Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hariram
"ABSTRAK
Pada industri manufaktur untuk menciptakan tingkat produktivitas yang baik dan tingkat
kinerja perusahaan yang juga baik perlu adanya suatu perencanaan yang baik pula. Karena tanpa adanya suatu perencanaan yang baik biasanya akan menimbulkan permasalahan pada tingkat implementasi yang disebabkan oleh tidak adanya suatu arahan yang jelas. Departemen Closed Die Forging PT. Perkasa Indobaja merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi berbagai komponen sesuai dengan kebutuhan konsumennya (customized). Adapun produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah gears, shafts. crank shafts, connecting rods untuk industri automotive, coupling, track links, track rollers, flanges untuk industii mesin konstruksi, spindles, tiller, chain links untuk mesin pertanian dan cam shafts, articulated rod, main bearing cap untuk industri transportasi. Perusahaan merasa perlu adanya suatu perencanaan yang baik pada tingkat produksi agar dapat menjadi lebih produktif.
Salah satu dari model perencanaan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah perencanaan produksi secara agregat (Aggregate Planning). Aggregate Planning merupakan perencanaan produksi pada tingkat skala menengah (intennediate term). Perencanaan ini menyangkut mengenai pemanfaatan sumber daya perusahaan baik fasilitas peralatan yang ada diperusahaan seperti mesin dan pemanfaatan sumber daya manusia (labour) secara optimal. Alasan mengenai mengapa perlu adanya pemanfaatan sumber daya perusahaan secara optimal adalah karena hal ini berhubungan dengan penggunaan keuangan perusahaan untuk menjalankan aktivitas produksi secara efisien. Penggunaan sumber daya perusahaan akan berkaitan secara langsung dengan biaya produksi dan biaya- biaya lainnya seperti biaya finished goods inventory Keputusan-keputusan pada jangka menengah berhubungan dengan penggunaan sumber daya secara keseluruhan seperti penggunaan tenaga kerja, tingkat output, perlu atau tidaknya overtime, minimalisasi inventory. Keputusan yang diambil pada jangka menengah akan memberikan batasan untuk keputusan yang bersifat jangka pendek.
Tujuan dari pembuatan perencanaan agregat ini adalah mengembangkan perencanaan produksi secara fisibel pada tingkat agregat dengan harapan terjadi keseimbangan antara permintaan yang diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Lebih dari itu penulis pada penelitian ini akan berkonsentrasi untuk meminimalisir biaya yang muncul dan pertimbangan penggunaan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan dan kebijakan perusahaan (company policy) yang mendukung penerapan strategi yang digunakan. Secara umum adalah lima strategi yang dapat dimanfaatkan pada pembuatan perencanaan agregat (Aggregate planning) yaitn strategi dengan melakukan hiring karyawan baru atau melakukan lay-off karyawan (Chase strategy), menerapkan sistem overtime atau pemanfaatan pekerja part-time guna mempertahankan kinerja produksi dan tingkat output yang tetap (stable workforce-variable work hours strategy), menerapkan adanya sistem persedian barang jadi I finished goods inventory (Level strategy), atau dengan menerapkan kombinasi dari ketiga strategi diatas (Mixed strategy), dan yang kelima adalah strategi yang dijalankan dengan memberikan sebagian dari pekerjaan ke penyediajasa luar untuk meningkatkan penyediaan produk (Subcontracting).
Pada penelitian ini pembuatan perencanaan agregat dilakukan dengan mernbandingkan
penerapan dua strategi yang berbeda yaitu dengan penggunaan Level Strategy sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dan dengan menggunakan Mixed Strategy sebagai aiternatif strategi yang diajukan. Penggunaan Level Strategy dilakukan dengan rnenggunakan kapasitas output sebesar 4,5 ton per hari. Sedangkan penerapan Mixed Strategy dilakukan dengan memanfaatkan kapasitas output sebesar 3 ton per hari.
Dengan menggunakan konsep, data dan hasil analisa maka diperoleh bahwa penerapan Mixed Strategy menunjukan te1jadinya efisiensi secara keseluruhan dibandingkan dengan perencanaan dengan menerapkan strategi yang berlaku saat ini (Level Strategy) pada pembuatan perencanaan produksi yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode perencanaan secara agregat (Aggregate Planning). Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditmik yaitu :
1. Terjadi penurunan tingkat produksi (cumulative production) dan tingkat persediaan
barang jadi (finished goods inventory) yang berarti pada setiap pe1iode perencanaan
dengan menggunakan Mixed Strategy.
2. Dengan penerapan Mixed Strategy dimana kapasitas produksi (output capacity) menjadi
3 ton per hari menjadikan perusahaan lebih optimal dalam memanfaatkan situasi sesuai
dengan demand saat ini seperti pemanfaatan bahan baku (raw material), tenaga kerja
(labor) dan penggunaan fasilitas (equipment) perusahaan.
3. Terjadi keseimbangan yang optimal antara perrnintaan (demand) dengan output yang
dihasilkan perusahaan sehingga mencegah terjadinya back order.
4. Terjadi penurunan total regular time production cost, total finished goods inventory cost
dan grand total cost sepanjang periode perencanaan dengan penerapan mixed strategy
5. Penghematan biaya secara keseluruhan dengan penerapan strategi yang berbeda ada1ah
sebesar US$ 186.020
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lockyer, Keith
Jakarta: Gramedia, 1994
658.5 LOC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hans
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia dengan konsentrasi Manajemen Operasi angkatan 2012 dalam melakukan analisis demand forecast dengan tepat dan rasional, lalu memformulasi dan membuat keputusan dan/atau kebijakan melalui aggregate production planning sebagai solusi agar rencana proses produksi di PT Rackindo Setara Perkasa dapat berjalan dengan lebih optimal, efisien, efektif, dan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang ada di masa mendatang, terutama dari aspek waktu, material, tenaga kerja, ruang/fasilitas, dan bermuara di total biaya yang diperlukan. Karya akhir ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perusahaan sudah harus menggunakan analisis kuantitatif yang mendalam untuk mendasari pengambilan keputusan dalam area manajerial agar perusahaan dapat berjalan dengan lebih optimal, efisien, dan efektif.Tiga produk yang digunakan sebagai contoh perhitungan telah memberikan hasil yang revolusioner karena membuat perusahaan dari rugi menjadi laba.

This thesis discusses the ability of students of Master of Management, University of Indonesia with a concentration in Operations Management class of 2012 in analyzing appropriate and rational demand forecast, then formulate and make decisions and/or policies through the aggregate production planning as a solution in order to plan the production process in PT Rackindo Setara Perkasa runs with more optimal, efficient, effective, and responsive to changes in the future, especially from the aspect of time, materials, labor, space/facilities, and end in the total cost required. This thesis is a descriptive quantitative research design.
The results of the study suggest that the company has to use quantitative analysis to underlying managerial decision making so that the company can run more optimal, efficient, and effective.Three products used as ansampling calculation was revolutionary because the results turn company from loss into making profit.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Fahmi
"ABSTRAK
Dengan terjadinya krisis multi demensional dewasa ini di Indonesia, memaksa pelaku usaha untuk mengkaji kembali perencanaan strategis untuk menyesuaikan dengan kondisi sosial dan perekonomian yang berubah dengan cepat agar mampu bertahan dan dapat mengembangkan usahanya.
PT Astra Agro Lestari, Tbk merupakan induk dari divisi perkebunan dalam group Astra International yang mengelola empat jenis komoditi perkebunan yang terdiri dari kebun sawit, kebun karet, kebun coklat dan kebun teh.
Kelapa sawit merupakan produk .utama dari keempat jenis komoditi yang dikelola perseroan. Konsentrasi perseroan pada kelapa sawit tidak lepas dari keunggulan kelapa sawit sebagai tanaman keras penghasil minyak dan lemak nabati yang memiliki tingkat produktivitas paling tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Sebagai tanaman yang hanya dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis, kelapa sawit memiliki posisi yang unik dan nilai yang tinggi didalam pasar komoditi dunia. Permintaan akan produk kelapa sawit dunia terus mengalami peningkatan, potensi pertumbuhan permintaan tinggi tersebut dipicu oleh kenaikan permintaan negara-negara
Asia berpenduduk besar, seperti Cina, India dan Pakistan.
Faktor keunggulan kelapa sawit lainnya adalah usia produktifnya yang panjang, dalam kondisi normal usia produktif kelapa sawit dapat mencapai 25 tahun. Usia panen kelapa sawit dimulai di tahun ke empat dan mencapai puncak produksinya dari tahun ke tujuh hingga tahun ke lima belas, dan selanjutnya kelapa sawit akan terns menghasilkan secara ekonomis hingga tahun ke 25.
Pada akhir tahun 2000 perusabaan mengelola perkebunan kelapa sawit dengan luas laban total 185.608 hektar yang dapat memberikan sumbangan sebesar 93,3 % pada total pendapatan akhir perseroan. Perusahaan juga telah mengoprasikan 14 fasilitas pengolaban yang tersebar dilokasi perkebunan dengan lr..apasitas 527 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan perseroan sedang meningkatkan kapasitasnya menjadi 577 ton TBS per jam di akbir tabun 2000.
Produk hasil perkebunan kelapa sawit dljual ke sektor industri untuk diproses menjadi minyak goreng, margarine, sabun, serta produsen oleo chemical yang lain. Sepanjang tahun 2000 PT Astra Agro Lestari, Tbk telab memproduksi 1.920.584 ton CPO yang 96 % dijual pada pasar dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati nasional.
Persaingan dalam agroindustri di dunia dan di Indonesia amatlah kompetitif mengingat produk yang dihasilkan merupakan komoditas dimana tiap perusahaan sulit untuk melakukan differensiasi. Produk dan harga sepenuhnya didasarkan oleh permintaan dan penawaran dari pasar internasional yang berada diluar kendali perusabaan, maka agar dapat bertaban suatu perusabaan perkebunan harus beroperasi secara efektif dan efisien serta menghasilkan produk yang berkwalitas tinggi dalam lingkungan usaha yang tidak menentu.
Selama ini produktivitas per hektar laban yang dikelola perusahaan masih rendah, sebagai akibat masih banyaknya tanaman sawit yang berusia relatif muda. Atas dasar situasi dan kondisi perusahaan tersebut maka penulis mengidentifikasjkan beberapa masalah, yaitu strategi perencanaan mata rantai perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas lahan perkebunan melalui peningkatan produktivitas. Strategi perencanan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha perkebunan yang terjadi sangat cepat sebagai akibat perubahan lingkungan sosial saat ini.
Dalam penulisan karya akhir ini penulis menggunakan pendekatan strategic management yang memfokuskan pada formulasi strategi untuk memecahkan masalah efisiensi, efekiifitas dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Misi dan visi perusahaan digunakan sebagai komponen utama dalam melakukan analisa pembahasan.
Untuk lebih memfokuskan pada lingkungan internal PT Astra Agro Lestari, Tbk diperlukan identifikasi kembali kompetensi khusus yang dimiliki saat ini. Kompetensi tersebut berupa efisiensi yang bisa dilakukan akibat dimilikinya lahan yang luas yang dapat memenuhi sekala ekonomis perusahaan perkebunan. Untuk menganalisa posisi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan digunakan analisa SWOT
Dari basil analisa tersebut dan dengan menggunakan konsep strategic business unit penulis menyimpulkan bahwa strategi yang paling tepat adalah cost leadership strategy. Untuk dapat menjadi cost leadership penulis menekankan pada masalah produktivitas, dimana produktivitas perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari, Tbk yang sarnpai dengan saat ini masih berada dibawah standar perkebunan di Indonesia.
Peningkatan produktivitas dan kualitas produk dapat dilakukan dengan perencanaan perawatan, perencanaan pemanenan, perencanaan pengangkutan dan perencanaan pengolahan secara terpadu dan dilakukan pengawasan secara konsisten terhadap pelaksanaan aktivitas tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uly Amrina
"ABSTRAK
Persediaan merupakan salah satu unsur biaya yang penting dan harus dikendalikan oleh suatu perusahaan karena jika nilainya berlebihan akan meningkatkan total biaya atau menurunkan keuntungan, tetapi jika kekurangan akan menghambat proses produksi yang mengakibatkan keterlambatan penyediaan produk dan menurunkan kepuasan pelanggan. Persediaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang terlibat dan menjadi bagian langsung dari produk akhir dan ada pula yang bersifat sebagai pendukung kegiatan produksi, namun tidak menjadi bagian akhir dari produk seperti persediaan alat-alat pemeliharaan.
Persediaaan alat-alat pemeliharaan memiliki karakteristik yang tidak sama dengan persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Persediaan alat-alat pemeliharaan akan bergerak mengikuti jadwal kegiatan pemeliharaan, sementara kegiatan pemeliharaan tersebut akan mengikuti pola umur mesin. Semakin tua suatu mesin, semakin membutuhkan kegiatan pemeliharaan yang intensif dan membutuhkan persediaan alat-alat pemeliharaan yang lebih besar untuk mengantisipasi kegiatan pemeliharaan tersebut, khususnya jenis kegiatan pemeliharaan yang tidak terencana.
Karya akhir ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana PT. XYZ mengelola persediaan alat-alat pemeliharaan yang dimilikinya, menganalisa kelemahan dari metode perhitungan persediaan tersebut dan meneliti kemungkinan penerapan beberapa altematif model-model perhitungan persediaan yang ada untuk memperbaiki kelemahan metode saat ini. Permasalahan dalam karya akhir ini akan dibatasi hanya pada persediaan alat-alat pemeliharaan yang regular dan banyak digunakan oleh pabrik Machining secara pareto.
PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur mobil yang menerapkan sistem Just In Time dalam pengendalian persediaan, dimana material yang berada dalam gudang persediaan harus mampu memenuhi kebutuhan produksi tepat pada waktunya dalam jumlah yang sesuai. Masalah yang dihadapi PT. XYZ adalah tingginya persediaan material untuk kegiatan pemeliharaan di pabrik Machining, padahal kegiatan pemeliharaan sebagian besar telah terjadwal dalam Total Productive Maintenance. Jadi besamya kebutuhan persediaan material tersebut seharusnya dapat diestimasi dengan akurat.
Saat ini pabrik Machining menggunakan metode ROP dalam mengatur besarnya jumlah barang yang dipesan ke pihak pemasok. Besarnya ROP ditentukan oleh kebutuhan material selama masa lead time yang ditambah dengan persediaan pengaman sebesar 20-25% dari nilai kebutuhan tersebut. Nanmn metode ini menghadapi beberapa kendala karena faktor umur mesin (mesin berada pada fase burn in dan wearout ), perencanaan kebutuhan material untuk kegiatan pemeliharaan, dan perencanaan persediaan pengaman yang belum memiliki formula baku.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dianalisa kemungkinan penerapan model Fixed Time Replenishment dan Optional Replenishment. Namun ternyata kedua model tersebut kurang cocok diterapkan untuk persediaan alat-alat pemeliharaan. Periode penggunaan yang tidak sama antara tiap jenis material membuat model Fixed Time Replenishment justru membuat persediaan semakin membesar. Sedangkan model Optional Replenishment hanya cocok untuk tipe pemesanan maximum stock saja, dan tidak cocok untuk tipe pemesanan lot for lot.
Alternatif lain yang ditempuh adalah dengan modifikasi model persediaan saat ini, dari sisi perhitungan standard kebutuhan material dan penentuan formula persediaan pengaman yang lebih akurat. Modifikasi ini menunjukkan penurunan biaya rata-rata persediaan material untuk kegiatan pemeliharaan per bulan sebesar 14%, yang dikontrol realisasinya melalui program cost reduction.
Dengan nilai persediaan yang optimal ini akan membuat perusahaan mampu menghemat total biaya yang dikeluarkan per bulan dan mampu berkompetisi dengan perusahaan manufaktur mobil lain."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Quarto Averdi
"ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah perencanaan produksi agregat dan disagregat pada penjadwalan produksi dan tahap-tahap yang terkait dengan penjadwalan itu sendiri. Pembahasan masalah tersebut dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1.Tahap peramalan dan aspek-aspek yang terkait di dalamnya, yaitu memilih metode yang akan digunakan, melakukan veriiikasi peramalan, melakukan pengujian statistik, dan memilih salah satu matode peramalan yang lebih baik.
2.Tahap perencanaan produksi terhadap hasil peramalan. Perencanaan produksi yang digunakan adalah perencanaan produksi agregat metoda grafis dengan mekanisme menggambarkan histogram pem1intaan, memperhatikan tingkat kebutuhan dan kapasitas yang tersedia, menentukan strategi perencanaan yang akan diterapkan, dan menghitung konsekuansi biaya yang harus dikeluarkan.
3.Tahap disagregasi produk untuk memperoleh jumlah produk pada tingkat individu dalam bentuk suatu Jadwal Induk Produksi yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi sehari-hari.
Permasalahan di atas diangkat meniadi topik bahasan Tugas Akhir ini karena pihak perusahaan menghadapi masalah dengan pemenuhan kebutuhan permintaan, walaupun kapasitas produksi yang dimiliki sesungguhnya masih dapat mengatasi hal tersebut. Permasalahan timbul akibat kurang memadainya perencanaan yang selama ini dilakukan sehingga menyebabkan jumlah persediaan yang cukup tinggi atau sebaliknya, tidak terpenuhinya kebutuhan pam1intaan yang ada. Maka, setelah mengamati kondisi perusahaan, penulis merasa tertarik untuk melakukan Studi kasus dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan clengan penjadwalan produksi.
Hasil akhir yang diperoleh dari pnyusunan tugas akhir ini adalah jumlah produksi pada tingkat item dalam bentuk suatu Jadwal Induk Produksi yang dapat diterapkan dalam aktivitas produksi perusahaan nantinya. Dengan adanya pedoman bagi perusahaan dalam berproduksi, diharapkan masalah yang dihadapi tidal-c akan timbul kembali.

"
1996
S36233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Veron Karim
"Perencanaan kapasitas merupakan salah satu area keputusan penting dalam manajemen operasi. Untuk mendukung kemampuan produksi suatu perusahaan, perusahaan harus mampu untuk memaksimalkan jumlah produksi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi produksi optimal perusahaan menggunakan metode linear programming. Kasus yang digunakan pada perusahaan ini adalah perusahaan PT. Autum Agro Industri, yang bergerak di bidang penggilingan beras di Lampung. Optimalisasi ini ditentukan dengan menggunakan 3 decision variable yaitu, Beras Premium (P), Beras Medium (M), dan Beras Pecah Kulit (L) yang diproduksi dalam satu bulan. Hasil penelitian dengan metode linear programming menggunakan solver excel menunjukkan bahwa untuk memaksimisasi keuntungan perusahaan, PT. Autum Agro Industri harus memproduksi sebanyak 1500 ton beras premium dan 569 ton beras pecah kulit untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp 651.326.068,97 setiap bulannya. Berdasarkan hasil penghitungan penelitian ini, beras medium ditemukan dapat mengurangi keuntungan maksimal perusahaan apabila diproduksi, karena ditemukannya reduced cost sebesar Rp 212.825 untuk setiap ton produksi per bulannya.

Capacity planning is one of the important decision areas in operations management. To support the production capability of a company, the company must be able to maximize the amount of production so that the company's goals can be achieved. This study aims to find the company's optimal production solution using the linear programming method. The case used in this company is the company PT. Autum Agro Industri, which is engaged in rice milling in Lampung. This optimization is determined by using 3 decision variables, namely, Premium Rice (P), Medium Rice (M), and Broken Husked Rice (L) which are produced in one month. The results of the study using the linear programming method using excel solver showed that to maximize company profits, PT. Autum Agro Industri must produce 1500 tons of premium rice and 569 tons of broken husked rice to get a profit of Rp 651.326.068,97 per month. Based on the calculation results of this study, medium rice was found to be able to reduce the company's maximum profit if it was produced, because it found a reduced cost of Rp 212.825 for each ton of production per month.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Amarta
"Pada akhir-akhir ini situasi bisnis di Indonesia semakin tidak menentu apalagi dengan melemahnya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya terutama Yen Jepang dan Hark Jerman. Hal ini akan meningkatkan jumlah pembayaran bunga dan cicilan hutang Indonesia dalam dollar AS ke Jepang, Jerman Barat dan negara-negara Eropa lainnya. Fluktuasi kurs ini menyebabkan semakin raahalnya harga barang-barang impor yang sebagian besar harus dibayar dengan mata uang non dollar yang diperkirakan m'enguat terhadap dollar AS.
Sementara itu prospek harga minyak bumi yang raasih merupakan sumber da.na' terbesar dalam neraca pembayaran Indonesia dan merupakan penyumbang yang besar dalam komposisi PDB Indonesia, tetap ti-dak menentu belakangan ini. Minyak mentah dan hasil olahan minyak, keduanya mengalami penurunan nilai ekspor pada akhir tahun 1988 dan diperkirakan tidak akan meningkat selama tahun 1989 ini. Dila-in pihak, kebutuhan minyak mentah untuk bahan pelumas dalam negeri semakin meningkat sehingga akan mempengaruhi penerimaan nilai eks-por migas ini.
Gejala yang cukup mencemaskan tsb. adalah akibat dari muncul-nya regulasi dan penentuan kuota ekspor oleh negara-negara pengim-por komoditi primer sehingga pendapatan Indonesia disektor non mi-gas akan terpengaruh.
Ketiga hal tsb di atas secara tidak langsung akan mengakibat-kan defisit pada neraca pembayaran Indonesia sehingga pemerintah akan mengalami kesulitan dalam pembayaran bunga dan cicilan hutang nya. Sedangkan Debt Service Ratio Indonesia selama ini masih ter-golong tinggi ( 40% ). Maka diperkirakan pemerintah akan mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan baru untuk menurunkan DSR yang masih tinggi tsb, antara lain melalui deregulasi di berbagai sektor ser-ta untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan.
Tingkat bunga pinjaman di dalam negeri yang tinggi akan mele-mahkan minat investasi, sehingga pertumbuhan angkatan kerja yang tidak didukung oleh penyediaan lapangan kerja yang cukup, akan mengakibatkan pengangguran. Pengangguran dan menurunnya pertumbuhan pendapatan domestik bruto (GDY)dapat diartikan sebagai menurunnya daya beli masyarakat.
Sementara itu harga-harga di dalam negeri masih terus menga-lami'kenaikan akibat inflasi. Demikian pula dengan tenaga listrik yang merupakan sumber daya penting bagi industri manufacturing mengalami kenaikan yang cukup berarti. Peningkatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan merupakan perjuangan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pajak atas ekspor migas. Dan i-ni merupakan salah satu dari berbagai penyebab kenaikan harga.
Meningkatnya biaya industri (biaya resources) dan keadaan nilai rupiah yang over value menyebabkan produk manufaktur dari Indo nesia tidak dapat bersaing dipasaran internasional. Sedangkan situ as i persaingan dalam negeri sudah demikian ketat, sehingga peru-sahaan perlu untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mengha-dapi situasi seperti ini. Langkah-langkah penting tsb. adalah per-baikan dalam perencanaan produksi yang menyangkut peningkatan aku-rasi ramalan permintaan dan peningkatan produktivitas melalui effi siensi menyeluruh.
Effisiensi yang akan ditinjau di sini adalah effisiensi dalam pengendalian persediaan karena setiap perubahan perencanaan tentu akan mengakibatkan perubahan dalam keputusan biaya persediaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi
"Dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis manufaktur, PT X yang memproduksi Kotak Terminal Batas (KTB) untuk keperluan sambungan jaringan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) ke pelanggan, menghadapi masalah produksi dan persediaan yang fluktualif. Untuk menyelesaikan masalah, PT X memerlukan adanya penentuan perkiraan jumlah permintaan, kecepatan produksi, pola produksi dan persediaan pengaman yang memberikan hasil produksi yang ekonomis.
Langkah pertama penyelesaian masalah itu adalah menentukan pola peramalan permintaan KTB berdasarkan data permintaan masa lampau. Langkah kedua yaitu menentukan kecepatan produksi yang memberikan biaya produksi terendah. Langkah ketiga adalah menentukan pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah. Dan langkah terakhir adalah menentukan jumlah persediaan pengaman pada tingkat terpenuhinya permintaan sebesar 99%.
Dari langkah pertama penyelesaian masalah diperoleh hasil bahwa pola peramalan permintaan siklik memberikan proyeksi permintaan yang terbaik, dengan persamaan d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t.
Dari langkah kedua penyelesaian masalah didapatkan bahwa hasil penelitian membuktikan kecepatan produksi 105% dari kecepatan produksi yang ada selama ini, memberikan biaya produksi per unit yang terendah. Sedangkan untuk langkah ketiga penyelesaian masalah didapatkan bahwa pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah adalah pola produksi yang mengikuti pola peramalan permintaan. Dan akhirnya jumlah persediaan pengaman yang dapat memberikan tingkat terpenuhinya permintaan 99% adalah sebesar 1.209 unit KTB.

Fierce competition in manufacturing industry, PT X which producing KTB to connect TELKOM networking to their customer, faced with fluctuated production and inventory problem. For the problem solving, PT X needs to act determining prediction number of demand, production rate, aggregate planning for manufacturing and safety stock.
The first step to solve that problem is to determine KTB's trend forecasting demand, which based on the past demand. The second step is to determine the lowest cost of production rate. The third step is to determine aggregate production planning for manufacturing with the lowest total production cost. Then the final step is to determine number of safety stock at coverage of expected demand 99%.
From the first step of problem solving obtain the best projected demand is the cyclic trend of forecasting demand, with equation of forecasting demand d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t. From the second step of problem solving obtain the result of research is production rate 105% from all this time production rate getting lowest unit production cost. While the third step of problem solving obtains aggregate production planning which getting lowest total production cost is aggregate production planning which the output closely following demand (chase demand). And finally number of safety stock obtain at coverage expected demand 99% is 1.209 unit KTB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Kusuma
Yogyakarta : Andi, 2002
658.5 HEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>