Ditemukan 225946 dokumen yang sesuai dengan query
Niken Fitri Astuti
"Hipertensi merupakan faktor utama penyebab kematian lansia secara global. Berbagai upaya telah dilakukan namun belum optimal. Kondisi tersebut mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan terapi non farmakologis guna melengkapi terapi farmakologis salah satunya dengan relaksasi otot progresif dan terapi musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh RESIK terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan pre-post test with control group. Seratus lansia dengan hipertensi dibagi menjadi dua kelompok menggunakan stratified random sampling dan purposive sampling. Setelah dilakukan 11 sesi terapi RESIK dalam 6 hari, analisis t-test menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 29,2 mmHg pada tekanan darah sistolik dan 16,2 mmHg pada tekanan darah diastolik. Kesimpulannya, RESIK dapat menurunkan tekanan darah sistolik (p value = 0,000; α = 0,05) namun tidak signifikan menurunkan tekanan darah diastolik (p value = 0.167; α = 0,05). Terapi ini disarankan untuk diterapkan sesuai dengan prosedur dan dilakukan secara rutin untuk mendapatkan pengaruh yang maksimal.
Hypertension is a major factor causes the death of older people globally. Various efforts have been made but are not optimal. These conditions encouraged scientists to develop nonpharmacological therapies to complement pharmacological therapy, one of them was progressive muscle relaxation and music therapy. The purpose of this study was to determine the influence of RESIK toward blood pressure in older people with hypertension in Depok. This study used quasi experimental design with pre-post test with control group approach. One hundred older people with hypertension divided into two groups using stratified random sampling and purposive sampling. After 11 RESIK therapy sessions in 6 days, t-test analysis showed the decrease of blood pressure in 29.2 mmHg at systolic blood pressure and in 16.2 mmHg at diastolic blood pressure. In conclusion, RESIK could decrease systolic blood pressure (P value = 0,000; α = 0,05) but it could not significantly decrease diastolic blood pressure (P value = 0.167; α = 0,05). This therapy was recommended to be applied in accordance with the procedure and done regularly to get the maximum influence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47987
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Didi Kurniawan
"Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara diam-diam (silent killer) karena tidak disadari oleh penderitanya. Hipertensi juga menjadi masalah kesehatan yang paling banyak dialami lansia. Pengendalian hipertensi pada lansia diharapkan dapat mengurangi komplikasi akibat hipertensi. Oleh karena itu penulis mengembangkan program pengendalian hipertensi pada lansia melalui Program MERONA. Tujuannya memberikan bukti evidence based practice dalam mengendalikan hipertensi dengan melibatkan 10 keluarga dan 60 lansia di komunitas yang dipilih menggunakan cluster random sampling. Program ini merupakan integrasi manajemen diri hipertensi dan terapi relaksasi yaitu terapi musik, relaksasi otot progresif dan relaksasi nafas dalam. Metode yang digunakan yaitu one group pre test and post test design yang dilaksanakan selama 12 minggu dengan pemantauan oleh penulis, keluarga dan support group melalui pendekatan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas. Evaluasi terhadap perilaku lansia dan kemandirian keluarga dilakukan menggunakan kuesioner pada akhir minggu ke 12. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada minggu ke 4, 8 dan 12. Hasil intervensi program MERONA yaitu terjadi peningkatan perilaku lansia (pengetahuan, sikap, psikomotor) dan tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan hipertensi, adanya penurunan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia. Hasil penerapan program MERONA diharapakan dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan komunitas.
Hypertension is a disease that can cause death silently (silent killer) because the sufferer is not aware of it. Hypertension is also the most common health problem experienced by the elderly. Controlling hypertension in the elderly is expected to reduce complications due to hypertension. Therefore, the authors developed a hypertension control program in the elderly through the MERONA Program. The aim is to provide evidence based practice in controlling hypertension by involving 10 families and 60 elderly people in the community selected using cluster random sampling. This program is an integration of hypertension self-management and relaxation therapy, namely music therapy, progressive muscle relaxation and deep breathing relaxation. The method used is one group pre test and post test design which was carried out for 12 weeks with monitoring by the author, family and support group through family and community nursing care approaches. Evaluation of the behavior of the elderly and family independence was carried out using a questionnaire at the end of week 12. Blood pressure measurements were carried out at weeks 4, 8 and 12. The results of the MERONA program intervention were an increase in elderly behavior (knowledge, attitude, psychomotor) and the level of family independence in hypertension treatment, a decrease in the average systolic and diastolic blood pressure in the elderly. The results of implementing the MERONA program are expected to be applied in community health services.Keywords: hypertension, elderly, program merona."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Didi Kurniawan
"Hipertensi sebagai pembunuh diam-diam (silent killer) merupakan masalah kesehatan paling banyak dialami lansia. Pengendalian hipertensi pada lansia sangat diperlukan untuk mengurangi komplikasi hipertensi. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan Program MERONA. Tujuan yaitu memberikan gambaran pelaksanaan program merona pada lansia dengan hipertensi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus keluarga dan agregat menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga dan komunitas dengan melibatkan 10 keluarga binaan dan 60 lansia di komunitas yang dipilih menggunakan cluster random sampling. Program ini merupakan integrasi manajemen diri hipertensi dan terapi relaksasi yaitu terapi musik, relaksasi otot progresif dan relaksasi nafas dalam yang dilaksanakan selama 12 minggu. Evaluasi terhadap perubahan perilaku dan kemandirian keluarga dilakukan pada akhir minggu ke 12 menggunakan kuesioner. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada minggu ke 4, 8 dan 12. Hasil implementasi yaitu diperoleh peningkatan perilaku lansia, peningkatan tingkat kemandirian keluarga, dan penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik secara bermakna (p<0,05). Program MERONA disarankan dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan komunitas.
Hypertension as a silent killer is the most common health problem experienced by the elderly. Control of hypertension in the elderly is very necessary to reduce complications of hypertension. Based on these conditions, the MERONA Program was developed. The purpose is to provide an overview of the implementation of the blush program in the elderly with hypertension. The method used is a family case study and an aggregate using a family and community nursing process approach involving 10 foster families and 60 elderly people in the community selected using cluster random sampling. This program is an integration of hypertension self-management and relaxation therapy, namely music therapy, progressive muscle relaxation and deep breathing relaxation which is carried out for 12 weeks. Evaluation of changes in behavior and family independence was carried out at the end of the 12th week using a questionnaire. Blood pressure measurements were carried out at weeks 4, 8 and 12. The results of the implementation were an increase in the behavior of the elderly, an increase in the level of family independence, and a significant decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05). The MERONA program is recommended to be applied in community health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sukmah Fitriani
"Terapi shiatsu modifikasi bersifat nonfarmakologis. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh terapi shiatsu modifikasi sebanyak 8 kali terhadap tingkat kecemasan, kualitas tidur serta tekanan darah sistolik dan diastolik. Penelitian ini menggunakan disain quasi experiment pre dan post-test. Besar sampel 56 responden, dipilih dengan stratified random sampling dan purposive sampling yang dibagi menjadi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil menunjukkan penurunan rata-rata nilai kecemasan sebesar 5,5, gangguan kualitas tidur sebesar 2,36, tekanan darah sistolik sebesar 29,65 mmHg dan diastolik 17.5 mmHg (p = 0.000; 0.000; 0.000). Latihan ini direkomendasikan sebagai salah satu intervensi keperawatan pada lansia hipertensi di komunitas.
Modification on shiatsu therapy is non pharmacological. This study aimed to measure effect of modification on shiatsu therapy toward anxiety level, quality of sleep, systolic and diastolic blood pressure. A quasi-experimental design with pre and post-test between treatment and control groups was applied. Samples were selected by stratified random sampling and purposive sampling. The treatment group was provided by intervention for 8 times. Results showed decrease of anxiety average 5.5, quality of sleep 2.36 and systolic blood pressure 29.65 mmHg and diastolic 17.5 mmHg (p = 0.000; 0.000; 0.000). It is recommended to provide this exercise as nursing intervention at community"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43546
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Alyani Yasmin
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi di masyarakat ialah menganjurkan pengobatan rutin sesuai anjuran dokter serta modifikasi gaya hidup, meliputi pola diet, aktivitas fisik, serta pengelolaan stress. Tindakan Relaksasi Otot Progresif diberikan dengan tujuan menurunkan tekanan darah, manajemen stress, serta mengurangi ketegangan otot. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, terlihat perubahan perilaku pada keluarga dengan adanya asuhan keperawatan serta intervensi Relaksasi Otot Progresif. Penurunan tekanan darah juga terjadi setelah dilakukannya rangkaian intervensi keperawatan. Pengelolaan diet, pelaksanaan aktivitas fisik rutin, serta manajemen stres perlu dilakukan keluarga untuk mengendalikan tekanan darah. Tindakan Relaksasi Otot Progresif yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dapat dilakukan oleh tenaga terlatih demi meningkatkan kesehatan keluarga.
Hypertension is a health issue that often occured in Indonesia. Recommendation to reduce hypertension problem is by suggesting medication therapy to a physician and lifestyle modification, including maintenance of good diet pattern, routine physical activity, stress management. The Act of Progressive Muscle Relaxation is administered by the aim of reducing high blood pressure, stress management, and lessen muscle stiffness. Based on the given evaluation, behavioral changes are occurred after the application of nursing care and Progressive Muscle Relaxation. Diet, routine physical activity, and stress management is essential to reduce blood pressure. Progressive muscle relaxation have to used by professionals to increase the state of family health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Wetik, Syenshie Virgini
"Ansietas merupakan masalah psikososial yang paling banyak dialami klien hipertensi. Hal ini terkait dengan respon klien terhadap kondisi kronis kesehatannya. Dampak dari ansietas akan mengganggu produktivitas dan kualitas hidup jika tidak dilakukan penatalaksanaan sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PMR dan CBT terhadap ansietas klien hipertensi, Desain penelitian quasi experimental pre-test dan post-test with control group dengan jumlah sampel 64 responden. Hasilnya adalah penurunan ansietas, peningkatan kemampuan relaksasi serta kemampuan mengubah pikiran dan perilaku negatif pada kelompok yang mendapatkan PMR dan CBT p value < 0.05 . PMR dan CBT direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada ansietas klien hipertensi.
Anxiety is the most widely psychosocial problems experienced in people with hypertension. The impact arising from the anxiety would interfere with productivity and quality of life. This study aims to determine the effect of PMR and CBT for anxiety clients with hypertension. Quasi experimental research design pre test and post test with control group with a sample of 64 respondents. The results is decrease in anxiety, increase relaxation capability and the ability to change negative thoughts and behaviors that are in the group of clients who get PMR and CBT p value."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Bertylia
"Hipertensi adalah masalah fisik yang banyak dialami masyarakat. Masalah kesehatan ini menyerang lebih banyak pada usia lansia. Lansia adalah kelompok umur yang masuk dalam kelompok rentan, sehingga memerlukan penanganan lebih komprehensif karena lansia mulai mengalami kemunduran fungsi fisiologis dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas. Lansia selain rentan mengalami masalah fisik, rentan untuk mengalami masalah psikososial salah satunya adalah ansietas. Penanganan ansietas dapat dilakukan dengan memberikan terapi relaksasi otot progresif. Keberhasilan dari terapi relaksasi otot progresif ini dipengaruhi oleh konsistensi lansia melakukan latihan, adanya media yang dapat membantu lansia dalam mengingat dan mempraktikkan, dan dukungan keluarga. Hasil dari terapi ini, tidak hanya mengatasi masalah ansietas, relaksasi otot progresif bisa juga menurunkan tanda gejala hipertensi, dan keluhan fisik lain yang dialami oleh lansia.
Hypertension is a physical problem that many people experience. This health problem attacks more in the elderly. Elderly is an age group that is included in the vulnerable group, so it requires more comprehensive treatment because the elderly are starting to experience a decline in physiological function and limitations in carrying out activities. In addition to being vulnerable to physical problems, the elderly are prone to experiencing psychosocial problems, one of which is anxiety. Anxiety management can be done by providing progressive muscle relaxation therapy. The success of progressive muscle relaxation therapy is influenced by the consistency of the elderly doing exercise, the presence of media that can help the elderly in remembering and practicing, and family support. The results of this therapy, not only overcome anxiety problems, progressive muscle relaxation can also reduce signs of hypertension symptoms, and other physical complaints experienced by the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fitria Ramadhanti
"Hipertensi merupakan permasalahan umum yang terjadi pada lansia. Hal tersebut dapat terjadi karena pada lansia telah mengalami penurunan fisiologis organ-organ tubuh, salah satunya adalah jantung. Pada usia lanjut, katup jantung akan mengalami penebalan dan kekakuan, penurunan proses pemomampaan, penurunan elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah perifer. tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis hasil intervensi manajemen hipertensi untuk mengatasi masalah tekanan darah pada lansia. Implementasi dilakukan selama 3 minggu di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur dengan memberikan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Sebelum melakukan intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan spymomanometer dan instrumen Hamilton Rating Scale for Ancxiety dalam bahasa Indonesia untuk meniliai tingkat kecemasan. Pada penelitian sebelumnya, hasil reliabilitas dari instrumen ini adalah 0,756 dan hasil validitasnya adalah 0,727, yang berarti bahwa instrumen tersebut sudah reliabel dan valid untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Hasil akhir menunjukkan adanya keefektifan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan lansia. Klien diharapkan dapat terus melakukan terapi musik dan relaksasi nafas dalam setiap hari sebagai salah satu pengobatan non- farmakologi yang dapat dilakukan dengan mudah.
Hypertension is a common problem that occurs in the elderly. This can happen because the elderly have experienced a physiological decline in body organs, one of which is the heart. In old age, heart valves will experience thickening and stiffness, decreased pumping process, decreased elasticity of blood vessels, and increased peripheral blood pressure. The purpose of this paper is to analyze the results of hypertension management interventions to overcome blood pressure problems in the elderly. The implementation was carried out for 3 weeks at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta by providing music therapy interventions and deep breathing relaxation. Prior to the intervention, blood pressure was measured using a sphymomanometer and the Hamilton Rating Scale instrument for Anxiety to assess the level of anxiety. In previous studies, the reliability of this instrument was 0,756 and validity is 0,72, which means that the instrument is reliable. It is valid to be used as research material. The final results showed the effectiveness of music therapy interventions and deep breathing relaxation on reducing blood pressure and anxiety levels in the elderly. Clients are expected to continue to do music therapy and deep breath relaxation every day as a non-pharmacological treatment that can be done easily."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Diyah Ariyeni Widiastuti
"Latar Belakang : Sectio Caesar merupakan tindakan persalinan yang dilakukan dengan cara memutuskan jaringan kontuinitas atau persambungan dengan insisi untuk mengeluarkan bayi. Luka insisi operasi meninggalkan reseptor nyeri. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan maternitas pada pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri dan pengaruh penerapan hand food massage dan relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat nyeri. Pembahasan : Pasien dengan status paritas P1A0 post sectio caesarea hari pertama mengeluh nyeri area luka post operasi (skala nyeri 8/10 ). Pasien mengatakan adanya penurunan tingkat nyeri (skala 8-2) setelah dilakukan latihan hand foot massage dan relaksasi otot progresif selama 5 hari berturut-turut dengan waktu latihan 1x 40 menit setiap harinya disertai konsumsi analgetik pada 2 jam sebelum intervensi tersebut. Kesimpulan : Nyeri post sectio caesarea adalah perasaan tidak menyenangkan yang diakibatkan karena luka sayatan dari insisi pembedahan caesarea. Perpaduan hand food massage dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi dalam menurunkan tingkat nyeri pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri.
Background: Caesarean section is a delivery procedure that is carried out by breaking tissue continuity with an incision to remove the baby. The surgical incision leaves pain receptors. The aim of writing this scientific work is to report maternity nursing care for post caesarean section patients who experience pain and the effect of applying hand food massage and progressive muscle relaxation to reduce pain levels. Discussion: Patients with parity status P1A0 post caesarean section on the first day complained of pain in the post-operative wound area (pain scale 8/10). The patients stated that there was a decrease in the level of pain (scale 8-2) after doing hand foot massage and progressive muscle relaxation exercises for 5 consecutive days with 1 x 40 minute training time per day accompanied by taking analgesics 2 hours before the intervention. Conclusion: Post caesarean section pain is an unpleasant feeling caused by the incision of the caesarean section. The combination of hand food massage and progressive muscle relaxation can be applied as a non-pharmacological therapy to reduce the pain level of post-cesarean section patients who experience pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sutrisno
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama bagi lansia baik secara nasional maupun global. Dampak dari hipertensi penyumbang peringkat pertama terbesar kerugian kesehatan. Hal ini perlunya menjadi perhatian, sehingga dikembangkan Inovasi Liga Tensi untuk mengontrol tekanan darah dan stres lansia di Kelurahan Curug, Kota Depok. Tujuan inovasi ini yaitu memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan Liga Tensi terhadap penurunan tekanan darah dan stres pada lansia. Metode yang digunakan adalah studi kasus keluarga dan agregat dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga dan 38 lansia yang ada di Kelurahan Curug menggunakan convenience sampling. isometric handgrip exercise (latihan IHG) dan latihan autogenik, terdiri atas 6 sesi selama 12 kali pertemuan. Data sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan sphygmomanometer digital, instrumen perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan) keluarga dan lansia dalam mengelola hipertensi dimodifikasi oleh penulis, pengukuran nilai stres menggunakan DASS 21 dan pengukuran tingkat kemandirian keluarga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan lansia (p<0,05) dan penurunan nilai stres secara bermakna (p<0,05), penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (p<0,05) serta peningkatan kemandirian keluarga. Simpulan terjadi penurunan tekanan darah, penurunan stres dan peningkatan perilaku serta tingkat kemandirian keluarga setelah implementasi Liga Tensi. Diharapkan hasil studi ini dapat diaplikasikan oleh perawat dalam penatalaksanaan dan pengendalian hipertensi lansia di komunitas.
Hypertension is a major health problem for the older people, both nationally and globally. The impact of hypertension is the first largest contributor to health losses. This needs to be a concern, so that the Tension League Innovation was developed to control blood pressure and stress in the older people in Curug Village, Depok City. The purpose of this innovation is to provide an overview of the effect of the Nursing Intervention Liga Tensi on reducing blood pressure and stress in the older people. The method used is a family case study and aggregated with a family care approach involving 10 families and 38 older people in Curug Village using convenience sampling. The Liga Tensi innovation is an integration of Isometric Handgrip Exercise and Autogenic Training, consisting of 6 sessions for 12 meetings. Data before and after the intervention were measured using a digital sphygmomanometer and an instruments for measuring behaviours (knowledge, attitudes and skills) of families and the older people in managing hypertension were modified by the author, an instrument for measuring stress values ââusing DASS 21 and measuring family independence. The results showed an increase in knowledge, attitudes, skills of the older people (p<0.05) and a significant decrease in stress values ââ(p<0.05), a decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05) and an increase in family independence. The conclusion is that there is a decrease in blood pressure, a decrease in stress and an increase in behaviour and family independence after the implementation of the Liga Tensi. It is hoped that the results of this study can be applied by nurses in the treatment and control of hypertension in the older people in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library