Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Nuryana
"Di era pasar bebas, suatu wilayah dihadapkan pada tantangan untuk tidak hanya swasembada namun juga dapat berkiprah dalam perdagangan internasional. Jawa tengah merupakan wilayah strategis di Pulau Jawa, penting untuk diketahui sektor penggerak perekonomian wilayah Jawa Tengah yang tidak hanya unggul namun juga mempunyai kemampuan untuk ekspor serta sebaran wilayah basis nya. Informasi mengenai variasi spasial sektor kunci tradable, dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan investor untuk melakukan perencanaan wilayah serta investasi.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi spasial wilayah basis dari sektor tradable kunci perekonomian Tahun 2008 dengan tahun 2013 provinsi Jawa tengah serta hubungannya dengan faktor fisik dan nonfisik wilayah. Penelitian dilakukan dengan melihat sektor kunci perekonomian dari hasil analisis semi LQ tahun 2008 dan tahun 2013. Analisis Semi LQ digunakan untuk menganalisis sektor tradable yang mempunyai keterkaitan paling besar. Sektor migas tidak diikutsertakan dalam analisis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor Industri Pengolahan merupakan sektor kunci perekonomian di Jawa Tengah, pada kedua periode. Analisis LQ memperlihatkan bahwa terdapat 10 wilayah basis Industri Pengolahan di Jawa Tengah, yaitu terdiri dari Kabupaten/kota di sekitar jalur pantura dan serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di bagian tengah baik pada periode 2008 maupun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa secara spasiotemporal sektor industri pengolahan merupakan sektor kunci perekonomian di Jawa Tengah. Analisis hubungan dengan faktor fisik dan non fisik menunjukkan bahwa sebaran wilayah basis terkait dengan Upah minimum regional dan PDRB wilayah.

In a free trade era, a region is faced with a great challenge of not only being self sufficient but also it is expected the region would be able to take part in international trade activity. In this context, Central Java is a strategic area in Java Island and it is important to know the key tradable sectors of economic capacity of the region concerned. Information on such spatial variations of the tradable key sectors can be a consideration for regional government and investors to undertake regional planning and investment priority.
This study aims to analyze the spatial variation of the base region for the key tradable sector of the economy for 2008 2013 as well as its relationship with the physical and non physical factors. The Methods employed consist of Semi Input Output SIO Location Quotient models LQ.
The outcomes show that, first, there are 10 areas of Processing Industry base in Central Java, spreading out mostly along the North part second, spasiotemporally industrial processing sector Is the key sector for the economy in Central Java third, considering physical and non physical factors, One can see that the distribution of the base area is related closely to the regional minimum wages and GRDP
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Haryanta
"Tujuan utama dari pcnelitian ini adalah untuk meneliti sumber perubahan output terutama perubahan output industri pengolahan dari perspektif sisi permintaan dan menca1'i sektor industri pengolahan unggulan di Jawa Tengah, analisis berdasarkan pada pendekatan faktor dekomposisi struktum] dari Chenely (1986) dalam kerangka input output Serta keterkaiatan antar sektor. Pertumbuhan output didekomposisi menjadi empat stunber yaitu ekspansi permintaan domestik, ekspansi ekspor, substitusi impor dan pembahan teknologi. Penelitian ini menggunakan periode waktu lima tahun sehlngga diperlukan tabel input-output dua pesiode yaitu tahun 2000 dan 2004.
Dari analisis ini didapatkan bahwa pembahan output perekonomian di Jawa Tengah di pengaruhi dengan kuat oleh faktor permintamn domestik sebesar 51,9 persen dan faktor ekspansi ekspor sebesar 32,5 pexsen. Sedangkan pada sektor industri pengolahan tetjadiuya pembahan output yang besar selama peziode obsewasi di karenakan faktor ekspansi ekspor sebesar 49,9 person dan falttor pemtintaan domestik sebesar 35,3 persen, dengan demikian sektor indusni pengolahan di Jawa Tengah merupakan sektor yang expori oriented.
Delapan sektor industri pengolahan yang mengalami peningkatan perubahan output terbesar selama periode observasi antara lain industri rokok dan pengolahan tembakau, industri pengilangan minyak, industri gula tebu dan gula kelapa industri kayu dan bahan bangunan dad kayu, industli perabot rumah tangga dari kayu, industri kulit dan alas kaki, indusui tekstil, industri farmasi dan jamu tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa industri pcngolahan di Jawa Tengah adalah industri yang berbasis pada sumber daya alam (resource intensive) dan padat Itmaga ketja (labor mlerzsive).
Sektor industri pengolahan unggulan Jawa Tcngah tahtm 2004 adalah industri pcngolahan dan pengawetan makanan, industri minyak dan lcmak, industri pcnggiliugan padi, industri gula tebu dan gula kelapa, industri makanan temak, industri pemintalan, industri tckstil, industri kayu dan bahan bangunan daxi kayu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri unggulan di Jawa Tengah adalah industri yang padat tenaga kelj a (labor intensive).

The purpose of this paper is to analyze the change of output manufactme industry sector from a demand side perspective and search leading sector rnanuhcture industry in Central Java, the analysis will be based on Chcnery’s (1986) factor decomposition approach input-output tramework and interlinked of sector. Output growth is decomposed into four sources: domestic demand expansion, export expansion, import substitution and intemwdiate demand expansion. The study will cover the period Eve year 2000-2004. For this period used two input-output tables for years of 2000 and 2004.
From this analysis obtain change of economics output in Central Java is influenced powerfully by domestic demand expansion equal to 51,9% and export expansion equal 32,5%. While manufacture industry sector the happen of change of output the bigness during period of observation is it export expansion equal to 49,9% and domestic demand expansion equal to 35,3%, thereby manufacture industry sector in Central Java is sector which was export oriented.
Eight manufacture industry sector of improvement of change of biggest output during period of observation for example smoke and processing of tobacco industry, oil factory industry, cana sugar and coconut sugar industry, construction material and wood of wood industry, article of fiimitme of wood industry, footgear and husk industry, textile industry, traditional jamu and phannacy industry, This matter indicate that manufacture industry sector in Central Java is industry being based on resource intensive and labor intensive.
The leading manufacture industry sector in Central Java in year 2004 is processing and pickling of food industry, oil and fat industry , kibbling of padd industry, cana sugar and coconut sugar industry, livestock food industry, spinning industry, textile industry, wood and construction material of wood industry. This matter indicate that leading sector of manufacture industry in Central Java is labor intensive.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34221
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Karina Yuffty
"Anak-anak cenderung mengalami risiko kematian tertinggi pada bulan pertama kehidupan. Provinsi Jawa Tengah menempati posisi pertama sebagai penyumbang kematian neonatal tertinggi secara nasional tahun 2021. Pemanfaatan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kesehatan selanjutnya melalui aspek spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kematian neonatal dan determinan yang mempengaruhinya secara spasial pada tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Analisis spasial pada penelitian ini menggunakan teknik autokorelasi spasial menggunakan indeks moran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat autokorelasi spasial positif antar kabupaten/kota berdasarkan angka kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah. Pola persebaran mengelompok terbentuk pada Variabel BBLR, cakupan komplikasi kebidanan tangani, cakupan komplikasi neonatal ditangani, cakupan kunjungan antenatal (K4), puskesmas, ketinggian wilayah, dan kerapatan jalan terhadap kematian neonatal. Variabel komplikasi neonatal ditangani dan variabel ketinggian wilayah secara signifikansi menunjukkan ada interaksi spasial terhadap kematian neonatal. Wilayah yang berisiko tinggi antara lain Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perlu meningkatkan pemantauan pada wilayah berisiko tinggi, peningkatan sumber daya manusia kesehatan dan sarana prasarana di dataran tinggi, serta penguatan pelaksanaan program P4K untuk memperkecil risiko komplikasi yang dapat berdampak pada kematian bayi baru lahir.

Children tend to experience the highest risk of death in the first month of life. Central Java Province occupies the first position as the highest contributor to neonatal mortality nationally in 2021. Utilization of geographic information systems can be used to determine the relationship of factors that influence neonatal mortality so that it can be taken into consideration in the next health planning process through spatial aspects. The purpose of this study was to determine the relationship between neonatal mortality and the determinants that affect it spatially in each district/city in Central Java Province in 2021. This study used an ecological study design with a spatial approach. Spatial analysis in this study uses spatial autocorrelation techniques using the Moran index. The results showed that there was a positive spatial autocorrelation between districts/cities based on neonatal mortality in Central Java Province. The clustered distribution pattern is formed on the LBW Variable, coverage of obstetric complications handled, coverage of neonatal complications treated, coverage of antenatal visits (K4), health center, area altitude, and road density on neonatal deaths. The neonatal complications variable was treated and the regional altitude variable significantly showed that there was a spatial interaction with neonatal death. Areas that are at high risk include Purbalingga Regency, Banjarnegara Regency, and Wonosobo Regency. The conclusion that can be drawn is that it is necessary to increase monitoring in high-risk areas, increase health human resources and infrastructure in the highlands, and strengthen the implementation of the P4K program to minimize the risk of complications that can impact on newborn mortality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Widya Nugrahaning Ratanti
"Diare merupakan suatu penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan global terutama bagi anak balita. Penyakit diare adalah penyebab kematian anak balita peringkat kedua di dunia secara global dan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia pada tahun 2021. Provinsi Jawa Tengah memiliki angka kejadian diare balita sebanyak 87.510 kasus dan kejadian kematian balita akibat diare yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi yang lain, yaitu sebanyak 184 kasus kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial proporsi kejadian penyakit diare balita dengan kepadatan penduduk, sarana air minum, akses sanitasi layak, status gizi buruk, desa stop BABS, dan fasilitas puskesmas di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi menggunakan data sekunder yang bersifat open source dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Data yang didapatkan diolah menggunakan software ArcGIS 10.8 dan Geoda. Berdasarkan hasil analisis univariat, distribusi kejadian diare pada balita di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2021 tertinggi terdapat di Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil analisis autokorelasi terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare pada balita dengan status gizi buruk dan desa stop perilaku BAB Sembarangan dengan, sehingga diperlukan pencegahan dengan penguatan pelaksanaan desa stop BAB Sembarangan dan pelaksanaan giat pencegahan gizi buruk pada anak balita.

Diarrhea is a disease that is still a threat to global health, especially for children under five. Diarrheal disease is the second leading cause of death for children under five in the world globally and the highest cause of death in Indonesia in 2021. Central Java province has an incidence of diarrhea under five as many as 87,510 cases and the incidence of under-five deaths due to diarrhea is higher than other provinces, namely 184 cases of death. This study aims to determine the spatial analysis of the proportion of diarrheal disease in children under five with population density, drinking water facilities, access to proper sanitation, poor nutritional status, villages to stop open defecation, and health center facilities in Central Java Province in 2021. This study uses an ecological study design using open source secondary data from the Central Java Health Office and Central Java Statistics Agency. The data obtained was processed using ArcGIS 10.8 and Geoda software. Based on the results of univariate analysis, the highest distribution of diarrhea in toddlers in Central Java Province in 2021 is in Tegal Regency. Based on the results of the autocorrelation analysis it is proven that there is a significant relationship between the incidence of diarrhea in toddlers and malnutrition status and the village stops open defecation behavior with, so prevention is needed by strengthening the implementation of the village stopping open defecation and active implementation of prevention of malnutrition in children under five."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Kahfi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis apakah terjadi fenomena spillover effect terhadap sektor pariwisata pada setiap kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat fenomena kompetisi pada setiap sektor-sektor pariwisata. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, munculah tujuan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan wisatawan nusantara pada suatu kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pada penelitian ini digunakan analisis spasial dengan menggunakan Moran’s I test dan juga model ekonometrika spasial berupa Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial Durbin Model (SDM). Matriks penimbang spasial yang digunakan pada penilitian ini menggunakan queen contiguity dimana ketetanggaan dihitung berdasarkan sisi dan sudut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Spatial Autoregressive (SAR) merupakan model terbaik dibandingkan model Spatial Durbin Model (SDM) karena nilai rho pada model Spatial Autoregressive (SAR) menunjukkan nilai signifikan. Artinya, terdapat autokorelasi spasial pada variabel dependen. Hasil model Spatial Autoregressive (SAR) terdapat nilai signifikan pada akomodasi, objek wisata, dan kepadatan penduduk berpengaruh signifikan positif, sehingga kenaikan faktor-faktor ini akan meningkatkan jumlah wisatawan nusantara pada kota/kabupaten di Jawa Tengah. Selain itu, pada model Spatial Autoregressive (SAR) tidak menunjukkan fenomena kompetisi pada setiap sektor pariwisata karena menunjukkan nilai positif pada variabel signifikan seperti akomodasi, objek wisata, dan kepadatan penduduk.

This study analyzes whether there is a spillover effect phenomenon on the tourism sector in each city/district in Central Java Province. In addition, this study wants to find out whether there is a phenomenon of competition effect in each tourism sector. Based on the formulation of the problem, the research objective emerged to find out what factors influence the growth of domestic tourists in a city/regency in Central Java Province. In this study, spatial analysis was used using Moran's I test and also spatial econometric models in the form of Spatial Autoregressive (SAR) and Spatial Durbin Model (SDM). The spatial weighing matrix used in this study uses a queen contiguity where adjacency is calculated based on sides and angles. The results showed that the Spatial Autoregressive (SAR) model was the best model compared to the Spatial Durbin Model (SDM) because the rho value in the Spatial Autoregressive (SAR) model showed a significant value. That is, there is a spatial autocorrelation on the dependent variable. The results of the Spatial Autoregressive (SAR) model have significant values ​​on accommodation, tourist attractions, and population density have a significant positive effect, so that the increase in these factors will increase the number of domestic tourists in cities/districts in Central Java. In addition, the Spatial Autoregressive (SAR) model does not show the phenomenon of competition in each tourism sector because it shows positive values on significant variables such as accommodation, tourist attractions, and population density."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqoh Mardliyan
"

DAS Cirasea memiliki aktivitas pertanian yang intensif dan kondisi fisik berupa topografi dan penggunaan lahan yang bervariasi. Namun, aktivitas pertanian intensif dapat menurunkan kemampuan daya dukung lahan akibat ketidaksesuaian pengolahan lahan pertanian, sehingga menyebabkan kekritisan lahan dan erosi di DAS Cirasea. Analisis spasial variasi permeabilitas tanah merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kemampuan tanah. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi spasial permeabilitas tanah dan hubungannya dengan sifat fisik tanah, serta menganalisis hubungan permeabilitas dengan topografi dan penggunaan lahan di DAS Cirasea Kabupaten Bandung. Survei lapangan dilakukan dengan pengambilan sampel tidak terganggu. Penetapan sifat permeabilitas tanah berdasarkan metode constan head. Hasil menunjukkan permeabilitas tanah di DAS Cirasea bervariasi mulai dari kelas permeabilitas 0,5 – 2,0 cm/jam (agak lambat) sampai >25,5 cm/jam (sangat cepat). Variasi permeabilitas tanah ini terutama disebabkan oleh adanya hubungan faktor sifat fisik tanah berupa pori drainase cepat. Secara spasial terdapat hubungan antara penggunaan lahan dan topografi dengan permeabilitas di wilayah dengan karakteristik tertentu. Topografi yang landai dan penggunaan lahan yang mengalami pengolahan tanah yang intensif dapat menurunkan laju permeabilitas.


Cirasea watershed has intensive agricultural activities and physical conditions in the form of varied topography and land use. However, intensive agricultural activities can reduce the carrying capacity of the land due to the mismatch of agricultural land processing, resulting criticality land and erosion in the Cirasea Watershed. The spatial analysis of soil permeability variation is an effort to determine soil capability. This study aims to describe the spatial variation of soil permeability and its relationship with soil physical properties, as well as to analyze the relationship between permeability and topography and land use in the Cirasea Watershed, Bandung Regency. The field survey was conducted with undisturbed sampling. Determination of soil permeability based on the constan head method. The results showed that soil permeability in the Cirasea Watershed varied from permeability class 0,5 - 2,0 cm/hour (slightly slow) to >25,5 cm/hour (very fast). This variation in soil permeability is mainly due to the relationship between the physical properties of the soil in the form of rapid drainage pores. Spatially there is a relationship between land use and topography with permeability in areas with certain characteristics. Sloping topography and land use with intensive tillage can reduce permeability.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudhistira
"Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini masih perlu memperoleh perhatian penting terutama di negara-negara berkembang. Indonesia perlu menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Sebanyak 108 kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk lokasi fokus intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023 dengan skema percepatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visualisasi dashboard data wilayah berisiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor akses pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis di tingkat kabupaten/kota dan menggunakan data sekunder berupa data agregat hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 yang diperoleh dari BKPK Kemenkes RI. Hasilnya dashboard yang dibuat dapat menyajikan data pemetaan sebaran risiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR. Selain itu juga menyajikan data dan grafik variabel di tingkat kabupaten/kota yang interaktif, serta menyajikan simulasi prevalensi stunting yang dihubungkan dengan variabel yang signifikan berhubungan dengan stunting pada penelitian ini.

Stunting is one of the global public health problems that still needs important attention, especially in developing countries. Indonesia needs to reduce the prevalence of stunting to 14% by 2024. A total of 108 districts/cities in the provinces of Banten, West Java, Central Java and East Java are included in the focus locations of the integrated stunting reduction acceleration intervention in 2023 with a special acceleration scheme. This study aims to describe the dashboard visualization of data on areas at risk of stunting associated with parenting, environmental factors, health service access factors, infectious diseases and LBW in Banten, West Java, Central Java and East Java Provinces in 2021. This research is an ecological study with a unit of analysis at the district / city level and used secondary aggregated data of the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) obtained from the BKPK Kemenkes RI. As a result, the dashboard created can present data mapping the distribution of stunting risk associated with parenting, environmental factors, health service factors, infectious diseases and LBW. In addition, it also presented data and graphs of variables at the interactive district / city level, and presented a simulation of the prevalence of stunting associated with variables that were significantly associated with stunting in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yulianti
"

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak ke-empat di dunia. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan manusia untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan roda perekonomian. Pembangunan manusia merupakan fokus perhatian pemerintah, dan tercantum dalam beberapa program yang diterapkan pemerintah di tingkat global maupun tingkat nasional. Pembangunan manusia diukur dengan suatu indeks komposit dasar yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM diukur dari tiga komponen dasar, yaitu umur panjang dan sehat, memiliki pengetahuan, dan standar hidup yang layak, sehingga IPM sering digunakan sebagai ukuran keberhasilan pemerintah dalam pembangunan manusia. Penelitian ini memodelkan variabel-variabel yang memengaruhi IPM Kabupaten/Kota Jawa Tengah pada periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Variabel-variabel prediktor yang digunakan dalam penelitian adalah Produk Domestik Regional Bruto, angka partisipasi sekolah SMA, kepadatan penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja, persentase penduduk miskin, dan persentase rumah tangga dengan sanitasi layak.  Penelitian ini menggunakan data yang mengandung informasi lokasi yang diamati dalam beberapa periode waktu (tahun). Data yang terobservasi ini saling berkorelasi secara spasial (ada autokorelasi spasial). Ketika data yang terobservasi mengandung autokorelasi spasial, model regresi linier biasa tidak dapat digunakan karena akan menghasilkan taksiran parameter regresi yang bias dan tidak konsisten. Oleh karena itu diperlukan metode lain yang dapat menangani masalah autokorelasi spasial pada data yaitu model regresi spasial. Selain itu, data juga diamati dalam beberapa periode waktu (tahun), sehingga model yang dapat digunakan dan menggambarkan kondisi data ini adalah model data panel spasial. Model data panel spasial terbagi menjadi dua, yaitu: model data panel spasial lag dan model data panel spasial error. Metode penaksiran parameter yang digunakan untuk model data panel spasial dalam penelitian ini adalah metode Maximum Likelihood. Berdasarkan perbandingan dari kedua model diperoleh hasil bahwa model terbaik yang dapat menjelaskan Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah adalah model data panel spasial lag. Variabel-variabel prediktor yang signifikan dan menjelaskan Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah adalah Produk Domestik Regional Bruto, angka partisipasi sekolah SMA, kepadatan penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja, persentase penduduk miskin, dan persentase rumah tangga dengan sanitasi layak.


Indonesia is the fourth most populous country in the world. Therefore, human development is needed to create human resources that have the ability to drive the economy. Human development is the focus of government attention and listed in several programs implemented by the government at the global and national levels. Human development is measured by a basic composite index known as the Human Development Index (HDI). HDI measures three basic components, that are long and healthy life, being knowledgeable, and have a decent standard of living, so HDI is often used as a measure of government success in human development. This study is modeling variables that affect the HDI of regency or city at Central Java in the period 2017 to 2019. The predictor variables used in this study are gross regional domestic product, high school participation rates, population density, labor force participation rates, percentage of poor people, and percentage of households with proper sanitation. This study uses data that contains location information observed over several time periods (years). Observations on this data are spatially correlated (there are spatial autocorrelations). When observations on data contain spatial autocorrelation, the linear regression model can not be used because it will produce an unbiased and inconsistent regression parameter estimate. Therefore we need another method that can handle the problem of spatial autocorrelation in the data, namely the spatial regression model. In addition, data is also observed in several time periods (years), so that the model can be used and describe the condition of the data is a spatial panel data model. The spatial panel data model is divided into two, known as spatial lag panel data model and spatial error panel data model. The parameter estimation method used for the spatial panel data model in this study is the Maximum Likelihood method. Based on the comparison of two models, it is obtained that the best model can explain the Human Development Index at Central Java is spatial lag panel data model. Significant predictor variables that explain the Human Development Index at Central Java are gross regional domestic product, high school participation rates, population density, labor force participation rates, percentage of poor population, and percentage of households with proper sanitation.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahra Syafira Oktaviani
"

Karbon organik tanah merupakan sifat kimiawi yang penting di dalam tanah karena berperan sebagai sumber nutrisi untuk tanaman, menahan laju erosi, dan menentukan produktivitas tanah dan tanaman. Informasi kandungan karbon organik tanah pada berbagai lanskap yang berbeda di sebuah daerah aliran sungai (DAS)  dapat menjadi indikator penting proses erosi yang terjadi pada lapisan tanah. Laju erosi yang tinggi adalah isu utama di DAS Cirasea, yang merupakan bagian dari sub DAS Citarum hulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor tekstur tanah, topografi, dan penggunaan lahan terhadap variasi kandungan karbon organik tanah. Kandungan karbon organik tanah diperoleh dari pengambilan sampel tanah terganggu pada 60 lokasi dengan menggunakan metode stratified random sampling dan uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan ketinggian dan fraksi clay memiliki kontribusi besar terhadap kandungan TOC, POC, dan DOC. Persebaran kandungan karbon organik tanah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian dan menurunnya persentase lereng dan fraksi clay. Penggunaan lahan berpengaruh sebagai sumber kandungan karbon organik dalam tanah dengan persebaran kandungan karbon organik kelas tinggi sebagian besar berada pada penggunaan lahan perkebunan dan kelas rendah di tegalan dan sawah.

 


Soil organic carbon is an important chemical characteristic in the soil because it acts as a source of nutrients for plants, restrains the rate of erosion, and determines soil and plant productivity. Information on soil organic carbon content in different landscapes in a watershed (DAS) can be an important indicator of erosion in the soil. High erosion rates are the main issue in the Cirasea watershed, which is part of the upstream Citarum watershed. The purpose of this study was to analyze the effect of soil texture, topography, and land use factors on variations in soil organic carbon content. Soil organic carbon content was obtained from disturbed soil sampling at 60 locations using stratified random sampling and laboratory tests. The results showed elevation and clay fraction had a major contribution to the contents of TOC, POC, and DOC. The distribution of soil organic carbon content tends to increase with increasing elevation and decreasing slope percentage and clay fraction. Land use is influential as a source of organic carbon contents in soils with the distribution of high classes organic carbon content mostly in plantation and low classes in fields and rice fields.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasiyatul Ulfah
"Krisis Finansial yang terjadi pada di Amerika Serikat tahun 2007 memicu terjadi krisis ekonomi global tahun 2008 yang berdampak pada melemahnya kinerja perdagangan internasional Indonesia. Kelesuan ekspor dan impor Indonesia pada masa krisis ekonomi global berimplikasi pada sektor yang menghasilkan barang dan sektor yang banyak tergantung pada permintaan eksternal (sektor tradable). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi turnover atau perpindahan pekerjaan dan keadaan pekerja sektor tradable yang paling banyak terpengaruh pada masa krisis ekonomi global. Menggunakan data Sakernas panel tahun 2008-2009 teridentifikasi bahwa pekerja sektor tradable melakukan penyesuaian terhadap krisis ekonomi global melalui turnover dan jam kerja. Pekerja sektor tradable yang mengalami turnover adalah pekerja yang tinggal di daerah perkotaan, berpendidikan tinggi, dan berstatus belum/pernah menikah. Upah riil mengalami peningkatan namun masih di bawah upah minimum provinsi dan rata-rata jam kerja mengalami sedikit penurunan. Sektor informal dan lapangan usaha pertanian, perkebunan, perburuan, kehutanan, dan perikanan menjadi sektor yang bersifat lebih menyerap pekerja pada masa krisis ekonomi global.

Financial crisis that occurred in the United States in 2007 triggered the global economic crisis in 2008 which result in the weakening Indonesia international trade performance. Lethargic Indonesian exports and imports during the global economic crisis has implications for the sector who producing goods and sector that a lot depends on external demand (tradable sector). This study aims to identify the turnover and the situation of tradable sector workers which affected most by the global economic crisis. Data of 2008-2009 Sakernas panel showed that the tradable sector workers adjust to the global economic crisis through turnover and changing working hours. Tradable sector workers who experiencing turnover were workers who live in urban areas, educated junior / senior high school or diploma/university, and the marriage status is not / ever married. Real wage have increased eventhough the renumeration were still below the provincial minimum wage and the average working hours decreased slightly. The informal sector and food agriculture, plantation, hunting, forestry, and fishery absorbed more workers during the global economic crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>