Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutarmaji
"BaTuntutan akan kualitas bandara yang lebih baik mendorong pengelolaan bandar udara yang ramah lingkungan eco airport . Masalah polusi udara dan kebisingan di bandar udara timbul akibat peningkatan jumlah penerbangan dan kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1 tingkat kualitas udara ambien dan kebisingan, 2 luas dan kemampuan RTH menyimpan karbon dan menyerap polutan, 3 . pengetahuan dan persepsi para pihak tentang fungsi RTH, dan 4 Strategi peningkatan fungsi RTH di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.
Metode yang digunakan adalah mix methods. Terdapat 10 titik sampel yang diukur kualitas udara dan kebisingannya. Luas RTH diperoleh dari digitasi citra satelit. Biomassa bagian atas dihitung dengan rumus alometrik. CO2 dan CO ekuivalen dihitung dari perbandingan berat atom dan molekul relatif penyusunnya. Serapan CO2 per tahun dihitung dari stok karbon dibagi umur pohon. Pengetahuan dan persepsi para pihak diketahui dengan menyebar dan mengolah hasil kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat polusi CO, Pb dan debu masih dibawah baku mutu, kecuali debu di Jalan C1. Semua titik sampel memiliki tingkat kebisingan diatas baku mutu 70 dB A. Luas RTH adalah 1.109,35 ha 63,82 luas bandar udara memiliki 90 jenis dan 19.602 pohon dengan kandungan karbon 31.437 ton CO2 ekuivalen. Kemampuan menyerap polusi CO dan CO2 masing-masing sebesar 20.007 ton dan 1.492 ton/tahun. Sebanyak 81,8 pengunjung tahu tentang RTH, sedangkan persepsinya 30 baik, 69 sedang, dan 1 rendah. Pengelola RTH telah memiliki perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan terkait RTH.
Kesimpulan penelitian ini adalah strategi peningkatan fungsi RTH dalam rangka mendukung bandar udara ramah lingkungan, yaitu: 1 . Penetapan RTH sebagai lokasi hutan kota. 2 Pengkayaan jenis peredam kebisingan. 3 . Penggantian RTH yang hilang akibat pembangunan. 4 . Membuat dan merawat sumur resapan, lubang biopori, informasi jenis pohon di lokasi RTH.

The demand for better airport quality encourages eco airport management. Air and noise pollution problems at airports arise from increased number of flights and motor vehicles. The purpose of this study was to know 1 ambient air quality and noise levels, 2 the total area and the ability of green open space to absorb carbon and pollutants, 3 knowledge and perceptions of several parties concerning Green Open Space, and 4 strategy in improving the function of green open space at Soekarno Hatta International Airport.
The method used is mix methods. There were 10 points measured for the level of air quality and noise pollution. The total area of green open space was being obtained from digitization of satellite image. The value of upper biomass was calculated using the allometric formula. CO2 and CO equivalents were being measured by comparing atomic mass and the relative molecules of the constituents. Annual CO2 absorption was measured from carbon stock divided by the age of the tree. The knowledge and perceptions of the related parties were obtained by spreading and processing the results of the questionnaire.
The results indicated that the pollutant measurements of CO, Pb and dust were below the standard quality, with exception dust on road C1. All points possessed noise levels above 70 dB standard quality. Green Open Space was 1,109.35 ha 63.82 of overall Airport area, consisted of as many as 19,602 trees from 90 species with 31,437 tons of CO2 equivalent. The ability to absorb CO and CO2 pollution is around 20,007 ton and 1,492 ton per year respectively. As many as 81.8 of visitors knew about the green space, while the perception concerning to the green space were 30 good, 69 moderate, and 1 poor. Managers had been conducting planning, organizing, implementing, monitoring and evaluating related activities in the Green Open Space.
The conclusion of this study is strategy in improving the function of Green Open Space in order to achieve the eco airport, includes 1 . Determination Green Open Space as urban forest. 2 Enriching noise reducing tree species 3 .Replacing Green Open Spaces that vanished due to development. 4 . Building and fostering absorption wells, biopore holes, information regarding tree species at Green Open Space locations.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Putu Suma
"ABSTRAK
Kebisingan lingkungan, khususnya di lingkungan bandar udara mulai menggejala di berbagai tempat di dunia.
Intensitas kebisingan yang disebabkan oleh pesawat udara terutama bermesin jet, turbojet dan turbofan merupakan masalah utama terhadap lingkungan baik di dalam bandar udara maupun diluar wilayah bandar udara. Sesungguhnya kebisingan lingkungan yang disebabkan oleh pesawat udara dikarenakan oleh jumlah pesawat udara yang beroperasi, yang dihitung secara kumulatif selana 24 jam dengan segala aktivitasnya, baik waktu mendarat, tinggal landas, pergerakan menuju landasan pacu, dan uji mesin.
Berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan beberapa bandar udara di Eropa dan Amerika, dinyatakan bahwa kebisingan yang disebabkan oleh kegiatan bandar udara mengakibatkan kerugian bagi masyarakat pemukim di sekitar bandar udara, yang pada gilirannya mengakibatkan adanya pembatasan-pembatasan jam-jam operasi suatu bandar udara.
Pengaruh buruk dari kebisingan terhadap manusia sangat luas memberikan efek tingkah laku berupa efek fisiologi maupun efek psikologi, yang mengakibatkan terganggunya dalam penerimaan pesawat televisi. Disamping itu dapat pula mengganggu konsentrasi belajar anak-anak sekolah, rumah-rumah sakit.
Dan bilamana pemaparan kebisingan yang dialami seseorang secara berulang-ulang akan mengakibatkan ketulian.
Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta, telah menetapkan kawasan-kawasan kebisingan dengan tingkat-tingkat kebisingannya yaitu daerah kebisingan tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Namun dalam kenyataan adanya desa-desa yang penduduknya eukup padat berada pada kawasan kebisingan tingkat III.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tingkat kebisingan lingkungan bandar udara terhadap jumlah masyarakat pemukim di sekitar bandar udara.
Mengetahui sejauhmana kesadaran masyarakat pemukim di sekitar bandar udara terhadap akibat-akibat pengaruh kebisingan.
Untuk maksud penelitian tersebut, penelitian dilakukan di desa-desa (RW-RW) sekitar bandar udara berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Berdasarkan titik 0 bandar udara sebagai "Reference Point", ditentukan 3 tempat (RW-RW) yang mempunyai jarak di bawah 3 km yaitu desa Neglasari, Selapajang Jaya dan Benda. Sedangkan 3 desa (RW-RW) lain terletak antara jarak 3 sampai dengan 8 km yaitu desa Kedaung Wetan, Jatimulya dan Dadap. (ICAO Airport Planning Manual 1985).
Berdasarkan kawasan kebisingan desa-desa (RW-RW) yang menjadi obyek penelitian kawasan kebisingan tingkat III, dengan tingkat kebisingan 75 dB, terletak desa Neglasari, Selapajang Jaya dan Benda, kawasan kebisingan tingkat II dengan tingkat kebisingan 70 dB, terletak desa Dadap dan Jatimulya, dan Kedaung Wetan.
Sebagai subyek penelitian atau responden adalah kepala keluarga yang tinggal dalam Rukun Warga desa-desa penelitian yang berlokasi terdekat dengan zona-zona kebisingan yang paling tinggi dan jumlah sampel adalah sebanyak 300 Kepala Keluarga untuk di desa penelitian Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, dan kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dilakukan di rumah-rumah responden.
Metode statistik yang dipakai adalah uji kai kwadrat (chi square) k
dengan rumus 2 _ (0 - E)2
i=1 E
dimana ; 0 frekuensi yang diperoleh dari penelitian E _ frekuensi teoritis.
Dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa adanya bandar udara dengan segala kegiatannya memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat, baik yang secara langsung terkait dengan kegiatan bandar udara maupun secara tidak langsung.
Dengan adanya kegiatan bandar udara menimbulkan kebisingan yang mempengaruhi kualitas hidup masyarakat pemukim di sekitar bandar udara seperti terlihat bahwa desa Benda, Neglasari dan Selapajang Jaya, Kedaung Wetan dimana tingkat kebisingannya telah melampaui batas persyaratan kebisingan maksimal yang ditentukan SO dB.
Dalam pengujian untuk mengetahui kesadaran masyarakat diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat yang bermukim di sekitar bandar udara belum mempunyai kesadaran atas dampak-dampak yang diakibatkan oleh kebisingan lingkungan tersebut.
Belum adanya kesadaran masyarakat terhadap pengaruh dampak kebisingan dikarenakan pendidikan rata-rata masyarakat yang bermukim di sekitar bandar udara adalah cukup rendah, disamping sebagian besar masyarakat pemukim adalah penduduk asli desa-desa tersebut, yang hidup dari hasil pertanian dan kegiatan lain yang berkaitan derigan kegiatan bandar udara.
Peningkatan kualitas masyarakat di sekitar bandar udara harus dilakukan dengan peningkatan kualitas lingkungan namun dengan adanya bandar udara kebisingan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan bandar udara merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari namun dapat dikurangi dengan pengaturan tata guna tanah dan rekayasa teknik seperti akustik penghalang, peredam suara (Noise breaker) yang tentunya perlu biaya besar.
Kegunaan hasil penelitian.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengatasi langkah-langkah yang perlu ditempuh agar masyarakat pemukim di sekitar bandar udara terhindar dari dampak kebisingan.
Usul tindakan; untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak kebisingan, maka diperlukan waktu yang cukup panjang yaitu dimulai dengan peningkatan pendidikan baik secara formal atau informal yang nantinya diharapkan dengan kesadaran sendiri karena mengetahui akibat dampak kebisingan secara fisiologis atau psikologis akan meninggalkan lokasilokasi atau menghindari lokasi yang kena dampak.
Untuk memberikan masukan bagi Perencana dalam penyusunan rekayasa teknik bandar udara dan penataan penggunaan tanah disekitarnya.

ABSTRACT
Environmental noise, specially found in the environment of an airport, has been a common phenomenon all over the world.
Noise intensity that is coused by aircraft, mainly jet, turbojet and turbofan engined aircraft is the main problem for the environment, either inside or outside airport area. Environmental noise caused by aircraft is resulted from the total amount of their 24 hours activities including various manoeuvres such as landing, take of, surface movement and engine run-up.
According to studies'that have been conducted at several airports in Europe and United States of America, it is stated that noise caused by an airport operation harms the society who live in the surrounding the airports, which eccordingly results in the restrictions of the airport operating hours.
Adverse impact of noise on human beings may result in various effect, i.e effecting behaviour, either physiologically or psychologically. It also distorts television broadcast, disturbs schools and hospitals. Continuous noise affect might cause deafness.
Jakarta International Airport Soekarno-Hatta has determined its noise areas, according to its noise area phases, phases I, phases II and phase III area. However there is a lot of villages with dense population situated in phase III area.
Based on that above reasons, the objectives of this research can be clarified as follows :
To study the extent of the impact of aircraft noise on the number of communities surrounding the airport.
To study the awareness of the people who live nearby the airport of the negative impact of airport noise_.
This research has been carried out in the several villages surrounding the airport based on the following considerations : 1) Based on their distance from the airport q reference point as central point, the villages are devided into two groups :
a villages, Neglasari, Selapajang Jaya and Benda, a.i.L.h a
distance of less then 3 km and,
b 3 villages, Kedaung Wetan, Jatimulya and Dadap, with a
distance betwen 3 to 8 km, as object of the research.
2) Based on noise area, objects of research are Neglasari, Selapajang Jaya and Benda laying in the phase III noise area, Dadap, Kedaung Wetan and Jatimulya in phase II noise area. Objects of the research (respondents) are heads of household who live in the 6 villages close to the most sensitive noise area, with the total sampels of 360 respondents. Data collecting was conducted through observations, interviews and questionaires.
ix Statistical method used in this research is the chi-square, with
i-1
where : 0 = Frequency taken from the research E = Theorethical frequency.
The result of the research can be summarized as follows :
The existence of the airport has positive impact on the people living nearby the airport, either they are directly or indirectly involved in the activity of the airport.
The airport operations is the source of noise which is affecting the life quality of the society who live nearby the airport, as in the villages of Benda, Neglasari, Selapajang Jaya and Kedaung ketan_, which noise level has been exceeding the maximum requirement 60 dB.
3) The results prove that the people who live nearby the airport do not aware of the existence of noise and its impact.
The unawareness of the noise impact is mainly because they are not well educated and most of them have lived there for years.
The improvement of the quality of life of the society around the airport must be carried out together with the improvement of the environmental quality ; but enviromental noise that is caused by the airport operation remains as a problem that can not be ignored or mittigated, but it is posible to reduce that effects of noise by land use planning and acoustical barriers.
Benefits of the research :
The result of this research can be used as reference for future actions to be taken in order to avoid the noise impact on the surrounding communities of the airport.
Proposed action : the knowledge and awereness of the society in the field of noise impact must be improved by educating them either formally or informally. Although is takes time, it is hoped that eventually they will leave or avoid noise zone on their own conciousness after realizing that noise can adversely affect human beings, physiologically or psychologically.
To give the input to the planner, as a reference in making airport design and land use planning on the surrounding of the airport.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Umar Kusumo Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai efektivitas penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Soekarno Hatta di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dalam mewujudkan Trifungsi Imigrasi. Dalam penelitian ini dianalisis alasan dan faktor-faktor yang melandasi bagaimana penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta dalam melaksanakan tugas dan fungsi keimigrasian di Bandara Internasional Soekarno hatta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana akan berusaha untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi di dalam pelaksanaan penggunaan SIMKIM di lapangan. Dengan melakukan analisa penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses yang dilakukan, hambatan dan masalah yang dihadapi. Dengan menggunakan teori yang disebutkan oleh Wilkinson kelima fungsi pokok Sistem Informasi Manajemen dan mengetahui pokok-pokok dari pelayanan publik, diharapkan Masalah-masalah teknis dalam penggunaan SIMKIM dan lambatnya proses updating antara sistem dan kebijakan serta masalah Sumber Daya Manusia dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian dalam hal Ketahanan Nasional menjadi atensi penting pimpinan untuk masa depan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Dari hasil pengolahan data dari hasil studi kepustakaan, wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SIMKIM dilapangan dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian telah berjalan dengan cukup baik meskipun sering muncul hambatan dan masalah yang tidak dapat segera diatasi sehingga perlu adanya peningkatan kualitas SDM, pembaruan perangkat keras dan lunak serta melakukan harmonisasi kebijakan dengan Standar Operasional Prosedur serta perangkat lunak dan keras.

ABSTRACT
This study is about the effectiveness of the use of Management Information Systems Office of Immigration by Class 1 Special Immigration Soekarno Hatta at Immigration Check (TPI) Soekarno Hatta International Airport in realizing tri fungsi Immigration. In this study analyzed the reasons and factors that underlie how the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta in duties and functions Immigration at Soekarno-Hatta International Airport. This study used qualitative methods, which will attempt to describe the facts that occurred in the implementation SIMKIM use in the field. By analyzing the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta then expected to know how the process is done, the obstacles and the problems encountered. By using the theory described by Wilkinson five main functions of Management Information Systems and know the main points of public services, it is expected Technical issues in the use SIMKIM and the slow process of updating the systems and policies as well as issues of Human Resources viewed from the service immigration function in National Security becomes an important attention to the future leadership of the Directorate General of Immigration.
From the data processing of the results of the study of literature, interviews and observations, it can be concluded that the use SIMKIM field seen from functioning immigration service has been running quite well despite often appearing obstacles and problems that can not be immediately resolved so that the need for improving the quality of human resources, hardware updates and software as well as harmonize policies with Standard Operating Procedures as well as software and hardware.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Nadya Larasati
"Menanggapi permasalahan kurangnya kapasitas di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun gedung terminal baru yang lebih besar untuk dapat mengangkut penumpang. Namun, untuk merancang suatu gedung terminal yang baik, tidak hanya alur penumpang yang harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memproses penumpang seefisien mungkin, tetapi juga bagaimana variabel-variabel atmospheric dapat mempengaruhi pengaruhi emosi penumpang serta perilaku berbelanja mereka Hal ini sangat penting karena emosi yang positif dapat memicu penumpang untuk menghabiskan waktu lebih lama di dalam toko dan membuat keputusan untuk berbelanja.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji preferensi penumpang terhadap atmospheric cues di area berbelanja di bandara dan mengusulkan rancangan sesuai dengan karakteristik desain yang dapat menimbulkan purchase intention. Analisis choice-based conjoint dilakukan terhadap 500 penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat korelasi signifikan antara atmospheric cues dan purchase intention di area berbelanja di bandara. Para penumpang lebih menyukai area berbelanja yang memungkinkan mereka untuk melihat keseluruhan isi toko dengan jelas, warna-warna dingin untuk window display, warna-warna dingin untuk lantai, dinding, dan langit-langit, dan pencahayaan dengan intensitas yang tinggi untuk koridor bandara. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kelas sosial ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap preferensi penumpang terhadap desain atmospheric di shopping area di bandara.

Responding to overcapacity issue at Soekarno-Hatta International Airport, today the goverment is planning to build larger terminal buildings to transport passengers. However, in designing an excellent terminal building, one should not only consider how to process passengers in the most efficient way, but also how facility-based environmental cues, or atmospheric cues, affect consumers emotional state and shopping behavior. This is important because positive emotional state drives passengers to spend more time in a store and make purchase decision.
This research aims at examining passenger preferences towards atmospheric cues in airport shopping area and proposing a shopping area design in accordance to atmospheric design characteristic that drives consumers purchase intention. Choice-based conjoint was conducted towards 500 passengers at Soekarno-Hatta International Airport.
Research findings indicate that there is significant correlation between atmospheric cues and consumers purchase intention in airport shopping area. Passengers prefer a shopping area with high in-store visibility, cool colors for window display, cool colors for floors, wall, and ceiling, and bright lighting for airport hallway. This research also found that Socio Economic Status (SES) affects passengers preference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Fery Kurniawan
"Pergerakan penumpang angkutan udara dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga diperlukan pengaturan pergerakan dan pelayanan penumpang yang tepat pada sistem operasional sisi darat bandar udara. Konsekuensi dengan adanya pelayanan yang harus dilalui oleh penumpang dalam suatu sistem operasional terminal bandar udara adalah terjadinya antrian (panjang antrian, lamanya waktu tunggu dan lain-lain). Antrian yang terjadi pada sistem operasional pemrosesan penumpang di terminal keberangkatan bandar udara terjadi karena pergerakan arus penumpang dan barang yang terganggu akibat dari kegiatan pelayanan yang harus dilalui. Tingkat kedatangan yang tidak sebanding dengan tingkat pelayanan menimbulkan masalah antrian seperti waktu tunggu. Sistem operasional yang efisien diharapkan dapat mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang yang diproses dan dapat meminimalkan waktu pelayanan. Beberapa alternatif pengembangan optimasi sistem operasional keberangkatan terminal 1-A Bandar Udara Soekarno-Hatta seperti pengurangan waktu pelayanan, perubahan sistem antrian dan penyederhanaan proses pelayanan didapatkan hasil yang lebih baik dari kondisi eksisting, baik dari segi besarnya jumlah penumpang yang dapat diakomodasi maupun waktu yang dibutuhkan penumpang dalam sistem antrian yang terjadi.

A growing number of air transport passenger movements required a proper of setting movements and passenger services in the airport land side operational systems. The consequences of the existence of the services that must be passed the passengers in the airport terminal operational systems is the occurrence of queues (queue length, waiting time and eternity, etc.). Queues in the operational system of passenger processing at the airport departure terminal occurs because the movement of passengers and goods flows are disrupted due to the service activities that must be passed. Arrival rate that is not comparable with the level of service would cause problems like the queue waiting time. Efficient operational systems is expected to accomodate a growing number of passengers that can be processed adn minimize the service time. Several alternatives of optimization was developed in this study at terminal 1-A Soekarno-Hatta airport, as the reduction of service time, queuing system changes and the simplified of service processes obtained better result than the existing condition, both in terms of the number of passengers that can be accomodated as well as the time it takes by passengers to the queue system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reva Fachriza
"Skripsi ini membahas evaluasi daripada target perencanaan prosedur baru peningkatan kapasitas landas pacu bandar udara internasional Soekarno-Hatta dari 64 pergerakan perjam menjadi 72 pergerakan perjam dengan penerapannya di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis prosedur baru tersebut terhadap dampaknya dilapangan dan membandingkan hasil analisis tersebut dengan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prosedur baru ini belum berjalan sesuai dengan target perencanaan. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh operasi pesawat oleh pilot yang belum berjalan secara efektif dan efisien.

This thesis purpose is to evaluate the planning target of the new procedure that enhances the Soekarno-Hatta International Airport landas pacu capacity from 64 movement per hour to 72 movement per hour with it‟s application on the field. This is a qualitative research which analyze how the new procedure could affect the landas pacu capacity and compare the result with the field violation to the new procedure. The result shows us that this new procedure field-application is not going effectively as it‟s planning target should be. This problem usually occurs when the pilot of an aircraft is not operating it's aircraft properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Oktorina
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penumpang bandar udara baik domestik maupun internasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bandara Soekarno ? Hatta saat ini melayani bisa sampai 30 juta penumpang per tahun, bahkan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 40 juta penumpang. Sementara kapasitasnya hanya 22 juta penumpang saja. Tingginya pergerakan penumpang dari tahun ke tahun menyebabkan bandara ini overload capacity. Dengan pergerakan penumpang yang terus meningkat diperlukan adanya pengaturan pergerakan penumpang agar pelayanan terhadap penumpang tetap optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan penumpang dan mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode teori antrian. Hasil dari penelitian ini adalah faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A.

ABSTRACT
A growing number of passengers the airport both domestic and international from year to year increasing. Soekarno - Hatta currently can serve up to 30 million passengers per year, even this year estimated could reach 40 million passengers. While capacity is only about 22 million passengers. The high mobility of passengers from one year to cause the overload capacity of this airport. With the ever-increasing passenger movement is necessary to setup the movement of passengers to remain optimal service to passengers. This research aims to analyze the movement of passengers and knowing the factors ? factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A. In this study, the method used is a method of queuing theory. The results of this research are the factors - factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabila Anjani
"Terjadi peningkatan pesat dari tahun 2009 sampai 2012 pada lalu lintas penumpang dan barang di Bandar Udara Soekarno Hatta atau yang disebut dengan Soekarno Hatta International Airport SHIA. Hal ini juga menimbulkan meningkatnya pergerakan pesawat secara tajam. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukan bahwa terjadi penundaan keberangkatan keterlambatan pada 15 20 penerbangan dari rata rata 1 125 penerbangan perharinya dengan waktu keterlambatan sebesar 15 menit sampai dengan 1 jam Kementerian Perhubungan menilai keterlambatan ini sebagai imbas dari bottleneck yang timbul di SHIA. Untuk itu perlu dianalisis maximum capacity throughput landasan pacu SHIA untuk melihat kapasitas optimal landasan dengan mempertimbangkan limitasi kapasitas infrastruktur saat ini dan standar keamanan pesawat terbang.

From 2009 to 2012 there is a huge rise in the air traffic of Soekarno Hatta International Airport SHIA This is due to significant rise in the number of passengers and cargo The Ministry of Transportation mentioned that there is 15 20 delay of 15 minutes to 1 hour from the average 1 125 movements per day The ministry also mentioned that this delay is due to the bottleneck effect in SHIA. The current maximum flow in SHI. is 82 movements per hour which is below the heavy traffic limit of 87 movements per hour Jung Hoang Montoya Gupta Malik Tobias 2010 To overcome this problem there needs to be a recalculation of the maximum runway utilization or the maximum capacity throughput of the runway which considers infrastructure limitations and safety standards for aircrafts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Lamria
"Penulisan dalam skripsi ini membahas tentang proses pembangunan bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta yang telah memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar tahun 1980-1992.
Kehadiran bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta disebabkan karena bandar udara Kemayoran dan bandar udara Halim Perdanakusuma dalam tidak mampu mengatasi masalah penerbangan di Jakarta tahun 1970. Bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta berfungsi untuk menampung peningkatan jumlah pengguna transportasi udara yang terjadi setiap tahunnya. Keberadaan bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta menjadi pendorong berdirinya PT. Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara bagian Indonesia barat termasuk bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta.
Bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta menjadi bandar udara terbesar di Indonesia yang dapat menampung jumlah penumpang hingga 18.000.000/tahun. sesuai dengan fungsinya sebagai infrastruktur yang berskala domestik dan internasional maka bandar udara internasional Soekarno Hatta Jakarta telah memberikan dampak negatif dan positif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
PT. Angkasa Pura II (Persero) harus menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar. Terjadinya perubahan kehidupan masyarakat sekitar yang pada awalnya merupakan masyarakat tradisional agraris kini berubah menjadi masyarakat modern yang dilengkapi prasarana dan sarana memadai.

Writing in this paper discusses process development Soekarno Hatta International Airport Jakarta and Its Impact on Communities Around the year 1980-1992.
The presence of the Soekarno Hatta international airport in Jakarta due to the inability of Kemayoran airport and Halim Perdanakusuma Jakarta Aiport can troubling of flight in 1970. The Soekarno Hatta international airport in Jakarta to drive the establishment of PT. Angkasa Pura II (Persero) as the manager of the airport including the western part of Indonesia Soekarno Hatta international airport in Jakarta.
Soekarno Hatta international airport in Jakarta into the largest airports in Indonesia that can accommodate the number of passengers to 18 million/year. according to its function as an infrastructure of domestic and international scale, the international airport of Soekarno Hatta has a negative and positive impact felt by the surrounding community.
PT. Angkasa Pura II (Persero) must show concern for the surrounding community. Changes in people's lives around that was originally a traditional agrarian society now turned into a modern society that is equipped with adequate infrastructure and facilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Pratama Putra
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kontaminasi E.coli pada makanan restoran di wilayah bandar udara Soekarno Hatta. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi hygiene penjamah makanan, lokasi dan bangunan, serta keberadaan vektor. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional), dengan sampel sebanyak 44 restoran di wilayah bandar udara Soekarno Hatta pada tahun 2015. Dengan analisis multivariat menunjukkan bahwa hygiene penjamah makanan (p=0,007, OR=10,340) dan lokasi dan bangunan (p=0,040, OR=16,237) menunjukkan pengaruh terhadap kontaminasi E.coli pada makanan. Untuk itu diperlukan penambahan poster himbauan operasional bagi penjamah makanan untuk selalu mencuci tangan dan agar penjamah makanan dapat menjaga tempat kerja, dan pemakaian sarung tangan, penjepit makanan, maupun celemek agar memutus kontak langsung penjamah makanan dengan makanan yang akan disajikan.

The purpose of this study was to analyze the contamination of E.coli in restaurant in the area of Soekarno Hatta International Airport. Variables that examined in this study are including the hygiene of food handlers, location and building, and the presence of vector. This study used a cross-sectional design, using 44 restaurants in the area of Soekarno Hatta International Airport in 2015, as samples. The result based on multivariate analysis showed that the hygiene of food handlers (p=0.007, OR=10.340) and the location and building (p=0.040, OR=16.237) shows the influence of E.coli contamination on food. The results of the study also showed that all restaurants required additional operational posters for food handlers showing the caution to always wash hands and to keep the workplace clean. The poster should also contain reminder for food handlers to always use gloves, food tonges, and aprons to avoid direct contact between food handlers with the food to be served."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>