SIPTL belum sesuai dengan standar manajemen risiko keamanan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan manajemen risiko keamanan informasi SIPTL. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Wawancara dilakukan dengan pejabat eselon III dan IV pada Biro TI BPK. Kerangka kerja yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan SNI ISO/IEC 27005:2018 dengan penanganan risiko menggunakan SNI ISO/IEC 27001:2013, dan SNI ISO/IEC 27002:2013. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah 13 skenario risiko di mana dua risiko mempunyai level yang tinggi, lima risiko mempunyai level sedang, dan enam risiko memiliki level rendah. Berdasarkan skenario risiko selanjutnya disusun rancangan manajemen risiko keamanan informasi SIPTL, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan manajemen risiko keamanan informasi di BPK.

BPK has implemented the Follow-up Monitoring Information Systems (SIPTL) to conduct and monitor follow-up of recommendations-audit result. In line with the mandate given by the 1945 Constitution to audit towards management of and accountability for the state’s finances a free and independent, the information security of audit results is an important matter for BPK. However, in its operations, the utilization of SIPTL is not in accordance with information security risk management standards. This study aims to obtain a SIPTL information security risk management design. This research uses qualitative methods and data collection through interviews and literature studies. Interview was conducted with middle level official at BPK’s Bureau of IT. The framework used in this research is based on SNI ISO / IEC 27005: 2018, and risk treatment based on SNI ISO / IEC 27001: 2013 also SNI ISO / IEC 27002: 2013. The results obtained from this study are 13 risk scenarios including two high level risks, five medium level risks, and six low level risks. Based on the risk scenario, the SIPTL information security risk management design is then prepared, which can be used as recommendation towards the implementation of information security risk management at BPK.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stpehanus Setyaadmadia
"Pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang relatif baik saat ini memungkinkan para investor untuk kembali menginvestasikan dananya pada instrumen pasar modal dan pasar uang. Untuk itu, reksadana merupakan salah satu altematif investasi yang baik. Pemerintah Indonesia sangat mendukung perkembangan pasar modal ini sebagai sumber pendanaan selain pinjaman bank baik domestik maupun luar negri. Reksadana ini relatif baru bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang lebih akrab dengan tabungan, deposito, dan saham. Masyarakat terutama investor masih pada tahap mengamati apakah reksadana yang tergolong baru ini memang merupakan altematif investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding instrumen lain yang selama ini telah dikenalnya.
Sejak tahun 1997, tawaran dari para manajer investasi dan broker kepada masyarakat untuk menanamkan dana ke reksadana yang dikelolanya semakin agresif. Mereka bersaing menawarkan jasanya untuk memberikan imbal hasil kepada para investor dengan janji-janjinya. Sampai pada saat ini, dana pengelolaan reksadana di Indonesia cukup besar, apalagi ditunjang dengan tingkat saku bunga deposito yang cenderuing menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reksadana yang ditawarkan PT Schroder Investment Management Indonesia yaitu Schroder Dana Mantap, Schroder Dana Prestasi Plus, Schroder dana Prestasi, dan Schroder Dana Terpadu. Analisis ini dilakukan dengan bantuan indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen. Dengan menggunakan indeks Sharpe, urutan reksadana yang terbaik adalah Schroder dana mantap, kemudian reksadana Schroder dana terpadu, Schroder dana prestasi plus, dan Schroder dana prestasi. Lain halnya dengan perhitungan yang menggunakan indeks Treynor, reksadana yang dinilai paling baik adalah Schroder dana terpadu, kemudian Schroder dana mantap, Schroder dana prestasi, dan terakhir adalah Schroder dana prestasi plus.
Hasil analisis keempat reksadana ini menunjukkan angka positif, yang berarti lebih besar imbal hasilnya dari pembanding reksadana tersebut. Kondisi yang baik ini diharapkan dapat berlangsung terus, tetapi risiko investasi tidak dapat dilupakan begitu saja karena masih banyak risiko yang berkaitan dengan instrumen ini yang masih belum tentu disadari oleh para investor. Dengan melakukan berbagai analisis secara lebih mendalam, diharapkan risiko yang mungkin timbul dapat diminimalkan sekaligus memberikan pengetahuan baru bagi investor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Listyo Wibowo
"Dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia selaku Bank Sentral telah menerapkan sistem pembayaran berupa Real-Time Gross Settlement (RTGS). Sistem ini telah diterapkan hampir disebagian besar wilayah Asia Pasifik yang meliputi Hong Kong, Korea, Australia, China, New Zealand, dan Thailand. Di Indonesia sistem ini dikenal dengan sebutan BI-RTGS.
Selain sistem BI-RTGS, Bank Indonesia juga memberikan sistem pembayaran nasional berupa Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Diharapkan melalui kedua sistem tersebut akan tercipta pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/8/PBI/2004 tanggal 11 Maret 2004 tentang Sistem BI-RTGS dan PBI Nomor 7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang SKNBI telah mengadopsi standar international business practice maupun core principle BIS. Dengan demikian Bank XYZ sebagai peserta sistem BI-RTGS dan SKNBI wajib tunduk kepada kedua PBI tersebut di atas dan sudah barang tentu menimbulkan konsekuensi yaitu timtutan agar pegawai Bank XYZ yang ditempatkan pada operasional sistem pembayaran bekerja lebih teliti, hati-hati dan seksama agar dapat meminimalkan atau meniadakan risiko yang mungkin dapat muncul dalam pelaksanaan transfer dana melalui kedua sistem dimaksud.
Kesalahan pengiriman dana untuk rekening atau nama nasabah penerima yang dituju dipeserta penerima ataupun kesalahan dalam nilai nominal dan double pengiriman adalah beberapa contoh dari risiko operasional dari sisi peserta pengirim, sedangkan kesalahan dalam menentukan judgement terhadap perintah kiriman dana masuk dari peserta pengirim merupakan contoh risiko operasional dari sisi peserta penerima.
Adanya kewajiban dari peserta pengirim untuk menerbitkan perintah kiriman dana baru kepada rekening yang dituju atau nasabah penenma yang benar tanpa menunggu pengembalian dana membuat pengalokasian dana cadangan untuk risiko operasional sangat penting. Besarnya alokasi dana cadangan ini harus dihitung dengan suatu metode pendekatan yang dikenal dengan sebutan Value at Risk (VaR).
Pengukuran VaR untuk risiko operasional dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan dan yang sederhana, sedikit komplek, dan sangat komplek. Tingkat keakuratan pengukuran terhadap aktual loss berbanding lurus dengan tingkat kompleksitas metode yang diterapkan. Adapun metode pengukuran risiko operasional dibagi menjadi 2, yaitu metode Standard dan Advanced Measurement Approach (AMA). Metode Standard terdiri dari Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA), Alternative Standardized Approach (ASA). Sedangkan AMA terdiri dari Internal Measurement Approach (IMA), Loss Distribution Approach (LDA), Scoreboard Approach, Bootstrapping Approach, Bayesian Method, dan Extreme Value Theory ( EVT).
Metode AMA adalah metode yang dianggap menghasilkan pengukuran risiko operasional yang lebih baik yang dapat digunakan bagi perusahaan maupun perbankan dibandingkan dengan metode-metode lainnya seperti BIA, SA, ASA. Metode AMA menggunakan pendekatan internal dalam mengukur risiko operasional, sehingga metode ini terlepas dan aturan Basel.
Dalam mengukur risiko operasional perusahaan, LDA mengharuskan untuk menggunakan data kerugian operasional intemal perusahaan masing-masing. Data kerugian tersebut dikelompokkan menjadi data iiekuensi kejadian dan data severitas kerugian. Dalam metode LDA, terdapat 2 cara pendekatan pengukuran yaitu dengan pendekatan actuarial method dan aggregation method. Dalam penelitian ini, metode pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan AMA-LDA aggregation method.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan dan setelah dilakukan uji back resting, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode pengukuran AMA-LDA aggregation method cocok diterapkan bagi Bank XYZ untuk mengukur besamya cadangan dana yang hams disediakan akibat potensi kerugian risiko operasional dalam sistem pembayaran nasional di keempat cabang Bank XYZ.

In order to achieve efficient, fast, secured and reliable payment system, Bank of Indonesia as the regulator has applied Real-Time Grass Settlement (RTGS) payment system. This system has been applied in most countries among Asia-Pasitic region, including Hong Kong, Korea, Australia, China, New Zealand, and Thailand. In Indonesia, this system is known as BI-RTGS.
Besides BI-RTGS system, Bank of Indonesia also provides national (domestic) payment system which is known as ?Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)? or ?National Clearing System of Bank Indonesia". By applying both systems, It is expected that we can have an efficient, quick, secured and reliable payment system.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) or Bank of Indonesia Policies point 6/8/PBI/2004 on March 11th 2004 regarding to BI-RTGS System and PBI point 7/18/PBI/2005 on July 22nd 2005 regarding to SKNBI have adopted intemational business practice and BIS core principle standard. Thercby Bank XYZ as participant of BI-RTGS and SKNBI systems is required to obey both PBI above and get consequence, that the officers of Bank XYZ at operational payment system are required to work more accurately and carefully in order to minimize or eliminate any risks which might emerge in fund transfer involving both systems.
Mistaken account or customer name of fund recipient, mistaken nominal value and double transfer are some examples of operational risks on the side of fund sender. In the other hand, miss-judgement against incoming fund transfer order is the operational risk on the side of fund recipient.
Obligation of fund sender to issue order for new fund transfer to directed account or recipient without waiting for fund retum makes it very important to have spare fund allocation for operational risk. The amount of the spare fund has to be calculated using a method known as Value at Risk (VaR).
VaR measurement for operational risk can be performed using simple methods, slightly more complex methods or very complex methods. More complexity of the used method means higher accuracy level of the measurement against actual loss. There are two types of operational risk measurement methods: Standard and Advanced Measurement Approach (AMA). Standard method includes Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA), and Altemative Standardized Approach (ASA). AMA method includes Intemal Measurement Approach (IMA), Loss Distribution Approach (LDA), Scoreboard Approach, Bootstrapping Approach, Bayesian Method, and Extreme Value Theory (EVT).
AMA is a method which is considered as the one provides better operational risk measurement, that can be used in banking or other companies, compared with other methods, such as BIA, SA and ASA. AMA method uses internal approach in measuring operational risk, making this method not to depend on Basel rule.
In measuring company operational risk, usage of LDA demands intemal operational loss data of each company to be used. This loss data is grouped into occurrence frequency data and loss severity data. In LDA method, there are two methods of measurement, namely actuarial method and aggregation method. In this research, the method to be used is AMA- LDA aggregation method.
From the measurement and back testing result, we can get conclusion that applying AMA-LDA aggregation method is lit for Bank XYZ in measuring the amount of spare fund that must be provided due to potential loss of operational risk in national payment system which is used in four of its branches.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung D. Buchdadi
"The objective of this research is to examine maximum losses when investor invests on syariah based stock. Markowitz model is used for constructing the optimal portfolio. Value at Risk Model is also used for calculating the expected losses. The research indicates that volatility seems to cluster in a predictable fashion. Therefore the research forecasts variances used exponentially weighted moving average (EWMA) model. This research also aims to evaluate whether the EWMA model can predict variances reasonably well. The data used in this research are syariah based stock which had been included in Jakarta Islamic Index (JII) during the year 2005-2006. This research provides that VAR models using an EWMAforecast are good enough for predicting risk. The number of exception of 508 daily datas are only less than 5% or valid at confident level 95%. As benchmark we also use historical method and monte carlo simulation to compare performance of EWMA forecast."
Jakarta: [Fakultas Ekonomi UI Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ekonomi UI], 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Syamsiar
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua metode value at-risk, delta-normal dan historical simulation diaplikasikan pada sebuah portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian adalah rerum portofolio yang terdiri dari saham­ saham LQ45 selama interval waktu Februari 2007 sampai dengan Juli 2009 yang berjumlah 596 data. Sebelum diperbandingkan, hasil kedua metode pethitungan VaR akan diuji validitasnya sebagai rnetode pengukuran menggunakan Kupiec test. Jika kedua metode dinyatakan valid, maka kedua metode lersebut akan diperbandingkan untuk menentukan mewde manakah yang lebih cocok sebagai VaR bagi portofolio tersebut Uji normaHtas akan dilakukan karena merupakan asurnsi dalam metode delta-normal. Parameter perhitungau VaR yang digunakan adalah confidence interval 95% dengan horizon waktu 20 hari.
Berdasarkan hasil pengujian Kupiec test, kedua metode dalam penelitian ini ditolak sebagai metode pengukuran VaR portofolio tersebut. Dan menurut uji normalitas, beberapa return portofolio tersebut tidak memilik.i dlstibusi normal yang berdampak metode delta-normal tidak dapat langsung diterapkan sehingga dafam perhitungannya harus menggunakan alpha prime. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua metode tersebut memiliki tingkat kesalahan yang sama, selain itu berdasarkan Kupiec test dari kedua metode tersebut tidak memiliki validitas yang baik untuk diterapkan.

This research aimed to comparing two method of Value-at-risk, that is delta­ normal and historical simulation applied to a portfolio. Data used in this research are portfolio return consisting LQ45's stock for time interval February 2007 till July 2009 with total 596 data. Before the comparison, result from both methods will be tested for its validity as a measurement method using Kupiec test. If both methods are valid, then both of methods will be compared to know which one is more suit as VaR for related portfolio. Normality test will be held because it needed for delta-normal method. Measurement parameters used are confidence interval 95% with 20 days time horizon.
Based on the result of Kupiec test, both methods rejected as VaR measurement method for related portfolio. And according to normality test, portfolio returns have a not normal distribution therefore can not be applied immediately to delta normal results are both method are have the same failure rate, but the result from Kupiec test shows that both methods are not suitable to be implemented.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Suprayogi
"Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah melakukan berbagai langkah untuk membangun kesiapan penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan, diantaranya menyiapkan peraturan pelaksana dan kebijakan terkait proses bisnis. Namun demikian, terdapat permasalahan yang belum dapat diputuskan oleh LPS terkait dengan penyajian pelaporan keuangan Program Restrukturisasi Perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun analisis yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan penyajian pelaporan keuangan Program Restrukturisasi Perbankan. Analisis mencakup hal tentang pengguna pelaporan keuangan, asesmen keunikan transaksi keuangan, entitas pelaporan, dan standar akuntansi keuangan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusunan pelaporan keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus tunggal, dengan penggunaan teknik penyusunan eksplanasi untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa Program Restrukturisasi Perbankan memiliki pengguna laporan keuangan yang bersifat pervasif, tidak memiliki transaksi unik yang belum terdapat dasar pengaturannya dalam Standar Keuangan Akuntansi umum, dan merupakan entitas pelapor yang terpisah dari LPS yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha. Dengan demikian, Program Restrukturisasi Perbankan dapat menyajikan pelaporan keuangan tujuan umum dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku umum.

The Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) has taken various steps to build readiness for the implementation of the Banking Restructuring Program, such as preparing regulations and policies related to business processes. However, there is a problem that has not been decided by IDIC related to the presentation of the financial reporting of the Banking Restructuring Program. This study aims to compile an analysis that can be used as a basis for consideration in presenting the financial statements of the Banking Restructuring Program. The analysis includes matters concerning users of financial reporting, assessment of the uniqueness of financial transactions, reporting entities, and accounting standards that can be used to prepare financial reporting. The method used in this research uses a single case study method, with the use of explanation-building techniques to analyze the data. The results of the analysis show that the Banking Restructuring Program has pervasive users of financial statements, does not have unique transactions that have not been regulated in general accounting standards, and is a separate reporting entity from the Indonesia Deposit Insurance Corporation that can use the going concern assumption. Thus, the Banking Restructuring Program can present general purpose financial reporting using generally accepted accounting standards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggie Auliya Husna
"Lembaga Penelitian dan Pengembangan ABC merupakan salah satu unit kerja khusus (UKK) yang berada dibawah Universitas X yang merupakan holding dari unit-unit kajian yang semula beroperasi secara sendiri-sendiri di bawah Fakultas PQR. Akibat perubahan struktural tersebut, banyak sekali risiko dan kendala yang dihadapi, terutama oleh manajemen Lembaga Penelitian dan Pengembangan ABC serta Dekan Fakultas PQR sebagai penanggungjawab. Untuk itu, adanya laporan manajemen sangat penting dalam menyediakan informasi untuk melakukan pengambilan keputusan untuk merencanakan dan mengevaluasi kinerja lembaga agar lebih baik ke depannya. Metode penulisan skripsi ini dilakukan melalui pengamatan penulis (observasi) dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan operasional lembaga. Analisis dalam Skripsi ini dilakukan melalui dua tahap, dimana pada tahap pertama penulis melakukan pengidentifikasian risiko organisasi terlebih dahulu. Selanjutnya, pada tahap kedua, penulis melakukan analisis komponen pendapatan, beban operasional, serta biaya personil. Setelah itu, analisis dilakukan atas laporan keuangan dan laporan manajemen yang sudah dibuat oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan ABC. Hasil dari skripsi ini yaitu rekomendasi desain template laporan-laporan manajemen untuk Lembaga Penelitian dan Pengembangan ABC. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, laporan keuangan dan laporan manajemen yang selama ini diterapkan belum memenuhi kebutuhan manajemen lembaga dengan baik, sehingga pembenahan yang sistematis perlu disegerakan demi berlangsungnya kesinambungan operasional organisasi.
The ABC Research and Development Institute is one of the special work units under University X in the form of holding of the study units which were originally operating individually under the PQR Faculty. As a result of these structural changes, there are a lot of risks and obstacles faced, especially by the management of the ABC Research and Development Institute and the Dean of the PQR Faculty as the person in charge. For this reason, the existence of management reports is very important in providing information to make decisions to plan and evaluate the performance of the institution in order to become a better institution in the future. This thesis writing method is done through the author's observation (participatory) where the author participates in the daily operations of the institution. The analysis in this thesis is carried out through two stages, where in the first stage the authors first identify organizational risk. Furthermore, in the second stage, the authors analyze the components of revenue, operational expenses, and personnel costs. After that, the analysis is carried out on the financial statements and management reports that have been made by the ABC Research and Development Institute. The results of this thesis are recommendations for the design of management report templates for the ABC Research and Development Institute. Based on the analysis that has been done, the financial statements and management reports that have been applied have not met the needs of the institution's management properly, so that a systematic improvement needs to be hastened for the continuity of the organization's operational sustainability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Suwaji
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi manajemen risiko pelaporan keuangan dan pengaruhnya terhadap opini BPK atas laporan keuangan Bagian Anggaran (BA) 015. Obyek penelitian adalah pada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sebagai penyusun laporan keuangan BA 015. Penelitian ini menggunakan metode mix method dengan kategori embedded konkuren yaitu menggabungkan pendekatan kuantitatif melalui instrumen kuesioner kepada 60 responden dan kualitatif melalui instrumen wawancara open ended kepada 14 informan. Penelitian ini menganalisis implementasi manajemen risiko dengan menggunakan parameter proses manajemen risiko yaitu penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan reviu, komunikasi dan konsultasi. Hasil penelitian ini menunjukkan responden menilai implementasi manajemen risiko yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal dalam pelaporan keuangan BA 015 mempunyai skor 3,70 dari skala satu sampai dengan lima yang artinya telah berjalan dengan baik sesuai praktik yang berlaku secara umum. Penelitian ini juga menunjukkan manajemen risiko pelaporan keuangan pada Sekretariat Jenderal mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dan positif terhadap opini BPK atas laporan keuangan BA 015

This reseach aims to analyzes the implementation of risk management of financial reporting and it’s influence on BPK’s opinion on the financial statements of Budget Section (BA) 015. The object of research is at the Secretariat General of the Ministry of Finance as the compiler of financial statements of BA 015. This research used mix method with embedded concurrent category that combines quantitative approach through questionnaire instruments to 60 respondents and qualitative through open ended interview instruments to 14 informants. This research analyzes the implementation of risk management by using risk management process parameters that is establishing the context, risk identification, risk analysis, risk evaluation, risk treatment, monitoring and review, communication and consultation. The results of this research showed that respondents assessed the risk management implementation of financial reporting of BA 015 at the Secretariat General with a score of 3.70 on a scale of one to five which means that it has run well in accordance with generally accepted practice. This research also shows the risk management implementation of financial reporting at the Secretariat General influence on BPK’s opinion on the financial statements of BA 015 sufficiently and positive"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>