Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nydia Amelia Madiadipura
"Pada penelitian ini, percobaan telah dilakukan untuk memanfaatkan bahan sisa-sisa biomasa secara efisien untuk mengambil kembali hidrogen dari campuran gas CH4 -; H2 yang banyak ditemukan pada unit Hydrocracking di Kilang Minyak. Bagian dari percobaan ini adalah pembuatan karbon aktif berbasis tempurung kelapa yang diproses melalui aktivasi kimia dan fisika dengan menggunakan ZnCl2 25 dan dilanjutkan dengan aktivasi pada 800 C dengan aliran N2 selama satu jam untuk untuk memperbesar luas permukaannya. Studi eksperimental mendetail telah dilakukan untuk adsorpsi metana dan hidrogen murni pada 20°C, serta campuran gas CH4 -; H2 pada 10, 20 dan 30°C; setiap kondisi isotermal diuji kapasitas adsorpsinya pada tekanan 1 -; 6 bar. Pengukuran dilakukan dengan teknik volumetric dan analisis gas kromatografi.
Hasil luas permukaan BET dan bilangan iod dari karbon aktif ini ialah 432,26 m2/g dan 644,80 mg/g. Adsorpsi tertinggi didapatkan pada metana murni diikuti oleh campuran gas CH4 -; H2 dengan rasio 1: 9 dan hidrogen murni. Untuk campuran gas, jumlah mol yang teradsorpsi meningkat dengan meningkatnya tekanan pada setiap isotermal; dimana pada suhu yang lebih tinggi kapasitas adsorpsinya menurun. Secara umum, seluruh metana yang terdapat pada gas campuran dapat terserap, namun pada kondisi tertentu terdapat metana yang tidak teradsorp oleh karbon aktif. Percobaan ini mengikuti model Langmuir dari adsorpsi isotermal.

In this study, attempts have been made to utilize biomass residue in an efficient way to recover hydrogen from CH4 - H2 gas mixture, which is widely found in Hydrocracking Units in Oil Refineries. Part of this attempt is to produce an activated carbon based on coconut shell, which is processed through chemical and physical activation using 25 ZnCl2 followed by activation at 800 C with N2 flow for an hour to increase its surface area. A detailed experimental study has been made for the adsorption of pure methane and hydrogen at 20°C, as well as CH4 - H2 mixture at 10, 20 and 30°C each isotherm condition undergoes a variety of pressure ranging from 1 - 6 bar. Measurements were made using volumetric technique and gas chromatograph analysis.
The resulted BET surface area and iodine number are 432.26 m2 g and 644.80 mg g, respectively. The highest adsorption is obtained for pure methane followed by CH4 - H2 mixture with 1 9 ratio and pure H2. For gas mixture, the total adsorption increases with the increase of pressure in each isotherm in which the higher temperature has lower adsorption ability. Overall, all methane in the gas mixture is adsorbed, however at certain condition a small amount of methane can be detected using Gas Chromatograph analysis. The trend of this experiment fits the Langmuir model of isothermal adsorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Nabila Putri
"Recovery hidrogen dari off gas unit hydrocracking dengan teknlogi adsorpsi dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses pada kilang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif dari cangkang kelapa sawit teraktivasi H3PO4 untuk digunakan sebagai adsorben. Karbon aktif yang dihasilkan mempunyai karakteristik luas permukaan BET 414,92 m2/g dan bilangan iodin 716 mg/g. Uji adsorpsi dilakukan pada gas methana dan hidrogen murni pada 20°C serta campuran CH4/H2 pada keadaan isotermal 10 - 30°C dengan tekanan 1 - 6 bar.
Pengukuran menggunakan teknik volumetrik. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa gas CH4 murni paling banyak teradsorpsi diikuti campuran CH4 1,5 /H2 dan H2 murni. Pada adsorpsi isotermal CH4 8,5 /H2, gas teradsorpsi meningkat dengan peningkatan tekanan dan suhu yang lebih rendah dengan total mol adsorpsi tertinggi sebesar 0,225 mmol/g KA. Berdasarkan analisis GC-TCD, kandungan CH4 hingga 8,5 pada campuran seluruhnya teradsorpsi. Data hasil uji adsorpsi direpresentasikan dengan baik oleh model adsorpsi isotermal Langmuir.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking unit by adsorption could be applied to increase the efficiency process of refinery unit. The objective of this study is to obtain palm shell based activated carbon that is activated by H3PO4 to be used as adsorbent. Produced activated carbon have BET surface area characteristic of 414,91 m2 g and iodine number of 716 mg g. Adsorption test is done for pure methane, and pure hydrogen at 20°C and CH4 H2 gas mixture at 10 ndash 30°C isothermal condition with pressure 1 ndash 6 bar.
Measurement were made using volumetric technique. The result of adsorption test shows adsorption of pure CH4 was highest followed by mixture gas of CH4 1,5 H2 with then pure H2. The adsorption of CH4 8,5 H2 is increasing at higher pressure and lower temperature with highest mol adsorption of 0,225 mmol g AC. Based on GC TCD analysis, methane composition up to 8,5 in gas mixture is all adsorbed to activated carbon. The trend of isothermal adsorption also fits the Langmuir model of isothermal adsorption
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faracitra Akuwalifah Kusumadewi
"Hydrogren recovery dari off-gas di hydrocracking unit dengan metode adsorpsi merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan efektivitas pada unit refinery. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat karbon aktif dari limbah ampas kopi yang akan digunakan sebagai adsroben pada proses hydrogen recovery. Limbah ampas kopi dipilih menjadi bahan baku bioadsorben karena memiliki kadar lignoselulosa yang baik serta mudah didapatkan di Indonesia. Metode aktivasi limbah ampas kopi adalah aktivasi kimia dengan ZnCl2 sebagai activating agent pada suhu 600°C.
Luas permukaan karbon aktif diuji dengan metode BET dan bilangan Iod, sementara morfologi dan kompisisinya akan diuji dengan metode SEM-EDX. Uji kapasitas adsorpsi karbon aktif dilakukan dengan campuran gas metana dan hidrogen untuk mengetahui kemampuan karbon aktif dalam proses recovery hidrogen. Uji adsorpsi dilakukan pada gas metana dan hidrogen murni pada suhu 20°C serta campuran CH4/H2 pada keadaan isotermal 10-30°C dengan tekanan 1 6 bar.
Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif berbahan dasar ampas kopi memiliki luas permukaan sebesar 728,07 m2/g dan bilangan iodin sebesar 2248 mg/g. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat mengadsorpsi gas CH4 murni 2,4 kali lebih banyak daripada gas H2 murni. Hasil ini menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk pemisahan CH4/H2.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking unit by adsorption is one of the process that could increase the efficiency process of refinery unit. The purpose of this research is to make coffee grounds based activated carbon bioadsorbent that will be used in hydrogen recovery proses. Coffee ground is selected as bioadsorbent because it has high lignocellulose content and easily obtained in Indonesia.The carbon was prepared by chemical activation using ZnCl2 at temperature 600°C.
The surface area of produced activated carbon was measured using BET and Iodine number, while its surface morfology and composition were characterized using SEM EDX. The adsorption capacity of activated carbon and its selectivity will be tested using hydrogen methane gas mixture adsorption to determine the ability of activated carbon in separating hydrogen from methane. The test was carried out on pure methane and hydrogen gas at 20oC and a mixture of CH4 H2 mole ratio 4 1 at 10°C, 20°C and 30°C and pressures from 1 to 6 bar.
The results of this study show that the activated carbon can be successfully produced having specific surface area of 728.07 m2 g and iodin number of 2248 mg g. The result shown that the adsorption of pure CH4 gas at the same pressure was 2.4 times greater than pure H2. The adsorption test indicates that the produced activated carbon might be used for hydrogen methane separation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nazif
"Tempurung kelapa dipilih menjadi bahan dasar adsorben pada masker dalam menyerap gas CO2 karen memiliki kandungan selulosa sebesar 26,60 , kandungan hemiselulosa 27,70 dan kandungan lignin sebesar 29,40 serta produksinya yang tinggi 61 juta ton atau 33,94 dari produksi dunia. Metode aktivasi tempurung kelapa dilakukan secara fisika menggunakan CO2 pada suhu 850 0C, dan secara kimia dengan ZnCl2 pada suhu 80 0C dilanjutkan dengan pirolisis menggunakan N2 pada suhu 650 0C. Karakterisasi yang digunakan adalah BET untuk mengetahui luas permukaan karbon aktif.
Melalui uji BET didapatkan luas permukaan karbon teraktivasi kimia sebesar 432,26 m2/g dan yang teraktivasi fisika sebesar 323,57 m2/g. Selanjutnya kapasitas adsorpsi masker karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO2 dan udara selama satu jam, lalu mengukur perbedaan konsentrasi CO2 masukan dan keluaran dengan CO2 detector.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi polutan, didapatkan bahwa variasi terbaik adalah masker dengan massa karbon aktif 6 gram, teraktivasi kimia, dan dengan menggunakan perekat TEOS yang mampu mengadsorpsi polutan CO2 sebesar 76,52 . Masker yang dibuat pada penelitian ini memliki waktu jenuh selama empat jam pada kondisi konsentrasi CO2 yang tinggi.

Adsorbent in mask to absorb CO2 gas because it has cellulose content of 26.60 , hemicellulose content 27.70 and lignin content of 29.40 and its production is 61 million ton or 33.94 of world production. The method of coconut shell activation was done physically using CO2 at 850 0C, and chemically with ZnCl2 at 80 0C followed by pyrolysis using N2 at 650 0C. The characterization used is BET to measure surface area of activated carbon.
Through BET test, it was found that the chemical activated carbon surface area is 432.26 m2 g and the physical activation is 323.57 m2 g. Furthermore, the adsorption capacity of the activated carbon mask is tested in the compartment chamber by flowing a mixture of CO2 and air for an hour, then measuring the CO2 input and output CO2 difference using CO2 detector.
Based on the results of adsorption test, it was found that the best variation is a mask with 6 gram active carbon mass, chemical activated, and by using TEOS as adhesive capable of adsorbing CO2 pollutant by 76.52 . Mask made in this research has saturated time for four hours under high CO2 concentration conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melody Gita Mahardhika Oratmangun
"Recovery hidrogen merupakan salah satu proses krusial yang ada di kilang minyak, karena proses tersebut dapat membantu menurunkan biaya operasional proses pengolahan minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif dari bambu Betung yang diaktivasi oleh larutan H3PO4 dan K2CO3 untuk kemudian digunakan sebagai adsorben dalam proses recovery hidrogen. Masing-masing aktivasi kimia di dalam reaktor berlangsung selama 30 menit.
Karbon aktif yang didapat dari penelitian ini memiliki bilangan Iodin sebesar 916,4 mg/g dan luas permukaan BET sebesar 465,2 m2/g. Kandungan karbon pada karbon aktif dari bambu betung ini senilai 74,83. Karbon aktif digunakan untuk memisahkan gas hidrogen dan metana dari campuran keduanya pada suhu 10, 20, 30°C dengan variasi tekanan 1 ndash; 6 bar.
Hasil yang didapatkan dari uji adsorpsi isotermal memperlihatkan bahwa karbon aktif tersebut dapat mengadsorpsi gas campuran paling tinggi pada suhu 10°C dengan tekanan 6 bar, yaitu senilai 0,247 mmol/g. Metana memiliki kemampuan untuk diadsorpsi 2,2 kali lebih besar dibandingkan dengan hidrogen. Hasil dari penelitian ini juga memenuhi pemodelan adsorpsi isotermal Langmuir. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan dari penelitian ini dapat diaplikasikan dalam proses recovery hidrogen dari campuran gas hidrogen dan metana.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking and hydrotreating unit is one of the crucial processes in an oil and gas refinery unit as this process helps in lowering the expenses for operations. This study aims to obtain activated carbon that is made from Betung bamboo which can be used as the adsorbent in this process. The activated agents used are H3PO4 and K2CO3, respectively. Each activation lasts for 30 minutes.
The results of the characterization test shows that the Iodine number of the activated carbon produced reaches 916.4 mg g with BET surface area of 465.2 m2 g. SEM EDX analysis shows that the carbon content is 74.83 . The activated carbon obtained is used to separate Hydrogen and Methane from its mixture at 10, 20 and 30°C with pressure variations of 1 ndash 6 bar.
The results indicate that the maximum number of moles adsorbed from CH4 21.5 H2 gas mixture is 0.247 mmol g, that has been carried out at 6 bar with temperature of 10°C. Methane has 2.2 times higher adsorption capacity than hydrogen, therefore, the Betung bamboo based activated carbon produced from this research can be applied as the adsorbent in the separation process of CH4 H2 mixture and it fits the Langmuir model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Mulia
"ABSTRAK
Produk bioetanol sebagai bahan bakar alternatif masih perlu ditingkatkan kemurniannya sehingga memenuhi standar fuel grade ethanol 95%v/v. Pada prosesnya, etanol hasil fermentasi memiliki kemurnian 5-12%b/b. Salah satu metode pemurnian yang dapat digunakan adalah adsorpsi yang memiliki efisiensi energi baik. Media adsorben akan mengalami kejenuhan dalam waktu tertentu, sehingga perlu dilakukan regenerasi adsorben. Penelitian ini membahas pengaruh regenerasi adsorben terhadap proses pemurnian tahap awal dari campuran etanol-air menggunakan proses adsorpsi kontinu pada unggun tetap. Material adsorben yang diuji dalam penelitian ini adalah karbon aktif Calgon bekas yang telah diregenerasi dengan metode pemanasan oven drying dengan temperatur 115°C. Digunakan campuran etanol-air dengan kemurnian etanol 10%v/v dan 50%v/v. Uji adsorpsi dilakukan dengan kondisi operasi suhu dan tekanan ruangan, serta laju alir 10 mL/menit melalui kolom adsorpsi unggun tetap secara kontinu selama 5 jam hingga adsorben karbon aktif jenuh. Hasil dari penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk kurva breakthrough yang menunjukkan performa adsorpsi. Hasil kemurnian etanol tertinggi sebesar 59,04%v/v pada konsentrasi awal etanol 50%v/v dan 27,12%v/v pada konsentrasi awal etanol 10%v/v. Kinerja adsorben teregenerasi mengalami penurunan sekitar 10% setelah dilakukan regenerasi, dengan kapasitas adsorpsi 0,156 pada konsentrasi awal etanol 50%v/v dan 0,225 pada konsentrasi awal etanol 10%v/v.

ABSTRACT
Bioethanol product as an alternative fuel needs enhancement of purity to meet the standard of 95%v/v. In the process, the ethanol produced from fermentation has purity of 5-12%w/w. One of the purification methods that can be used is adsorption that has good energy efficiency. However, regeneration on spent adsorbents is needed in consideration of economic aspects. This study discusses the effects of regenerated adsorbents in the initial-stages purification process of ethanol-water mixture in fixed-bed continuous adsorption. Spent Calgon activated carbon is regenerated using oven drying method with the temperature of 115°C. This study is using ethanol purity of 10%v/v and 50%v/v. The research is carried out under operating conditions of atmospheric temperature and pressure, and flow rate of 10 mL/minutes through a fixed-bed continuous adsorption column for 5 hours until the adsorbent is saturated. The results of this study are presented in breakthrough curves that shows the adsorption performance. The highest ethanol purity yield of 59.04%v/v for ethanol initial concentration 50%v/v, and 27.12%v/v for ethanol initial concentration 10%v/v. The adsorption performance is decreased about 10% after the regenerated adsorbents is in use with adsorption capacity of 0.156 for ethanol initial concentration 50%v/v and 0.225 for ethanol initial concentration 10%v/v.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Hanafi
"Limbah kulit durian dipilih menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif sebagai adsorben gas buang CO dan hidrokarbon karena mengandung selulosa yang tinggi serta diproduksi dalam jumlah yang tinggi yaitu mencapai 700 ribu ton per tahun. Metode aktivasi limbah kulit durian dilakukan malalui aktivasi kimia dan fisika. Aktivasi kimia menggunakan H3PO4 sebagai activating agent sedangkan aktivasi fisika menggunakan N2. Karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika ini akan dimodifikasi dengan MgO agar kapasitas adsorpsi dalam menyerap CO dan hidrokarbon dapat meningkat. Karakterisasi yang digunakan adalah uji bilangan iod, SEM dan EDX untuk mengetahui luas permukaan, topografi dan kandungan pada karbon aktif.
Melalui pengujian bilangan iod didapatkan luas permukaan terbaik dengan modifikasi MgO pada rasio 70:30 yaitu sebesar 1149,48 m2/g. Untuk aktivasi kimia fisika, modifikasi MgO rasio 80:20 dan modifikasi MgO rasio 90:10 berturut turut didapatkan luas permukaan sebesar 798 m2/g, 890,23 m2/g dan 859,91 m2/g. Persen penurunan konsentrasi CO dan hidrokarbon terbaik yaitu dengan menggunakan karbon aktif hasil modifikasi MgO rasio 70:30 dengan panjang tabung adsorpsi 5 cm yaitu sebesar 99,14 untuk CO dan 87,73 untuk hidrokarbon.

Durian Shell waste is selected as raw material for making activated carbon as CO and hydrocarbon adsorbent because it contains high cellulose and produced in high number until 700 thousand tons per year. The activation method of durian shell by using chemical and physical acvtivation. Chemical activation using H3PO4 as activating agent and physical activation using N2. The activated carbon from chemical physical activation will modified by MgO to increase adsorption capacity in adsorbing CO and hydrocarbon. Characterization of active carbon used iod number, SEM and EDX to know surface area, topography and the content of activated carbon.
The best surface area from testing iod number is activated carbon with modified MgO ratio 70 30 that have a surface area of 1149.48 m2 g. For the activation of chemical physical, MgO modified ratio 80 20 and MgO modified 90 10 respectively obtained a surface area of 798 m2 g, 890.23 m2 g and 859.91 m2 g. the capacity adsorption is the best by using activated carbon modified MgO ratio 70 30 with 5 cm tube adsorption that is 99.14 for CO and 87.73 for hydrocarbons. Keywords CO and hydrocarbon gases, activated carbon, activation method, modified active carbon, characterization of activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadillah Utama Putera
"Isu lingkungan mengenai pemanasan global dan penipisan ozon merupakan faktor pendorong inovasi ramah lingkungan. Oleh karena itu, dikembangkanlah alat pendingin adsorpsi menggunakan metanol yang ramah lingkungan sebagai refrigeran dan karbon aktif sebagai adsorben. Sistem ini menggunakan metanol sebagai refrigeran yang memiliki karakteristik zero ozone depletion potential (ODP) dan zero global warming potential (GWP). Faktor yang paling penting dalam upaya peningkatan kapasitas pendinginan adalah dengan meningkatkan perpindahan panas dan massa di dalam adsorber/desorber dengan cara memperbesar luas bidang perpindahan panas adsorben dan mengembangkan material adsorben baru yang memiliki nilai laju penyerapan yang tinggi.
Alat pengujian adsorpsi yang dibuat terdiri dari adsorber dan adsorbat storage yang disatukan dalam sebuah sistem dan variasi bentuk karbon aktif untuk mengetahui karakteristik proses adsorpsi dan efek pendinginan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metanol sebanyak 120 ml dan karbon aktif sebanyak 100 gr selama proses adsorpsi 60 menit. Perbedaan temperatur terendah yang dicapai di adsorbat storage adalah 6ºC yaitu saat adsorben divariasikan bentuknya dengan menggunakan jaring yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan adsorben dengan mass transfer lebih tinggi.

Environmental issues about global warming and ozone depleting are the factors stimulating green innovation. Therefore, adsorption refrigeration system has been developed with methanol as a green refrigerant and activated carbon as adsorbent. Methanol is a refrigerant which have characteristic zero ozone depletion potential (ODP) and zero global warming potential (GWP). Important factor to increase cooling capacity is increase heat transfer and mass inside of adsorber with increase face of heat transfer of adsorbent and improve new material for adsorbent which has high rate adsorption value.
Experimental device adsorption consists of adsorber and adsorbat storage as a system and variation of activated carbon to understand characteristic of adsorption process and refrigeration effect. Experimental is done using 120 ml of methanol and 100 gr of activated carbon during adsorption procees 60 minutes. Lowest temperature difference achieved on adsorbat storage is 6ºC which is when apply variation form of activated carbon using net in order to expand surface area with higher mass transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrix Gloria
"ABSTRAK
Hasil pembakaran kendaraan berenergi fosil serta emisi dari aktivitas industri mengakibatkan meningkatnya kadar CO2 di udara. Gas CO2 dikenal sebagai salah satu gas rumah kaca yang dapat mengikis lapisan ozon serta meningkatkan resiko terjadinya pemanasan global. Berbagai teknologi CO2 Capture yang telah ada saat ini kurang efisien dari segi biaya maupun energi yang dibutuhkan. Teknologi adsorpsi CO2 dari udara dengan menggunakan karbon aktif merupakan metode yang efektif karena karbon aktif dapat diproduksi dari berbagai sumber agrikultur, teknologinya sederhana serta membutuhkan biaya yang tidak besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kemampuan adsorpsi karbon aktif yang berasal dari Bambu Petung yang diaktivasi dengan metode aktivasi fisika dan metode aktivasi kimia. Kemampuan adsorpsi kedua jenis karbon aktif ini diuji melalui kolom adsorpsi fixed bed yang dialiri campuran gas CO2/Udara dengan memvariasikan konsentrasi CO2 pada suhu dan tekanan ambien. Keluaran fixed bed dianalisis dengan menggunakan Gas Analyzer. Data adsorpsi CO2 pada karbon aktif akan direpresentasikan dalam kurva Langmuir dan kurva breakthrough. Data-data yang didapatkan pada penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan desain alat adsorpsi CO2 misalnya untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai karbon aktif jenuh dan harus diganti, juga dibutuhkan sebagai input untuk pemodelan simulasi adsorpsi. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi awal CO2 dalam udara mempercepat waktu breakthrough dan kapasitas adsorpsinya juga semakin besar.

ABSTRAK
Combustion gas produced from fossil fuel for vehicles as well as emissions from industrial activity resulted in increased levels of CO2 in the air. CO2 is known as one of the greenhouse gases that may erode the ozone layer and increased risk of global warming. Various CO2 Capture technologies that already exist today is less efficient in terms of cost and energy required. Adsorption technology to eliminate CO2 in air using activated carbon is an effective method since activated carbon can be produced from a variety of agricultural sources, the technology is simple and need no high cost. This study aimed to obtain the adsorption capacity of CO2 in air on activated carbon derived from Petung Bamboo both with physical and chemical activation method. The adsorption ability of both types of activated carbon was tested through a fixed bed adsorption column by flowing gas mixtures of CO2 / air with varying concentrations of CO2 in ambient temperature and pressure. The gas stream leaving fixed bed were analyzed using Extech CO2 Monitor. CO2 adsorption data on activated carbon will be represented in the Langmuir curve and breakthrough curves. The data obtained in this study could be used for CO2 adsorption equipment design, for instance to know how long it takes until the activated carbon is saturated and must be replaced, also needed as input to simulation modeling of adsorption. The results shows the increasing of inlet concentration makes quicken the breakthrough time and also increase the adsorption capacity.."
2016
S63141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Anggriany
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa sawit dengan bahan pengaktif ZnCl2 terhadap penurunan konsentrasi gas CO serta penjernihan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC selama 2 jam lalu dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan ZnCl2 dengan konsentrasi 25%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Industri Indonesia dengan luas permukaan sebesar 743 m2/gram, kadar air 14,5%, dan kadar abu total 9,0%. Selain itu karbon aktif yang dihasilkan juga dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi gas CO dari hasil kebakaran dengan persen adsorpsi gas CO sebesar 11,3% pada ukuran partikel 50-37 μm.

This research was conducted to determine the effect of activated carbon made from coconut palm with ZnCl2 as activating agent to decrease the concentration of CO gas and fire fumes purification. The activation process is done chemically and physically. Carbonization was carried out at 400oC for 2 hours and then followed by chemical activation with ZnCl2 at concentrations of 25%. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850ºC.
This research produces activated carbon which follows Indonesian Industry Standard with surface area 743 m2/gram, water content 14.5%, and total ash content 9.0%. The activated carbon produced can also be applied to adsorb CO gas from the fire with the percent adsorption of CO gas by 11.3% in the particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>