Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stigter, C. (Kees)
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2016
338.18 STI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku Krisis Pangan dan "Sesat Pikir": Mengapa Masih Berlanjut? merupakan hasil pergumulan penulisnya-ilmuwan lintas disiplin-dalam rentang waktu perjalanan akademiknya. Mereka mengamati, meneliti, dan menganalisis berbagai masalah terkait dengan kerentanan ekosistem sawah, ketidaktangguhan produksi pangan, dan kerancuan berpikir petani dan pelbagai pihak terkait. Inilah hasil pemikiran penulisnya, sekaligus kegalauan mereka atas realitas empiris yang terjadi secara berulang. Ledakan hama dan penyakit, menurunnya produksi padi, atau tidak tercapainya target produksi yang diharapkan, "kesesatan berpikir" dalam menggunakan asupan kimiawi, serta ketidaksiapan menghadapi konsekuensi perubahan iklim memotivasi penerbitan buku ini. Semoga buah pemikiran penulisnya menggugah berbagai pihak untuk tidak lagi menunda langkah kebijakan yang diperlukan sesuai dengan alternatif solusi yang diajukan."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
363.8 KRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stigter, C. (Kees)
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
338.18 STI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dobelli, Rolf
Depok: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019
158.13 DOB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dobelli, Rolf
"Apakah Anda:
● Pernah berniat memulai bisnis sesudah terinspirasi kisah sukses?
● Percaya ramalan dan prediksi para pakar di media?
● Merasa bahwa bertindak itu pasti lebih baik daripada diam saja?
● selalu membuat jadwal dan rencana sambil berharap bisa menepatinya?
● merasa bahwa sesuatu yang diyakini banyak orang benar itu pasti benar?
Hati-hati!
Mungkin Anda sedang terjebak dalam satu dari 99 sesat pikir dalam buku ini. Sesat pikir (fallacy) atau kekeliruan bernalar timbul karena otak kita aslinya berkembang di dunia zaman dulu yang amat beda dengan dunia sekarang. Agar dapat berpikir lebih jernih dan membuat keputusan lebih baik dalam dunia bisnis, kemasyarakatan. maupun kehidupan pribadi. Kenalilah ke-99 sesat pikir itu.
Apakah Anda:
● Pernah berniat memulai bisnis sesudah terinspirasi kisah sukses?
● Percaya ramalan dan prediksi para pakar di media?
● Merasa bahwa bertindak itu pasti lebih baik daripada diam saja?
● selalu membuat jadwal dan rencana sambil berharap bisa menepatinya?
● merasa bahwa sesuatu yang diyakini banyak orang benar itu pasti benar?
Hati-hati!
Mungkin Anda sedang terjebak dalam satu dari 99 sesat pikir dalam buku ini. Sesat pikir (fallacy) atau kekeliruan bernalar timbul karena otak kita aslinya berkembang di dunia zaman dulu yang amat beda dengan dunia sekarang. Agar dapat berpikir lebih jernih dan membuat keputusan lebih baik dalam dunia bisnis, kemasyarakatan. maupun kehidupan pribadi. Kenalilah ke-99 sesat pikir itu.
Profil Penulis:
Rolf Dobelli adalah seorang penulis dan pengusaha Swiss. Ia lahir di Luzern, Swiss pada tanggal 15 Juli 1966. Ia memiliki gelar MBA dan PhD dalam bidang filsafat dari Universitas St. Gallen.
Dobelli memulai kariernya sebagai manajer dan pengusaha. Ia pernah bekerja sebagai CFO dan Managing Director di berbagai anak perusahaan Swissair. Pada tahun 2001, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan menjadi penulis full-time.
Dobelli dikenal dengan karya-karyanya tentang filsafat, psikologi, dan manajemen. Bukunya yang paling terkenal adalah "The Art of Thinking Clearly", yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. Buku ini memberikan panduan praktis tentang cara berpikir kritis dan membuat keputusan yang lebih baik."
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2021
153.42 DOB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, E. Fernando M.
"Beberapa para sarjana hukum itu menafsirkan secara metodologis tulisan hukum yang dihasilkannya, sambil mencari pendasaran filosofisnya dengan merujuk hermeneutika hukumnya Hans Georg Gadamer. Hermeneutika ini adalah bagian dari hermeneutika filosofis yang dapat diaplikasikan dalam bidang hukum, selain teologi dan filologi. Oleh karena itu, hermeneutika ini bekerja secara umum dan dalam tataran ontologis. Pemahaman demikian justru tidak dikenal dalam ilmu hukum, karena penafsiran dalam ilmu hukum itu lebih berkarater metodologis, hal yang jelas-jelas ditentang oleh Gadamer. Pandangan ahli hukum yang demikian bisa secara potensial membuat sesat pikir atas gagasan Gadamer mengenai hermeneutika hukum"
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2018
340 JHP 48:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini mencoba memberikan ulasan posisi ketahanan pangan Indonesia serta memahami problema mendasar persoalan pangan dan instrumen kebijakan pangan yang ada terutama politik produksi dan stabilisasi harga. Kemudian memberikan gambaran akan fenomena perubahan lingkungan internasional di bidang perdagangan dan inventasi terkait dengan semakin berhimpitnya pasar komoditi pangan-energi-pasar finansial. Selanjutnya dicari arah bagaimana seharusnya Indonesia menanggapi perubahan tersebut dengan merumuskan politik pertanian untuk ketahanan pangan yang berlandaskan pada politik pendapatan dan kesejahteraan petani, bukan politik komoditas, serta menjadikan gizi dan kesehatan penduduk menjadi arah politik intervensi pangan. Orientasi stabilisasi harus dikembangkan pada orientasi ketahanan pangan rumah tangga, didukung fungsi penyangga (iron stock) pemerintah, dan status gizi masyarakat."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Teguh
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia termasuk Propinsi Jambi sejak pertengahan tahun 1997 nyaris melumpuhkan sendi-sendi kehidupan. Dampak negatif krisis ekonomi terjadi pada beberapa aspek termasuk pangan dan gizi.
Penelitian mengenai situasi pangan dan gizi sebelum dan selama krisis ekonomi di Propinsi Jambi ini dilakukan untuk mengetahui serta membandingkan situasi pangan dan gizi pada saat sebelum krisis ekonomi (1990-1997) dan selama krisis ekonomi (1998-2000) serta isyarat-isyarat dini yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi agar dampak yang lebih parah dapat dicegah.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder di mana beberapa set data pangan dan gizi selama 11 tahun disejajarkan dalam suatu time series. Adapun data yang dimaksud adalah : produksi pangan, ketersediaan pangan, konsumsi pangan, angka kecukupan gizi terutama energi dan protein serta status gizi anak balita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama krisis ekonomi, rerata produksi. ketersediaan, konsumsi pangan dalam bentuk energi terjadi penurunan secara berturut turut sebagai berikut : dart 2335 Kal/kap/hr menjadi 1931 Kal/kap/hr.; 2523 Kal/kap/hr. menjadi 2222 Kal/kap/hr. dan 2161 Kal/kap/hr menjadi 2026 Kal/kap/hr. Sedangkan dalam bentuk protein secara berturut-turut sebagai berikut: dart 56,29 gr/kap/hr menjadi 49,34 gr/kap/hr; 59,20 gr/kap/hr menjadi 56,16 gr/kap/hr dan 56,13 gr/kap/hr menjadi 50,15 gr/kap/hr.
Konsumsi energi baik sebelum maupun selama krisis ekonomi belum memenuhi kecukupan. Sebelum krisis ekonomi baru memenuhi 98,54 % dan selama krisis ekonomi memenuhi 93,06 % kecukupan. Rumah tangga di perkotaan sebelum krisis ekonomi yang mengkonsumsi energi kurang dari kecukupan adalah yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp 100.000,-/kapita/bulan. Selama krisis ekonomi meluas pada rumah tangga yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp 300.000,-/kapita/bulan. Diperdesaan sebelum krisis ekonomi rumah tangga yang mengkonsumsi pangan (energi ) kurang dari kecukupan adalah yang berpendapatan kurang dari Rp 60.000,-/kapita/bulan. Selarna krisis ekonomi meluas pada rumah tangga yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp 100.000.-/kapita/bulan.
Status gizi kurang pada anak balita sebelum rnaupun selama krisis ekonomi prevalensinya menurun, namun anak-anak yang berstatus gizi buruk meningkat cukup tajam. Hal ini menunjukkan situasi yang kurang menggembirakan. Karena anak-anak yang berstatus gizi kurang padA tingkat marginal jatuh ke dalam status gizi buruk.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya krisis ekonomi di Propinsi Jambi membawa dampak yang negatif terhadap produksi, ketersediaan, dan konsumsi pangan serta status gizi anak balita. Disarankan agar program pangan dan gizi diupayakan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dan pemberian rnakanan tambahan kepada anak balita. Sasaran program ditujukan kepada rumah tangga yang berpendapatan kurang dari Rp 300.000,-/kap/bulan diperkotaan dan kurang dari Rp 100.000,-/kap/bulan di pedesaan.
Daftar bacaan : 64 (1955 - 2001)

Food and Nutrition Situation Before and During Economic Crisis In Jambi Province (1990-2000)The economic crisis that hit Indonesia including Jambi Province since 1997 deactivated the pivotal strength of the life. Some negative effects happended in all aspect of live including food and nutrition.
The research about situation of food and nutrition (before and during economic crisis) was conducted in order to know and compare the food and nutrition situation before economic crisis (1990-1997) and during economic crisis (1998-2000) and as early signs which will be used as a guideline on decision making to do intervention in order that the worse effect could be prevented.
This research was secondary data analyze in which some data set of food and nutrition during 11 years were paralleled in a time series. The data consisted of food production, food supply, food consumption, recommended dietary allowance especially energy and protein and nutritional status of under five children.
The result of this research showed that during the economic crisis, the average of food production, food supply and food consumption in energy decreased from 2335 Cal/cap/day to 1931 Cal/cap/days, 2523 Cal/cap/day to 2217 Cal/cap/day and 2161 Cal/cap/clay to 2026 Cal/cap/day respectivelly. While the protein decreased from 56.29 gr/cap/day to 49.34 gr/cap/day, 59.20 gr/cap/day to 56.16 gr/cap/day and 56.13 gr/cap/day to 50.15 gr/cap/day respectivelly. Both before and during economic crisis, the energy consumption did not meet their allowance yet. Before economic crisis, the household in the urban area that consumped energy less than their allowance was that had income less than Rp l 00,000.00/cap/month. During the economic crisis it extended to the household that had income less than Rp 300,000.00/cap/month. In the rural area, the household that consumped energy less than Rp 60,000/cap/month. During the economic crisis it extended to the household that have income less than Rp 100,000.00/cap/month
Before and during economic crisis, the prevalence of mild malnutrition of underfive children decreased but the prevalence of severe malnutrition of underfive children increased sharply. It showed bad situation, because the underfive children who mild malnutrition in marginal level downed to severe malnutrition.
So the conclusion was during the economic crisis, Jambi Province brought negative effect on food production, food supply, food consumption and nutritional status of underfive children.
It was supposed to food and nutrition program shaped to income generating for household and food feeding for underfive children. Priority to the household who had income less than Rp 300,000.00/cap/month in urban area and less than Rp 100,000.00/cap/month in rural areas.
References : 64 (1955 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>