Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firman Arif
"Bunuh diri merupakan diskursus sepanjang zaman dalam kehidupan manusia. Menilik sejarah, sebut saja seperti kaum stoa, tradisi Seppuku di Jepang, dan yang paling baru peledakan diri para teroris merupakan sebagian contoh yang menunjukkan bahwa bunuh diri terus dilakukan. Kendati nilai-nilai kemanusiaan terus berubah sepanjang zaman, tapi bunuh diri tetap menjadi sebuah tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehidupan lebih cepat. Albert Camus mempertanyaan bunuh diri sebagai sebuah tindakan yang dipilih manusia. Pertanyaan itu memiliki keterkaitan dengan konsep eksistensialisme. Sehingga pemaknaan bunuh diri pun hanya sebatas problem eksistensilis-filosofis. Di sinilah letak persoalan bunuh diri pada masa kini. Pada kenyataannya, di zaman sekarang bunuh diri bukan lagi hanya persoalan eksistensialis-filosofis. Ada sesuatu yang melebihi hal itu, tindakan bom bunuh diri dapat dijadikan contoh. Bunuh diri adalah persoalan kemanusiaan. Maka, dengan tetap berpijak pada pemikiran Albert Camus, akan dijelaskan mengenai perluasan pemahaman bunuh diri sebagai sebuah tindakan mengingkari humanitas.

Suicide is a discourse throughout the ages in human life. Tracing the history, there are some examples that show suicide still exist, let says the stoic from early ages, Seppuku tradition in Japan, and terrorist who blew up themselves. Despite values of humanity keep changing throughout the ages, suicide is still the alternative choices to end live faster. Albert Camus questioning suicide as an action that choices in human life. This question is related to his existentilism concept. So that, the values of suicide just be the existentialism problem. This is the problem of suicide in the contemporary era. In fact, in the contemporary era, suicide is not just existentialist problem, there is something beyond, suicide bombing for example. Suicide is humanity problem. Through the thought of Albert Camus, it will be explained about expansion suicide as a disavowal of humanity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Marliana
"Skripsi ini menganalisa dan mengkritisi konsep pemikiran bunuh diri yang diungkapkan Emile Durkheim dengan menggunakan teori definisi sosial Max Weber dan juga kebebasan eksistensialisme. Durkheim yang memiliki paradigma fakta sosial ini menekankan segala tindakan manusia yang disebabkan karena faktor eksternal di luar dirinya, dan bukan karena dirinya sendiri, termasuk pada kasus bunuh diri. Durkheim melupakan eksistensi diri individu manusia yang bebas dan berhak atas dirinya sendiri disertai tanggung jawab. Bunuh diri adalah suatu pilihan rasional diri individu manusia secara sadar sebagai wujud kebebasan dan bukan karena faktor masyarakat.

This thesis is to analyze and criticize the concept of suicidal thoughts Emile Durkhem by using the theory of social definition Max Weber and also freedom of existentialism. Durkheim's social facts paradigm which has emphasized that human actions are caused due to external factors outside, and not based on himself, including suicide. Durkheim forget about existensialism in every human which born to be free and has a right of the body and himselfs with responsibility. Suicide is a rational choice of self-conscious human individual as an expression of freedom and not because of the community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Penelitian ini berusaha melihat penerapan peraturan dean pers dalam pembingkaian bunuh diri di media sebagai upaya pencegahan bunuh diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis framing yang dikembangkan oleh Robert N. Entman. Objek yang diteliti yaitu berita terkait bunuh diri yang dipublikasikan melalui media daring dengan sampel lima berita dari lima media yang berbeda, diambil dari Maret 2020 hingga Agustus 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media belum sepenuhnya menerapkan peraturan dewan pers terkait pemberitaan bunuh diri dan pemberitaan yang dilakukan belum berfokus pada upaya pencegaham bunuh diri.

This research tries to see the application of Press Council regulation about suicide coverage in media as suicide prevention. The method used is qualitative approach with framing analysis method developed by Robert N. Entman. The object under study is news articles about suicide published on online media with a sample of 5 news articles from 5 different media, taken from March 2020 to August 2020. The result of this study shows that media has not applied Dewan Pers regulation about suicide and the news coverage has not focused on suicide prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Cyrena
"Bunuh diri altruistik adalah istilah yang diperkenalkan oleh Durkheim dalam monografinya Suicide, yang mana menekankan pada adanya integrasi yang tinggi antara aktor bunuh diri dengan kelompok sosialnya. Sementara jika dilihat dari konsep altruistik, merupakan konsep aktualisasi diri tertinggi seorang dewasa dengan menjadi berguna bagi orang lain, yang dijadikan golden moral di beberapa kultur dan kepercayaan. Konsep-konsep ini menjadi berbenturan ketika dilekatkan pada konteks terorisme, yang memakan korban tidak hanya pelaku bunuh diri itu sendiri tapi juga orang lain, baik sipil maupun kombatan. Penelitian ini hendak mengulas apakah benar bunuh diri yang dilakukan oleh teroris adalah bunuh diri altruistik, dilihat dalam sudut pandang kriminologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara semiterstruktur pada pengamat dari kalangan akademisi dan praktisi, serta melakukan kajian kepustakaan terhadap kasus-kasus bunuh diri yang dilakukan teroris di Indonesia. Sebagai hasil, ditemukan bahwa bunuh diri altruistik pada terorisme adalah altruistik yang spesifik, yang merupakan produk dari konstruksi sosial dalam kelompok teroris, dimana menghasilkan integrasi yang tinggi sehingga mendorong seseorang mengorbankan nyawanya demi kemanfaatan kelompoknya dan kehancuran bagi kelompok lainnya.

Altruistic suicide is a term introduced by Durkheim in his monograph Suicide, which emphasized on high level of integration between the actor of suicide and his/her social group. Meanwhile if we looked to altruistic concept, is the highest self-actualization concept of an adult by being useful for others people, which this concept is became a golden moral in some culture and dogma. These concepts conflicted each other when we put into terrorism concept, which already taken victims other than perpetrators himself/herself, not only combatant but also civilian. This research is to see whether suicide by terrorist is altruistic suicide or not, seen from criminological point of view. This research used qualitative method by conducting semi-structured interview with observers from academic and practitioner, and doing literature study of suicide cases done by terrorist in Indonesia. As the result, it was found that altruistic suicide in terrorism was specific altruistic, which is product of social construction in terrorist group, where produce high level of integration that encourage someone to sacrifice his or her life for the benefit of his or her group and destruction for others group."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Nanria Arif
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S14318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camus, Albert, 1913-1960
London : Everyman's Library, 1998
843.9 CAM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanti Nur Annisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat peran efikasi diri dalam memengaruhi kemunculan ide bunuh diri pada mahasiswa. Berdasarkan hasil survei, dikatakan bahwa kelompok usia mahasiswa merupakan kelompok yang rentan mengalami ide bunuh diri, sehingga diperlukan upaya yang dapat mencegah kemunculan ide bunuh diri. Salah satu upaya tersebut yaitu meningkatkan efikasi diri. Partisipan pada penelitian ini merupakan 694 mahasiswa aktif perguruan tinggi. Data diolah dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk melihat seberapa besar peran efikasi diri terhadap ide bunuh diri dan independent sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan skor ide bunuh diri pada jenis kelamin, sumber dukungan sosial, dan riwayat diagnosis gangguan kesehatan mental. Partisipan diukur dengan menggunakan alat ukur General Self-Efficacy Scale (GSES) dan Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran efikasi diri terhadap ide bunuh diri, sehingga dapat dikatakan bahwa efikasi diri dapat memprediksikan kemunculan ide bunuh diri. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat ide bunuh diri pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Mahasiswa yang tidak memiliki sumber dukungan sosial dan memiliki diagnosis gangguan kesehatan mental ditemukan memiliki tingkat ide bunuh diri yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa efikasi diri dapat menjadi faktor protektif ide bunuh diri, sehingga mahasiswa disarankan agar meningkatkan efikasi diri supaya dapat mengurangi kemunculan ide bunuh diri.

This study was conducted to see whether there is a role for self-efficacy in the emergence of suicidal ideation in college students. Based on the survey, it was said that the student age group is a group that is prone to experiencing suicidal ideation, so efforts are needed to prevent the emergence of suicidal ideation. One of the effort is to increase self-efficacy. Participants in this study were 694 active college students. The data were processed and analyzed using simple linear regression analysis to see how big the role of self-efficacy on suicidal ideation and independent sample t-test to see differences in suicide ideation scores on gender, sources of social support, and history of mental health disorder diagnosis. Participants were measured using the General Self-Efficacy Scale (GSES) and Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS). The results show that there is a role of self-efficacy in suicidal ideation, so it can be said that self-efficacy can predict the emergence of suicidal ideation. In this study, there was no difference between male and female suicidal ideation. Students who did not have a source of social support and had a diagnosis of a mental health disorder had higher rates of suicidal ideation. Based on this study, it was found that self-efficacy is a protective factor for suicidal ideation, so students are advised to increase self-efficacy so to reduce the emergence of suicidal ideation."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalis Al Ghifari
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor terhadap ide bunuh diri pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga menjadi faktor protektif maupun faktor risiko dari ide bunuh diri pada remaja akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak 496 individu, dengan rentang umur 18-22 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI untuk mengukur ide bunuh diri, dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur persepsi individu mengenai keberfungsian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ide bunuh diri pada remaja akhir R=-0.487.

ABSTRACT
This research explaining about family functioning as a predictor of suicide ideation among late adolescents. Family functioning could become a protective and risk factor, for adolescents rsquo suicide ideation. This is a quantitative research that includes 496 participants, aged 18 22. The data were collected using Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI to measures suicide ideation, and Family Assesment Device FAD to measures individual perception of their family functioning. The result suggests that family functioning can significantly predict suicide ideation among late adolescents R 0.487."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
"ABSTRAK
Bunuh diri merupakan masalah yang cukup serius dan kurang dibahas di Indonesia. Pelaku bunuh diri merasa terkurung dalam keadaan yang sangat buruk, tidak ada jalan keluar, dan berfikir bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan diri. Oleh karena itu, mereka membunuh diri mereka sendiri. Mereka memilih untuk melakukan usaha bunuh diri karena bagi mereka tidak ada jalan keluar selain kematian atau mereka melihat bahwa dengan melakukan perbuatan yang membahayakan diri, apa yang ingin mereka sampaikan, seperti permintaan pertolongan, akan diketahui oleh orang lain. Usaha bunuh diri tersebut selalu terjadi di saat krisis bunuh diri yang diawali oleh pemikiran untuk bunuh diri, dan ketika mereka berencana untuk bunuh diri, mereka menggunakan wayfinding untuk mencapai alat dan tempat yang ideal untuk bunuh diri. Bunuh diri itu sendiri merupakan sebuah proses sequential, yang terdiri dari keadaan terjebak, usaha untuk bunuh diri, dan kematian, dan adanya sequence tersebut dapat dilihat sebagai proses berpindah dari suatu keadaan dan keadaan lain, atau yang bisa disebut rites of passage. Sebagai sebuah transisi, usaha bunuh diri memberikan pengalaman liminality terhadap pelaku bunuh diri. Melihat urgensi transisi pelaku bunuh diri dari keadaan terjebak tersebut ke keadaan yang lebih baik, urgensi komunikasi yang dimiliki oleh pelaku bunuh diri terhadap orang lain, dan wayfinding serta affordance yang digunakan pelaku untuk bunuh diri, maka pembentukan responsive dan memberi wujud pada batas ruang liminal secara temporer dan sistematis dapat menjadi alat komunikasi bagi pelaku bunuh diri kepada masyarakat, mencegah pelaku untuk mencapai alat dan tempat bunuh diri dengan memperpanjang liminality yang dialami pelaku, dan secara literal dan metaforikal membebaskan pelaku bunuh diri dari krisis bunuh diri yang ada

ABSTRACT
Suicide is a serious problem and less explored in Indonesia. Suicidal fell trapped in horrible state, with no way out, and thinking that they cannot save themselves. Thus, they end their own life. They choose to attempt suicide because for them the only way out is death or by doing self-harm acts, what they want to express, like cries for help, will be noticed by the others. The suicide attempts always happen while suicide crisis that is started by suicide thought, and when the suicidal planned to attempt suicide, they use wayfinding in order to reach the tools or places that was ideal for them to commit suicide. Suicide itself is a sequential process that consists of state of being trapped, attempting suicide, and death, and that sequence is a process of journey from a state to the other. As a transition, suicide attempt gives experience of liminality to the suicidal. Seeing the urgency for suicidal to transit from a condition of being trapped to a better state, urgency of the suicidal to communicate to the others, and wayfinding, affordance also, that is used to attempt suicide, thus responsive forming and temporary but systematically give shape to the threshold of the liminal space can be used as means of communication for the suicidal to the society, prevent the suicidal to reach the tools and place of suicide by prolong state of liminal that is experienced by the suicidal, and finally, literally and metaphorically, freed the suicidal from the suicide crisis.
"
Depok: 2019, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rofa I
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dinamika, hambatan dan tantangan yang terjadi dalam proses penerapan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional JKN di RS PGI Cikini, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk beradaptasi dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, studi literatur, studi dokumen, dan observasi. Informan dibagi menjadi dua kelompok untuk menemukan dua sudut pandang yang berbeda, yakni berasal dari pihak rumah sakit dan pasien. Bagi kelompok rumah sakit, memakai tipe purposive sampling, sementara kelompok pasien menggunakan sequential sampling. Jumlah informan yang diwawancarai adalah 13 orang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa RS PGI Cikini masih dapat mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan. Ada beberapa kualitas yang berubah, terutama dalam sistem administrasi dan pembiayaan. Cukup banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh RS PGI Cikini karena kebijakan yang belum matang dan kurangnya komunikasi dengan pihak BPJS. Akan tetapi, rumah sakit mampu beradaptasi dengan perubahan kebijakan sehingga dapat mempertahankan kualitas pelayanan kesehatannya. Penelitian ini menyarankan agar pihak pemangku kepentingan dapat melihat kembali aturan yang dibuat dan dapat melakukan sosialisasi yang lebih luas.

ABSTRACT
The research was written to describe 1 The Role of Into The Light Indonesia Community community of volunteers focusing on suicide prevention as Mutual Aid Group for volunteers suicide survivors person with suicidal experiences on suicide prevention 2 Obstacles that occur in the implementation of the role of ITL Community as Mutual aid Group for volunteers suicide survivors on suicide prevention. The research approach is qualitative with descriptive design. The research concludes that the role of community as mutual aid group for volunteers of suicide survivors in suicide prevention is divided into three parts 1 Role in individual problem solving process, 2 Role of group support and support, and 3 Role in development individual skills. The obstacles that occur in the implementation of the role of Into The Light Indonesia Community as a mutual aid group is divided into five parts include 1 The process of forming a group, 2 Unequal distribution of tasks, 3 The financial limitations of the community, 4 Community work system influence condition of mental health of volunteers, and 5 The challenge of discussion of taboo issues in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>