Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rustiono Widodo
"Kawasan Rawan Bencana KRB III Gunung Merapi adalah kawasan yang letaknya dekat sumber bencana, oleh sebab itu kawasan ini harus bebas dari permukiman penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk: 1 melihat kondisi yang menyebabkan masyarakat tetap tinggal di KRB III Gunung Merapi 2 melihat kondisi kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana letusan gunung api 3 membuat indeks kesiapsiagaan masyarakat dengan metode skoring dan pembobotan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mixed method. Penentuan jumlah responden dengan rumus Slovin dengan batas toleransi 7 persen dan terpilih sebanyak 151 responden. Penentuan responden untuk kepala keluarganya dengan menggunakan sistematik random sampling. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat tetap tinggal di daerah rawan bencana menggunakan analisis deskriptif. Sementara untuk indeks komposit kesiapsiagaan menggunakan lima parameter yaitu pengetahuan bencana, kebijakan kesiapsiagaan bencana, rencana tanggap darurat, peringatan dini bencana dan mobilisasi sumber daya. Selanjutnya, setiap pertanyaan yang sudah dikelompokan berdasarkan parameter dikalikan dengan nilai bobot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 61,6 persen masyarakat merasa nyaman dan tenteram tetap tinggal di daerahnya meski daerahnya rawan bencana. Kenyamanan ini dikarenakan faktor lingkungan, ekonomi, dan sosial. Faktor lingkungan terutama kesuburan tanah, potensi pasir, kerikil dan batu. Sebanyak 56,9 persen penduduknya berpenghasilan lebih besar dari upah minimum regional kabupaten yang sebesar 1,4 juta rupiah per bulan. Sebanyak 92,7 persen mereka mempunyai kerabat yang masih tinggal di satu lokasi dan 95,4 persen aktif dan ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan seperti arisan, pengajian, dan perkumpulan lainnya. Sementara itu indeks kesiapsiagaan di daerah penelitian dalam kategori sedang atau dalam kondisi siap dengan nilai 66,83.

Disaster Prone Areas KRB III of Mount Merapi is an area that located near the source of the disaster, therefore that area must be free from residential areas. This study aims to 1 considering the conditions that cause people to stay in KRB III of Mount Merapi 2 analyze the factors of community preparedness to face of volcanic eruption disaster 3 Create a community preparedness index using the scoring and weighting method. This research is conducted by mixed method approach. Determination the number of respondents carried out by Slovin formula with a tolerance limit of 7 percent and selected 151 respondents. Determination of respondent for head family by using systematic random sampling. Determination the factors that cause people to stay in disaster prone areas using descriptive analysis. As for the composite index preparedness used five parameters namely disaster knowledge, disaster preparedness policy, emergency response plan, disaster early warning, and resource mobilization. Then each question that has been grouped by parameter multiplied by the weight value.
The results showed that 61.6 percent of people feel comfortable and peaceful stay in their area despite the disaster prone areas. This convenience is due to environmental, economic, and social factors. Environmental factors, especially soil fertility, the potential of sand, gravel, and stone. 56.9 percent of the population earns more than the district minimum wage of 1.4 million rupiahs per month. About 92.7 percent of them have relatives who still live in one location and 95.4 percent active and participate in community activities such as arisan, pengajian, and other associations. Meanwhile, the index of preparedness in the research area is in the medium category with a value of 66.83.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Fathimah Salipi
"Adanya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 tak hanya mengakibatkan adanya korban jiwa dan kerusakan material di Kecamatan Cangkringan, termasuk juga lumpuhnya perekonomian di sekitar kawasan lereng Merapi. Namun, dengan adanya semangat kewirausahaan masyarakat Cangkringan yang terletak di Kawasan Rawan Bencana III, kini perekonomian masyarakat Cangkringan telah berangsur pulih kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi pembangunan sosial dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan individu, masyarakat lokal, serta pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dan dilakukan menggunakan metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, pengumpulan data, serta dokumentasi dari para pihak terkait. Selanjutnya dalam hasil temuan lapangan, penelitian ini menemukan beberapa kendala dalam pengembangan usaha masyarakat lokal di sektor pariwisata baik dari pihak internal, eksternal ataupun kebijakan terkait.

Mount Merapi eruption disaster in 2010 has not only caused the loss of life and material damages in Cangkringan District, but also included the economic collapse in the vicinity of the slopes of Mount Merapi. However, by the entrepreneurship spirit of the Cangkringan Community located in the Disaster Risk Areas III, now the Cangkringan Community economy has gradually recovered.
This study aims to analyze social development strategies achieving community welfare with individual approach, local community, and local government of Sleman Regency. This research used qualitative descriptive type and data collection methods by conducting interview, observation, data collection, and documentation from related parties. Furthermore, based on the findings of the field, this study found several obstacles in the development of local businesses in the tourism sector either from internal, external or related policies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Ari Witoko
"Tesis ini membahas pengaruh mitigasi bencana,social support, dan social capital terhadap keberfungsian keluarga dengan studi kasus pada masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan observasi dan wawancara mendalam (deep interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat kuat antara mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama dengan keberfungsian keluarga dengan nilai r sebesar 0,619.
Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan oleh mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,384 dan F hitung sebesar 17,833. Hal ini berarti bahwa sebesar 38,4 % keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor mitigasi bencana, social support, dan social capital serta selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Dari hasil analisis kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam dengan warga serta berbagai pihak terkait diketahui bahwa apabila mitigasi bencana terus digalakkan dan diperbaiki, social support ditingkatkan, dan social capital dikembangkan, maka keberfungsian keluarga akan semakin meningkat dan tetap dapat berjalan meskipun dalam kondisi rawan bencana.

This thesis discusses the influence of disaster mitigation, social support, and social capital against the functioning of family with a case study on disaster- prone communities eruption of Mount Merapi in Sleman Special Region of Yogyakarta. This research using descriptive analysis method with observation and in-depth interviews. The results showed that there is a positive and significant influence of variables disaster mitigation, social support, and social capital together toward family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi in Sleman district of Yogyakarta Special Region. Correlation analysis showed there was a strong positive relationship between the level of disaster mitigation, social support, and social capital together with family functioning with r value of 0.619.
From the results of the regression analysis also showed that the effects shown by disaster mitigation, social support, and social capital together against the functioning of the family is positively and significantly to the value of R Square of 0.384 and F count equal to 17.833. This means that 38.4% of family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi affected jointly by disaster mitigation factors, social support, and social capital as well as the rest influenced by other factors. From the analysis of questionnaires, observations, and interviews with residents and various stakeholders in mind that if disaster mitigation continue to be encouraged and improved, enhanced social support and social capital is developed, it will increase family functioning and still be able to run even in conditions of disaster-prone."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dety Novia Utami
"Keberadaan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman membuat lahan pertanian subur sehingga menjadi daya tarik bagi manusia untuk menempati wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan tuntutan penduduk akan ketersediaan lahan terbangun tinggi pula, sehingga membuat daya dukung lingkungan pada Kabupaten Sleman menurun. Akan tetapi, aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjadi sebuah ancaman bagi masyarakat yang bermukim di kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Prediksi terhadap ketersediaan lahan serta kaitannya dengan kawasan rawan bencana, dan daya dukung lingkungan perlu untuk dilakukan. Data kependudukan 2007-2017 dan citra Landsat 7 ETM 2007, 2012, dan Landsat 8 OLI 2017 akan digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel dalam model dinamika spasial. Sedangkan, data fisik serta data aksesibilitas seperti kemiringan lereng, bentuk medan, jarak dari sungai, jarak dari kawasan lindung, jarak dari jalan, dan jarak dari pusat pertumbuhan ekonomi akan digunakan sebagai faktor pembatas wilayah terbangun. Daya dukung lingkungan dapat diamati melalui model sistem dinamis hubungan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan dalam kurun waktu tahun 2007-2100, kemudian dijadikan model dinamika spasial untuk diketahui perilaku spasialnya. Prediksi hasil dari model ini, menunjukkan bahwa lahan terbangun semakin meningkat tiap tahunnya, memadati wilayah yang sesuai untuk lahan terbangun, dan kemudian berkembang pada wilayah yang kurang sesuai untuk lahan terbangun serta menempati kawasan rawan bencana Gunung Merapi.

The existence of Mount Merapi in Sleman Regency makes the agricultural land so fertile and that becomes the attraction for humans to occupy the region. A high population growth will lead to the residents demand of the availability built up land higher, that makes the environmental carrying cappacity in Sleman Regency decrease. However, the volcanic activity of Mount Merapi becomes a threat to the people who live in the area of Disaster Prone Areas of Mount Merapi. Predictions on the availability of land as well as the relation to the disaster prone areas, and the carrying capacity of the environment needs to be done. 2007 ndash 2017 population data and Landsat 7 ETM 2007, 2012, and Landsat 8 OLI 2017 imagery will be used in this research as variable in the spatial dynamics model. Meanwhile, physical and accesibility data such as slope, landform, distance from the river, distance from protected area, distance from road, and distance from the center of economic growth will be used as limiting factor of built up land. Environmental carrying capacity can be observed through a dynamic system model of the relationship between population growth and land availability within the period of 2007 2100, then made into the spatial dynamics model to know its spatial stance. The results of this model show that built up land increasing every year, packed areas that are suitable for built up land first, then encroach on areas which not suitable for built up land and Mount Merapi Disaster Prone Areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moertjipto
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
394.41 MOE u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Pinandhita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis implementasi UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dalam bencana letusan Gunung Merapi tahun 2010 di Kabupaten Sleman yang dikhususkan pada mitigasi dalam tahap prabencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan juga menggunakan metode pengumpulan data kualitatif melalui wawancara beserta data sekunder. Hasil menyebutkan bahwa implementasi kebijakan penanggulangan bencana telah diwujudkan dengan adanya upaya mitigasi fisik dan non fisik dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang telah direncanakan dalam RPJMD tahun 2005-2010. Penelitian ini menyarankan dalam mitigasi bencana perlu meningkatkan sosialisasi dengan berbagai pendekatan; meningkatkan kualitas dan kuantitas EWS; menambah jumlah personil Tim SAR beserta kelengkapannya; memberdayakan peran BPBD dengan mengembangkan kebijakan maupun kegiatan mitigasi yang baru.

ABSTRACT
This thesis discusses the analysis implementation of regulation number 24/2007 on Mount Merapi disaster 2010 in Sleman district especially the stage of pre-disaster in mitigation. This research uses qualitative approach and qualitative method data from interview therewith secondary data to get some research data. Result of this research mention the policy implementation of disaster management realized with the mitigation of physical and non physical from Sleman Government in RPJMD year of 2005-2010. This research suggest need to improve socialization of disaster mitigation with a variety of approaches; improve the quality and quantity of EWS; increase the personnel of SAR and the equipment too; empower the BPBD role in developing policy or activities of mitigation."
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herliawati Agus Prihatin
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai gambaran ketangguhan perempuan serta faktorfaktor yang memengaruhi ketangguhan pascaerupsi Merapi. Motherhood spirit sebagai embrio dalam membentuk ketangguhan, yang termanifestasi dalam aspek maternal, sosial, dan politik. Dalam proses pembentukan ketangguhan, ada beberapa faktor yang memengaruhi yaitu faktor internal terkait dengan kemampuan dan kapasitas diri (cara pandang, sikap, keterampilan sosial dan komunikasi) serta faktor eksternal terkait dengan dukungan pihak luar (dukungan keluarga dan masyarakat).

ABSTRACT
This thesis discusses the overview of women's resiliency and some factor which affect resilience after eruption. Motherhood spirit as an embryo in the form of women resiliency, which is manifested in aspect of maternal, social, and political. In the process of forming of resilience, there are several factor that affect women resilience, that is internal factor refer to internal capability and capacity (perspective, attitude, social and communication skill) as well as external factor associated with external support (family and sosial support).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfansyah Aswaly
"Pada daerah penelitian, longsor terjadi akibat aktivitas penambangan tuf menggunakan alat sederhana. Penelitian ini akan mengevaluasi stabilitas lereng di area tersebut karena penambangan tuf tradisional tersebut dapat membahayakan stabilitasnya. Metode yang digunakan meliputi scanline, pengujian sifat fisik dan mekanika batuan, analisis kinematik, pembobotan massa batuan, pembobotan massa lereng dan analisis terhadap faktor keamanan. Hasil analisis sifat fisik dan mekanik batuan pada 3 lereng menunjukkan perbedaan bervariasi dalam kekuatan batuan. Lereng 1 memiliki kekuatan rata-rata 24,18 MPa, lereng 2 memiliki kekuatan rata-rata 29,12 MPa, sementara lereng 3 memiliki kekuatan rata-rata 22,22 MPa. Hasil analisis Rock Mass Rating (RMR) pada 3 lereng menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Lereng 1, 2, dan 3 memiliki RMR masing- masing 68, 70, dan 68, yang semuanya termasuk dalam kelas II atau baik. Analisis kinematika ditemukan potensi longsoran baji dan potensi guling di 3 lereng penelitian. Nilai SMR pada lereng 1 adalah 44 untuk tipe longsoran baji dan 68 untuk tipe guling, pada lereng 2 sebesar 46 untuk tipe longsoran baji dan 70 untuk tipe guling, serta pada lereng 3 sebesar 44 untuk tipe longsoran baji dan 68 untuk tipe guling yang menandakan semuanya tergolong dalam kelas III dan II. Hasil analisis faktor keamanan menunjukkan variasi nilai pada 3 lereng. Faktor keamanan untuk lereng 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 4,9039, 4,9356, 2,3877 untuk tipe longsoran baji dan 4,853, 5,088, 4,758 untuk tipe longsoran guling. Rekomendasi perkuatan lereng untuk menjaga stabilitas lereng dengan bolting atau anchoring.

In the study area, landslides occur due to tuff mining activities using simple tools. This research aims to evaluate the slope stability in the area since traditional tuff mining may endanger its stability. The methods used include scanline, testing of physical and mechanical rock properties, kinematic analysis, rock mass rating, slope mass rating, and safety factor analysis. The analysis results of the physical and mechanical properties of the rocks on the three slopes show variations in rock strength. Slope 1 has an average strength of 24.18 MPa, slope 2 has an average strength of 29.12 MPa, while slope 3 has an average strength of 22.22 MPa. The Rock Mass Rating (RMR) analysis on the three slopes shows varying differences. Slopes 1, 2, and 3 have RMR values of 68, 70, and 68, respectively, all of which fall into class II or good. Kinematic analysis reveals potential wedge failures and toppling failures on the three study slopes. The SMR values for slope 1 are 44 for wedge failure and 68 for toppling failure; for slope 2, they are 46 for wedge failure and 70 for toppling failure; and for slope 3, they are 44 for wedge failure and 68 for toppling failure, indicating all slopes are within class III and II. The safety factor analysis results show varying values for the three slopes. The safety factors for slopes 1, 2, and 3 are 4.9039, 4.9356, and 2.3857 respectively for wedge-type failures, and 4.853, 5.088, 4.758 for rotational-type failures. The recommended slope stabilization method to ensure stability is involving the installation of bolting or anchoring."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Dame
"Sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia Indonesia berisiko tinggi pada ancaman letusan vulkanik Berdasarkan penelitian hampir 60 dari total populasi hidup di 16 kawasan gunung api aktif di berbagai wilayah kepulauan di Indonesia Masyarakat yang tinggal di wilayah gunung api dan masih mempraktekkan cara hidup tradisional dianggap memiliki risiko tinggi karena praktik tradisional dapat mempengaruhi resiliensi mereka untuk menghadapi ancaman bencana Studi ini bertujuan untuk mengkaji faktor ekologi sosial yang berkontribusi terhadap usaha resiliensi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Api Rokatenda Palue untuk menuju kemampanan Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif Teori sistem ekologi sosial dalam perspektif resiliensi menjelaskan kompleksitas hubungan yang dinamis antara manusia dan lingkungan terutama pada masyarakat adat yang hidupnya bergantung pada sumber daya alam Teori ini digunakan dalam mengidentifikasi kerentanan dan mengkaji aspek ekologi sosial yang mendukung dan menghambat resiliensi masyarakat adat di Dusun Koa yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Rokatenda di Kabupaten Sikka NTT Studi ini menunjukkan bahwa aspek ekologi sosial yang terdapat pada masyarakat adat sangat berpengaruh pada kerentanan dan kapasitas dalam menghadapi potensi ancaman letusan gunung api.

As one of the countries with the largest number of active volcanoes in the world Indonesia is at high risk of the threat of volcanic eruption Based on previous studies it was stated that nearly 60 of the total population living in 16 areas of active volcano in various islands of Indonesia People who live in the area of the volcano and still practice the traditional way of life considered as high risk community because it may affect their resilience to face the threat of disaster This study aims to analyze social ecological factors that contribute to resilience efforts toward sustainability of the community living in disaster prone area of Rokatenda Volcano in Palu 39 e Island This study applied a qualitative approach with qualitative descriptive method Social ecological systems theory in the perspective of resilience explains the complexity of the dynamic relationship between man and the environment especially in the indigenous communities whose life depend on natural resources The theory is applied in identifying the risks and analyzing social ecological aspects as supporting and hindering factors for community resilience in indigenous people of Koa who live in the disaster prone area of Mount Rokatenda This study showed that social ecological aspects existing in an indigenous community was highly influence the vulnerability and capacity of the community to face a potential threat of volcanic hazard."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>