Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Hamidah
"Penelitian mengenai keanekaragaman lobster air tawar di Kabupaten Sorong Selatan, Maybrat, dan Jayawijaya dilakukan pada bulan Agustus 2016. Penelitian bertujuan untuk melihat keanekaragaman lobster air tawar melalui analisis morfometrik dan DNA Barcoding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik A1-D6 dari ke empat lokasi pengambilan sampel terdapat perbedaan yang signifikan p.

Research on the Research on the diversity of freshwater crayfish in Sorong Selatan Regency, Maybrat, and Jayawijaya conducted in August 2016. The study aims to see the diversity of freshwater crayfish through morphometric analysis and DNA Barcoding. These results indicate that the A1 D6 characteristics of all four sampling sites there are significant differences p
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Zulistiana
"ABSTRAK
Gallus gallus domesticus atau yang dikenal sebagai ayam kampung merupakan hasil domestikasi dari jenis ayam hutan merah Gallus gallus gallus. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Pulau Madura yang memiliki peternakan ayam ketawa hasil domestifikasi dari Kabupaten Sidrap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ayam ketawa dan solusi pemuliaan ayam ketawa untuk mempertahankan sumber daya hayati, oleh karena itu dilakukan penelitian ayam ketawa berdasarkan analisis bioakustik, morfometrik, dan DNA barcoding. Sampel ayam ketawa yang berasal dari Kecamatan Kamal mempunyai rata-rata durasi kokok terpanjang yaitu 6,00 3,0 detik dan rata-rata jumlah suku kata terbanyak berasal dari ayam ketawa Kecamatan Socah yaitu 7,20 5,80. Hasil analisis morfometrik seluruh populasi ayam ketawa di Kabupaten Bangkalan terdapat delapan karakter morfologi yang berbeda signifikan antara populasi ayam ketawa di Kecamatan Kamal dan Kecamatan Burneh yaitu bobot badan, panjang femur, panjang shank, lingkar shank, panjang sayap, tinggi jengger, panjang jari ketiga, dan panjang tulang dada, sedangkan empat karakter morfologi berbeda signifikan antara populasi ayam ketawa di Kecamatan kamal dan Kecamatan Socah yaitu panjang shank, panjang sayap, panjang jari ketiga, dan panjang tulang dada, serta tiga karakter morfologi berbeda signifikan antar individu di Kecamatan Burneh dan Kecamatan Socah yaitu bobot badan, panjang femur, dan lingkar shank. Adanya perbedaan nilai signifikan karakter morfologi antar populasi disebabkan oleh faktor eksternal. Hasil nilai bootstrap tinggi yaitu 1000, sedangkan pada nilai bootstrap terkecil yaitu 382. Jarak genetik sebagai dasar rekonstruksi pohon filogeni yang dihasilkan dari populasi ayam ketawa di Kabupaten Bangkalan yaitu berkisar antara 0,025--1,872. Analisis molekuler melalui teknik DNA Barcoding dengan Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1 COI dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies ayam ketawa di Kabupaten Bangkalan G. g. domesticus dan persebarannya.

ABSTRACT
Gallus gallus domesticus or known as native chicken became domesticated from wild junglefowls Gallus gallus gallus. Bangkalan District is one of the districts located in Madura Island which has breeding domesticated chicken from Sidrap District. The purpose of this research is to know the diversity of ketawa chicken and ketawa chicken Breeding solution to preserve the biological resources, therefore the research of ketawa chicken ketawa is done based on bioacoustic, morphometric, and DNA barcoding analysis. Ketawa chicken samples from Kamal Subdistrict had the longest duration of crowing length of 6.00 3.0 seconds and the average number of syllables ketawa chicken was mostly from Socah Subdistrict of 7.20 5.80. Result of morphometric analysis of whole population of ketawa chicken in Bangkalan District there are eight morphological characters significantly different between ketawa chicken population in Kamal Subdistrict and Burneh Subdistrict are body weight, femur length, shank length, shank circumference, wing length, height of comb, third finger length, and chest length, where as four morphological characters were significantly different between ketawa chicken population in Kamal Subdistrict and Socah Subdistrict, are shank length, wing length, finger length, and chest length, and three significantly different morphological characters between individuals in Burneh Subdistrict and Socah Subdistrict namely body weight, femur length, and shank circumference. The existence of significant difference of morphological character between population is caused by external factor. The result of high bootstrap value is 1000, while at the smallest bootstrap value is 382. Genetic distance as the basis of phylogenetic tree reconstruction resulting from ketawa chicken population in Bangkalan District is ranged from 0,025 1,872. Molecular analysis through DNA Barcoding technique with Cytochrome Oxidase Sub Unit 1 COI Genes can be used to identify Ketawa chicken species in Bangkalan District G. g. domesticus and their distribution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipih Suningsih Effendi
"Ayam ketawa yang juga disebut ayam gaga adalah salah satu ayam hias lokal yang berasal dari Sidrap Sidenreng - Rappang , Sulawesi Selatan. Ayam ketawa memiliki lagu berkokok unik, seperti manusia tertawa. Ayam ketawa yang memiliki pendek dan lambat lagu berkokok bernama tipe lambat, sementara memiliki panjang dan cepat lagu berkokok disebut tipe dangdut. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Sidrap, Sulawesi Selatan sebagai tempat galur murni ayam ketawa, terdiri atas lima daerah yaitu Kanie, Bullo, Macege, Rappang, dan Sidenreng. Lokasi kedua yaitu Kebayoran Lama, Jakarta sebagai daerah distribusi ayam ketawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki sumberdaya genetik ayam ketawa berdasarkan berat badan, bioakustik, dan panjang tulang leher. Dua puluh satu sampel tipe lambat dan delapan sampel tipe dangdut dikumpulkan masing-masing berdasarkan lokasi penyebarannya. Suara kokok data bioakustik tercatat dan dianalisis dengan Cool Edit Pro 2 software Portable. Korelasi antara data bioakustik dan panjang tulang leher atau berat badan dilakukan menggunakan SPSS versi 22 . Menurut uji korelasi Pearson, ada korelasi positif r = 0,7 antara berat badan dan durasi kokok ayam tipe dangdut dari peternakan Sidrap. Korelasi tertinggi sebesar r = 0,9 diperoleh ayam ketawa tipe lambat dari peternakan Jakarta antara panjang tulang leher dan durasi kokok. Rataan durasi suara kokok ayam ketawa tertinggi dihasilkan oleh ayam ketawa tipe dangdut yaitu sebesar 3,89 0,08 berasal dari peternakan Sidrap. Distribusi situs polimorfik sekuens, Cytochrome c Oxidase Subunit-I COI mitokondria yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu pada urutan basa 701?800 sebesar 50 . Hasil rekonstruksi topologi pohon filogenetik menunjukkan bahwa ayam ketawa Bullo dari peternakan Sidrap masih kerabat dekat dengan ayam ketawa di peternakan Kebayoran Lama, Jakarta dengan nilai bootstrap 89,7 . Nilai boostrap tertinggi diperoleh sebesar 96 . Nilai boostrap menjadi tolak ukur penentu tingkat kepercayaan pohon filogeni, hal tersebut menunjukkan bahwa ayam ketawa Bullo berkerabat dekat dengan ayam ketawa Sidenreng dari peternakan Sidrap.

Ketawa chicken well known as ldquo ayam ketawa rdquo belongs to local ornamental chickens originating from Sidrap Sidenreng Rappang , South Sulawesi. Ketawa chicken has unique crowing likes human laughing. Ketawa chicken with long and fast crowing is categorized to dangdut type, while the short and slow crowing is categorized to slow type. This study was conducted at two locations. The first one as is located in Sidrap region of South Sulawesi, consists of five areas, namely Kanie, Bullo, Macege, Rappang, and Sidenreng as origin laocation of pure strain of ketawa chicken. The second location is Kebayoran Lama Jakarta where ketawa chicken is raised outside the place of origin. The objective of present study is to investigate the biodiversity of ketawa chicken based on bioacoustics, body weight, and neck bone length. Twenty one samples of slow type and eight samples of dangdut type from different location are collected. The crowing sound bioacoustics data was recorded and analyzed by Cool Edit Pro Portable 2 software. The correlation between bioacoustics either with the neck bone length or with the body weight was analyzed by SPSS version 22 . According to Pearson correlation test, there were positive correlation between body weight and crowing duration of dangdut type of ketawa chicken from Sidrap. The highest correlation was obtained to 0.9 r 0.9 between the neck bone length and the crowing duration for ketawa chicken slow type from Jakarta. The highest noise duration of 3.89 0.08 was resulted from dangdut type from Sidrap. Cytochrome c Oxidase Subunit I mitochondria resulted from this research, was located at 701 800 base pair by 50 . The phylogenetic tree topology reconstruction revealed that ketawa chickens Bullo from Sidrap showed close relation with their counterparts from Kebayoran Lama, Jakarta at bootstrap of 89.7 . The highest boostrap value was 96 that indicates gaga chicken Bullo was closely related to ketawa chickens Sidenreng, Sidrap. Boostrap value is a barometer in determining the level of confidence of phylogeny tree.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dewi Sriyani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 telah dilakukan dari bulan Agustus 2016 -- April 2017. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis keragaman morfologi ikan gabus sentani Oxyeleotris heterodon dengan metode truss morfometrik dan keragaman genetik dengan DNA barcoding. Sampel ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon sebanyak 56 individu ditangkap dengan menggunakan jaring insang dari tiga stasiun penelitian yaitu Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri. Metode truss morfometrik dilakukan dengan mengukur 26 karakter pada tubuh sampel yang diamati, sedangkan metode DNA Barcoding dilakukan dengan menggunakan Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. Hasil yang diperoleh memperlihatkan nilai korelasi tertinggi terdapat pada karakter B2 dan D5, dengan nilai korelasi sebesar 0,963, sedangkan nilai korelasi terendah terdapat pada karakter A1 dan A4 dengan nilai korelasi sebesar 0,278. Nilai koefisiensi keragaman setiap karakter morfometrik sebesar 31 . Semua variabel berbeda secara signifikan antar setiap lokasi semua variabel memiliki p-value < 0,05 . Terbentuk tiga kelompok/kluster dari analisis morfometrik. Gen Cytochrome C Oxidase Sub Unit 1 COX 1 digunakan sebagai penanda. Daerah penanda Cytochrome Oxidase Sub Unit 1 menghasilkan fragmen DNA berukuran 650 bp. Hasil rekonstruksi pohon filogeni menghasilkan membentuk dua kelompok/kluster. Truss morfometrik dan DNA Barcoding dapat digunakan dalam mengidentifikasi keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon di Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri.

ABSTRACT
Research on the diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 was conducted from August 2016 to April 2017. The aims of this study to identify and analyze the morphological diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon by morphometric truss method and genetic diversity by DNA Barcoding. Gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon samples of 56 individuals were caught by gill net from three research stations that is Ifar Village, Putali Village and Sosiri Village. The morphometric truss method was performed by measuring 26 characters in the sample body observed, while the DNA Barcoding method was performed using Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. The results obtained showed the highest correlation values were in the characters B2 and D5, with a correlation value of 0.963. While the lowest correlation value is on the characters A1 and A4 with a correlation value of 0.278. The coefficient value of each morphometric characteristic is 31 . All variables differ significantly between each location all variables have p value "
2017
T48078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dein Iftitah
"Penelitian keragaman genetik udang mantis di Perairan Pelabuhan ratu dan Cirebon telah dilakukan pada bulan Februari ndash; November 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik udang mantis di perairan Pelabuhan ratu dan Cirebon. Identifikasi udang mantis menggunakan karakter morfologi dan DNA barcoding dengan menggunakan Cytochrome oksidase sub unit I COI . Analisis karakter morfologi menggunakan software PAST v.3.14 Paleontological Statistics dengan metode cluster. Rekonstruksi pohon filogenetik menggunakan software MEGA 6 dengan metode Neighbour Joining berdasarkan model Tamura-3 paramater dengan bootstrap 1000 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stomatopoda yang ditemukan dari lokasi pengambilan sampel terdiri atas Harpiosquilla harpax, Oratosquilla oratoria, Oratosquillina gravieri dan Harpiosquilla annandalei. Rata-rata kelimpahan larva Stomatopoda di perairan Cirebon pada stasiun I, II, III dan IV masing-masing 0,047; 0,018; 0,003 dan 0,003 ind/m3sedangkan larva di perairan Pelabuhan ratu hanya ditemukan di stasiun IV sebanyak 0,003 ind/m3. Hasil dendogram karakter morfometrik terdiri atas tiga kelompok, yaitu kelompok H. harpax Cirebon - H.harpax Pelabuhan ratu , kelompok O. oratoria-H. annandalei, dan kelompok O. gravieri. Kesamaan pada kelompok H. harpax dari Cirebon dan Pelabuhan ratu sebesar 94,5 sedangkan H. annandalei ndash; O.oratoria sebesar 92,5 . Hasil rekonstruksi filogenetik yang dibentuk berdasarkan sekuen yang sudah dicocokkan pada Gene bank yaitu terdiri atas 2 genus yaitu Harpiosquilla dan Oratosquilla.

The study of genetic diversity mantis shrimp in the Pelabuhan Ratu and Cirebon waters was conducted in February November 2016. This study aimed to determine the genetic diversity of the mantis shrimp in the Pelabuhan Ratu and Cirebon waters. Mantis shrimp was identified using morphological characters and DNA barcoding used Cytochrome Oxidase subunit I COI . Analysis character morphological were done using PAST software v.3.14 Paleontological Statistics cluster method. Reconstruction of the phylogenetic tree used MEGA software 6 with Neighbour Joining method based on the model of Tamura 3 parameters by bootstrapping 1000 times. The results showed that stomatopods found from sampling sites consist of Harpiosquilla harpax, Oratosquilla oratoria, Oratosquillina gravieri and Harpiosquilla annandalei. The average abundance of larvae stomatopoda were found in Cirebon waters at station I, II, III and IV 0,047 0,018 0.003 and 0.003 ind m3, respectively, while in the Pelabuhan ratu water fourth station were found as much as 0,003 ind m3. Dendogram of morphometric character consists of three groups, namely H. harpax Cirebon H. harpax Pelabuhan ratu , O. Oratoria H. annandalei group, and the group O. gravieri. Similarities were found H.harpax group of Cirebon and Pelabuhan Ratu as much as 94.5 while H. annandalei O. oratoria was 92.5 . The results of phylogenetic reconstruction were formed by sequences that have been matched in the Gene bank which consists of two genera, Harpiosquilla and Oratosquilla.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Destila Bayu Intan
"[ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi spesies dan distribusi
larva udang mantis di Teluk Banten selama bulan Oktober 2013--November 2013.
Penelitian bertujuan untuk mengukur efektivitas aplikasi DNA barcoding dalam
identifikasi larva udang mantis dan mempelajari pola distribusinya di Teluk
Banten. Larva udang mantis sebanyak 138 individu dikoleksi dengan
menggunakan jaring larva dengan besar mulut 30x30 cm2 dan besar jaring sebesar
500 μm dari 6 stasiun penelitian. Daerah COI sebagai penanda DNA barcoding
efektif dapat digunakan untuk identifikasi larva udang mantis dengan variasi
intraspesies sekuen COI berkisar antara 0,7--2,4%. Distribusi larva udang mantis
berpusat di Stasiun 4 yang ditandai dengan tingginya kelimpahan larva udang
mantis pada lokasi tersebut (P<0,005; ANOSIM). Ordinasi NMDS dan
klusterisasi berdasarkan jarak Bray-Curtis menunjukkan distribusi larva udang
mantis dipengaruhi oleh kondisi perairanTeluk Banten. Faktor lingkungan yang
memengaruhi kelimpahan larva udang mantis adalah suhu, salinitas dan kecerahan
dengan nilai R2 adjusted sebesar 94,5% (P<0,05). Distribusi, kelimpahan, dan
komposisi larva udnag mantis di Teluk Banten juga dipengaruhi oleh pola
perilaku larva (vertical migration) dan arah arus yang memengaruhi perairan
Teluk Banten. Distribusi kelimpahan larva pada lokasi penelitian selama bulan
Oktober--November 2013 bergerak kearah barat Teluk Banten.

ABSTRACT
Planktonic larvae of stomatopoda were collected at six stations in Banten
Bay from October 2013 to November 2013, aimed at assessing effectiveness of
using COI gene for barcoding stomatopoda larvae and studying its distribution in
Banten Bay. A total of 138 stomatopod larvae were obtained by deploying larval
trap of 30x30 cm2 mouth diameters and 500 μm mesh size for approximately 10
minutes just beneath the surface. Five species of stomatopod successfully
identified using COI gene as barcode marker. Variation of intraspecies for COI
gene based on Kimura 2-Parameter (K2P) were found to be ranged from 0,7% to
2,4%. NMDS ordination and Bray-Curtis cluster shown that distribution of
stomatopod larvae affected by hydrodynamic on Banten Bay. Larvae abundance at
six stations in Banten Bay affected by temperature, salinity, and visibility with
score of adjusted R2 is 94,5% (P<0,05). Distribution, abundance, and diversity of
stomatopods larvae are affected by vertical migration and current on Teluk Banten
water.;Planktonic larvae of stomatopoda were collected at six stations in Banten
Bay from October 2013 to November 2013, aimed at assessing effectiveness of
using COI gene for barcoding stomatopoda larvae and studying its distribution in
Banten Bay. A total of 138 stomatopod larvae were obtained by deploying larval
trap of 30x30 cm2 mouth diameters and 500 μm mesh size for approximately 10
minutes just beneath the surface. Five species of stomatopod successfully
identified using COI gene as barcode marker. Variation of intraspecies for COI
gene based on Kimura 2-Parameter (K2P) were found to be ranged from 0,7% to
2,4%. NMDS ordination and Bray-Curtis cluster shown that distribution of
stomatopod larvae affected by hydrodynamic on Banten Bay. Larvae abundance at
six stations in Banten Bay affected by temperature, salinity, and visibility with
score of adjusted R2 is 94,5% (P<0,05). Distribution, abundance, and diversity of
stomatopods larvae are affected by vertical migration and current on Teluk Banten
water.;Planktonic larvae of stomatopoda were collected at six stations in Banten
Bay from October 2013 to November 2013, aimed at assessing effectiveness of
using COI gene for barcoding stomatopoda larvae and studying its distribution in
Banten Bay. A total of 138 stomatopod larvae were obtained by deploying larval
trap of 30x30 cm2 mouth diameters and 500 μm mesh size for approximately 10
minutes just beneath the surface. Five species of stomatopod successfully
identified using COI gene as barcode marker. Variation of intraspecies for COI
gene based on Kimura 2-Parameter (K2P) were found to be ranged from 0,7% to
2,4%. NMDS ordination and Bray-Curtis cluster shown that distribution of
stomatopod larvae affected by hydrodynamic on Banten Bay. Larvae abundance at
six stations in Banten Bay affected by temperature, salinity, and visibility with
score of adjusted R2 is 94,5% (P<0,05). Distribution, abundance, and diversity of
stomatopods larvae are affected by vertical migration and current on Teluk Banten
water., Planktonic larvae of stomatopoda were collected at six stations in Banten
Bay from October 2013 to November 2013, aimed at assessing effectiveness of
using COI gene for barcoding stomatopoda larvae and studying its distribution in
Banten Bay. A total of 138 stomatopod larvae were obtained by deploying larval
trap of 30x30 cm2 mouth diameters and 500 μm mesh size for approximately 10
minutes just beneath the surface. Five species of stomatopod successfully
identified using COI gene as barcode marker. Variation of intraspecies for COI
gene based on Kimura 2-Parameter (K2P) were found to be ranged from 0,7% to
2,4%. NMDS ordination and Bray-Curtis cluster shown that distribution of
stomatopod larvae affected by hydrodynamic on Banten Bay. Larvae abundance at
six stations in Banten Bay affected by temperature, salinity, and visibility with
score of adjusted R2 is 94,5% (P<0,05). Distribution, abundance, and diversity of
stomatopods larvae are affected by vertical migration and current on Teluk Banten
water.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Asri Wiodwati
"Pelacakan keabsahan pelabelan pada produk filet ikan dan olahan ikan penting bagi keberlanjutan konservasi spesies dan keamanan konsumen. Identifikasi produk filet ikan dan olahannya sulit dilakukan saat menggunakan pendekatan morfologi atau konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan pelabelan pada produk filet ikan dan olahannya di Jabodetabek dengan menggunakan Full DNA Barcoding dan Mini DNA Barcoding, serta membandingkan efektivitas kedua metode tersebut. Metode DNA barcoding memungkinkan identifikasi spesies ikan dengan menggunakan urutan nukleotida yang khas dari genom mitokondria pada bagian Sitokrom C Oksidase subunit 1 (COI). Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah full DNA barcoding dan mini DNA barcoding. Sebanyak 113 dari 116 sampel produk ikan dan olahan ikan yang dikumpulkan dari daerah Jabodetabek berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies dengan menggunakan metode DNA Barcoding. Hasil identifikasi spesies dengan DNA Barcoding dan uji keabsahan menunjukkan 69% sampel memiliki label spesies yang tepat, 6% sampel memiliki label spesies yang tidak sesuai, 22% sampel tidak memiliki label spesies, dan 3% sampel tidak berhasil diidentifikasi. Jumlah keberhasilan amplifikasi mini DNA barcoding 3% lebih tinggi dibandingkan full DNA barcoding.

Tracking the validity of labeling on fish fillet and processed fish products is one of the key issues in the sustainability of species conservation and food safety. It is difficult to identify fish fillet products and their processed products when using a conventional or morphological approach. This study aims to determine whether or not there is a labeling error in fish fillets and processed products in Jabodetabek using Full DNA Barcoding and Mini DNA Barcoding, and to compare the effectiveness of the two methods. The DNA barcoding method allows the identification of fish species using the typical nucleotide sequences of the mitochondrial genome in the Cytochrome C Oxidase subunit 1 (COI) section. The methods used in this research are full-length DNA barcoding and mini-length DNA barcoding. The result shows that 113 of 116 samples collected from the Jabodetabek area were identified to the species level. The results of species identification using Barcoding DNA and validity tests showed that 69% of samples had proper species labels, 6% of samples had inappropriate species labels, 22% of samples did not have species labels, and 3% of samples were not identified. The number of successful amplification of mini DNA barcoding is 3% higher than that of full DNA barcoding."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidaul Izzah
"Bacopa sp. merupakan genus tanaman air yang umumnya digunakan sebagai tanaman hias akuarium. Sekitar 60 spesies Bacopa tersebar di seluruh dunia. Namun, data molekuler dan analisis filogenetik terhadap spesies-spesies tersebut masih sangat terbatas. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi tujuh spesies Bacopa menggunakan penanda molekuler dan mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies melalui nilai jarak genetik. Sebanyak tujuh spesies Bacopa diamati secara morfologi dan diidentifikasi secara molekuler menggunakan sekuens rbcL melalui metode DNA Barcoding dan RAPD marker. Hasil amplifikasi DNA Bacopa sp. divisualisasikan pada gel agarosa dengan konsentrasi 1,5% (rbcL) dan 2% (RAPD marker). Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan aplikasi MEGA (rbcL) dan NTSys (RAPD marker) untuk diketahui hubungan kekerabatannya. Amplifikasi tujuh spesies Bacopa sp. menggunakan rbcL menghasilkan tujuh amplikon yang berukuran sekitar 600 bp. Selain itu, amplifikasi menggunakan delapan primer RAPD juga berhasil dilakukan pada lima spesies Bacopa sp. dan menunjukkan tingkat polimorfisme sebesar 100%. Bacopa rotundifolia dan B. myriophylloides tidak berhasil diamplifikasi oleh delapan primer RAPD karena ketidakcocokan cetakan DNA dengan primer. Analisis filogenetik berdasarkan sekuens rbcL menggunakan metode UPGMA menunjukkan bahwa tujuh spesies Bacopa memiliki rentang jarak genetik 0,000—0,024, sedangkan berdasarkan RAPD, tujuh spesies Bacopa memiliki rentang jarak genetik 0,000—0,625. Identifikasi menggunakan sekuens rbcL lebih dianjurkan karena hasil RAPD sulit untuk diinterpretasikan dan dapat menimbulkan salah tafsir.

Bacopa sp. is a genus of aquatic plants commonly used as aquarium ornamental plants. About 60 species of Bacopa are distributed throughout the world. However, data on molecular identification and phylogenetic analysis of this species are still limited. This study was conducted to identify seven species of Bacopa using molecular markers and determine the relationship among species through the value of genetic distance. A total of seven species of Bacopa were observed morphologically and identified molecularly using rbcL sequences through DNA barcoding and RAPD marker methods. The results of Bacopa DNA amplification were visualized on agarose gel with a concentration of 1.5% (rbcL) and 2% (RAPD marker). The data obtained then processed using the MEGA (rbcL) and NTSys (RAPD marker) applications to determine the relationship among them. Amplification of seven species Bacopa sp. using rbcL resulted in an amplicon measuring about 600 bp. In addition, amplification using eight RAPD primers was also successfully carried out on five species of Bacopa and showed a polymorphism rate of 100%. Bacopa rotundifolia and B. myriophylloides were not successfully amplified by eight RAPD primers due to a mismatch of DNA templates with primers. Phylogenetic analysis based on rbcL sequences using the UPGMA method showed that seven Bacopa species had a genetic distance range of 0.000-0.024, while based on RAPD, seven Bacopa species had a genetic distance range of 0.000-0.625. Identification using the rbcL sequence is recommended because RAPD results are difficult to interpret and can lead to misinterpretation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lobster air tawar (LAT) merupakan jenis krustasea asing baru di Danau
Maninjau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis LAT dan beberapa informasi awal tentang LAT yang ada di Danau Maninjau, serta potensi dampaknya terhadap ekosistem danau. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Sigiran, Batu Nanggai, dan Bayur pada bulan Maret 2011. Lobster air tawar ditangkap menggunakan alat tangkap rago (perangkap) yang dipasang pada sore dan diangkat pada pagi keesokan harinya. Rago dilengkapi dengan umpan yang terdiri dari campuran kelapa, pelet, dan ikan mati. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis LAT yang ada di Danau Maninjau adalah Cherax quadricarinatus. Lobster yang tertangkap memiliki ukuran beragam, dengan rerata panjang karapas untuk lobster jantan 50,93 (6,68-80,36) mm, sedangkan lobster betina 54,35 (39,33-73,37) mm. Rerata berat basah total lobster jantan 38,75 (10,9-125,6) gram dan lobster betina 37,49 (12,5-82,4) gram. Selain itu juga ditemukan lobster betina yang membawa juvenil pada kaki renangnya sebanyak 2,36% dari tangkapan total. Beberapa hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagai jenis asing baru, populasi lobster air tawar, Cherax quadricarinatus telah berkembang mantap di Danau Maninjau. Hal ini berdampak positif secara ekonomi, namun juga berpotensi akan berdampak negatif sebagai jenis invasif ."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiselanno, Freddy
"ABSTRAK
Manajemen satwa sebagai sumber pangan di wilayah tropis sangat jarang dilakukan. Kearifan tradisional sebagai salah
satu aspek yang memainkan peran dalam pelestarian satwa
yang sampai saat ini masih tetap dipraktekkan oleh
masyarakat Maybrat di Kabupaten Sorong Selatan. Studi tentang kearifan tradisional suku Maybrat telah dilakukan
untuk melihat sampai sejauh mana prak
tek kearifan tradisional memberikan da
mpak terhadap upaya pelestarian satwa
di Kabupaten Sorong Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahw
a praktek kearifan tradisional seperti penggunaan alat
buru, tempat untuk berburu dan jenis
satwa yang diburu secara tidak langsu
ng memberikan dampak positif guna
mendukung usaha pelestarian satwa di Sorong Selatan.

Abstract
Widlife management as food resources in the tropical areas is very rarely done. Traditional wisdom as an aspect that plays an important role in wildlife sustainability still put into practice by certain tribals. Study on traditional wisdom of Maybrat ethnic group was done to observe the practice of traditional wisdom create important impact to the effort of wildlife sustainability in Sorong Selatan Regency. The results
indicate that traditional wisdom practice such as the use of hunting tools, places for hunting and wildlife hunted that indirectly give positive impact in order to support wildlife sustainability in Sorong Selatan"
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Negeri Papua. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan;Universitas Negeri Papua. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>