Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denissa Rahayu Ningtyas
"ABSTRAK
Pada tahun 1998 WHO memaparkan bahwa sebanyak 2,1 penduduk dunia yaitu sekitar 120 juta orang mengalami ketulian. Sebanyak 25 juta diantaranya berada di Asia Tenggara dan 850.000 atau 0,4 penduduknya berada di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang transportasi, sejumlah sarana dibangun demi meningkatkan akses terhadap transportasi tersebut. Sejumlah pemukiman dan fasilitas umum seperti sekolah pun menjadi semakin dekat dengan sarana transportasi terutama kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kereta api terhadap fungsi pendengaran siswa terutama kelas 4 dan 5. Penelitian ini bersifat cross-sectional dan sebanyak 70 siswa diwawancara dan dilakukan pemeriksaan audiometri. Kebisingan diukur dengan menggunakan Sound Level Meter sebanyak 36 titik pengukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dari kereta api dengan gangguan fungsi pendengaran siswa. Namun, adanya riwayat infeksi telinga sebelumnya dan penggunaan earphone/headset memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi pendengaran siswa. Pemeriksaan pendengaran secara berkala bagi siswa sangat dianjurkan untuk mengantisipasi gangguan dimasa yang akan datang. Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan pajanan bising perlu dilakukan oleh pihak puskesmas setempat bekerja sama dengan sekolah. Pada tahun 1998 WHO memaparkan bahwa sebanyak 2,1 penduduk dunia yaitu sekitar 120 juta orang mengalami ketulian. Sebanyak 25 juta diantaranya berada di Asia Tenggara dan 850.000 atau 0,4 penduduknya berada di Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang transportasi, sejumlah sarana dibangun demi meningkatkan akses terhadap transportasi tersebut. Sejumlah pemukiman dan fasilitas umum seperti sekolah pun menjadi semakin dekat dengan sarana transportasi terutama kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kereta api terhadap fungsi pendengaran siswa terutama kelas 4 dan 5. Penelitian ini bersifat cross-sectional dan sebanyak 70 siswa diwawancara dan dilakukan pemeriksaan audiometri. Kebisingan diukur dengan menggunakan Sound Level Meter sebanyak 36 titik pengukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dari kereta api dengan gangguan fungsi pendengaran siswa. Namun, adanya riwayat infeksi telinga sebelumnya dan penggunaan earphone/headset memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi pendengaran siswa. Pemeriksaan pendengaran secara berkala bagi siswa sangat dianjurkan untuk mengantisipasi gangguan dimasa yang akan datang. Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan pajanan bising perlu dilakukan oleh pihak puskesmas setempat bekerja sama dengan sekolah.

ABSTRACT
In 1998, World Health Organization WHO explained that 2,1 of world's population which is about 120 million people suffered from deafness. Around 25 million who suffered from deafness are people in Southeast Asia and 850.000 people are from Indonesia. Along with technological advancement of transportation, more public facilities are build to improve access with the transportation. Number of houses and public facilities such as schools become closer to the train railways. This research aimed to find out the influence of noise intensity from the train against hearing function impairment especially in 4th and 5th grade. This cross sectional research collected data by interviewed 70 students and did the audiometry examination. The noise intensity were measured by using sound level meter and 36 points are measured inside the classes. The result of this research showed that there was no significant correlation between noise intensity from the train and hearing function impairment of student. However, history of ear infection and using earphone headset have significant correlations with hearing function impairment. Do hearing check regularly is recommended for students to anticipate future disruptions. Health examination related to noise exposure is important to do regularly by the health provider and school. "
2017
T47828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Prabaningrum
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan transportasi dan pembangunan prasarananya
membuat masyarakat mudah mengakses sarana transportasi dan mempermudah
mobilitas. Namun, perkembangan ini menimbulkan dampak negatif, salah satunya
kebisingan. Pajanan terhadap bising dapat mengakibatkan dampak kesehatan
terutama pada anak-anak, antara lain gangguan fungsi kognitif seperti konsentrasi.
Usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan
konsentrasi akibat kebisingan dan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif yang
lain. Beberapa sekolah dasar di Jakarta terletak di pinggir perlintasan kereta api yag
sibuk, dimana siswanya berisiko terpajan kebisingan selama berada di sekolah.
Penelitian ini menganalisis hubungan antara kebisingan dengan konsentrasi siswa di
sekolah dasar negeri di pinggir perlintasan kereta api di Kecamatan Tebet. Penelitian
ini merupakan penelitian cross-sectional dengan 68 responden yaitu siswa kelas 4
dan 5. Penelitian ini mengukur kebisingan di kelas, tes konsentrasi dengan digit span,
dan variabel lainnya yang mempengaruhi konsentrasi anak. Hasil pengukuran
menunjukkan kebisingan ekuivalen adalah 66,84 dBA, melebihi baku mutu KepMen
LH No.48/1996 yaitu 55 dBA untuk wilayah sekolah. Hasil analisis bivariat dan
multivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kebisingan
dengan konsentrasi siswa (p-value=0,78 dan p-value=0,716), namun didapatkan OR
3,285. Meskipun kebisingan dengan konsentrasi siswa tidak berhubungan signifikan,
namun pajanan kebisingan >55 dBA dialami siswa setiap hari di sekolah, dimana
mereka menjadi kelompok rentan mengalami gangguan konsentrasi akibat kebisingan.
Rekomendasi untuk mengurangi dampak kebisingan di sekolah adalah dengan
rekayasa lingkungan dan untuk studi selanjutnya agar mengukur kebisingan di
wilayah tempat tinggal siswa serta mengontrol variabel gangguan psikiatri dan IQ.

ABSTRACT
Nowdays, transportation and its infrastructure has developed rapidly in order
to make people easy to access and to mobilize. However, these developments have a
negative impact, such as noise. Exposure to noise might result in health effects,
especially in children, including cognitive function disorders such as lowering the
concentration. Primary school age is a susceptible group for concentration disorder
which may result disruption of other cognitive functions. Several primary schools in
Jakarta are located near the busiest railway crossing, where students are exposed to
noise during school time. This study analyzes the association between noise and
concentration of students in public elementary schools which located near the edge of
the railway crossing in Tebet. This study is a cross-sectional study with 68
respondents from 4th and 5th graders. This study measured noise in the classroom,
assessing concentration with digit span instrument, and other variables which affect
the concentration. Measurement result shows equivalent noise is 66.84 dBA,
exceeding the standard of KepMen LH No.48 / 1996 which is 55 dBA for school.
Results of bivariate and multivariate analysis showed no significant correlation
between noise with student concentration (p-value = 0,78 and p-value = 0,716),
however it showed odds ratio 3,285. Although noise and concentration was not
significantly correlated, students were experiencing noise exposure> 55 dBA at
school, which may lead the students to became susceptible to disturbance due to noise
exposure. Recommendations for reducing noise impacts in schools are by doing
environmental engineering and for further studies it is recommended to measure noise
in the student's residence area and control the variables of psychiatric disturbances
and IQ."
2017
T48560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi Mahidin
"Dalam melaksanakan transportasi darat terutama transportasi kereta api tidak terlepas dari kecelakaan, data terakhir tentang kecelakaan kereta khusus di daerah operasi I Jakarta kereta KRL jalur Jakarta-Bogor tahun 2003 tercatat 53 orang luka ringan, 125 orang luka berat dan 100 orang meninggal dunia. Jeffs kecelakaan adalah jatuh dari kereta, terbentur peron, terkena lemparan batu, tersengat arus listrik, terjepit pintu kereta, terjepit di sambungan kereta, tertabrak pada perlintasan kereta. Kondisi dan tindakan tidak aman kereta api salah satu penyebabnya adalah kurang pengetahuan keselamatan.
Disan penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metoda survei. Survei dimaksud adalah mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan angket, deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan pengetahuan KRL yang berstatus mahasiswa terhadap bahaya dalam menggunakan jasa KRL; prosedur menggunakan kereta KRL, peralatan keselamatan dalam keadaan darurat dan lingkungan (keadaan).
Pengetahuan keselamatan tentang prosedur menggunakan kereta KRL (SOP), FKM sebesar 79% (baik) dan Non-FKM 76% (baik), K3 sebesar 91% (sangat baik) dan Non-K3 67% (baik); Pengetahuan tentang peralatan keselamatan dalam kedaan darurat, FKM sebesar 35% (buruk) dan Non-FKM 30% (buruk), K3 sebesar 51% (cukup) dan Non-K3 18% (sangat buruk); Pengetahuan tentang keadaan, FKM sebasar 94% (sangat bail() dan Non-FKM 94% (sangat baik), K3 sebesar 96% (sangat baik) dan Non-K3 93% (sangat baik).
Perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan peningkatan pengetahuan keselamatan yaitu dengan cara membuat iklan layanan masyarakat di media cetak maupun elektronik dan atau pemberitahuan dapat berupa pemberian informasi melalui microphone, tulisan, papan pengumuman, ballyhoo, dll. Divisi Hyperkes & Keselamatan Kerja diberdayakan semaksimal mungkin dan pada akhirnya tingkat kecelakaan dapat ditekan. Pihak manajemen PT. Kereta Api sebaiknya meningkatkan frekuensi kereta KRL, jadwal keberangkatan tersusun rapi dan atau menambah rangakaian gerbong untuk mengurangi kepadatan yang berlebihan.

on implementation transportation land especially train transportation is not quit of accident, last data about accident of specially area operate for commuter (KRL) I Jakarta class of Jakarta-Bogor year 2003 noted 53 people lightly injured, 125 people hardly injured and 100 people die. Accident type are falling from cart, catch by pet-on, hit by stone hurl, stung by electrics current, jam in cart door, jam in cart extension, bumped cart trajectory. Condition and action is not peaceful passenger of train one of its cause is less knowledge of safety.
Research design is descriptive research with survey method. Such survey to take sample from a population by using unquote, meant descriptive to depict knowledge of passenger of commuter (KRL) which have student status to danger in using service of KRL; procedure use cart of KRL, equipments of safety of emergency and environment ( situation).
Safe knowledge about procedure use cart of KRL (SOP), FKM equal to 79% (goodness) of Non-FKM 76% (goodness), K3 equal to 91% (very good) and Non-K3 67% (goodness); Knowledge about equipments of safety of emergency, FKM equal to 35% (ugly) of Non-FKM 30% (ugly), K3 equal to 51% (enough)of Non-K3 18 % ( so ugly); Knowledge about environment is FKM 94% (very good) and Non-FKM 94% (very good), K3 equal to 96% (very good) and Non-K3 93% (very good).
Company better do repair of make-up of knowledge of safety that is by making society service advertisement media print and also electronic and or notification can in the form of giving of information through microphone, article, pasteboard, ballyhoo, etc. Division of Hyperkes & Keselamatan Kerja as maximum and in the end mount accident of passenger can be depressed. Management from PT. Kereta Api improves cart frequency of KRL, departure schedule lapped over natty and or add wagon to lessen density of abundant passenger.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abi Herdanu
"Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama kepada operator yang bekerja selama 8 jam sehari di area mesin produksi. Dari hasil observasi lapangan, diperoleh Noise Mapping dan Noise Contour area produksi Vial Mesin Spami kebisingannya berkisar 80,7 dBA sampai dengan 87,2 dBA. Hasil pengukuran pajanan bising personal dengan menggunakan Noise Dosimeter didapatkan bahwa dari 24 operator yang bekerja pada area tersebut, 11 pekerja menerima Dosis Pajanan Bising diatas 100% (85 dBA). Salah satu usaha untuk mengurangi dampak kebisingan pada pekerja dengan menggunakan APT Ear Plug dengan NRR 25 dBA. Dosis Pajanan Bising Efektif dengan penggunaan APT pada keseluruhan operator dapat mencapai dibawah 100% (85 dBA). Keseluruhan pekerja sebanyak 24 orang memiliki fungsi pendengaran normal.

Noise is a disorder that can affect comfort and health, especially to the operators who work for 8 hours a day in the machine at production area. Result from observation with Noise Mapping and Noise Countour shows that the noise range at area Vial Production Spami Machine is 80,7 dBA until 87,2 dBA. Results of Personal noise exposure measurement by using Noise Dosimeter found that of the 24 operators working in the area, 11 workers received a Noise Dose Exposure above 100% (85 dBA). One of the actions to reduce the noise risk to workers by using PPE, Ear Plug with NRR 25 dBA. Effective Noise Dose Exposure while use in Earplug on the overall operator can reach below 100% (85 dBA). All of the workers as much as 24 workers have Normal Hearing Functionality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Suherwin
"Keberadaan kereta api di daerah perkotaan selain dapat menjadi sarana transportasi yang murah, cepat dan masal, dapat pula menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat, terutama karena suara bising yang ditimbulkannya. Dampak bising kereta api dapat menyebabkan gangguan kesehatan non auditorik, yaitu gangguan kesehatan selain gangguan pada indera pendengaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gangguan kesehatan non auditorik pada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur kereta api yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan fisiologis yang terdiri dari peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, melambatkan fungsi organ pencernaan, serta timbulnya gangguan psikologis. Disamping itu ingin pula diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan non auditorik tersebut.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi penelitian masyarakat yang tinggal disepanjang jalur kereta api di Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang paling sering tinggal di rumah, yang berjumlah 100 orang dan diambil dengan metode random sampling. Data diambil dengan wawancara, observasi dan melakukan pengukuran. Data-data yang terkumpul diolah dengan tahapan data coding, data editing, data structure, data the, data entry dan data cleaning. Selanjutnya dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariate, menggunakan SPSS for Windows.
Diketahui intensitas kebisingan rata-rata 70,7 dB pada umumnya bersumber dari kereta api. Umur responden rata-rata 45,3 tahun, responden terbanyak adalah wanita, lama tinggal rata-rata 30,9 tahun. jarak tempat tinggal dengan jalur kereta rata-rata 24,4 meter, waktu bising yang paling mengganggu umumnya Siang hari, suhu udara rata-rata 30,8°C dan kelembaban rata-rata 33%. Gangguan kesehatan non auditorik yang timbul terdiri dari gangguan komunikasi 53%, peningkatan tekanan darah 40% (lebih tinggi dari prevalensi hipertensi di Kelurahan Jembatan Besi dan Kecamatan Tambora), gangguan pencernaan 51%, gangguan psikologis 59%. Sedangkan peningkatan detak jantung tidak terjadi. Secara umum responden yang mengalami gangguan non auditorik sebanyak 79%.
Pada analisa bivariat ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara gangguan kesehatan non auditorik dengan jarak tempat tinggal dengan sumber bising, sumber bising dan intensitas kebisingan. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, jenis kelamin, lama tinggal, waktu bising, suhu dan kelembaban tidak menunjukan adanya hubungan dengan gangguan kesehatan non auditorik.
Pada analisis multivariat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kesehatan non auditorik adalah jarak tempat tinggal dengan sumber bising, serta sumber bising. Yang berpeluang lebih besar adalah sumber bising (4,96 kali), sedangkan jarak tempat tinggal dengan sumber bising berpeluang 1,14 kali.
Selanjutnya untuk memastikan adanya hubungan sebab akibat perlu dilakukan penelitian sejenis dengan disain kasus kontrol atau kohort, serta meningkatkan jumlah variabel yang diteliti sehingga dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Daftar bacaan : 26 (1971- 2003)

Non Auditory Health Effect of Noise Exposure at Community Who Live Alongside the Railway in Jembatan Besi Sub-District, Tambora, West Jakarta, 2004The existence of train in urban area is a cheap, quick and mass transportation, on the other hand it can causes a lot of problems in community health , especially because of its noise. Noisy impact of train can cause non auditory health effect, which is health effect besides hearing system.
The aim of this research is to know health effect proportion of non auditory on community who live alongside the railway consist of communications trouble, physiological trouble such as increasing blood pressure, increasing heartbeat, slowing down digestive organ function, and also the incidence of psychological trouble. Besides that, would also like to know the factors influencing non auditory health effect.
The design of the research is cross sectional with population research is community who live alongside the railway in Sub-District of Jembatan Besi District of Tambora. The samples in this research are adult who is in the age of more than 17 years old and live in house frequently. The involving samples in this research are 100 respondents and taken with sampling random method. Data are taken by interview, observation and do measurement. The collected data are processed by step coding, editing, structuring, filing, entering and cleaning. Followed by data analysis of univariat, bivariat and multivariate with SPSS for Windows.
It is known that noise intensity in average is 70.7 dB. It is generally caused by train. The average age of respondent is 45.3 years old, most of respondent are woman, the average length of stay is 30.9 years, the average of residential distance with railways is 24.4 meters, noisy time which bother most is generally daytime, the average of temperature is 30.8°C and humidity is 33%. The arising non auditory effect consists of communications trouble 53%, increasing blood pressure 40% (is higher than hypertension prevalence in Sub-District of Jembatan Besi and District of Tambora), digestive trouble 51%, psychological trouble 59%. While increasing of heartbeat does not happen. Generally respondent suffering from non auditory trouble is 79%.
Bivariate analysis shows that there is a significant correlation between health effects on non auditory and the distance of residence, source of noise, and intensity of noise. While other variables like age, gender, length of stay, noisy time, humidity and temperature do not have significant correlation with health effects on non auditory.
Multivariat analysis shows that most influencing factors on the occurrence of health effects on non auditory are the distance of residence and also the source of noise. Variable having bigger opportunity is the source of noise (4.96 times), while the distance of residence has opportunity 1.14 times.
Furthermore, in order to ascertain the existence of causality need to be conducted by similar research with the design of case control or kohort, and also improve the amount of accurate variable so it that can describe the real condition.
References : 26 (1971 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapta Viva Wibowo
"Gangguan pendengaran pada pekerja minyak dan gas bumi merupakan penyakit akibat kerja utama sampai saat ini. Gangguan pendengaran antara lain disebabkan oleh pajanan bahaya fisik berupa bising. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pajanan bising dan fungsi pendengaran pada pekerja di Platform KE-5 Kodeco Energy. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yaitu meneliti sekaligus variabel independen, variabel dependen, dan vaiabel perancu pada waktu yang bersamaan. Analisis data adalah tabel dengan menggunakan analisis data univariat.
Didapatkan gambaran tingkat bising di platform KE-5 yang melebihi NAB yaitu pada rentang 81 dBA sampai dengan 103 dBA, dan tingkat pajanan bising di platform KE-5 melebihi NAB dengan dosis pajanan bising yang diterima pekerja terdapat di bawah NAB yaitu pada rentang 70,4 dBA sampai dengan 77,5 dBA, serta didapatkan tujuh pekerja dengan gangguan fungsi pendengaran.

Hearing impairment in oil and gas workers is the main occupational diseases. Hearing impairment, among others caused by exposure to physical hazards of noise. This study aims to know the description of noise exposure and hearing impairment in workers at KE-5 Kodeco Energy Platform. The type of research is observational with cross sectional design which examined as well as the independent variable, dependent variable, and confounding variable at the same time.
Obtained noise level at KE-5 Platform which exceeds the TLV is in the range of 81 dBA to 103 dBA, noise dose of exposure that received by workers are still under the TLV is still in range of 70.4 dBA to 77.5 dBA, the level of noise exposure in KE-5 Platform exceeds the TLV by noise dose exposure that received by workers less than the TLV and obtained seven workers with impaired hearing function.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Delfina
"Kebisingan merupakan salah satu permasalahan di dunia industri. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan pendengaran. PT.X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan distribusi alat berat. Beberapa proses kerja di PT.X memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Selain itu, hasil tes audiometri menunjukan bahwa beberapa pekerja di PT. X mengalami gangguan pendengaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi antara pajanan bising dan faktor risiko yang ada dengan kejadian gangguan pendengaran pada pekerja di PT.X tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner, observasi, pengukuran kebisingan dengan sound level meter (SLM), serta menganalisis hasil audiometri pekerja tahun 2013. Pekerja yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 pekerja (10.9%) yang mengalami gangguan pendengaran ringan. Hasil pengukuran kebisingan lingkungan berkisar antara 73-103.6 dBA. Selain itu, pajanan bising efektif (L equivalent efektif) yang diterima pekerja masih dibawah NAB berkisar antara 71 - 83.2 dBA. Dari 5 pekerja yang mengalami gangguan pendengaran, seluruhnya memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. Terdapat 30.4% pekerja yang mengalami NIHL.Tidak ada hubungan yang signifikan pada setiap variabel, namun alat pelindung telinga mempengaruhi kejadian gangguan pendengaran dan NIHL.

Noise is one of the problems in the industrial world. Noise can cause health problems and impaired hearing. PT.X is a company which business engaged in the reconditioning and distribution of heavy equipment. There are several work processes in PT.X which have high noise level. Besides, the result of audiometric test indicates that some of the workers in PT. X suffer hearing loss.
The purpose of this study is to analyze the correlation between noise exposure and the existing risk factors with the incidence of hearing loss in workers PT.X in year 2014. This study uses cross sectional study design by filling out questionnaires by the workers, observation, measuring the noise level with a sound level meter (SLM ), and analyzing the results of audiometric test in 2013. There are 46 workers taken as samples in this study.
The results of this study shows there are 5 workers (10.9%) who suffered a mild hearing loss. The results of environmental noise measurements between 73-103.6 dBA. Besides that, effective noise exposure (Effective L equivalent) received by workers is still below the TWA between 71 - 83.2 dBA. 5 workers with hearing loss have a working period of more than 5 years. There are 30.4% of workers who suffered NIHL (Noise Induced Hearing Loss). There are no correlation at all the variables, but ear protection devices influencing the occurrence of hearing loss and NIHL.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"Optimalisasi kecepatan untuk kereta memainkan peran penting dalam operasi kereta api untuk meningkatkan arus penumpang. Keamanan, ketepatan waktu, penghematan energi, dan kenyamanan adalah beberapa tujuan terpenting yang dipertimbangkan dalam proses perjalanan kereta api dalam paper ini. Metode fungsi objektif majemuk digunakan untuk mencapai tujuan dalam proses perjalanan kereta api. Fungsi objektif majemuk menggunakan metode apriori jumlah pembobotan dimana masing-masing Fungsi Objektif dikombinasikan dengan bobot menjadi Fungsi Objektif tunggal. Simulasi sistem kereta menggunakan constrain hukum newton untuk memodelkan pergerakan kereta. Paper ini melakukan riset simulasi sistem kereta bertujuan untuk mencari konfigurasi bobot pada fungsi objektif untuk mencapai kondisi optimum kecepatan kereta dan melihat performa optimasi pada kondisi sistem kereta normal ataupun sistem kereta dengan gangguan. Hasil penelitian menunjukkan metode optimalisasi kecepatan dengan fungsi objektif majemuk dapat mengatasi gangguan perubahan kemiringan lintasan kereta pada sistem kereta dengan waktu yang singkat. Hasil studi dan simulasi membuktikan bahwa massa kereta yang lebih berat menyebabkan keterlambatan sampai tujuan, lebih sensitive terhadap perubahan kemiringan lintasan kereta, penurunan kecepatan kereta, dan konsumsi energi yang lebih besar jika dibandingkan dengan kereta bermassa yang lebih ringan. Hasil penelitian merekomendasikan konfigurasi bobot optimum kereta sangat bergantung pada jenis kereta. Sistem kereta cepat akan lebih memprioritaskan bobot punctuality dan error distance sedangkan kereta komersial/komuter akan lebih memprioritaskan bobot energy efficient dan comfortability.

Speed ​​optimization for trains plays an important role in rail operations to improve passenger flow. Safety, punctuality, energy saving, and comfort are some of the most important goals considered in the process of train travel in this paper. The method of compound objective function is used to reach the destination in the process of train travel. Multiple objective functions use weighted sum a priori method where each objective function is combined with a weight to become a single objective function. The train system simulation uses Newton's law constraints to model the movement of the train. This paper conducts research on train system simulations aimed at finding weight configurations on the objective function to achieve optimum train speed conditions and seeing optimization performance in normal train system conditions or train systems with disturbances. The results show that the speed optimization method with multiple objective functions can overcome the disturbance of changes in the slope of the train track in the train system in a short time. The results of studies and simulations prove that a heavier train mass causes delays in arriving at its destination, is more sensitive to changes in the slope of the train track, a decrease in train speed, and greater energy consumption when compared to a lighter mass train. The results of the study recommend that the optimum weight configuration of the train really depends on the type of train. The high-speed train system will prioritize punctuality and error distance weights, while commercial/commuter trains will prioritize energy efficient and comfortability weights."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdanto
"Noise Induced Hearing Loss (NIHL) merupakan kejadian yang cukup banyak terjadi pada industry manufaktur yang diakibatkan oleh pajanan kebisingan. Pada PT NGK Busi Indonesia, Jakarta terdapat bahaya kebisingan yang bersumber dari mesin dan peralatan kerja. Penelitian dilakukan secara Cross-sectional atau potong lintang terhadap dosis pajanan bising harian dan keluhan gangguan pendengaran dengan melibatkan faktor perancu berupa usia, masa kerja, APT, merokok, hoby menembak, memakai head-set, menonton konser music rock, mengunjungi diskotik, riwayat penyakit telinga, obat oto/neurotoksik, dan penyakit degeneratif. Dengan metode pengukuran dosis pajanan bisisng harian dan pengisian kuisioner. Berdasarkan analisis hubungan dua variable hanya kebisaan merokok yang memiliki perbedaan yang nyata dengan keluhan gangguan pendengaran dengan nilai p-value < 0,05. Perlu ditingkatkan pelaksanaan Hearing Loss Prevention Program berupa audit awal, identifikasi dan analisi sumber bising, peningkatan pengawasan penggunaan APT, audiometry berkala, program motivasi dan edukasi, dokumentasi dan audit program HLPP.

Noise Induced Hearing Loss (NIHL) is the most event that happen in industrial of manufacture. This event mostly associated by noise exposure. Many noise hazard in PT. NGK Busi Indonesia, Jakarta that sourced from machinery and other working equipment. This study designed by cross-sectional method againts daily noise dose exposure and hearing loss complaints that there are confounding factors such as working period, ear protective equipment, smoking, shooting hobby, listening music with head-set, watching rock concert, discotic, history of hearing illness, neurotoxic drugs, and degenerative illness. This study was using tools such as result of daily noise dose exposure measurement and fullfillment questionaire. According to relationship analysis of two variable there is only factor of smoking habit that have strongly associated with hearing loss complaints with p-value <0,05. This should be improvement of Hearing Loss Prevention Program Implementation such as initial audit, identification and analize noise source, supervise enhancement of ear protective equipment utilization, periodical audiometry, education and motivation programs, documentation and program audit of hearing loss prevention program."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Barry Primanda
"Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Dengan reputasi tersebut, maka mengetahui dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas pesawat di bandara tersebut adalah hal yang penting untuk dilakukan, termasuk dalam hal ini dampak kebisingan pesawat. Pemetaan kebisingan pesawat dengan software INM merupakan salah satu cara untuk mengetahui dampak kebisingan pesawat terhadap pemukiman di sekitar bandara. Hasil pemetaan kebisingan dengan INM menunjukkan bahwa terdapat sejumlah luasan pemukiman yang terkena dampak kebisingan pesawat dengan nilai luasan rata-rata sebesar 45019,2376 m2, luasan maksimum sebesar 49684,5863 m2, dan luasan minimum sebesar 42514,2861 m2. Untuk mengurangi dampak kebisingan pesawat bisa melakukan mitigasi kebisingan pesawat.

Soekarno-Hatta International Airport is the busiest airport in Indonesia. With that reputation, it is important to know the environmental impact as an effect of aircraft activity in the airport, including aircraft noise. Noise mapping with INM software is the one way to idenficate the impact of aircraft noise to the residence area in the vicinity of the airport. The INM results show the area of residence that affected by aircraft noise. The mean value of the residences are affected by aircraft noise is 45019,2376 m2, the maximum value is 49684,5863 m2, and the minimum value is 42514,2861 m2. Reducing the impact of aircraft noise can be achieved with aircraft noise mitigation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>