Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Alsakina Qurotuain
"Nangapanda merupakan salah satu kecamatan di Flores, Indonesia yang memiliki prevalensi kecacingan usus sebesar 87,2 . Terdapat tiga jenis spesies cacing usus yang paling sering menyebabkan infeksi kecacingan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, serta cacing tambang. Infeksi cacing usus akan menimbulkan respon imun tipe 2, sehingga menghasilkan respon imun humoral berupa pembentukan Immunoglobulin E IgE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status infeksi kecacingan usus dengan kadar IgE Total dan IgE spesifik terhadap Ascaris lumbricoides pada penduduk Nangapanda. Status infeksi kecacingan usus ditentukan dengan menggunakan metode Kato Katz, dimana dilakukan pencarian terhadap telur cacing pada sampel tinja pasien secara mikroskopis. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran antibodi IgE total dan spesifik terhadap Ascaris dalam sampel plasma dengan menggunakan metode ELISA. Didapatkan peningkatan kadar antibodi IgE Total yang bermakna pada kelompok terinfeksi oleh setidaknya satu jenis cacing usus P

Nangapanda is one of the endemic areas in Indonesia with a very high STH prevalence 87,2 . Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms are the most prevalent etiologies of helminth infection. When helminth infects the body, it will enhance the type 2 immune response which will lead to the production of humoral immunity such as Immunoglobulin E. This research aimed to identify the relationship between STH infection status with the Total IgE and Ascaris specific IgE levels. The STH infection status was determined by Kato Katz method to identify the presence of STH rsquo s eggs in the stool sample microscopically. In this research, the levels of total and specific IgE in the plasma samples were detected by ELISA. The levels of Total IgE was increased significantly in helminth infected group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Rouli Alodia
"Infeksi Soil-Transmitted Helminth (STH) merupakan salah satu dari Neglected Tropical Disease (NTD) yang menginfeksi sekitar 1,5 miliar orang di dunia, termasuk wilayah Asia Tenggara. Spesies yang paling umum menginfeksi manusia adalah Ascaris lumbricoides. Anak usia pra-sekolah dan anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang rentan terinfeksi STH karena tinggal pada wilayah penyebaran STH. Infeksi STH, khususnya Ascaris lumbricoides, pada anak dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan kognitif serta obstruksi usus halus pada infeksi berat. Penyebaran infeksi Ascaris lumbricoides pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor kebiasaan higiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan higiene dengan kejadian infeksi Ascaris lumbricoides pada anak. Desain studi yang digunakan adalah kajian sistematis. Penelusuran artikel dilakukan pada empat database, yaitu PubMed, EMBASE, Scopus, dan ProQuest, kemudian artikel diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak lima artikel didapatkan dari hasil penelusuran. Dari kelima artikel tersebut, didapatkan bahwa kebiasaan mencuci tangan, penggunaan jamban, dan kebiasaan mencuci buah sebelum dikonsumsi memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian infeksi Ascaris lumbricoides. Sebaliknya, kebiasaan mencuci sayur sebelum dikonsumsi dan memotong kuku tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian infeksi Ascaris lumbricoides pada anak.

Soil-Transmitted Helminth (STH) infection is one of the Neglected Tropical Diseases (NTDs) that affects around 1.5 billion people worldwide, including regions like Southeast Asia. The most common species infecting humans is Ascaris lumbricoides. Preschool-age and school-age children are particularly vulnerable to STH infection due to their living environments in areas where STH is prevalent. Infection of STH, especially Ascaris lumbricoides, can hinder physical and cognitive development and, in severe cases, cause obstruction of the small intestine. Various factors, such as hygiene practices, can influence the transmission of Ascaris lumbricoides infection in children. This study aims to explore the association between hygiene practices and the occurrence of Ascaris lumbricoides infection in children. A systematic review was carried out, and articles were searched in four databases: PubMed, EMBASE, Scopus, and ProQuest. Subsequently, the articles were selected based on specific criteria. Five articles were identified during the search. These articles revealed a significant association between handwashing habits, toilet usage, and washing fruits before consumption with the occurrence of Ascaris lumbricoides infection. On the other hand, there was no significant association found between washing vegetables before consumption and trimming nails and the occurrence of Ascaris lumbricoides infection in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriptiastuti
"Prevalensi STH pada anak di Jakarta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan dilakukan pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan. Beberapa obat telah dicoba untuk pengobatan masal, namun prevalensi STH masih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar kemungkinan kontribusi anak Sekolah Dasar dalam transmisi A. lumbricoides setelah pemberian antelmintik. Telah diperiksa 861 tinja anak dari 3 SD Kalibaru, Jakarta Utara dengan Cara Kato Katz. Sebanyak 636 anak yang terinfeksi A.lumbricoides dibagi secara acak menjadi 2 kelompok masing-masing terdiri dari 318 anak, kelompok I diobati albendazol dan kelompok II diobati pirantel pamoat. Tinja anak yang tidak sembuh setelah pengobatan diblak dalam larutan kalium bikromat 2%, untuk melihat pertumbuhan telur menjadi bentuk Infektif. Prevalensi askarlasis ditemukan di Sekolah Dasar ini adalah 66,36%-78,74%, dengan Intensitas Infeksi sangat ringan (RTPG 4495 sampai 5959). Setelah pengobatan prevalensi askariasis pada kelompok I menjadi 3,59% dan pada kelompok II menjadi 6,02%. Terdapat penurunan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan albendazol maupun pirantel pamoat. Perbandingan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan dengan albendazol menjadi besar sedangkan dengan pirantel pamoat menjadi kecil. Pada pengamatan biakan telur ternyata pada kelompok yang diobati albendazol belum ditemukan telur yang berubah menjadi bentuk infektif sampai hari ke 26. Sedangkan pada kelompok pirantel pamoat, bentuk infektif telah ditemukan pada hari ke 19 (15,25%). Kesimpulan kontribusi anak yang belum sembuh dengan pirantel pamoat adalah 15,25% dari jumlah telur yang dikeluarkan. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminths STH dengan prevalensi terbanyak Ascaris, diketahui dapat menstimulasi aktivasi Th-2 untuk menghasilkan sitokin yang dapat mengaktivasi IgE dan sel T regulator yang menekan inflamasi kronik tubuh. Hal ini diduga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat inflamasi kronik, salah satunya diabetes melitus DM . Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi STH yang ditandai dengan kehadiran antibodi IgE total dan spesifik dengan parameter metabolik berupa kadar glukosa darah puasa GDP dan setelah tes toleransi glukosa oral TTGO . Partisipan dari penelitian potong lintang cross section ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas di 3 desa di Nangapanda daerah endemik infeksi STH yang berjumlah 298 partisipan. Kadar antibodi IgE merupakan hasil pengukuran ELISA sedangkan, kadar gula darah yang diukur menggunakan glukometer di darah kapiler merupakan data sekunder penelitian SUGARSPIN. Ditemukan hubungan negatif sangat lemah antara kadar IgE total dengan kadar TTGO rs=-0.197, p=0.001 . Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara kadar IgE total dengan kadar GDP, serta IgE spesifik dengan kadar GDP dan TTGO. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE total akan diikuti oleh penurunan kadar TTGO yang menggambarkan toleransi glukosa yang semakin baik.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths infection, whichthe most prevalent is Ascaris, is known with its capability to stimulate the activation of Th 2 to produce cytokines which can activate IgE and T reg resulting in suppression of chronic inflammation response. This may reduce the risk of diseases due to chronic inflammation, such as diabetes mellitus DM . Total and Specific Ascaris IgE level together with fasting blood glucose and oral glucose tolerance test level, are used as a study parameter. The aim of the study is to find out the relationship between STH infection, marked by total IgE and IgE specific level, and metabolic parameter, which is fasting blood glucose FBG and blood glucose after oral glucose tolerance test OGTT . Participants from this cross sectional study is population aged 15 years old and above, living in 3 villages in Nangapanda endemic for STH with total population 298. IgE level was the result of ELISA done in Leiden University while the blood glucose level, which is measured by glucometer from capillary blood, is a secondary data from SUGARSPIN study. Very weak negative association was found between total IgE level and OGTT level rs 0.197, dan p 0.001 meanwhile, no other association was found between dependent and independent variables. From this study, it can be concluded that the increased level of total IgE may lower OGTT level, which representate a better blood glucose tolerance. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wahyu Wardhana
"Latar Belakang: Warga Desa Panimbangjaya sulit mendapat air bersih dan memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan yang merupakan faktor risiko transmisi soil-transmitted helminth (STH). STH dapat menyebabkan anemia, namun hubungan STH dan anemia belum diketahui di Desa Panimbangjaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan intensitas infeksi STH serta hubungannya dengan anemia pada anak SD.
Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan di SDN 01 dan SDN 03 Panimbangjaya, Pandeglang pada bulan Juli–Agustus 2018. Sampel feses dikumpulkan menggunakan pot feses yang dibagikan dan diperiksa dengan metode Kato-Katz. Sampel darah diambil dari darah vena 0,5–3 mL, kemudian diproses dengan hematology analyzer Sysmex untuk mendapatkan nilai Hb. Subyek positif STH diberi albendazol 400 mg tiga hari berturut-turut.
Hasil: Subyek penelitian berjumlah 150 anak, terdiri atas 68 laki-laki dan 82 perempuan yang berasal dari kelas 1–2 (28 anak), 3–4 (54 anak), dan 5–6 (68 anak). Prevalensi infeksi STH adalah 81,3%: A. lumbricoides 58,7%, T. trichiura 48%, dan infeksi campur 25,3%. Intensitas infeksi A. lumbricoides umumnya ringan dan T. trichiura seluruhnya ringan. Prevalensi anemia adalah 16,7%.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara anemia dan intensitas infeksi STH (uji chi-square, p>0,05). Perlu dilakukan pemberian obat pencegahan massal setiap enam bulan karena prevalensi STH > 50% serta suplementasi tablet tambah darah untuk anak yang anemia.

Introduction: The inhabitants of Panimbangjaya Village have difficulty getting clean water and still practices open defecation, which is a risk factor for the transmission of soil-transmitted helminth (STH). STH can cause anemia, however, in Panimbangjaya Village, the relation between STH and anemia were unknown. This study aimed to determine the prevalence and infection intensity of STH and its relation with anemia in elementary school children.
Methods: This cross-sectional study was conducted at SDN 01 and SDN 03 Panimbangjaya, Pandeglang in July–August 2018. Stool samples were collected using feces pots and examined using the Kato-Katz method. Blood samples were taken from 0.5–3 mL venous blood and then processed with a Sysmex hematology analyzer to obtain Hb values. STH positive subjects were given albendazole 400mg for three consecutive days.
Results: Subjects were 150 children, consisted of 68 boys and 82 girls from grades 1–2 (28 children), 3–4 (54 children), and 5–6 (68 children). The prevalence of STH infection was 81.3%: A. lumbricoides 58,7%, T. trichiura 48%, and mixed infections 25.3%. The infection intensity of A. lumbricoides was generally mild and T. trichiura was entirely mild. The prevalence of anemia was 16.7%.
Conclusion: There was no relationship (chi-square test, p> 0.05) between STH infection intensity and anemia. Mass drug administration needs to be done biannually because the prevalence of STH is > 50%. Iron and folic acid supplementation need to be given to anemic children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonita Ariesti Putri
"Pengetahuan mengenai A. lumbricoides berperan penting dalam menanggulangi askariasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan responden mengenai morfologi dan siklus hidupA. lumbricoides. Penelitian dilaksanakan di Jakarta dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2011 dengan cara pengisian kuesioner. Sampel penelitian merupakan Guru SD di Jakarta yang diambil dengan metode total populasi. Kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah penyuluhan berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides. Jumlah total responden 67 orang dengan responden laki-laki 21 orang (31,3%) dan responden perempuan 46 orang (68,7%). Pada pengambilan data yang diperoleh sebelum penyuluhan, terlihat responden dengan tingkat pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 4 orang (6%), cukup 7 orang (10,4%), dan kurang 56 orang (83,6%). Sesudah penyuluhan diperoleh data responden dengan pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 39 orang (58,2%), cukup 10 orang (14,9%), dan kurang 18 orang (26,9%). Pada uji marginal homogeneity didapatkan nilai p<0,001 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil uji sebelum dan setelah penyuluhan. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam peningkatan pengetahuan guru SD di Jakarta mengenai morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides.

The acknowledgement of A. lumbricoides plays important role inpreventing ascariasis. The main objective of this research is to know the effectiveness of health promotion towards the improvement of elementary school teachers’ knowledge in Jakarta about morphology and life cycle of A. lumbricoides. This research was held in Jakarta. The data was collected on October 12th 2011 by handing out questionnaires to the respondents. Total population sampling method was applied to pick out the samples. The questionnaires given consisted of questions about the morphology and life cycle of A. lumbricoides. There are 67 respondents in total with 21 male respondents (31,3%) and 46 female respondents (68,7%). Before the health promotion was given, there were 4 good-knowledge respondents (6%), 7 fair-knowledge respondents (10,4%), and 56 poor-knowledge respondents (83,6%). After the health promotion was given there were 39 good-knowledge respodents (58,2%), 10 fair-knowledge respondents (14,9%), and 18 poor-knowledge respondents (26,9%). By using marginal homogeneity test, there was a significant difference (p<0,001) between the elementary school teachers’ knowledge before and after the health promotion was given. In conclusion, the health promotion is effective to improve knowledge about morphology and life cycle of A. Lumbricoides on elementary school teachers in Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Farida Rachmat
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo merupakan daerah dengan keadaan sanitasi yang buruk dan kurangnya ketersediaan air bersih. Penelitian ini ditujukan untuk dapat mengetahui prevalensi cacingan dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin pada warga desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Sebanyak 424 warga desa Kalena Rongo menjadi subjek penelitian dan diminta untuk mengumpulkan feses pada bulan Juni 2014. Sampel feses yang telah terkumpul diperiksa secara mikroskopis di laboratorium Parasitologi, hasil yang diperoleh diolah dengan program SPSS 20.0 for windows, dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan dari 424 warga desa Kalena Rongo yang mengumpulkan pot feses didapatkan 391 (92,2%) warga positif mengalami cacingan, dengan rincian A. lumbricoides 279 (65,8%), T. trichiura 257 (60,6%), cacing tambang 227 (53,8%), dan warga yang mengalami infeksi campuran sebanyak 264 (67,5%). Seluruh warga desa Kalena Rongo kemudian diberikan pengobatan massal antihemintik. Pada prevalensi cacingan dengan kelompok usia didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,002), sedangkan pada prevalensi cacingan dengan jenis kelamin tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,164). Dapat disimpulkan bahwa prevalensi cacingan pada warga desa Kalena Rongo berhubungan dengan usia, dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin

ABSTRACT
Kalena Rongo village is an area with the state of poor sanitation and lack of clean water availability. This research aimed to determine the prevalence of worm disease and its relation to age and gender of villagers in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. We use cross-sectional design and performed in one village (hamlet 1) randomly selected with 424 people as the subject. Subjects are asked to collect their feces in June 2014. The collected feces was then microscopicly examined in the Parasitology laboratory. The final result is processed with a computer programme SPSS 20.0 for windows and analyzed with chi-square techniques. The result of this research show that among 424 people in the Kalena Rongo village who has collected their feces container, 391 (92.2%) shows positive result on worm disease. With 279 (65.8%) people among them are infected by A. Lumbricoides, 257 (60.6%) people are infected by T. trichiura, 227 (53.8%) people are infected by hookworm, and 264 (67.5%) have mix infection. The whole population is then treated with antihelminth medication. On the prevalence of worm disease with specific age groups, there is a significant difference (chi square p= 0.002), whereas on the prevalence of worm disease with gender, there is no significant difference (chi square p=0.164). It can be concluded that the prevalence of worm disease in the population of Kalena Rongo village is related to age, and have no relation with gender"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celestina Apsari H.
"Askariasis memiliki angka prevalensi yang masih tinggi di Indonesia terutama pada anak yang tinggal di daerah padat penghuni. Pengetahuan akan A. lumbricoides merupakan kunci pencegahan askariasis. Tujuan penelitian ini mengetahui efektifitas penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan anak panti asuhan mengenai A. lumbricoides. Penelitian experimental (pre-post study)dilakukan di panti asuhan X di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Data diambil pada tanggal 10 Juni 2012dengan mengisi kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan.Semua anak yang hadir saat penyuluhan dijadikan subyek penelitian (total population). Kuesioner berisi pertanyaan tentang siklus hidup A.lumbricoides.Data diolah dengan program SPSS versi 11,5 dan diuji dengan marginal homogeneity.
Hasil penelitian menunjukkan 59 (41.5%) responden adalah laki-laki dan 83 responden (58.5%) perempuan; terdiri dari 78 murid(54.9%) SD, 55 murid (38.7%) SMP, dan 9murid (6.4%) SMA. Sebelum penyuluhan, tingkat pengetahuan baik, sedang, dan kurang adalah 1 responden (0.7%), 11 responden (7.7%), dan 130 responden (91.6%). Setelah penyuluhan, jumlah responden dengan pengetahuan baik dan sedang meningkat menjadi 8 responden (5.6%) dan 50 responden (35.2%) sedangkan responden dengan pengetahuan kurang menurun menjadi 84 responden (59.2%). Uji marginal homogeneitymemberikan p<0.001, berarti ada perbedaan bermakna dalam hasil sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahun responden mengenai A. lumbricoides.

The prevalence of ascariasis in Indonesia remains high, especially in children who live in crowded area. Knowledge on A. lumbricoides is the key in preventing ascariasis. The purpose of this research is to know the effectiveness of health education in increasing the knowledge on the life cycle of A. lumbricoides among the orphans. This experimental study (pre-post study) was conducted at orphanage in Lubang Buaya Village, East Jakarta. The data was taken on June, 12th 2012 by handing out questionnaires about the life cycle of A.lumbricoides to the subjects before and after health education. All orphans who gathered were becoming the research subjects. Data was processed using SPSS 11.5 and tested with marginal homogeneity.
The results show the numbers male subjects and female subjects are 59 (41.5%) and 83 (58.5%), 78 primary school (54.9%), 55 junior highschool (38.7%), and 9 senior highschool students(6.4%). Before health education, the numbers of respondents with good, fair, and poor knowledge level of A. lumbricoides were 1 (0.7%), 11 (7.7%), 130 subjects (91.6%). After education, the number of subjects with good and fair knowledge increased to 8 (5.6%) and 50 subjects (35.2%), while poor knowledge decreased to 84 (59.2%). Marginal homogeneity test showed a significant difference (p<0.001) between the orphans? knowledge before and after health education. In conclusion, health education is effective to increase knowledge of A. lumbricoides in orphans.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Ratna Palupi
"Prevalensi A.lumbricoides dan T.trichiura tertinggi pada usia sekolah dasar dan menurun pada usia dewasa. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan prevalensi infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura terhadap usia dan jenis kelamin pada anak. Penelitian yang bertempat di SD Kalibaru (Jakarta Utara) dan MI Batu Ampar (Jakarta Timur) ini menggunakan desain cross-sectional berdasarkan data kuisioner dan pemeriksaan sampel tinja.
Metode Kato-Katz digunakan untuk memeriksa sampel tinja. Dari 182 responden, didapatkan prevalensi infeksi A.lumbricoides di Kalibaru dan Batu Ampar adalah 34,8% dan 6,8%. Lokasi Kalibaru merupakan faktor risiko infeksi A.lumbricoides {OR 7,289 (95% CI 2,144-24,775)}. Prevalensi infeksi T.trichiura di Kalibaru adalah 34,1%.
Secara statistik terdapat hubungan bermakna (p=0,000) antara infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura dengan lokasi penelitian. Di Kalibaru, tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,656) dan T.trichiura (p=0,885) di Kalibaru. Secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,987) dan T.trichiura (p=0,523) di Kalibaru. Di Batu Ampar, tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,57).
Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,544) di Batu Ampar. Anak di Batu Ampar tidak mengalami infeksi T.trichiura. Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia anak dengan infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin anak dengan infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura.

The highest prevalence of A.lumbricoides and T.trichiura infection are at the age of Elementary School and will decrease at the age of adult. The aim of this research is to find out the correlation of the prevalence of A.lumbricoides and T.trichiura infection toward the age and the gender of Children. This research carried out at SD Kalibaru (North Jakarta) and MI Batu Ampar (East Jakarta). This research used cross sectional design based on the questionnaires data analyzing and fecal sample examining.
Kato-Katz method is used to examined the fecal sample. From 182 respondents, it was found that prevalence of A.lumbricoides infection in Kalibaru and Batu Ampar were 34.8% and 6.8%. The location of Kalibaru constitutes as risk factor of A.lumbricoides infection {OR 7.289 (95% CI 2.144-24.775)}. The prevalence of T.trichiura infection in Kalibaru were 34.1%.
Statistically, there was a significant correlation (p=0.000) between the A.lumbricoides and T.trichiura infection with the research location. In Kalibaru there was no significant correlation between gender and A.lumbricoides (p=0.656) and T.trichiura infection (p=0.885).
Statistically, there was no significant correlation between age and A.lumbricoides (p=0.987) and T.trichiura infection (p=0.523). In Batu Ampar, statistically, there was no significant correlation between gender and A.lumbricoides (p=0.57) infection. Statistically, there was no significant correlation between age and A.lumbricoides infection (p=0.544). Children in Batu Ampar were not infected by T. Trichiuria. There was no significant correlation between the age of children and the A.lumbricoides and T.trichiura infection. There was no significant correlation between the gender of children and the A.lumbricoides and T.trichiura infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Tania Rahmartani
"Daerah Bantargebang merupakan daerah tempat pembuangan sampah terpadu (TPST), kumuh, serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga berisiko tinggi terjadinya askariasis. Askariasis sering dialami oleh anak usia SD yaitu usia 7-12 tahun. Untuk mencegah askariasis, perlu dilakukan penyuluhan kepada murid SD. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dengan karakteristik demografi murid SD. Agar tercapai tujuan penyuluhan optimal, dibutuhkan penyesuaian dengan karakteristik demografinya. Penelitian menggunakan desain cross-sectional pada 58 murid SD X Bantargebang dengan metode total populasi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 dengan cara mengisi kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang A. lumbricoides. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil perbandingan tingkat pengetahuan A. lumbricoides dengan usia (p=0,965), tingkat pendidikan (p=0,610), sumber informasi (p=1,000), dan info terdahulu (p=1,000). Dari total 58 murid, didapatkan murid yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 46 orang (79,3%), cukup 10 orang (17,2%), dan baik 2 orang (3,4%). Dari analisis statistik didapatkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dengan usia, tingkat pendidikan, info terdahulu  dan sumber informasi. Disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD X mengenai A. lumbricoides tergolong buruk dan tidak memiliki hubungan bermakna dengan karakterstik demografinya.

Ascariasis often experienced by children of primary school age group, aged 7-12 years. Bantargebang is an area that has a landfield area, slump, and has a high population so that Bantargebang have a high risk of ascariasis. This can be prevented either by providing counseling as a health promotion. In order to achieve the optimal goal, counseling needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to determine the relationship of student’s knowledge about A. lumbricoides with their demographic characteristics. Studies using cross-sectional design applied on 58 students X elemetary school Bantargebang with total population method. Data collection was done on December 17th, 2011 by filling questionnaires which contains 5 question about A. lumbricoides. Data processing was performed using SPSS version 20.0, analyzed by Kolmogorov-Smirnov test with the result shows relationship between student’s knowledge about A. lumbricoides with their age (p=0,965), level of education (p=0,610), source of knowledge (p=1,000), and prior knowledge (p=1,000). The result shows students who have poor knowledge was 46 students (79.3%), fair 10 students (17.2%), and good 2 students (3.4%). Based on Kolmogorov-Smirnov test, there is no significant difference (p> 0.05) between the level of knowledge about A. lumbricoides with age, level of education, prior knowledge and source of knowledge. It was concluded that students have poor knowlege about A. lumbricoides and has no significant relationship with their demographic charateristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>