Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liza Handayani
"ABSTRAK
Latar Belakang:Adenokarsinoma musinosum mempunyai prognosis lebih buruk dari pada adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal. Ekspresi podoplanin pada Cancer associated fibroblasts CAF dan nilai Lymphatic Microvessel Density LMVD yang tinggi merupakan petanda prognosis yang buruk. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap CAF, LMVD dan metastasis kelenjar getah bening KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. CAF merupakan komponen utama pada stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. LMVD merupakan penilaian densitas pembuluh limfatik pada massa tumor primer.Bahan dan Metode:Penelitian dilakukan terhadap 44 kasus yang terdiri atas 22 kasus adenokarsinoma musinosum dan 22 kasus adenokarsinoma NOS kolorektal. Pulasan podoplanin digunakan untuk melihat ekspresinya pada CAF dan nilai LMVD.Hasil:CAF yang terekspresi podoplanin pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,000 . Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai LMVD antara adenokarsinoma NOS dengan adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,381 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum p=0,248 dan adenokarsinoma NOS p=0,448 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum p=0,240 dan adenokarsinoma NOS p=0,791 .Kesimpulan:Ekspresi podoplanin pada CAF pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum. Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan LMVD dan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. Ekspresi podoplanin pada CAF tidak dapat digunakan untuk menentukan prognosis metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum. Terdapat kecenderungan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum sedikit lebih tinggi daripada adenokarsinoma NOS kolorektal.

ABSTRACT
Background Mucinous adenocarcinoma has worse prognosis than the Not Otherwise Specified NOS colorectal adenocarcinoma. High expression of podoplanin in Cancer Associated Fibroblasts CAF and high lymphatic Microvessel Density LMVD values is a marker of poor prognosis. This study analyzed CAF, LMVD and lymph node metastasis in mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma.CAF are the main component of desmoplastic stroma which have an important role in the metastatic processes. LMVD is an assessment of the density of the lymphatic vessels in the primary tumor.Materials and methods The study consists of 44 cases including 22 cases of mucinous adenocarcinoma and 22 cases of NOS adenocarcinoma colorectal. Podoplanin is used to see its expression CAF and LMVD values. Results CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than mucinous adenocarcinoma p 0.000 . There was no significant difference in LMVD values between NOS adenocarcinoma and mucinous adenocarcinoma p 0.381 . There was no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD values in mucinous adenocarcinoma p 0.248 and NOS adenocarcinoma p 0.448 . There was no significant correlation between CAF expressed podoplanin with KGB metastasis in adenocarcinoma musinosum p 0,240 and NOS adenocarcinoma p 0.791 . Conclusion CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than that of the mucinous adenocarcinoma. There is no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD and KGB metastasis in NOS mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma. Podoplanin expression in CAF can not be used to determine the prognosis of KGB metastasis in mucinous adenocarcinoma. There is a tendency for LMVD values in mucinus adenocarcinoma to be slightly higher than NOS adenocarcinoma."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noza Hilbertina
"Pendahuluan: Cancer-associated fibroblasts (CAFs) merupakan populasi sel yang heterogen dan memiliki hubungan timbal balik dengan sel tumor. Bagaimana mekanisme molekuler yang mendasari pengaruh CAFs terhadap prognosis karsinoma kolorektal (KKR) masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sekretom CAFs terhadap transisi epitel-mesenkim (TEM), invasi dan kepuncaan sel KKR melalui jalur pensinyalan hepatocyte growth factor (HGF)/c-mesenchymal-transition receptor (c-Met)
Metode: Dilakukan pemeriksaan histopatologi pada tiga puluh dua blok paraffin KKR untuk menilai tipe CAFs dan stroma, imunoekspresi α-SMA dan HGF, tumor budding, kedalaman invasi dan metastasis kelenjar limfe. Pemeriksaan in vitro berupa suplementasi sekretom fibroblast primer dari area tumor (CAFs) dan area non tumor dari tiga pasien KKR kepada sel lestari KKR (HT-29) untuk menilai pengaruhnya terhadap TEM, invasi dan kepuncaan sel KKR. Analisis statistik menggunakan uji beda proporsi, uji beda rerata berpasangan serta uji korelasi. Nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik.
Hasil: Tipe CAFs dan metastasis kelenjar limfe berhubungan bermakna dengan derajat tumor budding. Sedangkan variabel lain pada pemeriksaan histopatologi tidak memperlihatkan hubungan yang bermakna. CAFs yang diisolasi dari pasien KKR memperlihatkan ekspresi mRNA α-SMA yang lebih tinggi, sedangkan ekspresi mRNA dan protein HGF memperlihatkan pola yang berbeda diantara ketiga pasang fibroblast. Suplementasi sekretom CAFs kepada sel HT-29 meningkatkan ekspresi mRNA c-Met sebagai reseptor HGF, meningkatkan ekspresi mRNA dan protein vimentin dan E-cadherin sebagai marka TEM, meningkatkan ekspresi mRNA MMP-2 sebagai marka invasi dan meningkatkan ekspresi mRNA CD44 dan CD133 sebagai marka kepuncaan. Terdapat korelasi positif bermakna antara c-Met dengan TEM dan kepuncaan serta korelasi positif kuat dan bermakna antara TEM dan kepuncaan sel KKR.
Kesimpulan: Sekretom CAFs menginduksi TEM, invasi dan kepuncaan sel KKR melalui pensinyalan HGF/c-Met. Mekanisme molekuler ini mendasari hubungan yang bermakna antara tipe CAFs dengan tumor budding."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Indria Sari
"ABSTRAK
Latar Belakang:Pada KKR, miofibroblas merupakan komponen sel utama dalam stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. Persentase antara karsinoma dengan stroma desmoplastik dikenal sebagai Carcinoma Percentage CP berperan sebagai independent predictor metastasis. D2-40/ Podoplanin PDPN dikenal sebagai marker spesifikLymphatic Endothelial Cell LEC , digunakan untuk menilai Lymphatic Microvessel Density LMVD danLymphatic Vessel Invasion LVI . Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi dan hubungan CP, LMVD dan LVI dengan metastasis sel tumor ke kelenjar getah bening KGB .Bahan dan Metode:Dilakukan penilaian CP terhadap 44 sampel adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal dan pulasan D2-40/Podoplanin untuk menilai LMVD dan LVI. Uji statistik dilakukan untuk mencari korelasi antara CP dan LMVD, serta hubungan antara CP, LVI serta metastasis KGB.Hasil:Terdapat korelasi kuat antara CP dan LMVD area intratumoral dan peritumoral dengan arah korelasi negatif. Terdapat hubungan bermakna p=0,00 antara LMVD area intratumoral dan area peritumoral dengan adanya LVI. Terdapat hubungan bermakna antara LVI dengan kejadian metastasis KGB p=0,03 . Area intratumoral menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian metastasis KGB nilai p=0,04 , sedangkan area peritumoral tidak menunjukkan hubungan bermakna nilai p=0,17 .Kesimpulan:Pemeriksaan CP pada sediaan histopatologi dapat digunakan untuk memprediksi tinggi/rendahnya kejadian metastasis sel tumor ke KGB, didasarkan adanya korelasi kuat antara CP dan LMVD. Kata kunci:Carcinoma Percentage, Lymphatic Microvessel Density, Lymphatic Vessel Invasion, Lymphatic Endothelial Cell

ABSTRACT
Background In CRC, myofibroblast are the main component cells in tumour stroma which have an important role in the metastases process. The precentage between carcinoma and desmoplastic stroma known as Carcinoma Percentage CP , can be used as an independent predictor metastases. D2 40 Podoplanin PDPN known as a spesific marker forLymphatic Endothelial Cell LEC , which used to assess Lymphatic Microvessel Density LMVD and Lymphatic Vessel Invasion LVI . This study aims to determine correlation and association between CP, LMVD and LVI with the metastases process to lymph node LN .Materials and Methods CP assessment conducted on 44 samples of adenocarcinoma Not Otherwise Specified NOS colorectal and examination D2 40 Podoplanin to assess LMVD and LVI. The statistical test is performed to find the correlation between CP and LMVD, as well as the relationship between CP, LVI and metastasis KGB.Result There were a strong correlation between CP and LMVD intratumoral and peritumoral area with the negative correlation. There were a significant association p 0,00 between LMVD intratumoral and peritumoral area with the LVI. There was a significant association between LVI and lymph node metastases p 0,03 . Intratumoral area showed significant association with lymph node metastases nilai p 0,04 , whereas peritumoral area showed no significant association nilai p 0,17 .Conclusion CP examination in histopathology specimen can be used to predict high low rate of tumour cells metastases to the lymph node, based on a strong correlation between CP and LMVD. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Fajri Marindra
"Latar belakang: Pada penelitian sebelumnya, kami menemukan ekspresi sitoglobin Cygb pada keloid meningkat dibandingkan kulit normal, yang disertai dengan tingkat proliferasi sel fibroblas yang tinggi. Sitoglobin dilaporkan memiliki peran sebagai penangkal ROS yang dibutuhkan pada proses proliferasi sel. Di sisi lain, beberapa penelitian telah melaporkan ambiguitas dari peran Cygb, baik sebagai tumor supresor maupun onkogen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hambatan ekspresi gen Cygb terhadap proliferasi dan kadar ROS sel fibroblas keloid menggunakan small interfering RNA siRNA .Metode: Kami mengukur ekspresi mRNA dan tingkat protein Cygb menggunakan qRT-PCR dan ELISA, proliferasi sel menggunakan metode MTS, dan tingkat ROS menggunakan uji DCFHDA pada 3 kelompok yaitu kontrol, siRNA Cygb dan siRNA negatif. Hasil dari ketiga kelompok tersebut dibandingkan secara statistik. Kami juga menganalisis korelasi antara masing-masing variabel.Hasil: Tingkat ekspresi Cygb pada kelompok siRNA Cygb menurun dibandingkan dengan kelompok kontrol dan siRNA negatif. Sedangkan proliferasi sel dan tingkat ROS intraseluler meningkat sedikit namun signifikan pada kelompok siRNA Cygb dibandingkan dengan kelompok kontrol dan siRNA negatif. Tidak terdapat korelasi antara ekspresi Cygb dengan proliferasi sel, namun terdapat korelasi antara ekspresi Cygb dengan tingkat ROS, dan tingkat ROS dengan proliferasi sel.Kesimpulan: Pada sel fibroblas keloid, hambatan ekpresi gen Cygb menyebabkan peningkatan proliferasi sel dan kadar ROS intraseluler.
Background In our previous work, we found the expression of Cytoglobin Cygb in keloid were significantly higher than those in normal skin, which accompanied by a high rate of fibroblasts cells proliferation. Cytoglobin is reported to have a role as ROS scavenger, which is required in cell proliferation. On the other hand, some studies have reported ambiguity role of Cygb, either as a tumor suppressor or oncogene. Therefore, we plan to elucidate the role of Cygb in the regulation of ROS and the proliferation of keloid fibroblast using small interfering RNA siRNA .Methods We measured mRNA expression and Cygb protein level using qRT PCR and ELISA, cell proliferation using MTS method, and ROS level using DCFHDA assay on 3 groups control group, siRNA Cygb group and siRNA negative group. The results of the three groups were compared statistically. We also analyzed the correlation between each variable.Results The expression level of Cygb on siRNA Cygb group were decreased compared to the control and siRNA negative group. Whereas the cells proliferation and intracellular ROS levels were increased slightly but significant in siRNA Cygb compared to control and siRNA negative group. There is no correlation between Cygb expression with cell proliferation, but there is a correlation between Cygb expression with ROS level, and ROS level with cell proliferation.Conclusion In keloid fibroblast cells, inhibition of Cygb gene expression leads to increased cell proliferation and intracellular ROS levels."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Dewi
"Latar belakang: Complex cystic and solid mass payudara merupakan massa kistik dengan konten anekoik (cairan) dan konten ekogenik (padat), termasuk di antaranya adalah dinding tebal, septasi tebal, massa intrakistik atau mural, dan massa dominan padat dengan komponen kistik. Complex cystic and solid mass payudara yang tergolong sebagai kategori BI-RADS 4, yaitu lesi yang mencurigakan ganas dengan tingkat keganasan 2-95%, sebuah rentang yang sangat lebar. Berdasarkan temuannya complex cystic and solid mass payudara memiliki temuan dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan temuannya: tipe 1 adalah lesi dengan penebalan dinding atau septasi interna atau keduanya; tipe 2 adalah lesi dengan massa intrakistik atau massa campuran kistik-padat dominan kistik (komponen kistik >50%); dan tipe 3 adalah lesi dengan massa dominan padat (komponen padat >50%) dengan komponen kistik / fokus kistik eksentrik. Telaah sistematis dan meta-analisis ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan nilai prediktif positif dari masing-masing temuan tersebut. Metode: Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi studi yang menilai prediktif positif keganasan berdasarkan temuan USG pada complex cystic and solid mass payudara, dengan referensi baku pemeriksaan patologi. Pencarian dilakukan pada Juni 2022 melalui data dasar Pubmed, Embase, Scopus, Cochrane, GARUDA, dan Indonesian Journal of Cancer, daftar pustaka dari artikel terpilih, dan grey literature. Temuan utama yang diekstraksi dari tiap studi adalah jumlah positif benar dan positif palsu untuk mendapatkan nilai prediktif positif masing-masing temuan USG. Penilaian kualitas metodologi dan kualitas bukti studi dilakukan menggunakan QUADAS-2 dan GRADE. Hasil: 10 studi (255 lesi) yang menilai temuan USG tipe 1, sembilan studi (347 lesi) tipe 2; dan 10 studi ( 277 lesi) tipe 3 diidentifikasi. Dua studi menunjukkan setidaknya satu risiko bias yang tinggi pada salah satu domain. Tujuh studi menunjukkan setidaknya dua risiko bias tidak jelas. Empat studi menunjukkan terdapat satu risiko bias tidak jelas. Pada analisis subgrup studi-studi dengan risiko bias dan penerapan yang relatif rendah, didapatkan PPV tipe 1 13% (95% CI 4-22%), tipe 2 20% (95% CI 12-29%), dan tipe 3 30% (95% CI 13-48%). Kesimpulan: Temuan USG tipe 1 dapat dikategorikan sebagai BI-RADS 4a, sedangkan temuan USG tipe 2 dan 3 dapat dikategorikan sebagai BI-RADS 4b. Kecenderungan peningkatan risiko keganasan ditemukan meningkat sesuai dengan bertambahnya komponen padat. Akan tetapi, penerapan temuan telaah sistematis ini terbatas karena kualitas metodologi studi dan kualitas bukti yang terbatas

Background: Complex cystic and solid breast masses are cystic masses with anechoic (fluid) and echogenic (solid) content, including thick walls, thick septations, intracystic or mural masses, and predominantly solid masses with cystic components. Complex cystic and solid breast masses is categorized as BI-RADS 4, i.e. suspicious lesions with a malignancy rate of 2-95%, thus a very wide range. Based on ultrasonography findings, complex cystic and solid mass breasts are divided into 3 types: type 1 with wall thickening or internal septation or both; type 2 with an intracystic mass or a mixed cystic-solid mass predominantly cystic (cystic component >50%); and type 3 with a predominantly solid mass (solid component >50%) with a cystic component/eccentric cystic foci. This systematic review are written to obtain a positive predictive value from each of these findings. Methods: Studies that detect predictive positive value of malignancy based on ultrasound findings of complex cystic and solid breast masses, with reference to pathological examinations were identified. The search was conducted in June 2022 through the Pubmed, Embase, Scopus, Cochrane, GARUDA, and Indonesian Journal of Cancer, bibliography of selected articles, and grey literature. Findings extracted from each eligible study included including number of true positives and false positives to obtain the positive predictive value. Methodological quality dan evidence quality were assessed using QUADAS-2. Results: Ten studies in type 1 US features (255 lesions), nine studies in type 2 US features (347 lesions), and ten studies in type 3 US features (277 lesions) were identified. Two studies demonstrated at least one high risk of bias in one domain. Seven studies demonstrated at least two unclear risks of bias. Four studies demonstrated one unclear risk of bias. Subgroup analysis based on risk of bias and applicability was performed, from those studies type 1 US features has PPV 13% (95% CI 4-22%), type 2 has PPV 20% (95% CI 12-29%),a nd type 3 has PPV V type 1 has a range of 3.2% to 30.4%, type 2 has a range of 12.2 to 38.9%, and type 3 has PPV 30% (95% CI 13-48%). Conclusion: Type 1 ultrasound findings can be categorized as BI-RADS 4a, while type 2 and 3 ultrasound findings can be categorized as BI-RADS 4b. The increased risk of malignancy also corresponds to an increase in its solid component. However, the application of the findings of this systematic review is limited due to limited quality of the methodology and evidence quality of studies"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Islam Akbar Alam
"Latar Belakang : FGF2 merupakan ligan bagi Fibroblast Growth Factor Receptor2(FGFR2). Interaksi dengan reseptor ini memediasi dimerisasi reseptor, fosforilasi, dan aktivasi jalur pensinyalan, seperti jalur Ras-MAPK dan PI3K. Mutasi yang berlebihan melalui sumbu FGF / FGFR dapat menginduksi proliferasi sel kanker, memicu angiogenesis dan limfogenesis, yang mendorong terjadinya metastasis. Penelitian ini mencoba mengevaluasi peran FGF2 pada metastasis kelenjar getah bening aksila pada pasien kanker payudara stadium dini.
Tujuan : Mengetahui hubungan nilai ekspresi FGF 2 pada tumor primer terhadap kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila.
Metode : Digunakan studi potong lintang dengan mengevaluasi ekspresi FGF2 pada 47 pasien kanker payudara stadium dini yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada periode Januari 2014 sampai Desember 2018. Ekspresi FGF2 diperiksa dengan pemeriksaan imunohistokimia, kemudian dievaluasi dan dihubungkan antara ekspresi FGF2 dengan metastasis kelenjar getah bening aksila.
Hasil : Uji Chi Square memperlihatkan nilai p=0.044 (p<0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai FGF2 pada tumor payudara dengan kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila. Odds ratio 4,22 (CI 95% 0,983-18,1).
Kesimpulan : Peran FGF2 dalam metastasis kelenjar getah bening berhubungan dengan interaksi antara berbagai faktor limfangiogenik dalam mempromosikan limfangiogenesis dan metastasis limfatik. Ekspresi FGF2 yang tinggi memiliki korelasi signifikan dengan angka kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila.

Background : FGF2 is a ligand for Fibroblast Growth Factor Receptor 2 (FGFR2). Interaction with this receptor mediate dimerization of receptor, phosphorilation, and activation of signaling pathway, such as Ras-MAPK and PI3K. Overmutation through FGF/FGFR induced proliferation of cancer cells, promoted angiogenesis, lymphogenesis, and metastasis. This study tried to evaluate the role of FGF2 in axillary lymph node metastasis in early-stage breast cancer patients.
Aim : To determined the relationship of FGF 2 expression values in primary tumors to the incidence of axillary lymph node metastases.
Methods :A cross-sectional study was used by evaluating the expression of FGF2 in 47 early-stage breast cancer patients who underwent a mastectomy at the Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital (RSCM) from January 2014 to Desember 2018. FGF2 expression was examined by immunohistochemistry, then evaluated and linked between expression FGF2 with axillary lymph node metastases.
Results : The Chi Square test had a value of p=0.044 (p<0.05) that showed there was a significant relationship between FGF2 value in breast tumors with the incidence of axillary lymph node metastasis. Odds ratio 4.22 (95% CI 0.983-18.1).
Conclusions The role of FGF2 in lymph node metastasis is related to the interaction between various lymphangiogenic factors in promoting lymphangiogenesis and lymphatic metastasis. High expression of FGF2 has a significant correlation with the incidence of axillary lymph node metastasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca N. Angka
"Faktor perturnbuhan cndote1 vaskular atau Vascular Endothelial Growth Factor (selanjutnya disebut VEGF) adalah suatu glikoprotein dimer yang dihasilkan oleh sel tumor dan jaringan yang memerlukan pasokan pembuluh darah baru. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara penyebaran ke kelenjar gctah bening ketiak dengan ekspresi VEGF C dan D terutama pada kanker payudara jenis duktal invasif. Ekspresi berlebihan dari VEGF disenai ekspresi berlebihan dari HER2 kanker payudara. Lebih jauh diketahui bahwa ekspresi VEGF berhubungan dengan penyebaran ke kelenjar getah bening ketiak. Pengaruh faktor ini mendorong peneliti untuk mempelajari kanker payudara stadium II dengan HER-2 posltif karena penyebaran ke kelenjar getah benlng ketiak pada sisi yang sama dengan kanker payudara, mulai ditemukan pada stadium II baik pada tumor ukuran di bawah 2 em ataupun pada tumor berukuran lebih dari 2 em. Dalam penelitian ini dinilai poia ekspresi VEGF pada subjek dengan penyebaran ke kelenjar getah bening (N l) dan pada keadaan belum adanya keterlibatan kelenjar getah bening (NO). Ekspresi VEGF dapat diamati dan diukur derajatnya pada jaringan kanker payudara dengan teknik imunohistokimia. Pola ekspresi yang didapatkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat melihat sifat biologik kanker payudara dalam hal penyebarannya ke kele11iar gctah bening ketiak dan dapat digunakan sebagai faktor prediksi dalam hal penyebarannya.

Vascular Endotbelia1 Growth Factor (VEGF) is a chimeric glycoprotein produced by tumor cells and tissues that require ample blood supply. Some studies have suggested that there is an association between metastasis of cancer cells to the axillary lymph nodes and VEGF C and D especially in ductile invasive breast carcinoma. The over expression from VEGF together with HER-2 were found in 77.2 percent of breast cancer patients. Furthermore evidence suggest that VEGF expression is connected with the spread of cancer to the axillary lymph nodes. We examined breast cancer stage II with HER-2 positive, as the spread of cancer cells to the axillary lymph nodes from the same breast cancer side will only be found at stage H for both tumor under 2 em or more than 2 em. We examined VEGFC the its relationship with axillary lymph node. The results from this research is aimed at monitoring the spread of breast cancer to the axillary lymph nodes and to predict its spread and therefore to find the most effective treatment management for this type of cancer. We analyzed VEGF-C expression in 95 sample breast cancer stage ll with HER-2 positive from 1999 2009. There is no significant associated between VEGF-C expression and axillary lymph node (p = 0.089)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman
"Latar Belakang: CXCR4 adalah reseptor kemokin G-protein 7-transmembran yang diekspresikan pada beberapa sel kanker payudara manusia pada tumor payududara primer dan metastasis yang menyebabkan migrasi sel hematopoietik dari sumsum tulang belakang ke kelenjar getah bening perifer. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa CXCR4 berkaitan dengan metastasis kelenjar getah bening aksilla. Namun, sampai sekarang, tidak ditemukan penelitian yang mengevaluasi peran CXCR4 dalam metastasis kelenjar getah bening sentinel pada kanker payudara stadium dini.
Tujuan: Menentukan peran reseptor kemokin CXCR4 pada migrasi sel kanker payudara ke kelenjar getah bening sentinel.
Metode: Digunakan desain studi potong lintang dengan mengevaluasi ekspresi CXCR4 pada 32 pasien kanker payudara stadium dini yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada periode Maret sampai Juni 2016. Pada seluruh kasus, ekspresi CXCR4 diperiksa dengan pemeriksaan imunohistokimia. Kemudian, dievaluasi hubungan antara ekspresi CXCR4 dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel.
Hasil: Ekspresi CXCR4 yang tinggi (cut off point ≥ 5) terdeteksi pada 19 dari 32 (59.4%) pasien kanker payudara stadium dini. Dari 19 pasien dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel, 16 (84.21%) pasien memiliki ekspresi CXCR4 yang tinggi. Ekspresi CXCR4 berkorelasi signifikan dengan metastasis kelenjar getah bening (p < 0.01).
Kesimpulan: Ekspresi CXCR4 yang tinggi berkorelasi signifikan dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel pada pasien kanker payudara stadium dini.

Background: CXCR4 is a 7-transmembrane G-protein chemokine receptor expressed in some human breast cancer cells in both primary breast tumors and metastases that allows for migration of hematopoietic cells from the bone marrow to the peripheral lymph nodes. Previous studies have shown that CXCR4 is associated with axillary lymph node metastases. However, up until now, no studies evaluating the role of CXCR4 in sentinel lymph node metastases in early stage breast cancer patients were found.
Aim: To determine the role of chemokine receptor CXCR4 in breast cancer cells migration to sentinel lymph nodes.
Methods: A cross sectional study design was used by evaluating CXCR4 expression of 32 early stage breast cancer patients that underwent mastectomy in Cipto Mangunkusumo Hospital during the period of March to June 2016. CXCR4 expression was assessed by immunohistochemistry in all cases. Associations between CXCR4 expressions and sentinel lymph node metastases were evaluated.
Results: High CXCR4 expression (cut off point ≥ 5) was dectected in 19 of 32 (59.4%) primary early stage breast cancer patients. Of 19 patients with sentinel lymph node metastases, 16 (84.21%) had high expression of CXCR4. The expression of CXCR4 is significantly associated with sentinel lymph node metastases (p < 0.01).
Conclusions: High expression of CXCR4 was significantly correlated with sentinel lymph node metastases in early stage breast cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Diana
"ABSTRAK
Latar belakang: Karsinoma papiler tiroid KPT merupakan 85-90 dari seluruhkanker tiroid. KPT adalah tumor epitel folikel ganas yang menunjukkan diferensiasisel folikular disertai perubahan inti dan/ atau pembentukan struktur papiler. Siklin D1dapat digunakan sebagai penanda invasi sel tumor. Tujuan penelitian inimembandingkan ekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, KPTdengan metastasis ke kelenjar getah bening KGB leher, dan KPT dengan metastasistulang.
Metode: Penelitian menggunakan metode potong lintang. Sampel terdiri atas 13kasus untuk masing-masing kelompok KPT tanpa metastasis, KPT dengan metastasisKGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang. Dilakukan pulasan siklin D1 danpenilaian pulasan berdasarkan intensitas dan jumlah inti sel yang terpulas. Dilakukanpenghitungan histoscore dan persentase setiap kasus. Hasil penghitungandikelompokkan menjadi derajat satu yaitu hasil kurang dari 10 , derajat dua yaituhasil 10-50 , dan derajat tiga yaitu lebih dari 50.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pulasan siklin D1 derajat tigaditemukan pada sebagian besar kelompok KPT dengan metastasis tulang dan tidakditemukan pada KPT tanpa metastasis. Terdapat hubungan yang bermakna antaraekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, kelompok KPT denganmetastasis KGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang interval kepercayaan 95 0,01-0,74; p

ABSTRACT
Background: Papillary thyroid carcinoma PTC represents 85 of all thyroidcancer. PTC is a malignant epithelial tumor showing evidence of folliculardifferentiation and characterized by distinctive nuclear features with or withoutpapillary structures. Cyclin D1 can be used as a marker of tumor cell invasion. Theaim of the study was to compare expression of cyclin D1 in PTC without metastasisgroup, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distant metastasis.
Methods: This was cross sectional study. Samples consist of 13 cases for each groupPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis stained with cyclin D1 antibody. Quantification was based on the intensityand distribution of nuclear staining. The appraisal was done with estimatinghistoscore and percentage. Calculation result was graded as follows grade one isfewer than 10 of tumor cells, grade two is 10 50 , and grade three is more than50.
Results: The result of the study shows that grade three of cyclin D1 staining found inmajority cases of PTC with distant metastasis and not found in PTC withoutmetastasis. There is a significant differences of cyclin D1 expression among group ofPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis 95 confidence interval 0,01 0,74 p.
"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Anna bethania
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita dan penyebab kematian kanker yang paling sering terjadi. Status kelenjar getah bening (KGB) amerupakan faktor prognostik dan penentu pilihan tatalaksana pasien kanker payudara. Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB sampai saat ini belum akurat. Beberapa biomarka yang berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu CD44 (Cluster of Differentiation 44) dan MT1-MMP (Membrane Type 1- Matrix Metalloproteinase). Ekspresi CD44 dan MT1-MMP yang tinggi berhubungan dengan sifat yang lebih agresif dan prognosis yang buruk sehingga dibutuhkan biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening karsinoma payudara invasif NST.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang pada sediaan operasi mastektomi kasus karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Juni 2020. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis kelenjar getah bening dan 24 kasus karsinoma payudara invasive NST tanpa metastasis kelenjar getah bening. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara simple random sampling dari kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Dilakukan pulasan imunohistokimia CD44 dan MT1-MMP dan dilakukan perhitungan jumlah sel yang terpulas positif. Analisis statistik Chi Square dan Kruskal Wallis dilakukan diantara dua kelompok tersebut.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi CD44 pada karsinoma payudara invasif No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening.(p=0,009). Terdapat perbedaan bermakna ekspresi MT1-MMP pada karsinoma payudara tipe invasive carcinoma of No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening(p=0,032). Serta adanya hubungan overekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening (p=0,000)
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada karsinoma payudara invasif NST dengan status metastasis kelenjar getah bening.

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women and the most common cause of cancer death. Lymph node status (KGB) is a prognostic factor and determinant of treatment options for breast cancer patients. The biomarker for predicting lymph node metastasis is not accurate until this time. Several biomarkers associated with aggressiveness and metastatic prediction are CD44 (Cluster of Differentiation44) and MT1-MMP (Membrane Type 1-Matrix Mettaloproteinase). The high expression of CD44 and MT1-MMP is associated with a more aggressive nature and poor prognosis. The tumor biomarkers are needed to provide information on the presence of lymph node metastases.
Aims: This study aims to determine the relationship between CD44 and MT1-MMP expression on lymph node metastases of invasive breast cancer NST.
Method: An observational analytic study with a cross-sectional design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to June 2020. The study sample was divided into 2 groups, 24 cases of NST invasive breast carcinoma with lymph node metastases and 24 cases of invasive breast carcinoma NST without lymph node metastases. The research sample was taken by simple random sampling of cases that met the inclusion criteria and did not include the exclusion criteria. CD44 and MT1-MMP immunohistochemical staining were performed and the number of cells stained positively was calculated. Chi-Square and Kruskal Wallis statistical analysis was performed between the two groups.
Results: There was a significant difference in the expression of CD44 in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastases (p = 0.009). There was a significant difference in the expression of MT1-MMP in invasive carcinoma of No Special Type breast carcinoma with and without lymph node metastases (p = 0.032). And there is a relationship between CD44 and MT1-MMP overexpression in lymph node metastases (p = 0.000)
Conclusion: There was a significant relationship between CD44 and MT1-MMP expression in invasive breast carcinoma NST and lymph node metastasis status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>