Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Rosramadhana
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2016
306.85 NAS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Hendra Mustaqim
"ABSTRACT
The main objective of this research is mapping and exploring how the oppression and resistance of the main character (Kekayi) in Oka Rusminis short story Pohon Api are manifested through the strategic use of her own intellectuality, not only her beauty, her focus on future visions, and her attempt to garner support from the higher authority to win the competition. This research applied the qualitative approach with content analysis method. This research reveals that Kekayi, the main character in Oka Rusminis short story Pohon Api, is an individual who is at an intersection. She faces a series of oppression, discrimination, harassment, and unpleasant events which comes from all directions of the intersection. Then, when a bad treatment is given, it will form a particular pattern that becomes habitual and eventually becomes an ideology. Furthermore, Kekayi possesses the capital to become a strong woman. That power is something given by the Almighty. However, she is also a female learner who always wants to be equal with men."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
907 UI-PJKB 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini hendak menunjukkan perjumpaan dua tradisi dan budaya perkawinan yang saling menyuburkan internalisasi status perempuan. Keduanya ialah tradisi liturgi perkawinan dalam gereja dan tradisi perkawinan adat Batak Toba. Tradisi gereja dan tradisi adat datang dari dua dunia yang berbeda. Mereka mempunyai perbedaan latar belakang konteks, tetapi sama-sama menstereotipe dan mensubordinasi perempuan. Teks yang sering dipergunakan dalam tradisi liturgi perkawinan menggambarkan perempuan distereotipe dalam ketundukan kepada suami sebagai bentuk ketundukan kepada Tuhan. Teks tradisi liturgi perkawinan yang patriarki itu hadir di tengah-tengah masyarakat Batak yang juga patriarki. Masyarakat ini sangat kental dengan adat. Salah satunya ialah perkawinan adat Batak Toba dengan sinamot yang diartikan sebagai pembayaran perkawinan. Banyak yang menyebut sinamot sebagai tuhor ni boru, arti harafiah ?uang beli perempuan.?"
305 JP 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agusni Karma
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang kondisi perempuan yang ditempatkan sebagai lambang "siri" di daerah Makassar Jeneponto Sulawesi Selatan, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif berperspektif perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang dibesarkan dalam budaya siri', baik mereka yang mempertahankan/menaikkan maupun yang menurunkan/meruntuhkan "siri" keluarga yang terkait dengan kawin lari mengalami diskriminasi dan dilema yang berdampak secara psikis dan ekonomis. Selain itu, agama Islam yang disalahtafsirkan turut melanggengkan budaya "siri".

This research aims to reveal the woman condition who?s placed as symbol of "siri" in Jeneponto Makassar, south Sulawesi. This research was based on qualitative approach and feminist perspective. The research results showed that woman who lived in "siri" tradition, both of them who supported or against it, faced a discrimination and a dilemma. This condition affected the women as psychologically and economically. Besides, it was legitimized by community within misinterpretation of Islam religion."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anggita Rini
"Penelitian ini membahas novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan adat-istiadat yang terkait hubungan laki-laki dan perempuan suku Dani serta menjelaskan pengaruhnya terhadap ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel Sali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan gender, intrinsik, serta antropologis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adat-istiadat Suku Dani yang terkait dengan hubungan laki-laki dan perempuan telah mengakibatkan tampilnya laki-laki sebagai sosok superior sehingga mendominasi dan menindas perempuan Dani

This research discusses the novel of Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani authored by Dewi Linggasari. The aim of research is explaining customs associated to man and woman relation of Dani tribe, also describing its influence on gender injustice experienced by the characters in the novel Sali. The method used in this research is analytical descriptive method with gender, intrinsic, and anthropological approach. The conclusion of this research is the Dani tribe customs associated to man and woman relation has caused the emergence of man as superior figure to dominate and oppress woman of Dani tribe"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S10889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Triandayani
"ABSTRAK
Perempuan adalah manusia sebagaimana laki-laki Islam
memberi hak-hak kepada perempuan seperti yang diberikan
kepada laki-laki dan membebankan kewajiban yang sama
kepada keduanya, kecuali beberapa hal yang khas bagi
perempuan atau laki-laki karena adanya dalil syara. Dalil
syara bukan diciptakan khusus untuk untuk perempuan atau
khusus untuk laki-laki, melainkan keduanya sebagai insan.
Prinsip persamaan dalam Islam dapat dipahami dari
Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13 yang menyatakan,"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah
ialah yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar."
Islam menetapkan hak dan kewajiban bagi laki-laki
dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda, tidak
mempersoalkan Kedudukannya tetapi fungsi dan tugasnya.
Pada dasarnya Allah Swt menciptakan manusia, baik lakilaki
dan perempuan semata-mata ditujukan agar mereka
mampu mendarmabaktikan dirinya untuk mengabdi kepada-Nya.
Dalam banyak hal kaum perempuan diberikan hak dan
kewajiban serta kesempatan yang sama dengan kaum lakilaki.
Namun, dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan
kodrat dan martabat perempuan, Islam menempatkan fungsi
dan kedudukannya.
Tema utama yang sampai saat ini sering menimbulkan
pemahaman yang kontroversi di masyarakat yaitu tentang
kepemimpinan perempuan. Dalam bidang kepemimpinan
perempuan memperoleh akses yang kurang, disebabkan adanya
pemahaman yang sudah melekat di masyarakat bahwa
kepemimpinan adalah domain laki-laki.
Kepemimpinan perempuan di dalam Islam masih
merupakan persoalan yang debatable, hal ini tentunya
banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya berbagai
penafsiran. Salah satu yang tidak dapat dipungkiri adalah
kemampuan manusia di dalam menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur'an terbatas karena bersumber dari Allah Swt yang
ilmu-Nya Maha Tidak Terbatas."
Universitas Indonesia, 2005
T37748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rofiah
"Islam hadir mengubah tradisi yang menistakan perempuan secara gradual dneganmmpertimbangkan realitas riil yang ada. Tarik menarik antara pesan islam tentang seksualitas permpuan yang memanusiakan dan tradisi yang menistakan terus berlangsung hingga kini. Hasil antara lain adalah lahirnya tradisi dan pemahaman yang justru melemahkan seksualitas perempuan atas nama islam. Strategi penting yang harus dimulai antara lain adalah mengintegrasikan tafsir alternative atas islam dengan upaya-upaya lain dalam mewujudkan tatanan yang adil gender."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2008
170 JPMP 58 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kastanya, Helmina
Ambon: Kantor Bahasa Maluku Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
499.225 2 HEL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
""ngasaq" or tooth grinding traditional is the one of the culture of the Sasak's etnic group in Lombok. The sensation of tingling or acute tooth pain as the result of tooth erosion have been the symptom that became the prominent complaint of the "pengasaq". The aim of the research were obtained the illustration and the difference in sensitivity interelements of the anterior tooth of the adolescent and young adult Sasak's etnic group women that carried out "ngasaq". The method of the research was quasi experimental through the approach of the electrical stimulus from the dentotest tester to induce the physiological tooth pain, that were measured the NARN, pain reaction threshold. The subjects of the research were the anterior tooth of the 30 healthy adolescent and young adult Sasak's ethnic group women that carried out "ngasaq" and as the control of the research were the tooth of the 30 subjects without "ngasaq". The results of the research showed that the mean of the pain reaction threshold (NARN) of the maxillary and mandibulary anterior tooth that were the central incisors, the lateral incisors, and the canines after "ngasaq" in the adolescent were: 4.15; 4.38; 5.48 and 3.08; 3.75; 4.85; in the young adult were: 2.26; 2.78; 4.03; and 2.52; 2.77; 3.70. Without "ngasaq", in the adolescent were: 4.52; 5.37; 6.25 and 3.40; 3.77; 5.25; in the young adult: 3.00; 3.23; 34.33 and 3.17; 3.40; 4.12. The statistical test t student (p=0.05) in the adolescent showed that t were: 1.52; 1.43; 1.10 and 0.99; 0.56; 0.77; in young adult were: 0.808; 1.38; 0.793 and 0.588; 0.517; 0.992. The conclusion of the research showed that the mean of the "pengasaq" tooth sensitivity was relatively more lower than tooth sensitivity without "ngasaq", so that was no significant tooth sensitivity difference in the interelements of the anterior tooth, in the adolescent and young adult of the Sasak's ethnic group women."
[, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Fardiana Latief
"Penelitian ini menggambarkan bagaimana birokrasi arus utama menempatkan perempuan, lalu menjelaskan penyebab dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan karier seluas-luasnya. Kerangka pikir menggunakan teori femininisme eksistensialis, birokrasi arus umum dan birokrasi berperspektif ferminis. Dengan pendekatan kualitatif; dan extended case method penelitian ini memperoleh data dari dua belas perempuan yang bekerja di instansi pemerintah di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi birokrasi arus utama adalah buta gender.
Dari perspektif perempuan terlihat dua ketimpangan representasi perempuan, pertama ketimpangan perempuan dalam struktur organisasi dan kedua ketimpangan representasi perempuan pada posisi yang marginal. Hal ini dilihat dari rendahnya jumlah perempuan yang bekerja sebagai pegawai negeri, dan ketika menjabat, masih pada posisi subordinat dengan jenis pekerjaan sebagai "pembantu" atau "pelengkap". Pengembangan karier lebih diutamakan pada laki-laki ketimbang perempuan. Upaya yang dilakukan perempuan adalah melakukan rencana kehidupannya untuk urusan karier atau keluarga secara bergantian. Oleh karena itu, perlu reformasi struktur birokrasi agar menjadi Iebih women friendly melalui kebijakan yang peka gender dan dispensasi pada perempuan dengan affirmative actions.
Women in Bureaucracy: A Study Case on Women's Carrier Development in Several Governmental InstitutionsThis study attempts to shed light on women's carrier development within mainstream bureaucracy, and seeks to identify causes and efforts to overcome obstacles women face in their carrier. Concepts of bureaucracy within mainstream paradigm as well as feminist, and feminist existentialism are employed as theoretical framework. Using qualitative approach and extended case method, data gathered from twelve subjects working in government institutions in the Province of DKI Jakarta.
Results lead to a conclusion that mainstream bureaucracy is gender blind. Tackling the results from feminist perspectives, it has been identified that women are underrepresented in organizational structure and managerial position. Carrier development path are mainly reserved for men. It is therefore recommended to start reforming the structure of bureaucracy to accommodate women's best interests by means of gender-sensitive policies as well as affirmative actions.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>