Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Prabowo
"ABSTRAK
Dewasa ini, plastik menjadi salah satu dari masalah lingkungan disebabkan karena sifat plastik yang tidak dapat terurai di alam. Masalah sampah plastik ini telah memicu para ilmuwan untuk mengembangkan material ramah lingkungan untuk meminimalisir dampak dari sampah plastik ini. Baru-baru ini penggunaan selulosa yang merupakan salah satu komponen dalam serat alam menjadi sangat massive dimana selulosa ini selain memiliki sifat yang dapat terurai di alam memiliki juga sifat mekanik dan termal yang baik sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pencampuran dengan material plastik yang mengakibatkan meningkatnya kekuatan mekanik dan suhu serta. Pada penelitian kali ini difokuskan untuk menggabungkan antara selulosa dengan poliuretan sebagai matrik. Sayangnya, terjadi ketidakcocokan yang diakibatkan sifat yang berbeda antara kedua material, dimana selulosa bersifat hidrofilik sementara poliuretan bersifat hidrofobik. Mekanisme untuk mencampurkan kedua material yang tidak seragam ini diapat dilakukan melalui teknik cangkok melalui reaksi senyawa diisosianat dengan selulosa. Pada penelitian ini dilakukan karakteriasasi dengan menggunakan Fourier-Transform Infrared FT-IR untuk mengkonfirmasi adanya gugus fungsi pada senyawa yang terbentuk, Simultaneous Thermal Analysis STA untuk mengetahui kesetabilan dan sifat termal dari material, Scanning Electron Microscope SEM untuk memeriksa morphologi permukaan senyawa yang terbentuk serta 1H-Nuclear Magnetic Resonance 1H-NMR untuk membuktikan struktur dari material yang akan terbentuk. Hasil yang didapatkan adalah bahwa struktur dari material yang terbentuk terdiri dari selulosa sebagai chain extender dan hard segment sementara senyawa diisosianat sebagai hard segment yang mengikat antara selulosa dengan polyol sebagai soft segment. Penambahan selulosa sebanyak 2,5 gram dan HMDI sebesar 5 mol dapat meningkatkan secara berturut-turut suhu leleh pada bagian keras dari 417,92 C menjadi 460,72 C dan dari 417,92 C menjadi 467,04 C.

ABSTRACT
Nowadays, plastics, becoming one of environmental problems, cause land pollutions due to its degradability. It has led studies to develop an environmental friendly material to minimise the impacts of those land pollutions. Recently, the usage of cellulose to reduce the land pollution becomes popular in our societies because of its biodegradability and availability. Cellulose, the largest main component of natural fibers besides hemicellulose, lignin, and pectin, has the high strength and specific modulus and lightweight material. Hence, it can be combined into the polymeric material as a filler to improve not only the strength but also degradability of material. This research was focused to combine cellulose and polyurethane as a matrix. Unfortunately, cellulose and polyurethane have different properties in which polyurethane is polar while cellulose is non polar so resulting poor compatibility. The mechanism, however, to enhance the compatibility through interface reaction between isocyanate and cellulose is known as grafting technique. Apart from increasing the compatibility between two different materials, the focus of this research is to investigate the addition of diisocyanate and cellulose on the properties of hybrid polyurethane cellulose material. The experiments were conducted by using Fourier Transform Infrared FT IR to confirm the functional functions, Simultaneous Thermal Analysis STA to investigate thermal stability, Scanning Electron Microscope SEM to examine the surface morphology and 1H Nuclear Magnetic Resonance 1H NMR to probe the structure of hybrid material. The result reveals that the structure of hybrid material consists of cellulose as chain extender in hard segment which connect two diisocyanate compounds and polyol as soft segment. Furthermore, the addition of diisocyanate and cellulose affect the thermal stability of hybrid material in which the addition of cellulose could increase whereas the addition of diisocyanate could decrease the thermal stability. The addition of 2.5 gram of cellulose and 5 mole of diisocyanate can increase hard segment rsquo s temperature from 417,92 C to 460,72 C and from 417,92 C to 467,04 C respectively. "
[, ]: 2017
T48180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmara Yaumal
"ABSTRAK
Lignin merupakan limbah dalam proses pengolahan bubur kayu dan kertas. Dewasa ini pemanfaatan limbah lignin sebagai material baru beluMDI) dan poliol berupa Polyethylene Glycol (PEG) 6000. Variabel bm banyak dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis poliuretan berbasis lignin sebagai kompatibiliser dengan melakukan fungsionalisasi dengan poliuretanisasi. Proses sintesis poliuretan berbasis lignin menggunakan diisosianat berupa 4,4′-Methylenebis (cyclohexyl isocyanate) (Hebas yang digunakan antara lain variasi perbandingan mol PEG : HMDI dan berat lignin yang ditambahkan. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil produk paling baik pada perbandingan PEG : HMDI = 1: 4. Temperatur transisi gelas (Tg) dan temperatur dekomposisi (Td) meningkat seiring meningkatnya kadar lignin, sedangkan stabilitas termal poliuretan lignin menurun dengan meningkatnya kadar lignin. Struktur morfologi permukaan poliuretan berbasis lignin kasar dan berpori.

ABSTRAK
Lignin is a pulp and paper fabrication?s waste. Nowadays the utilization of lignin as a new materials is not exessive. Therefore, in this study lignin based polyurethane as a compatibilizer was fabricated by reacting lignin with polyurethane. The syntesis of the polyurethane based lignin used 4,4′-Methylenebis (cyclohexyl isocyanate) or HMDI as diisocyanate andd Polyethylene Glycol (PEG) 6000 as the polyol Molar ratio of PEG and HMDI = 1: 1, and 1:4, and lignin content of 0,5 g, 2 g, and 4 g were used as variables of the sample. Samples of polyurethane based lignin was characterized by 1H NMR, FTIR, STA, and SEM. The result showed that best product obtained when ratio of PEG : HMDI was 1:4. The glass transition temperature (Tg) and decomposittion temperature of polyurethane-lignin increased when the lignin content increased, while the thermal stability decreased when the lignin content decreased. The surface morphology of polyurethane based lignin was porous and rough."
2016
S63123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aningtyas Gati Candra Dewi
"Indonesia memiliki arah kebijakan energi nasional ke depan yaitu transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Penggunaan energi terbarukan seperti gas alam di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 1,98% dari tahun 2016-2021. Terlebih Indonesia merupakan negara penghasil gas alam terbesar di Asia Tenggara. Ketika pengeboran gas alam dari dalam sumur, terdapat komponen-komponen pengotor seperti gas CO2 yang mana akan menurunkan performa atau heating value dari gas alam. Pemisahan gas CO2 telah dilakukan dengan berbagai metode, seperti adsorpsi, absorpsi, distilasi kriogenik, dan menggunakan membran. Penggunaan membran sendiri juga telah banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan performa dan selektivitas membran terhadap gas CO2. Pada penelitian ini, dilakukan pemisahan membran CA yang dimodifikasi menggunakan monomer PEGMEA untuk pemisahan gas CO2 dalam campuran gas CH4. Modifikasi dilakukan dengan menggunakan metode radiationinduced grafting yang menggunakan sinar gamma Co-60 untuk sumber radiasinya. Membran kemudian dikarakterisasi menggunakan instrumen FTIR, XRD, dan TGADSC untuk mempelajari perubahan yang terjadi setelah membran dimodifikasi. Uji aplikasi dilakukan menggunakan dua jenis gas, yaitu single gas CO2 dan CH4, serta binary gas CO2/CH4. Hasil menunjukan bahwa membran CA yang telah dicangkokkan PEGMEA memiliki nilai permeansi terhadap CO2 yang lebih tinggi sebesar 2,37% dibandingkan yang belum diiradiasi.

Indonesia has a forward-looking national energy policy direction, focusing on the transition from fossil energy to renewable energy. The use of renewable energy, such as natural gas, has seen an annual increase of 1.98% from 2016 to 2021 in Indonesia. Furthermore, Indonesia is the largest natural gas producer in Southeast Asia. During natural gas drilling, impurities such as CO2 gas are present, which can decrease the performance or heating value of the natural gas. CO2 gas separation has been carried out using various methods, including adsorption, absorption, cryogenic distillation, and membrane technology. Research on the use of membranes for CO2 separation has also been extensive, aiming to enhance membrane performance and selectivity for CO2 gas. In this study, the separation of CO2 gas from a CH4 gas mixture was performed using CA membranes modified with PEGMEA monomer. The modification was carried out using the radiation-induced grafting method, employing Co-60 gamma rays as the radiation source. The membranes were then characterized using FTIR, XRD, and TGADSC instruments to investigate the changes occurring after the modification. Application tests were conducted using two types of gases: single gases (CO2 and CH4) and a binary gas mixture (CO2/CH4). The results showed that the CA membrane grafted with PEGMEA exhibited a 2.37% higher CO2 permeation rate compared to the nonirradiated membrane."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clemitson, Ian
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2008
678.72 Cle c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clemitson, Ian
London: CRC Press, 2008
678. 72 CLE c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Haris Mustafa
"ABSTRAK
kompatibiliser jenis baru berbasis poliuretan telah disintesis dan dikarakterisasi. Poliuretan kompatibiliser ini dipersiapkan melalui reaksi dua tahap, yaitu dengan mereaksikan isosianat metilenabis (sikloheksil isosianat) dan poliol polietilena glikol (PEG) berat molekul 4000 g/mol menghasilkan prepolimer, dilanjutkan dengan pencangkokan lignin. Efek dari komposisi lignin dan perbandingan isosianat : poliol terhadap kemampuan kompatibilitas, analisis termal, dan morfologi diinvestigasi melalui pengujian FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), serta SEM (Scanning Electron Microscopy). Diketahui poliuretan dengan perbandingan isosianat : poliol 1:2 dan 1:4 menghasilkan poliuretan-lignin cangkok, ditandai dari pengujian FT-IR dan NMR. Sifat kompatibilitas bervariasi, dengan nilai segmen hidrofilik : hidrofobik masing-masing 0,2 dan 0,635. Morfologi cenderung kompatibel, dengan sedikit segregasi fasa hidrofobik dan hidrofilik. Sementara Tg dari tiap produk berada di kisaran 60 oC dengan temperatur dekomposisi di kisaran 430 oC. Hasil yang didapat mengkonfirmasi potensi poliuretan tersebut sebagai agen kompatibiliser pada polyblend

ABSTRAK
A new family of compatibilizer agent based on polyurethane (PU) were synthesized and characterized. PU have been prepared by two stages reaction. The polymer was prepared by reacting methylenebis cyclohexyl-isocyanate (HMDI) and polyethylene glycol (PEG) with molar mass of 4000 g/mole, then grafting by lignin. The effects of lignin composition and isocyanate/polyol contents on compatible ability, thermal properties, and morphology were investigated by FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), and SEM (Scanning Electron Microscopy). The results of FT-IR and NMR shown that polyurethane with isocyanate : polyol 1:2 and 1:4 yield polyurethane-grafted-lignin. Variation of compatibility value with ratio of hydrophilic/hydrophobic 0.2 and 0.635 were obtained. The morphology tend to have micro-segregated phase of hydrophilic-hydrophobic content. Meanwhile Tg of each product is on 60 oC with decomposition temperature of 430 oC. The results confirmed the potential of these polyurethanes as a new compatibilizer agent of polymer blends.
;"
2016
S64255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melanie Hapsari
"Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan salah satu tanaman yang dianggap sebagai gulma yang dapat merusak ekosistem. Untuk mengurangi efek negatif dan meningkatkan nilai tambah dari eceng gondok, tanaman ini digunakan sebagai salah satu sumber alternatif dalam pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) karena memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Proses pembuatan CMC meliputi beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan, yaitu alkalisasi, karboksimetilasi, netralisasi, purifikasi dan pengeringan. Dua tahap pertama dilakukan dengan mereaksikan serat selulosa eceng gondok yang telah diisolasi sebelumnya dengan NaOH dan ClCH2COOH dalam suatu media reaksi.
Pada penelitian ini digunakan campuran pelarut isobutil-isopropil alkohol. Kemudian, proses netralisasi dilakukan dengan menggunakan asam asetat, purifikasi dengan ethanol 96%, dan pengeringan dilakukan dengan memanaskan dalam oven pada suhu 60°C. Variasi variabel yang dilakukan pada penelitian ini, diantaranya konsentrasi NaOH sebesar 5%, 10%, 20%, 30% dan 35%, serta perbandingan komposisi media reaksi isobutil-isopropil alkohol sebesar 20 ml:80 ml, 50 ml:50 ml, dan 80 ml:20 ml.
Suhu reaksi karboksimetilasi yang ditetapkan ialah sebesar 55°C. CMC yang dihasilkan dikarakterisasi dengan pengukuran nilai Derajat Subtitusi (DS), kemurnian serta analisis gugus fungsional dengan menggunakan FTIR. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan CMC dengan nilai DS tertinggi sebesar 2,33 ada pada kondisi komposisi campuran isobutil-isopropil alkohol 20 ml:80 ml dan konsentrasi NaOH 10% serta rendemen 138,37%, dan kemurnian 94,02%.

Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a plant that is considered as a weed that can damage ecosystems. In order to reduce the negative effects and to increase the added value of water hyacinth, this plant is used as one of the alternative sources in producing carboxymethyl cellulose (CMC) as it has fairly high cellulose content. CMC producing process includes several stages that are performed sequentially, i.e. alkalization, carboxymethylation, neutralization, purification and drying. The first two stages performed by reacting cellulose fibers that has been previously isolated by NaOH and sodium monochloroacetate (ClCH2COONa) in a solvent medium.
This research uses a mixture of isobutyl-isopropyl alcohol as solvent. Then, the neutralization process is done by using acetic acid, purified with 96% ethanol, and drying stage is done by heating in an oven at a temperature of 60°C. Variations variables in this research, including NaOH concentration of 5%, 10%, 20%, 30% and 35%, and the ratio of composition-isobutyl isopropyl alcohol solvent at 20 ml:80 ml, 50 ml:50 ml, and 80 ml:20 ml.
Carboxymethylation reaction temperature is set at 55°C. CMC produced are characterized by measuring the value of (Degree of Substituion) DS, purity and functional group analysis using FTIR. Based on the results, the CMC with the highest DS value of 2.33 is at the condition of mixed composition isobutylisopropyl alcohol 20 ml: 80 ml and the concentration of NaOH 10%, yield of 138.37%, and purity of 94,02%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Habibi
"Pregelatinisasi pati singkong (PPS) mempunyai kemampuan mengembang yang baik akan tetapi daya ikatnya rendah,sehingga menyebabkan tablet menjadi rapuh, khususnya pada tablet cepat hancur. Untuk mengatasi kekurangan tersebut diantaranya adalah melalui modifikasi PPS dengan metode koproses. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat koprosesdari (PPS) dengan hidroksi propil metil selulosa(HPMC) yang selanjutnya digunakan dalam formulasi tablet cepat hancur.
Pada penelitian ini eksipien koproses dibuat dengan menggabungkan suspensi PPS dalam air dengan suspensi HPMC dalam air pada perbandingan 6:1, selanjutnya dikeringkan dengan drum dryer. Terhadap eksipien yang dihasilkan dilakukan evaluasi, selanjutnya digunakan dalam formulasi tablet cepat hancur. Proses pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Tablet cepat hancur dibuat 4 formula (formula ABCD), tablet yang dihasilkan dievaluasi sifat fisiknya yang meliputi kekerasan, keregasan, waktu pembasahan, waktu hancur sesuai dengan persyaratantablet cepat hancur yang baik.
Hasil evaluasi tablet yang dihasilkan menunjukkan hanya formula D yang dapat hancur sesuai dengan ketentuan Farmakope Eropa yaitu kurang dari 3 menit (88,16 ±10,61 detik), serta memiliki karakteristik sebagai berikut; kekerasan 1,73 kp ± 0,32, keregasan 0,69 ± 003,waktu pembasahan 142,66 ± 8,02 detik. Dapat disimpulkan bahwa hanya formula D memenuhi persyaratan tablet cepat hancur,baik sifat fisik maupun waktu hancur tablet.

Pragelatinized cassava starch (PCS) has a good ability to swelled but low binding capacity in tablet formulation, that causing the tablet to become brittle, especially in fast disintegrating tablets. To overcome the lack of them is through the modification of the PCS with the coprocess method. The purpose of this research was to create coprocess excipient from PCS with hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC), then it was used in fast disintegrating tablets formulations by wet granulation method.
In this study an excipient coprocess was made by combining of PPS suspension in water with of HPMC suspension in water at a ratio of 6: 1, then dried with drum dryer. The excipient product was characterized of physical properties. After that, it used in fast disintegrating tablets formulations. The process of making the tablets was by wet granulation method in 4 formula (ABCD formula). The fast disintegrating tablets product was evaluated physical properties which include hardness, friability, wetting time, disintegrating time, in accordance with the requirements of a good fast disintegrating tablets.
The results of the evaluation of the resulting tablets indicate only formula D that can be disintegrated in accordance with the European Pharmacopoeia, which is less than 3 minutes (88,16 ± 10,61second), beside that another properties were; hardness 1.73 ± 0.32 kp, friability ± 0.69 003, wetting time 142,66 ± 8.02 seconds. The conclusion is formula D eligible as fast disintegrating tablets, not only physical properties but also disintegrating time.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Auliya Husni
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan serat rayon terikat silang
yang memiliki ketahanan terhadap kondisi asam dan basa dengan gugus
fungsional Akrilamida (AAm) dan Glisidil Metakrilat-Asam Iminodiasetat
(GMA-IDA). Percobaan ini menggunakan teknik ozonasi dalam udara untuk menghasilkan gugus peroksida dan hidroperoksida yang dapat menginisiasi reaksi kopolimerisasi cangkok. Serat rayon terozonasi dicangkok dengan agen pengikat silang N,N?-Metilendiakrilamida (NBA) dalam media gas N2 dengan berbagai variasi laju alir ozon, lama ozonasi, konsentrasi monomer, dan suhu reaksi untuk mengetahui kondisi optimal pencangkokkan NBA pada serat selulosa. Serat yang telah terikat silang melalui pencangkokkan NBA kemudian diuji ketahanannya dalam asam dan basa. Ozonasi selanjutnya pada serat yang telah terikat silang digunakan untuk mencangkokkan monomer. Pada pencangkokkan monomer AAm, didapatkan bahwa lama ozonasi pada pencangkokkan NBA untuk menghasilkan serat terikat silang,
berpengaruh pada kadar pencangkokkan AAm. Makin lama ozonasi untuk NBA, maka kadar pencangkokkan AAm menjadi berkurang. Pada
pencangkokkan GMA, didapatkan bahwa konsentrasi optimum GMA yang bisa tercangkok pada serat terikat silang adalah sebesar 30% GMA dengan suhu 60°C. Selanjutnya GMA yang sudah tercangkok pada serat terikat silang direaksikan dengan IDA menghasilkan R-co-NBA-g-(GMA-IDA). Spektrum FT-IR menunjukkan telah tercangkoknya monomer-monomer pada serat melalui pengamatan gugus fungsi yang ada.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santoso
"Bakteri Acetobacter.xylinum merupakan bakteri Gram negatif yang mampu menghasilkan senyawa selulosa. Selulosa yang dihasilkan oleh bakteri tersebut memiliki derajat kemurnian yang tinggi dan layak untuk dikembangkan sebagai sumber alternatif penyediaan selulosa bagi berbagai bidang industri yang membutuhkannya.
Selulosa bakteri diperoleh dengan cara memfermentasikan substrat cair yang mengandung gula dengan menggunakan bakteri A. xylinum. Di negara asalnya, Filipina, fermentasi tersebut menggunakan limbah cair air kelapa dan dikenal sebagai produk nata de coco. Produk inipun dikenal di Indonesia dengan nama dagang sari kelapa.
Selain dikenal sebagai produk makanan seperti tersebut di atas, nata yang sebenarnya merupakan bacterial cellulose telah dikembangkan untuk berbagai kebutuhan. Pemanfaatan selulosa bakteri tersebut antara lain dalam bidang industri pembuatan kertas, membran akustik, obat-obatan, kosmetik dan produk makanan (Steinkraus 1983; Sudirjo 1985; Sanchez & Yoshida 1998).
Di Indonesia, produk makanan sari kelapa sudah cukup dikenal, terutama di kota-kota besar. Pembuatan produk tersebut, sebagian besar dilakukan secara industri skala rumah tangga, walaupun beberapa pabrik skala besar juga memproduksi sari kelapa. Pada umumnya, para pembuat sari kelapa kurang atau tidak melakukan proses produksi secara steril. Kendala yang muncul adalah, sering kualitas produk yang dihasilkan menurun atau bahkan kegagalan pada produksi. Hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat kontaminasi dari bibit yang digunakan. Oleh karenanya, isolasi dan pemurnian bakteri A. xylinum yang digunakan dalam industri lokal tersebut merupakan hal yang utama.
Pemanfaatan bakterial selulosa bagi berbagai bidang industri membutuhkan kualitas produk yang stabil. Salah satu kendala yang juga akan dihadapi dalam pemanfaatan limbah bagi substrat fermentasi adalah kualitas substrat yang dapat sangat bervariasi. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan media fermentasi buatan yang komposisi dapat diatur dengan pasti."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>