Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghany Heryana
"Efek rumah kaca adalah salah satu penyebab perubahan iklim dunia. Penggunaan kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyumbang polusi dan pemanasan global. Alasan lain mengapa ketergantungan akan bahan bakar minyak harus dikurangi adalah kecilnya cadangan minyak bumi Indonesia dibandingkan dengan negara OPEC lainnya. Cadangan tersebut pun kini cenderung terus menipis tiap tahunnya.Para peneliti berusaha mengantisipasi hal ini dengan mengembangkan kendaraan tenaga listrik yang mampu beroperasi tanpa menimbulkan polusi. Penerapan kendaraan listrik telah dimulai dengan adanya kereta listrik, trem, bis listrik, dan lain-lain. Kendaraan dengan rel mendapatkan pasokan listrik dari jala-jala listrik sepanjang rel, namun jenis kendaraan yang bergerak bebas tanpa rel memerlukan cara lain untuk mendapatkan pasokan listrik. Hasil riset secara sosial menyatakan bahwa pegembangan bis listrik adalah strategis untuk Indonesia.Kendaraan listrik dengan penyimpan daya battery memiliki keunggulan dalam area jelajahnya jika didukung dengan teknik pengisian ulang yang baik. Pada kendaraan listrik, battery diisi ulang dengan proses charging atau ditukar dengan battery lainnya yang telah diisi ulang swapping . Jika kendaraan memiliki mobilitas tinggi, misalnya angkutan umum bis maka lama waktu pengisian sesingkat mungkin sangatlah penting. Semakin cepat process charging maka semakin menguntungkan.

The increase of greenhouse gasses effect is one of the causes of climate change. The use of vehicles with fossil fuels is one of the contributors to pollution and global warming. Another reason why dependence on it should be reduced is the lack of Indonesia 39 s petroleum reserves compared to other OPEC countries. The reserves are now likely to continue to deplete every year.Researchers are trying to anticipate this by developing electric vehicles capable of operating without pollution. Implementation of electric vehicles has begun with the electric train, tram, electric bus, and others. Vehicles with rails get electricity supplies from the grid along the tracks, but the type of freely moving vehicle without a rail requires another way to get electricity supplies. Electric vehicles with power storage battery have an advantage in the roaming area if supported by proper recharging techniques. In electric vehicles, the battery is recharged by the direct charging process or swapped with other one swapping . If the vehicle has high mobility, such as public transport bus then the shortest charging time may be very important. This study and trial aims to determine the pattern of power consumption on the electric bus and the reliability of the system. Thus the data obtained for further study related to the way of recharging the battery and improvement bus work system."
Universitas Indonesia, 2017
T48476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Rizky Fathony
"Pada saat ini, tingkat polusi dari emisi gas buang sudah di tingkat yang cukup tinggi. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mencari berbagai macam solusi agar dapat menekan angka emisi gas buang yang terus meningkat ini, salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik, baik sebagai transportasi pribadi ataupun transportasi umum. Penggunaan kendaraan listrik telah menjadi alternatif yang semakin populer untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas buang. Salah satu jenis kendaraan listrik adalah bus listrik yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Dalam penelitian ini, dilakukan perbandingan konsumsi energi bus listrik yang menggunakan motor listrik permanent magnet synchronous motor (PMSM) dan motor listrik induksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi dengan menggunakan dua bus listrik, rute, dan kecepatan yang sama,tetapi dengan jenis motor listrik yang berbeda. Hasil pengujian dari studi ini diharapkan penulis dapat mengetahui jenis motor listrik mana yang paling efisien dan cocok untuk digunakan pada bus kuning listrik. Hasil dari percobaan yang dilakukan adalah berdasarkan SOC, Berdasarkan SOC, dengan menggunakan motor listrik PMSM  akan membuat bus listrik menjadi lebih irit sebesar 2.11% daripada motor listrik Induksi. Selain itu, Bus listrik dengan motor listrik PMSM memiliki efisiensi sebesar 96.8%, sedangkan bus listrik dengan motor listrik induksi memiliki efisiensi sebesar 91%. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan dikarenakan motor listrik PMSM magnet permanen untuk menciptakan medan magnetik pada rotor, mengurangi kebutuhan arus listrik pada rotor seperti pada motor induksi.

Currently, the pollution level from exhaust emissions has reached a significant level. This has prompted the government to seek various solutions to reduce the increasing emissions. One of the solutions is the use of electric vehicles, both for private and public transportation. The use of electric vehicles has become a popular alternative to reduce energy consumption and exhaust emissions. One type of electric vehicle is the electric bus, which uses an electric motor as its propulsion system. In this study, an energy consumption comparison is conducted between electric buses using a permanent magnet synchronous motor (PMSM) and an induction motor. The research method employed in this study is simulation, using two electric buses with the same route and speed, but different types of electric motors. The results of this study are expected to determine which type of electric motor is more efficient and suitable for use in electric buses. Based on the experiments conducted, it was found that using the PMSM electric motor results in a 2.11% higher energy efficiency compared to the induction motor, based on the State of Charge (SOC). Additionally, the electric bus with the PMSM electric motor achieved an efficiency of 96.8%, while the electric bus with the induction motor achieved an efficiency of 91%. This can be attributed to the use of permanent magnets in the PMSM motor, which reduces the need for electric current in the rotor compared to the induction motor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Abdussalam
"Kendaraan listrik telah banyak diproduksi dan dikonsumsi oleh berbagai negara karena berbagai manfaat dan keunggulannya. Kendaraan listrik dinilai dapat menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang ada. Selain itu, konstruksi dan permesinan yang lebih sederhana membuat kendaraan listrik lebih mudah untuk diproduksi secara mandiri. Dengan begitu. Kendaraan listrik dapat dijadikan sebagai titik awal pengembangan teknologi otomotif nasional. Pemerintah juga telah mencanangkan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA) untuk pengembangan produksi kendaraan bertenaga listrik dalam negeri. Dari banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh kendaraan listrik, ada beberapa masalah baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh kendaraan bertenaga motor pembakaran dalam. Salah satu masalahnya adalah sistem pendingin udara (AC) yang berpotensi mengkonsumsi energi dengan persentase lebih besar. Untuk itu, pengembangan teknologi otomotif perlu diimbangi dengan pengembangan teknologi sistem pendingin udara. Pada penulisan skripsi ini, dilakukan penelitian untuk pengembangan teknologi sistem pendingin udara khusus bus bertenaga listrik. Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan distribusi temperatur udara dalam kabin bus dan menguji kinerja sistem pendingin udara yang diberi tambahan heat pipe. Kegiatan simulasi dilakukan dengan menggunakan metode simulasi CFD, yaitu simulasi fluida yang dilakukan dengan bantuan komputer. Sebelum melakukan simulasi CFD, dilakukan pengambilan data lapangan untuk menentukan nilai parameter yang akan di-input pada simulasi. Dan setelah simulasi dijalankan, hasil dari simulasi dibandingkan dengan data lapangan dengan titik-titik indikator temperatur yang telah ditentukan. Sementara itu pada kegiatan pengujian sistem pendingin udara, dilakukan perbandingan kinerja sistem pendingin sebelum dan sesudah ditambahkan perangkat heat pipe. Kinerja yang dibandingkan adalah masing-masing kapasitas pendinginan yang dihasilkan. Pada kegiatan simulasi CFD, dihasilkan simulasi yang lebih dingin 1,8 °C dari pada kondisi lapangan. Sedangkan pada kegiatan pengujian, dihasilkan kesimpulan bahwa kinerja sistem pendingin yang diberi tambahan heat pipe 21% lebih baik daripada yang tidak.

Recently, electric vehicles are widely used globally. Electric vehicles offer many benefits such as their environmental friendly technology and the opportunities to developed local automotive industry. However, they has a problem on air conditioning system especially on a high percentage of power consumption. Therefore, it is fundamental to develop the air conditioning system as well. On this paper, researches are conducted in order to develop electric bus air conditioning efficiency. The first research was conducted by simulating air temperature distribution inside the bus environment. It’s preceded by collecting the data of an actual air conditioner’s air flow and temperature. Then the simulation was conducted using computer fluids dynamic method. The simulation showed that the cabin temperature is lower than the actual temperature by 1.8 °C. The second research was testing bus air conditioner units with and without heat pipe enhanced. The result showed that bus air conditioner with heat pipe enhanced performed better than one without heat pipe enhanced by 21%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Kusuma Jati
"Peningkatan suhu lingkungan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir diakibatkan oleh meningkatnya jumlah polusi yang ada. Salah satu penyumbang polusi gas terbesar merupakan kendaraan yang berjalan dengan bahan bakar minyak yang menghasilkan pembakaran tidak sempurna sehingga terbentuklah gas CO yang menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. Sayangnya, jumlah kendaraan yang menggunakan BBM naik secara signifikan, pada jenis kendaraan roda empat, menurut data BPS RI, naik sebanyak satu juta unit per tahun dan pada jenis kendaraan roda dua, naik sebanyak delapan juta per tahun. Berdasarkan permasalahan tersebut, Universitas Indonesia ingin memperkenalkan suatu alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan penumpang dengan membuat sepeda listrik roda tiga.
Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui berapa daya minimum yang dibutuhkan agar sepeda listrik roda tiga dapat bergerak serta berapa daya aktual yang digunakan pada saat kendaraan berjalan. Melalui penelitian ini juga, penulis ingin membuktikan bahwa sepeda roda listrik purwarupa II bersifat lebih hemat apabila dibandingkan dengan sepeda roda tiga listrik purwarupa I dengan konsumsi daya rata-rata yang digunakan saat melakukan uji coba di dalam kampus Universitas Indonesia adalah sebesar 9,21 Wh/km. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan dan menjadi patokan agar dapat dicari alternatif penggunaan daya motor yang lebih efisien.

Temperature that is raising lately for the last few years is caused by a raise in number of pollutions. One of a few contributors of these pollutions, especially gas pollution, is the imperfect combustion cycle of the internal combustion vehicle that runs on gasoline. From this imperfect combustion, CO gas is produced and CO gas is known to be harmful for the ozone as it breaks the chemical bonds of ozone. Unfortunately, there has not been a decrease in terms of vehicle unit produced annually, instead, based on the BPS RIs data, there has been an increase of a million unit from the four-wheeled vehicle category and a stunning number of eight million from the two-wheeled vehicle category. Based on this problem, Universitas Indonesia wants to introduce an alternative vehicle that is environment friendly and also raise the safety and the convenient aspect of the driver which is the electric three-wheeled bike.
Within this research paper, authors want to know how much power of load it takes for the vehicle to run, theoritically, and the actual power that is drawn by the vehicle from the battery and the electric motor. There also has been a first prototype of the vehicle that runs on a hub-drive electric motor and by this paper, authors want to prove that the electric mid-drive motor that is used by the second prototype of the vehicle is more efficient that the first one as it could run by 9.21 Wh/km. Authors also hope that the result of this research could be used as a further research benchmark so another more efficient results could be achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Stellavania
"Mengikuti perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah menyediakan 52 unit bus listrik untuk beroperasi dengan suplai listrik yang disediakan oleh PLN seluruhnya. Sayangnya, 86,95% dari total produksi listrik di Indonesia pada tahun 2020 berasal dari bahan bakar fosil. Untuk mengatasi permasalahan emisi gas rumah kaca dan cadangan energi fosil yang menipis, Kementerian ESDM mencanangkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang menargetkan pencapaian EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Sayangnya, pemenuhan target tersebut masih cukup jauh dengan pemanfaatan energi surya sebagai PLTS di Indonesia masih sangat kecil, yaitu sekitar 0,2 GW dari potensi yang mencapai lebih dari 200 GW. Implementasi yang minim ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebutuhan lahan dan kebutuhan modal. Salah satu solusi terhadap permasalahan ini adalah pemasangan PLTS pada kendaraan listrik. Hasil analisis teknis didukung oleh hasil perhitungan ekonomi dan analisis risiko dengan metode Monte Carlo menunjukkan bahwa pemasangan PLTS pada bus listrik Transjakarta dengan modul monocrystalline layak untuk dilaksanakan. Kelayakan investasi menghasilkan Net Present Value sebesar Rp54.777.292, Internal Rate of Return sebesar 13,02%, Payback Period sebesar 6,41 tahun, dan Profitability Index sebesar 1,47 untuk menghasilkan daya 12,275 MWh/tahun dengan derajat keyakinan parameter NPV, IRR, PBP, dan PI > 50%.

As Indonesia's electric vehicle market grew, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) provided 52 electric bus units that run solely on PLN power. However, fossil fuels contributed to 86.95% of Indonesia's entire electricity output in 2020. In fact, 2.3% of the world's total greenhouse gas emissions came from Indonesia, where 1.24 gigatons of carbon dioxide were emitted. The Ministry of Energy and Mineral Resources proposed the National Energy Policy (KEN), which aims to reach a 23% share of renewable energy by 2025, in order to address the issues of greenhouse gas emissions and the dwindling amount of fossil fuel reserves. Unfortunately, this objective is still a long way off. One example is the relatively low adoption of solar energy as solar power plant in Indonesia, which currently at about 0.2 GW out of a potential of over 200 GW. There are a few reasons for this minimum implementation, including capital and land requirements. A potential solution to solve this issue is to install rooftop solar power systems on top of electric buses. The results of the technical analysis supported by the results of economic calculations and risk analysis with the Monte Carlo method show that the installation of PLTS on Transjakarta electric buses with monocrystalline modules is feasible to implement. The investment feasibility resulted in a Net Present Value of IDR 54,777,292, an Internal Rate of Return of 13.02%, a Payback Period of 6.41 years, and a Profitability Index of 1.47 to produce 12.275 MWh/year of power with a degree of confidence in the NPV, IRR, PBP, and PI parameters > 50%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqi Hammam Ariza
"Seiring dengan bertambahnya umur bumi, kondisi iklim semakin memburuk yang disebabkan oleh kondisi alamiah dan tindakan manusia. Untuk menghadapi permasalahan ini, Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia memilih untuk mengambil peran aktif dengan menciptakan solusi konkret berupa pengembangan bus listrik. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi menggunakan Simulink untuk memodelkan bus listrik serta bus listrik yang dilengkapi dengan panel surya untuk dapat melihat bagaimana peranan pemasangan panel surya pada bus listrik. Dengan menerapkan panel surya sebanyak 5 buah dengan daya maksimum 580 Wp dan dihubungkan dengan baterai HV membuat pengaruh konsumsi energi lebih boros hingga sebesar 0,99%, atau setara dengan 3,15 KWH dibandingkan dengan bus listrik yang tidak dipasang panel surya. Sedangkan ketika panel surya dihubungkan dengan baterai LV maka dapat membantu pengisian baterai hingga 28,78% dari kapasitas baterai atau setara dengan 1,94 kWh. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan pada kendaraan umum, khususnya bus listrik, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi.

As the Earth ages, climate conditions worsen due to natural phenomena and human actions. To address this issue, Universitas Indonesia, one of the oldest universities in Indonesia, has taken an active role in developing concrete solutions, such as the development of electric buses. This research focuses on analyzing the use of photovoltaic modules to enhance the driving range of Universitas Indonesia's electric buses. Simulations were conducted using Simulink to model the electric buses, both with and without the integration of photovoltaic modules. By implementing five solar panels with a maximum power of 580 Wp, the electric bus's energy consumption was found to be 0.99% higher, equivalent to 3.15 KWH, compared to the bus without solar panels. When a solar panel is connected to an LV battery, it can help charge the battery up to 28.78% of its capacity or approximately 1.94 kWh. This study aims to provide valuable insights into optimizing the use of renewable energy in public transportation, specifically electric buses, to mitigate negative environmental impacts and enhance energy efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarwoko
"Jakarta dihadapkan pada masalah transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara yang semakin parah, dampak negatif polusi udara bagi kesehatan, kerugian finansial dan waktu akibat kemacetan, serta pemborosan bahan bakar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah kemacetan sekaligus polusi perkotaan adalah dengan elektrifikasi armada bus pada sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan mengganti armada bus existing yaitu bus diesel dan CNG dengan bus listrik. Keuntungan menggunakan bus listrik dibandingkan dengan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine antara lain tidak bising, lebih efisien, bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak sehingga secara langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi penerapan bus listrik pada sistem BRT Transjakarta berdasarkan profil rute bus yaitu kecepatan, elevasi jalan, jarak dan waktu perjalanan untuk mendapatkan estimasi konsumsi energi dengan model matematis. Data profil rute diperoleh dengan memanfaatkan sensor Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan software GPS logger berbasis android. Penilaian kelayakan investasi menggunakan perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil analisis berdasarkan asumsi siklus hidup 15 tahun, MARR 10% dan bunga 6% menunjukkan bahwa bus listrik masih memenuhi kelayakan ekonomi dengan NPV 292 milyar rupiah, IRR 14% dan payback period selama 8 tahun.

Jakarta is facing transportation problems related to congestion, the increasing number of private vehicles, severe air pollution, negative impact of air pollution, waste of fuel, financial losses and time because of congestion. One alternative to solve the problem of congestion, as well as urban pollution, is by electrification of the bus fleet on the TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) system by replacing the existing fleet of buses i.e. diesel buses and CNG with electric buses. The advantage of using an electric bus compared to a conventional engine or Internal Combustion Engine, are, less noise, more efficient, can reduce the use of fuel oil so that it directly reduces greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the economic feasibility of applying electric buses on the TransJakarta BRT system based on bus route profiles, namely speed, road elevation, distance, and travel time to obtain estimations of energy consumption with a mathematical model. Route profile data is obtained by utilizing the Global Positioning System (GPS) sensors on smartphones and Android-based GPS logger software. The assessment of investment feasibility uses the calculation of Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period. The analysis results are based on the assumption of a 15-year life cycle, 10% MARR and 6% interest indicating that the electric bus still meets economic feasibility with NPV 292 billion rupiahs, 14% IRR and an 8-year payback period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Destrianda
"ABSTRAK
Meningkatnya kebutuhan mobilitas seiring perkembangan jaman, menyebabkan naiknya konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar dan emisi CO2 yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Untuk itu diperlukan suatu langkah untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu Bis Listrik Terpandu (Trolley Bus). Studi ini bertujuan untuk merancang jaringan listrik aliran atas Bis Listrik Terpandu sesuai dengan jalur khusus bus yang telah ada, yaitu jalur TransJakarta. Perancangan meliputi pemilihan sistem elektrifikasi, pemilihan level tegangan, konfigurasi sistem, penentuan jarak antar gardu listrik dan kapasitas gardu listrik, dan penentuan penggunaan gardu hubung. Penentuan aspek-aspek tersebut disesuaikan dengan kriteria susut tegangan maksimum 5%. Dari hasil perencanaan tersebut, didapatkan jaringan distribusi listrik untuk sistem Bis Listrik Terpandu, yaitu sistem arus searah dengan level tegangan 750 V, dengan konfigurasi desentralisasi, menggunakan 90 buah gardu dengan jarak minimum antar gardu 1,68 km dan jarak maksimum antar gardu 3,012 km, dengan kapasitas gardu 100-250 kVA, dan tidak memerlukan gardu hubung sebagai pengatur tegangan.

ABSTRAK
The increasing demand of mobility, causing the increasing of oil consumption as a fuel and CO2 emission issued by motor vehicle. Therefore, we need a solution to resolve the issue, Trolley Bus. This study aims to design an electric power overhead line network for Trolley Bus system according to TransJakarta route. The discussion covers the selection of electrification system, selection of voltage level, system configuration, determining the distance between Trolley Bus substation and Trolley Bus substation capacity, determining the use of junction substation. Determination of these aspects adapted to the criteria of maximum voltage drop which is 5%. From this planning, electric power distribution network that fit for Trolley Bus system is the system of 750 V direct current using decentralized configuration, using 90 substations with minimum distance between substation 1,68 km and maximum distance between substation 3,012 km with 100-250 kVA substation capacity, without the need to use junction substation as voltage regulator for system."
2016
S63647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikrima Al-Muhajir
"Postur kerja pada pengemudi bus membutuhkan perhatian tinggi karena memiliki lingkungan kerja yang statis, terutama untuk mengurangi kelelahan fisik dan mencegah risiko musculoskeletal disorder pada pengemudi bus. Fokus utama penelitian ini untuk memberikan usulan perbaikan desain kursi pengemudi bus listrik berdasarkan nilai Posture Evaluation Index (PEI) yang telah dianalisis. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis nilai Posture Evaluation Index (PEI) yang diperoleh berdasarkan postur pengemudi bus secara aktual pada virtual environment dengan menggunakan software Jack 8.2. Berdasarkan postur aktual tersebut, kemudian dilakukan perbaikan terhadap desain kursi aktual berdasarkan ilmu ergonomi untuk mendapat desain usulan perbaikan. Penyesuaian desain kursi pengemudi pada penelitian ini dilakukan pada tinggi dudukan dan kedalaman dudukan. Hasil analisis nilai PEI menggunakan desain aktual kemudian dibandingkan dan dianalisis lebih lanjut dengan hasil analisis PEI menggunakan desain usulan. Hasil desain yang baik merupakan desain usulan yang dapat memberikan nilai PEI terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain usulan dapat mengurangi Nilai PEI sehingga dapat mengurangi kelelahan fisik dan mencegah risiko musculoskeletal disorder pada pengemudi bus listrik. Berdasarkan hasil yang telah dianalisis, postur menggunakan desain aktual menghasilkan nilai PEI sebesar 1,78 pada persentil 95 dan 1,68 pada persentil 5. Sedangkan, hasil analisis postur menggunakan desain usulan mendapat nilai PEI sebesar 0,98 pada persentil 95 dan 0,93 pada persentil 5.

Working posture for bus drivers requires high attention because they have a static work environment, especially to reduce physical fatigue and prevent the risk of musculoskeletal disorders in bus drivers. The main focus of this research is to provide suggestions for improving the design of electric bus driver seats based on the Posture Evaluation Index (PEI) values that have been analyzed. This research was carried out by analyzing the Posture Evaluation Index (PEI) values obtained based on the actual posture of the bus driver in a virtual environment using Jack 8.2 software. Based on the actual posture, improvements are then made to the actual chair design based on ergonomics to obtain a proposed design for improvement. Adjustments to the driver's seat design in this study were made to the seat height and seat depth. The results of the PEI value analysis using the actual design were then compared and analyzed further with the results of the PEI analysis using the proposed design. A good design result is a proposed design that can provide the lowest PEI value. The research results show that the proposed design can reduce the PEI value so that it can reduce physical fatigue and prevent the risk of musculoskeletal disorders in electric bus drivers. Based on the results that have been analyzed, posture using the actual design produces a PEI value of 1.78 at the 95th percentile and 1.68 at the 5th percentile. Meanwhile, the results of posture analysis using the proposed design obtain a PEI value of 0.98 at the 95th percentile and 0.93 at the 5th percentile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Khoirur Rizal Abdul Qohar
"Kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini akan energi sangat tinggi. Jumlah cadangan energi primer yang semakin menurun serta terbatasnya sumber daya terbarukan mengharuskan adanya solusi untuk masalah tersebut. Jam Bumi merupakan salah satu kegiatan penghematan energi yang bertujuan untuk menghemat sumber energi non-renewable seperti batubara dan minyak bumi. Salah satu bentuk energi yang mudah untuk diamati pengaruh dari Jam Bumi adalah energi listrik. Besar penghematan yang diperoleh dari Jam Bumi dapat dilihat dari besar penurunan nilai beban puncak, beban puncak siang, beban rata-rata tahunan dan beban rata-rata per jam dalam satu tahun.
Pada skripsi ini, dilakukan analisis terhadap penurunan konsumsi energi listrik yang dihasilkan oleh Jam Bumi. Penurunan konsumsi energi listrik yang terjadi berkisar dari 500-2000 MW dari pelaksanaan tahun 2009-2014 dengan durasi waktu sekitar dua jam.

Indonesian people's need for energy nowadays is very high. The decreasing number of primary energy back-up and limited renewable energy require a solution for these problems. Earth Hour is one way for energy saving which aims to save non-renewable energy sources, such as coal and oil. An energy form which is easy to be observed in Earth Hour is electric power. The amount of energy saved from Earth Hour can be seen from the decreasing rate of peak load, daylight peak load, annual average load, and average load per hour in one year.
In this paper, an analysis of electric power decrease by Earth Hour is conducted. From Earth Hour events which were held for about two hours during 2009 ? 2014, the electric power consumption decrease was about 500?2000 MW.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>