Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edbert Santoso
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001.Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan.
ABSTRACT
Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan
internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam
proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus
ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam
menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen
lingkungan ISO 14001.
Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3
orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif
yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi,
Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur
Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat
kepentingan yang didapatkan

ABSTRACT
Implementation of a successful management system can provide internal
and external benefits for the organization or institution that adopts it. In the
process of implementing the environmental management system, many criteria
must be determined for the system to be successfully implemented.
This study aims to obtain the best selection results in determining the
critical factors that affect the adaptation of ISO 14001 environmental
management system.
This research was conducted by AHP method with assessment from 3
experts in the field of environmental management system. Of the 19 existing
alternative criteria, the biggest weights are on Energy Conservation, Emergency
Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling.
The research subject have an absolute factor that could cause a different
importance of criteria"
2017
T47680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Athalladika
"Indonesia adalah negara dengan peringkat keempat di dunia dalam segi jumlah populasi, dan salah satu negara yang paling rawan bencana. Salah satu bencana yang dihadapi saat ini adalah pandemi COVID-19, yang sangat berdampak pada perguruan tinggi di seluruh tanah air. 834 dari institusi perguruan tinggi terpaksa beralih ke platform pembelajaran online namun tidak siap. Mempelajari faktor kesiapsiagaan mereka dapat bermanfaat untuk bencana lainnya di masa depan yang mungkin terjadi karena negara ini merupakan bagian dari Ring of Fire. Kesiapsiagaan direpresentasikan lebih baik dibawah istilah resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan sistem untuk bertahan dari sebuah gangguan besar dan kemampuannya untuk pulih dalam jangka waktu yang dapat diterima. Sebuah sistem dinyatakan resilien jika sistem tersebut mampu melanjutkan kegiatan operasional dengan baik pada saat menghadapi peristiwa yang dianggap bencana. Penelitian ini mencoba untuk menemukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap resiliensi krisis untuk institusi perguruan tinggi. Metode Analytical Hierarchical Process (AHP) digunakan untuk mensintesis data yang didapat berdasarkan sejumlah pakar, mulai dari yang merupakan rektor universitas hingga yang merupakan penguji di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hasilnya menunjukkan bahwa 50 kriteria merupakan bagian dari ketahanan institusi perguruan tinggi, dimana kriteria tersebut dibagi kedalam 6 dimensi berbeda. Dimensi "informasi" lah yang memiliki bobot paling tinggi dalam skala kepentingan.

Indonesia is the fourth most populated country in the world, and one of the most prone to disasters. One of the disasters faced is the global COVID-19 pandemic, which heavily affects higher education institutions (HEIs) throughout the nation. 834 of them are forced to switch to online learning platforms but are unprepared. Studying the factors on their preparedness can be beneficial for future disasters that may occur as the country is part of the Ring of Fire. The preparedness is represented under the term resilience. Resilience is a system’s ability to survive a major disruption and recover within an acceptable time frame. A system is resilient if it is able to continue its operations in the face of an event considered to be disastrous. This research attempts to find the factors that contribute to the crisis resilience of HEIs. The analytical hierarchical process (AHP) is used to synthesize data based on several experts, ranging from university rectorates to being an assessor at the National Accreditation Board for Higher Education (BAN-PT). The result shows that 50 criterions are part of HEI resilience divided across a total of 6 dimensions and that the dimension of “information” weights the highest in terms of importance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdanis Setyaning Handika
"ABSTRAK
Meningkatnya upaya sustainability di dunia, mendorong tumbuhnya kesadaran bagi perguruan tinggi untuk turut serta memelihara keseimbangan hidup dengan lingkungan. Sebagai langkah awal tercapainya sustainability di perguruan tinggi adalah melalui implementasi Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001 dan UI GreenMetric. Adanya kesamaan tujuan antara keduanya, membuat analisis terhadap penggunaan ukuran kinerja UI GreenMetric dalam implementasi SML ISO 14001 di perguruan tinggi perlu dilakukan. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diketahui tingkat persetujuan terhadap hubungan antara SML ISO 14001 dan UI GreenMetric dengan menggunakan analisis rata-rata ukur geomean , serta tingkat implementasi keduanya di perguruan tinggi melalui metode penelitian kombinasi. Hasil penelitian ini adalah dalam implementasi SML ISO 14001 dapat digunakan ukuran kinerja UI GreenMetric untuk mendukung pencapaian kinerja lingkungan di perguruan tinggi.

ABSTRACT
Increasing of sustainability effort in the world, encouraging the growth of the consciousness for the higher education to participate maintaining life balance with the environment. As a first step to achieve the sustainability in higher education is through the implementation of ISO 14001 Environmental Management System EMS and UI GreenMetric. The equality objectives of them, making an analysis of the using of UI GreenMetric performance measures in the implementation of ISO 14001 in the higher education is necessary. Based on the analysis, the approval levels of the relationship between ISO 14001 EMS and UI GreenMetric can be known by using the analysis of average measure geomean and the level of both implementation in higher education through a combination research methods. The result of this research is in the implementation of ISO 14001 EMS can be used performance measures of UI GreenMetric to support the achievement of environmental performance in higher education."
2015
T48290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darman Putra
"ABSTRAK
Kapal adalah transportasi laut yang umumnya menggunakan bahan bakar MDO Marine Diesel Oil. Permasalahan timbul saat asap hasil pembakaran terbuang di udara bebas. Setelah itu IMO International Maritime Organization sebagai organisasi induk maritim dunia juga mengamandemen regulasi mengenai penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal ini membuat negara - negara di dunia membuat regulasi yang sesuai dengan amandemen IMO. Indonesia tidak ketinggalan untuk memperbaharui regulasi maritim-nya agar sesuai dengan regulasi yang di amandemen oleh IMO. Namun, Indonesia dengan peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015 belum menerapkan peraturan tersebut dengan sempurna. Disini penulis mencoba untuk analisa skenario dimana penulis mengambil acuan dari projek-projek dari negara yang berhasil menggunakan biodiesel untuk kapal. Analisa projek-projek tersebut menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process

ABSTRACT
Ships are sea transportation which generally use MDO Marine Diesel Oil fuel. The problem arises when the burning smoke is wasted in the free air. Thereafter IMO International Maritime Organization as the world 39s maritime parent organization also amends regulations on the use of more environmentally friendly fuels. This makes countries in the world make regulations in accordance with IMO amendments. Indonesia does not miss to renew its maritime regulations to comply with IMO 39s amendment regulations. However, Indonesia with the regulation of Minister of Energy and Mineral Resources number 12 of 2015 has not implemented the regulation perfectly. Here the author tries to analyze scenarios in which the authors take reference from projects from countries that successfully use biodiesel for ships using AHP Analytical Hierarchy Process. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Gardita Zoraya Viedra
"Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan pesatnya pertumbuhan industri konstruksi adalah dengan selalu memonitor kinerja rekanan pada proses kerja sama. Ditemukan beberapa kendala yang dominan terjadi dalam penilaian kinerja rekanan penyedia barang dan jasa. Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem penilaian pada evaluasi akhir CQSMS untuk meningkatkan kinerja rekanan penyedia barang dan jasa pada proyek konstruksi PT X menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Melalui pendapat pakar, penelitian ini memvalidasi 29 kriteria yang terbagi ke dalam 6 kelompok kriteria (X1) Kualitas Dokumen QHSE Plan, (X2) Implementasi QHSE Plan Tahap Pre Job Activity, (X3) Implementasi QHSE Plan Tahap Work In Progress, (X4) Komitmen Penanganan & Penyelesaian Defect, (X5) Lagging Indicator Kinerja QHSE, dan (X6) Dokumen Pendukung pada evaluasi akhir CQSMS yang berpengaruh terhadap kinerja mutu dan K3L. Kemudian diketahui bobot penilaian terbesar berada pada kriteria (X4.1) Tindak Lanjut Perbaikan Temuan sebesar 17%. Model sistem penilaian telah disusun dan disimulasikan pada 10 sampel penyedia barang dan jasa di PT X dan ditemukan rata-rata peningkatan nilai sebesar 15% dari hasil penilaian menggunakan model penilaian terdahulu.

ne way that can be used in facing the challenges of the rapid growth of the construction industry is to always monitor the performance of vendors in the collaboration process. Several dominant constraints were found in assessing the performance of vendors providing goods and services. This study discusses the development of an assessment system in the final evaluation of CQSMS to improve the performance of vendors on PT X construction projects using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Through expert opinion, this study validates 29 criteria which are divided into 6 groups of criteria (X1) Document of QHSE Plan, (X2) Implementation of QHSE Plan at Pre Job Activity, (X3) Implementation QHSE Plan at Work In Progress, (X4) Commitment of Defect Completion, (X5) Lagging Indicator QHSE Performance, (X6) Other Supporting Document in the final evaluation of CQSMS which affect quality and K3L performance. Then it is known that the largest weight of the assessment is in the criteria (X4.1) Improvement of Findings by 17%. An assessment system model has been developed and simulated for 10 samples of vendors at PT X and found an average value increase of 15% from the assessment results using the previous valuation model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Joice Rosita
"Dalam kompetisi bisnis saat ini, pemasok dipandang sebagai sumber daya yang kritis bagi perusahaan Katana material mempakan hal yang substansial dalam proses produksi dan dan untuk sebagian industri, biaya material mencakup 50% dari harga penjualan. Seleksi dan evaluasi terhadap kinerja pemasok menjadi aktivitas yang sangat penting karena seleksi dan evaluasi yang salah terhadap pemasok dapat memberikan dampak yang buruk bagi kineria perusahaan. Oleh sebab itu evaluasi dan penilaian terhadap kinerja pemasok menjadi bagian yang sangat penting dalam menjamin tersedianya material yang berkualitas untuk prosas produksi.
Penilaian kinerja pemasok meliputi evaluasi dari berbagai kriteria yang berbeda. Tujuan penulisan iesis ini adalah untuk menetapkan kriteria-kriteria yang dianggap panting dalam penilaian kinerja pemasok tersebut. Penentuan knteria dan sub kritena penilaian beserta tingkat kepentingannya diperoleh dengan penyusunan hirarki kriteria penilaian terhadap kinerja pemasok yang meliputi kualitas harga, pengiriman, pelayanamkemampuan keuangan, kemampuan teknik, dan kemampuan manajemen.
Pengambilan keputusan terhadap kepentingan knteria dan sub kriteria tersebut dilakukan oleh pihak-bihak yang berkompeten dalam perusahaan yang berhubungan dengan pemasok yang dilakukan dengan mengisi kuisioner. Kriteria yang dinilai meliputi kualitas, harga, pengiriman, pelayanan, kemampuan keuangan, kemampuan teknik, dan kemampuan manajemen. Setelah memperoleh hasil kuisioner, penulis melanjutkan pengolahan data dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk membuat hirarki metode evaluasi pemasok yang pengolahan datanya menggunakan program Expert Choice.
Hasil dari program Expert Choice menunjukkan bahwa kualiias memperoleh bobot penilaian tertinggi. Kualitas menjadi sangat penting karena dengan kualitas produk yang terjamin mulai dari materialnya, perusahaan menjamin bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan sehingga perusahaan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kriteria dan sub kriteria yang telah tersusun sebagai hirarki bisa dibandingkan dengan sistem evaluasi pemasok yang selama ini telah digunakan oleh pihak perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa mendatang.

In business competition today, suppliers are viewed as critical sources for the company because materials represent a substantial part of the value of products, and for a majority of industries, represent more than 50 per cent of the sales price. Supplier selection and evaluation is one of the most important activities because improper evaluation and selection to their supplier results bad consequences in company performance. Evaluation for suppliers performances becomes the most important part to guarantee availability of the right quality of materials for production.
The performance rating process involves evaluation of different criteria. The purpose of the paper is to determine these criteria that are considered important for the performance evaluation of suppliers. These criteria and sub-criteria as well as their importance levels are obtained with criteria hierarchy arrangement. Decision making to these criteria and sub criteria is executed by parties who have relationship competencies with suppliers. They have asked to till the questionnaire about criteria quality, price, delivery, service,financial ability, technical ability, and management ability. After the questionnaire is obtained, the' next step is to build hierarchy for suppliers evaluation method with Analytical Hierarchy Process (AHP). Data for AHP is proceed by using Expert Choice Program.
Expert Choice result shows that quality have the highest point and as key criteria. Quality becomes the most important thing because with product quality guarantee from the beginning -the material - company can assure to reduce cost in order to increase their profit.
These criteria and sub criteria that have resulted can be compared with evaluation and verification system that have been implemented in the company. It also can be implemented for the company development in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahfudh Asy`ari
"Industri minyak dan gas memiliki peran penting dalam penerimaan pendapatan negara dan ketahanan energi nasional. Peralatan dan instalasi adalah komponen utama dalam proses pengolahan minyak dan gas. Jaminan keselamatan, keamanan dan keandalan peralatan dan istalasi harus dijaga agar terwujud suasana aman, efektifitas, efisiensi dan keandalan. Inspeksi keselamatan peralatan dan instalasi dapat dilakukan secara berkala berdasarkan periode tertentu atau berdasarkan hasil analisis risiko. Peraturan ESDM No. 18 tahun 2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan UsahaMinyak dan Gas Bumi, menyatakan bahwa peralatan dan instalasi yang telah melampaui rentang masa desain, masih dapat digunakan setelah dilakukan evaluasi penilaian sisa umur layan dan dinyatakan masih dapat diperpanjang umur masa pemakaiannya. Evaluasi penilaian sisa umur layan dapat dilakukan oleh lembaga enjinering yang telah memiliki ijin dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Penelitian ini menggunakan metode Analitical Hierarchy Process untuk menentukan lembaga enjinering yang akan dipilih untuk melakukan pekerjaan penilaian sisa umur layan peralatan dan instalasi minyak dan gas. Kriteria dan sub-kriteria diambil dari referensi jurnal kemudian divalidasi oleh para ahli dari perusahaan jasa inspeksi, asosiasi, akademisi dan perusahaan minyak dan gas.

Oil and gas industry has an important role inreceiving state revenues andnational energy endurance. Equipment and installation are the main components of the oil and gas processing. Safety, security and reliability of equipment and installation guarantees must be maintained to realize safe, effective, efficient and reliable. Safety inspection of operating equipment and installations can be conducted periodically based on certain period or the results of a risk analysis. ESDM Regulation No. 18 of 2018 concerning Safety Inspection of Installation and Equipment in Oil and Gas Business Activities, state that equipment and installations that have extended the design life span can still be used after evaluating the remaining life assessment and are declared to have extended service life. The evaluation of the remaining life assessment can be carried out by the Engineering copanies which already has a permit form from the Director General of Oil and Gas. This research usess the Analytical Hierarchy Process method to determine which engineering companies will be selected to carry out work the remaining life assessment of oil and gas equipment and installation. Criteria and sub-criteria are taken from journal references which are then validated by experts from inspection service companies, associations, acdemics and oil and gas companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansyori
"Demam Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. Kasus demam Chikungunya di Kecamatan Limo selama bulan november 2011 - Januari 2012 tercatat sebanyak 193 kasus. Salah satu manajemen demam Chikungunya adalah pengendalian vektor. Ada beberapa alternatif kegiatan yang bisa dilakukan dalam pengendalian vektor demam Chikungunya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas kriteria dan alternatif kegiatan pengendalian vektor dalam manajemen demam Chikungunya di Kecamatan Limo Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis perbandingan berpasangan antar elemen yang dilakukan 10 informan expert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang menjadi pertimbangan prioritas dalam memilih alternatif kegiatan pengendalian vektor adalah lingkungan (0,357), prioritas kedua kelembagaan (0,252), kemudian sosial (0,226), selanjutnya ekonomi (0,092) dan prioritas paling akhir adalah teknologi (0,073), sedangkan alternatif kegiatan pengendalian vektor yang menjadi prioritas utama adalah gerakan 3M (0,482), prioritas kedua adalah pengelolaan barang bekas (0,282), selanjutnya larvasida (0,143) dan prioritas terakhir adalah pemberantasan nyamuk dewasa (0,093).

Chikungunya fever is a disease caused by Chikungunya virus and is transmitted through the bite of Aedes sp. Chikungunya fever cases in the District Limo during November 2011 - January 2012, there were 193 cases. One of Chikungunya fever management is vector control. There are several alternative activities that can be done in vector control.
This study aims to analyze the priority criteria and alternative vector control activities in the management of Chikungunya fever in the District of Limo, Depok. This study is an analytical study by using Analytical Hierarchy Process (AHP) to analyze the pairwise comparisons between elements that done by 10 expert informants.
The results showed that the criteria to be considered a priority in choosing alternative vector control activities are environmentally (0,357), second priority is institutional (0,252), and social (0.226), further economic (0.092) and the last priority is technology (0,073), for the alternative vector control activities, the top priority is the movement of 3M (0,482), second priority is the management of used goods (0.282), further of larvicides (0.143) and the last priority is the eradication of adult mosquitoes (0.093).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Febriano
"Penetapan kriteria dan bobot penilaian yang tepat pada evaluasi penawaran merupakan faktor terpenting dalam seleksi pemilihan penyedia barang/jasa. Seringkali yang dijadikan kriteria utama dengan bobot terbesar pada evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia barang/jasa masih berdasarkan atas penawaran terendah (lowest bid). Saat ini kriteria utama yang digunakan di dalam evaluasi penawaran pekerjaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero) hanya meliputi evaluasi harga penawaran (70 %) dan aspek teknis (30 %). Kriteria lainnya berdasarkan konsep best value evaluation seperti kemampuan teknis, kualifikasi personil, dan target waktu penyelesaian proyek tidak memiliki bobot penilaian yang cukup besar di dalam evaluasi penawaran. Sedangkan kriteria kemampuan manajerial dan kemampuan finansial belum dimasukkan ke dalam evaluasi dokumen penawaran. Tentunya kriteria dan besarnya bobot penilaian tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (performance) peserta lelang ketika nantinya ditetapkan menjadi pemenang lelang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bobot penilaian kriteria yang paling tepat untuk digunakan pada evaluasi penawaran pekerjaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero) dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Untuk itu dilakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus dan objeknya adalah PT Jasa Marga (Persero). Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada responden yang pernah terlibat pada pekerjaan pengadaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh besarnya komposisi bobot penilaian pada evaluasi penawaran untuk kriteria kemampuan finansial sebesar 40 %, harga penawaran sebesar 27 %, kemampuan teknis sebesar 11 %, kemampuan manajerial sebesar 11 %, project performance milestone sebesar 6 %, dan kualifikasi personil sebesar 5 %. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian tersebut dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat besarnya bobot penilaian evaluasi penawaran dari sudut pandang kontraktor untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.

Selecting the most suitable criteria in bidding evaluation method is the most important factor in selecting goods and services supplier. mostly low bid method become the most important criteria with the biggest weighting point on evaluating bid for choosing supplier for goods and services based on low bid methods. This time the major criteria used in evaluating bid procurement project in PT Jasa Marga (Persero) only contain of evaluating bid pricing (70%) and technical aspect (30%). Another criteria based with best value evaluation such as evaluation of technical excellence, personal qualifications, and completion date doesn?t have a large scale weighting point in bidding evaluation. While managerial capability and financial capability not yet included to this evaluation bidding document. This weighting point and all of those criteria will give a significant effect to the performance of all bidders when finally they announce becoming the winner of tender.
The purpose of this research is to find the most suitable weighting point criteria to use for evaluating bid construction project in PT Jasa Marga (Persero) by using Analytic Hierarchy Process (AHP). For that purpose we do some research with study case approach and the object is PT Jasa Marga (Persero). Data research result obtained by distributing questioners and interview to all responden who has involved previously in procurement project in PT Jasa Marga (Persero).
Based on research result we find out the weighting point composition in bidding evaluation for financial ability 40 %, bidding price 27 % , technical ability 11 %, project performance milestone 6 %, and personnel qualification 5 %. Hopefully with all this research result we can do the next research to find out the weighting point scale in bidding evaluation from contractors point of view to get the optimal result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>