Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Putri Laras
"ABSTRAK
Ketaatan umat Muslim dalam menjalankan ibadah adalah nilai budaya yang membentuk pasar wisata halal. Tesis ini bertujuan untuk melihat bagaimana hotel konvensional menginterpretasikan dan mengimplementasikan kebijakan wisata halal, serta bagaimana kebijakan itu berimplikasi. Posisi saya berada di tengah perdebatan untung rugi wisata halal, namun berupaya mencari strategi implementasi yang tepat, serta implikasi yang tidak hanya pada tataran materil, tapi juga non-materil. Rumusan masalah akan dijawab melalui pendekatan kualitatif dan metode penelitian etnografi, sementara data-datanya akan direduksi dari hasil observasi, partisipasi observasi, wawancara dan studi pustaka. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa hotel menginterpretasikan wisata halal hanya sebagai nilai tambah, sehingga mereka tidak antusias pada implementasi dan tujuan materil pun tidak tercapai. Wisata halal tidak menguntungkan dan tidak merugikan secara materil, tapi lebih bersifat politis karena dipicu ambisi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal. Di sisi lain, pihak hotel mendapatkan keuntungan dari implementasi kebijakan ini, yaitu meningkatnya motivasi kerja staf dapur yang mayoritas beridentitas Muslim.

ABSTRACT
The obedience and worship are the cultural values that created a halal tourism market. This thesis aims to find how a conventional hotel interprets and implements halal tourism policy, as well as how the implication is. My position is in the middle of profit and loss debate of halal tourism, but I am trying to find the right strategy of implementation and non material implication. This research problems are answered through qualitative approach and ethnography method, while the data are reduced through observation, participation of observation, formal interview and literature review. My findings show that hotel interprets halal tourism only as added value on product and service so that the managers aren rsquo t enthusiastic about the implementation, and the material goal wasn 39 t not be achieved. Halal tourism is not profitable and not inflict to a financial loss. On the other hand, the hotel is getting a benefit from the implementation of this policy, that is the increase in work motivation of the kitchen staffs because they are Muslim. "
2017
T48648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Ibnu Fikri
"Penerapan pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat memiliki peran positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah khususnya dari sektor pariwisata. Penerapan kebijakan ini sudah diimplementasikan dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2016. Kendati demikian, determinan wisatawan muslim dalam mengembangkan loyalitas mereka terhadap destinasi pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas wisatawan muslim terhadap pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini mengadopsi model Theory of Tourism onsumption Systems (TCS) sebagai kerangka teori dan melakukan pendekatan studi kuantitatif dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Data primer dikumpulkan melalui survei secara online dengan metode quota sampling yang melibatkan 1068 responden yang pernah melakukan perjalanan wisata ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa experience quality, perceived value, destination image, dan religiusitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas wisatawan muslim pada pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya literatur terkait pariwisata halal dan dapat menggambarkan potensi pariwisata halal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara sehingga dapat dijadikan acuan bagi KEMENPAREKRAF, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

The implementation of halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara has a positive role in increasing regional economic growth, especially from the tourism sector. The implementation of this policy has been implemented with the issuance of Regional Regulation no. 2 of 2016. However, the determinants of Muslim tourists in developing their loyalty to halal tourism destinations on the island of Lombok, West Nusa Tenggara are not yet fully understood. Therefore, this study aims to analyze the factors that influence the loyalty of Muslim tourists to halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara. This study adopted the Theory of Tourism consumption Systems (TCS) model as a theoretical framework and carried out a quantitative study approach using the structural equation modeling (SEM) method. Primary data was collected through an online survey using the quota sampling method involving 1068 respondents who had traveled to Lombok Island, West Nusa Tenggara. The results of this study indicate that experience quality, perceived value, destination image, and religiosity have a significant influence on the satisfaction and loyalty of Muslim tourists to halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara. The results of this study are expected to contribute in enriching the literature related to halal tourism and can describe the potential of halal tourism in increasing the country's economic growth so that it can be used as a reference for KEMENPAREKRAF, local governments, and other stakeholders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita
"Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan wisata halal karena jumlah penduduk mayoritas memeluk agama Islam dan daya tarik wisata yang sangat beragam. Namun saat ini terjadi kekosongan hukum terkait pengembangan potensi tersebut di Indonesia. Penyelenggaraan wisata halal di Indonesia hanya diatur pada Fatwa DSN MUI Nomor 108 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Syariah. Potensi wisata halal ini harus mendapatkan respon positif daerah dengan membentuk peraturan daerah yang mengatur mengenai penyelenggaraan wisata halal. Kota Bukittinggi merupakan salah satu destinasi wisata halal di Sumatera Barat dalam penyelenggaraan wisata halal telah merujuk pada Peraturan Daerah (Perda) Sumatera Barat Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pariwisata Halal. Hotel syariah sebagai salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan pada destinasi wisata halal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan prinsip syariah yang diatur pada Perda Sumbar dan Fatwa DSN MUI pada hotel syariah sebagai pendukung wisata halal di Kota Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian normatif-empiris yang menggunakan metode analisis kualitatif yang didukung dengan jenis data sekunder sekaligus data primer. Berdasarkan penelitian perkembangan pariwisata halal di Kota Bukittinggi khususnya hotel syariah belum maksimal dalam menerapkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam Perda Sumbar dan Fatwa DSN MUI. Implementasi prinsip syariah Hotel Grand Bunda Syariah Bukittinggi yang belum dipenuhi seperti sertifikasi halal, penggunaan jasa lembaga keuangan syariah dan tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS). Sebagai upaya untuk meningkatkan perkembangan wisata halal khususnya hotel syariah di Kota Bukittinggi maka perlu komitmen bersama pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat setempat untuk melaksanakan prinsip syariah secara maksimal.

Indonesia has a great opportunity in the development of halal tourism because the majority of the population embraces Islam and a very diverse tourist attraction. However, there is currently a legal vacuum related to the development of this potential in Indonesia. The implementation of halal tourism in Indonesia is only regulated in the DSN MUI Fatwa Number 108 of 2016 concerning Guidelines for the Implementation of Sharia-based Tourism. This halal tourism potential must get a positive response from the region by forming regional regulations governing the implementation of halal tourism. Bukittinggi City is one of the halal tourist destinations in West Sumatra in organizing halal tourism has referred to the Regional Regulation (Perda) of West Sumatra Number 1 of 2020 concerning the Implementation of Halal Tourism. Islamic hotels as one of the facilities needed by tourists in halal tourist destinations. Therefore, this study aims to find out more about the application of sharia principles stipulated in the West Sumatra Regional Regulation and Fatwa DSN MUI on Islamic hotels as a supporter of halal tourism in Bukittinggi City. This research is a normative-empirical research that uses qualitative analysis methods supported by secondary data as well as primary data. Based on research, the development of halal tourism in Bukittinggi City, especially Islamic hotels, has not been maximized in applying sharia principles as stipulated in the West Sumatra Regional Regulation and the DSN MUI Fatwa. The implementation of sharia principles at Grand Bunda Syariah Hotel Bukittinggi that have not been fulfilled such as halal certification, the use of Islamic financial institution services and there is no Sharia Supervisory Board (DPS). In an effort to increase the development of halal tourism, especially Islamic hotels in Bukittinggi City, it is necessary to commit with the local government, business actors and the local community to implement sharia principles to the fullest."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Dwi Khairunnisa Daulay
"Pengembangan Kawasan Mandalika yang berada di Kabupaten Lombok Tengah berkaitan erat dengan penentuan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Mandalika) dan pengoperasian Sirkuit Internasional Mandalika. Potensi pariwisata yang menjadi ciri khas, tidak terlepas dari berbagai objek wisata pantai yang terletak di KEK dan penyangga, yakni Pantai Kuta yang berada di kawasan inti KEK dan Pantai Selong Belanak yang berada di kawasan penyangga KEK. Pengembangan kawasan dilihat melalui kemunculan kawasan bisnis yang ditandai dengan menjamurnya fasilitas secara spasial sehingga membentuk pola keruangan Kawasan Bisnis Rekreasional atau Recreational Business District (RBD) dengan tiga komponen yaitu Large Shopping Center (LSC), Commercial Pedestrian Street (CPS), dan Urban Leisure Area (ULA). Metode kuantitatif berupa Analisis Tetangga Terdekat/ Nearest Neighbour Analysis (NNA) dan analisis densitas atau kepadatan titik melalui Kernel Density Estimation (KDE), serta besar pengaruh jarak dari pusat kota dan atraksi yang diukur melalui Regresi Linier. Pantai Kuta memiliki RBD lebih signifikan dengan 605 titik fasilitas dan Pantai Selong Belanak 103 titik. Pola keruangan RBD Pantai Kuta dan Selong Belanak memiliki kategori LSC dan CPS yang cenderung memadat pada bentuk medan asal laut (wilayah pesisir) dan penggunaan lahan pertanian yang semula dimanfaatkan sebagai perkebunan. Melalui fungsi jalannya, pola keruangan RBD Pantai Kuta dengan kategori LSC dan CPS cenderung memadat secara linier di jalan kolektor, sedangkan Pantai Selong Belanak di jalan lokal. Pengaruh pengembangan Kawasan Mandalika menunjukkan nilai >75% yang berpengaruh kuat, dimana semakin dekat jarak RBD dengan pusat atraksi dan pusat kota menyebabkan jumlah fasilitas semakin banyak dan membentuk kawasan bisnis padat dan sebaliknya

The development of the Mandalika Area in Central Lombok Regency is closely related to the determination of the Mandalika Special Economic Zone (SEZ) and the operation of the Mandalika International Circuit. The characteristic tourism potential is inseparable from the various beach tourism objects in the SEZ and its buffers, namely Kuta Beach, which is in the core area, and Selong Belanak Beach in the SEZ's supporting area. Regional development is seen through the emergence of business facilities spatially to form a Recreational Business District (RBD) spatial pattern. RBD consists of three components; Large Shopping Center (LSC), Commercial Pedestrian Street (CPS), and Urban Leisure Area (ULA). Quantitative methods include Nearest Neighbor Analysis (NNA) and density analysis or point density through Kernel Density Estimation (KDE), as well as the influence of distance from the city center and attractions measured by Linear Regression. Kuta Beach has a more significant RBD with 605 facility points, and Selong Belanak Beach has 103 points. The spatial pattern of the RBD of Kuta Beach and Selong Belanak has LSC and CPS categories which tend to condense in the shape of the terrain originating from the sea (coastal areas) and the use of agricultural land that was originally used as plantations. Through its road function, the spatial pattern of Kuta Beach RBD with LSC and CPS categories tends to condense linearly on collector roads, while Selong Belanak Beach is on local roads. The effect of the development of the Mandalika area shows a value of >75% means it has a strong influence, where the closer the RBD is to the center of attractions and the city center, the more facilities will form a denser business area"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Prasasti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwinsyah Negara
"Pariwisata merupakan sektor dengan nilai ekonomi dan potensi pertumbuhan yang cukup besar. Pandemi COVID-19 yang terjadi memiliki dampak negatif yang cukup besar pada kinerja perekonomian industri pariwisata. Tetapi setelah status pandemi dicabut, masyarakat akan kembali antusias untuk berwisata dan pada akhirnya dapat membuat perekonomian industri pariwisata kembali berjalan. Namun, preferensi masyarakat dalam berwisata pasca pandemi masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi intensi pemilihan destinasi wisata pasca pandemi COVID-19 (Studi kasus Lombok sebagai destinasi wisata halal). Kerangka konseptual dikembangkan melalui tinjauan literatur terdahulu dengan menggunakan model Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperluas. Data dikumpulkan dari 1068 responden dengan menggunakan teknik kuota sampling dengan kriteria: Masyarakat Jabodetabek yang pernah melakukan kegiatan pariwisata selama 5 tahun terakhir, telah berusia di atas 20 tahun, dan belum pernah melakukan kunjungan ke Lombok. Selanjutnya data dianalisis dengan pendekatan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan citra destinasi berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwisata ke Lombok sebagai destinasi wisata halal. Namun, religiosity ditemukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Selanjutnya, sikap dan norma subyektif ditemukan berperan sebagai mediator antara religiusitas dan pengetahuan tentang COVID-19 terhadap intensi berkunjung ke Lombok. Penelitian ini juga menemukan bahwa sikap berperan sebagai mediator antara risiko psikologis dan citra destinasi terhadap niat mengunjungi Lombok. Penelitian ini memberikan wawasan kepada agen perjalanan, terutama dalam mendefinisikan determinan yang mempengaruhi niat mengunjungi Lombok sebagai destinasi wisata halal pasca pandemi. Akhirnya, penelitian ini menyampaikan beberapa keterbatasan dan menawarkan arahan untuk penelitian selanjutnya.

Tourism is a sector with considerable economic value and growth potential. But with the COVID-19 pandemic that occurred had a significant negative impact on the economic performance of the tourism industry. But after the pandemic status is lifted, people will be enthusiastic about tourism again and in the end can get the tourism industry economy back running. However, people's preferences in post- pandemic tourism are still unknown. This study aims to determine the factors that significantly influence the intention to choose a tourist destination after the COVID- 19 pandemic (the case study of Lombok as a halal tourist destination) in the Jabodetabek community. The conceptual framework was developed through a review of the previous literature using the extended Theory of Planned Behavior (TPB) model. Data were collected from 1068 respondents using a quota sampling technique with the following criteria: Jabodetabek’s resident who have carried out tourism activities for the last 5 years, are over 18 years old, and have never visited Lombok. Furthermore, the data were analyzed using the SEM-PLS approach. The results showed that attitudes, subjective norms, behavioral control, and destination image had a significant positive effect on the intentions to visit Lombok. However, religiosity was found to have no significant effect. Furthermore, subjective attitudes and norms were found to play a role as a mediator between religiosity and knowledge about COVID-19 towards the intention to visit Lombok. This study also found that attitude acts as a mediator between psychological risk and destination image on intention to visit Lombok. This research provides insight to travel agents, especially in defining the determinants that affect the intention to visit Lombok as a post-pandemic halal tourist destination. Finally, this study addresses some limitations and offers recommendation for further research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwinsyah Negara
"Pariwisata merupakan sektor dengan nilai ekonomi dan potensi pertumbuhan yang cukup besar. Pandemi COVID-19 yang terjadi memiliki dampak negatif yang cukup besar pada kinerja perekonomian industri pariwisata. Tetapi setelah status pandemi dicabut, masyarakat akan kembali antusias untuk berwisata dan pada akhirnya dapat membuat perekonomian industri pariwisata kembali berjalan. Namun, preferensi masyarakat dalam berwisata pasca pandemi masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi intensi pemilihan destinasi wisata pasca pandemi COVID-19 (Studi kasus Lombok sebagai destinasi wisata halal). Kerangka konseptual dikembangkan melalui tinjauan literatur terdahulu dengan menggunakan model Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperluas. Data dikumpulkan dari 1068 responden dengan menggunakan teknik kuota sampling dengan kriteria: Masyarakat Jabodetabek yang pernah melakukan kegiatan pariwisata selama 5 tahun terakhir, telah berusia di atas 20 tahun, dan belum pernah melakukan kunjungan ke Lombok. Selanjutnya data dianalisis dengan pendekatan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan citra destinasi berpengaruh positif signifikan terhadap intensi berwisata ke Lombok sebagai destinasi wisata halal. Namun, religiosity ditemukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Selanjutnya, sikap dan norma subyektif ditemukan berperan sebagai mediator antara religiusitas dan pengetahuan tentang COVID-19 terhadap intensi berkunjung ke Lombok. Penelitian ini juga menemukan bahwa sikap berperan sebagai mediator antara risiko psikologis dan citra destinasi terhadap niat mengunjungi Lombok. Penelitian ini memberikan wawasan kepada agen perjalanan, terutama dalam mendefinisikan determinan yang mempengaruhi niat mengunjungi Lombok sebagai destinasi wisata halal pasca pandemi. Akhirnya, penelitian ini menyampaikan beberapa keterbatasan dan menawarkan arahan untuk penelitian selanjutnya.

Tourism is a sector with considerable economic value and growth potential. But with the COVID-19 pandemic that occurred had a significant negative impact on the economic performance of the tourism industry. But after the pandemic status is lifted, people will be enthusiastic about tourism again and in the end can get the tourism industry economy back running. However, people's preferences in post- pandemic tourism are still unknown. This study aims to determine the factors that significantly influence the intention to choose a tourist destination after the COVID- 19 pandemic (the case study of Lombok as a halal tourist destination) in the Jabodetabek community. The conceptual framework was developed through a review of the previous literature using the extended Theory of Planned Behavior (TPB) model. Data were collected from 1068 respondents using a quota sampling technique with the following criteria: Jabodetabek’s resident who have carried out tourism activities for the last 5 years, are over 18 years old, and have never visited Lombok. Furthermore, the data were analyzed using the SEM-PLS approach. The results showed that attitudes, subjective norms, behavioral control, and destination image had a significant positive effect on the intentions to visit Lombok. However, religiosity was found to have no significant effect. Furthermore, subjective attitudes and norms were found to play a role as a mediator between religiosity and knowledge about COVID-19 towards the intention to visit Lombok. This study also found that attitude acts as a mediator between psychological risk and destination image on intention to visit Lombok. This research provides insight to travel agents, especially in defining the determinants that affect the intention to visit Lombok as a post-pandemic halal tourist destination. Finally, this study addresses some limitations and offers recommendation for further research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melya Alfa Putri
"ABSTRAK
Implementasi kebijakan pengendalian pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dilakukan dengan moratorium penerbitan IMB hotel baru. tetapi justru memicu peningkatan jumlah pemohon dan pembangunan hotel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi kebijakan tidak berhasil dalam mengendalikan pembangunan hotel. Karakteristik masalah sulit karena pelaksanaan instrumen pengendalian belum optimal, sedangkan minat pembangunan hotel tinggi dan kebijakan hanya mempengaruhi ketentuan IMB. Karakteristik kebijakan juga belum mampu menangani masalah karena kekurangan substansi kebijakan, dukungan sumber daya, koordinasi, dan akses publik. Selain itu, lingkungan kebijakan menghambat karena perekonomian yang bertumpu pada pariwisata mempengaruhi keadaan ekonomi dan sosial masyarakat, serta politik.Implementasi kebijakan pengendalian pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dilakukan dengan moratorium penerbitan IMB hotel baru. tetapi justru memicu peningkatan jumlah pemohon dan pembangunan hotel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi kebijakan tidak berhasil dalam mengendalikan pembangunan hotel. Karakteristik masalah sulit karena pelaksanaan instrumen pengendalian belum optimal, sedangkan minat pembangunan hotel tinggi dan kebijakan hanya mempengaruhi ketentuan IMB. Karakteristik kebijakan juga belum mampu menangani masalah karena kekurangan substansi kebijakan, dukungan sumber daya, koordinasi, dan akses publik. Selain itu, lingkungan kebijakan menghambat karena perekonomian yang bertumpu pada pariwisata mempengaruhi keadaan ekonomi dan sosial masyarakat, serta politik.

ABSTRAK
Implementation of hotel rsquo s construction control policy in Yogyakarta City is carried out with a moratorium on the issuance of new hotel Building Permit. However, it is caused an increase in the number of applicants and the construction of new hotels. This research used qualitative approach through in depth interview, observation, and literature study. The result showed policy implementation is not successful in controlling the construction of hotels. The characteristic of problem is difficult because implementation control instrument has not been optimal, while interest of hotel construction is high and the policy only effects the terms of Building Permit. The characteristic of the policy also has not been able with the problem because lack of policy substance, resource support, coordination, and public access. The policy environment impedes as the economy that relies on tourism affects the economic and social condition of society, as well as political circumstance."
2017
S68657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Vinka Marginata
"ABSTRACT
Pariwisata di Kabupaten Garut memiliki potensi yang sangat baik. Potensi tersebut sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehingga Kabupaten Garut diharapkan dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat maupun tingkat nasional. Perkembangan pariwisata tersebut dilengkapi dengan perkembangan pembangunan hotel yang ada. Hotel merupakan salah satu objek pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah Kabupaten Garut. Dengan potensi pariwisata yang ada, diharapkan pajak hotel dapat menjadi penopang pendapatan daerah. Namun, pada tahun 2017 penerimaan Pajak Hotel menurun dan tidak mencapai target. Tentu kondisi tersebut tidak sejalan dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Garut. Penelitian ini memfokuskan pada penetapan target pajak hotel dan implementasi kebijakan pajak hotel di Kabupaten Garut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk ke dalam jenis penelitan deksriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa penetapan target melibatkan beberapa pihak dan implementasi kebijakan Pajak Hotel di Kabupaten Garut dilakukan dengan dua upaya untuk memudahkan Wajib Pajak Hotel dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Garut dalam melakukan implementasi Pajak Hotel di Kabupaten Garut.

ABSTRACT
Tourism in Garut Regency has a very good potential. The potential is being developed by the local government and central government, so is expected to become a leading tourism destination in West Java Province and national level. The development of tourism is complemented by the development of existing hotel. Hotel is one of the object local taxes collected by the government of Garut Regency. With the existing tourism potential, it is hoped that hotel tax can become the regional revenue support. This research focuses on the determination of hotel tax target and the implementation of hotel tax policy in Garut Regency. This study uses qualitative approach with descriptive design by compiling all the collected data which was done through in depth interviews and literature study. The result of this study shows that target setting involves several participants and the implementation of hotel tax policy in Garut Regency is done in two ways to facilitate the Hotel Taxpayer in fulfilling their tax obligations. In addition to that, there are some obstacles faced by Garut Regency in implementating the hotel tax policy in Garut Regency. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijal Rivaldi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas alternatif desain kebijakan insentif pajak daerah, sebagai upaya mendorong peningkatan pembangunan di kawasan wisata Sekotong. Pajak dan pembangunan merupakan sebuah konsep yang tidak dapat dipisahkan. Peran pajak dalam melakukan pembangunan tidak hanya sebatas sebagai sarana pemenuhan anggaran atau Budgetair, namun juga mendukung pembangunan dari segi intervensi peraturan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism, dengan menggunakan teori desain kebijakan dari Fischer, Miller dan Sidney. Alternatif desain kebijakan yang ditawarkan untuk diterapkan dalam upaya mendorong peningkatan pembangunan di sekotong adalah desain kebijakan insentif pajak bumi dan bangunan serta bea peroleh hak atas tanah dan bangunan disertai dengan dis insentif pajak bumi dan bangunan.

ABSTRACT
This thesis discusses alternative incentive design of local tax policy, in order to enhance the developing progress in the tourist area of Sekotong. Tax and development both are non beneficial concepts. The role of tax in development is not only for fulfilling budget or budgetair but also supporting the development in intervening regulations. This research uses post positivism approach with Fischer, Miller, and Sidney rsquo s policy design theory. The alternative design policy, which is offered to be implemented for enhancing the developing progress in Sekotong, is a policy design of land building tax, along with property rights duty and disincentive of land building tax."
2017
T49417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>